Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu :
1.Menyiapkan perlatan dan tempat untuk melahirkan.
2.Menyiapkan alat resusitasi bayi
3.Melakukan penilaian awal pada bayi baru lahir.
4.Melakukan tindakan bantuan hidup bayi baru lahir
5.Mengetahui cara mengontrol suhu pada bayi baru lahir
6.Mengetahui perubahan pedoman resusitasi bayi baru lahir untuk tahun 2010
Persiapan peralatan dan tempat untuk melahirkan.
1.Siapkan tempat yang hangat, cahaya cukup, aliran udara bebas.
2.Tempat resusitasi yang datar ditempatkan di bawah pemanas.
3.Handuk dan selimut bayi yang kering hangat
4.Alat steril untuk memotong tali pusat dan sarung tangan steril untuk petugas dan
asisten.
5.Alat hisap dengan kateter suction sesuai ukuran
6.Gaugz steril dan betadin
Penanganan :
a.Tidak perlu penanganan khusus.
b.Cukup dikeringkan diselimuti dengan handuk hangat.
c.Diserahkan kepada ibunya untuk menyusui dini. Kontak kulit dengan ibu akan
membantu menghangatkan bayi.
2.Pernafasan tidak adekuat atau apnoe
Tonus otot normal
Penanganan :
a.Keringkan dan selimuti.
b.Bantu napas dengan sungkup untuk memberi inflasi tekanan positif.
c.Bila tidak ada perbaikan disiapkan untuk kompresi dada.
Suction diperlukan hanya jika jalan nafas terhambat dan paling baik dilakukan
dengan
3.Bayi yang prematur (≤ 32 minggu usai kehamilan) tidak dapat mencapai saturasi
oksigen yang sama seperti yang dicapai oleh bayi matur. Oleh karena itu campuran
oksigen dan udara harus diberikan secara tepat dan penggunaannya dipandu oleh
oksimetri. Jika campuran oksigen dan udara tidak tersedia, maka dapat menggunakan
penggunaan apa yang tersedia.
4.Bayi yang prematur kurang dari 28 minggu usia kehamilan harus dibungkus secara
menyeluruh menggunakan food grade plastic atau bayi dibungkus sampai daerah
leher, tanpa mengeringkan, segera setelah lahir. Kemudian harus dirawat di bawah
radiant heater dan distabilisasi. Bayi tersebut harus tetap dibungkus sampai suhunya
diperiksa kembali. Untuk bayi ini, suhu ruang bersalin setidaknya 26º C
5.Rekomendasi untuk resusitasi bayi baru lahir, ratio antara kompresi : ventilasi pada
CPR adalah 3 :1.
6.Tidak direkomendasikan melakukan aspirasi mekonium dari hidung dan mulut pada
bayi yang belum lahir dimana kepala masih berada di perineum. Segera inspeksi
daerah orofaring untuk menghilangkan hal – hal yang dapat menyebabkan obstruksi,
terutama jika bayi yang lahir dalam keadaan apneu karena adanya mekonium. Jika
tersedia peralatan yang lengkap dapat dilakukan intubasi trakhea dan suction. Apabila
usaha intubasi tidak berhasil maka mulai ventilasi menggunakan masker terutama
pada bradikardia persisten.
7.Jika adrenalin (epinefrin) telah diberikan, direkomendasikan menggunakan jalur
intravena dengan dosis 10 – 30 µg/kgBB. Jika jalur trakea yang digunakan maka
dibutuhkan dosis minimal 50 – 100 µg/kgBB untuk mencapai efek yang sama dengan
10 µg/kgBB secara intravena.
8.Deteksi ekshalasi karbon dioksida selain sebagai penilaian klinik direkomendasikan
juga sebagai metode yang paling tepat untuk mengkonfirmasi pemasangan tracheal
tube pada neonatus dengan sirkulasi spontan
9.Bayi matur atau hampir matur yang baru lahir disertai hipoksia moderat hingga
berat akan berkembang menjadi ensefalopati iskemia, maka dipertimbangkan terapi
hipotermia. Hal ini tidak langsung memberikan efek resusitasi tetapi penting untuk
post perawatan resusitasi.