Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kelainan jantung bawaan berupa lubang didinding pemisah (septum) antara bilik
kanan dan bilik kiri jantung. Pada kebanyakan kasus, defek septum ventrikel
muncul dibagian bawah katup aorta. Katup ini berfungsi mengontrol aliran darah
dari bilik kiri ke pembuluh darah aretri utama dalam tubuh, yaitu aorta.
kerja jantung menjadi lebih berat. Kelainan anatomi jantung ini pada umumnya
merupakan kelainan bawaan yang didapat sejak lahir. Jika berukuran kecil, defek
Namun jika berukuran besar, lubang ini harus ditutup melalui operasi.
Defek septum ventrikel (Ventricular Septal Defect/ VSD), terjadi pada 1,5
– 3,5 dari 1000 kelahiran hidup sekitar 20-25% dari seluruh angka kejadian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
kelainan jantung bawaan berupa lubang didinding pemisah (septum) antara bilik
kanan dan bilik kiri jantung. Pada kebanyakan kasus, defek septum ventrikel
muncul dibagian bawah katup aorta. Katup ini berfungsi mengontrol aliran darah
dari bilik kiri ke pembuluh darah aretri utama dalam tubuh, yaitu aorta.
kerja jantung menjadi lebih berat. Kelainan anatomi jantung ini pada umumnya
merupakan kelainan bawaan yang didapat sejak lahir. Jika berukuran kecil, defek
Namun jika berukuran besar, lubang ini harus ditutup melalui operasi.
B. Etiologi
dengan alkohol.
secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada
c. Kelainan kromosom
C. Klarifikasi
diperdebatkan. Untuk tujuan penatalaksanaan medis dan bedah, berikut ini akan
anatomik.
yang teliti. Klarifikasi ini penting selain untuk memberi informasi prakaterisasi,
juga membantu ahli bedah untuk merencanakan terapi bedah. Disamping itu, pada
defek subarterial angka kejadian insufisiensi aorta akibat prolaps daun katup aorta
cukup tinggi.
paling jelas terdengar pada tepi kiri bawah sternum (Defek yang
5. Anoreksia
6. Takipnea
dan penutupan katup pulmonal teraba jelas pada sela iga ketiga
kiri dekat dengan sternum, dan mungkin teraba getaran bising
E. Patofisiologi
kanan. Diameter defek ini berfariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Kira-kira 20% dari defek
ini pada anak adalah defek sederhana (yaitu kecil). Banyak diantara yang menutup
secara spontan. Kira-kira 50% - 60% anak-anak yang menderita defek ini
memiliki defek berukuran sedang dan menunjukan gejalanya pada akhir masa
anak-anak. Defek ini sering terjadi bersamaan dengan defek jantung lain.
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah
pulmonal
Eisenmenger).
Keseriusan gangguan ini bergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmonal.
Jika anak asimtomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal
jantung kronis atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau
Dengan defek yang lebih besar, anak akan menunjukkan gejala yang sama,
tetapi lebih hebat dan dapat timbul dalam bulan pertama kehidupan.
F. Penatalaksanaan Medis
dengan defek septum ventricular dan gagal jantung kronis berat pada unit
perawatan kritis.
sistolik serta tekanan nadi; sedikit sekali atau tidak ada efeknya pada
sistolik.
G. Pemeriksaan Fisik
1) VSD kecil
- Palpasi:
Impuls ventrikel kiri jelas pada afek kordis. Biasanya teraba getaran
- Auskultasi:
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung
2) VSD besar
- Infeksi :
nafas pendek dan retraksi pada jugulum sela interkostal dan regio
epigastrium.
- Palpasi :
dada.
- Auskultasi :
H. Pemeriksaan penunjang
1. Kateterisasi jantung menunjukan adanya hubungan abnormal antar
ventrikel
4. Uji masa protrobin (PT) dan masa tromboplastin parsial (PTT) yang
kecenderungan perdarahan.
I. Cara Pengobatan
dapat diberikan untuk mengatasi gejala sebelum operasi dapat dilakukan, atau
Pada defek septum ventrikel yang berukuran kecil, seringkali lubang dapat
menutup dengan sendirinya. Pada kasus seperti ini, obat-obatan juga dapat
adalah:
2. Pembedahan jantung.
Dilakukan dengan membuka rongga dada dan melakukan penjahitan
lubang pada septum jantung. Selama pembedahan berlangsung, kerja jantung dan
Pada prosedur gabungan, sayatan yang dibuat hanya berukuran kecil untuk
memasukkan kateter ke jantung, tanpa membuka rongga dada dan tanpa perlu
dilakukan melalui kateter. Dengan luka yang lebih minimal, masa pemulihan
dengan prosedur ini tentu saja lebih cepat dibandingkan dengan prosedur
pembedahan.
dari tubuh sehingga kerja jantung lebih ringan dan pasien merasa lebih
baik,
4. Perawatan/ terapi
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
3. Aritmia
5. Pendarahan
pembedahan
2. Diagnosis Keperawatan
1. Ansietas
2. Intoleran aktivitas
6. Risiko infeksi
7. Risiko cedera
a. Perawatan Praoperasi
a. Tanda-tanda vital
e. Suhu ekstremitas
Bantu dan dukung anak selama melaksanakan uji laboratorium dan uji
diagnostic
b. Perawatan Pascaoperasi
a. Tanda-tanda vital
e. Edema periorbital
f. Efusi pleura
h. Tekanan arterial
i. Irama jantung
jam pertama
a. Turgor kulit
c. Berat jenis
e. Keluaran urine
4. Pantau adanya tanda dan gejala gagal jantung kronis
c. Lembapkan udara
LAPORAN KASUS
A. Identitas pasient
Nama : By. D
Usia : 41 tahun
Pendidikan : SD
Usia : 37 tahun
Pendidikan : SD
Penghasilan :-
B. Anamnesa (Heteroanamnesa dari ibu pasien)
sesak nafas sejak 10 hari SMRS, sesak muncul hilang dan timbul,
kejang berupa kedua tangan dan kaki yang tiba-tiba melipat kemudian
sebelumnya.
tiap kali batuk. Batuk tidak menggonggong. Tidak ada periode tarikan
5. Pada pasien ini tidak didapatkan riwayat diare dan biduran. Nafsu minum pasien
c. Riwayat terapi
1. Selama dirawat di RSI Aissyiyah, pasien mendapat terapi infus C 1:4 (glukosa
2. Pasien juga mendapat obat penurun panas (Paracetamol) berbentuk puyer yang
keluarga disangkal.
3. Tidak ada keluarga pasien yang menderita batuk dan demam tinggi.
4. Tidak ada keluarga pasien yang menderita asma, pilek & bersin-
e. Riwayat Imunisasi
1. Ibu tidak membawa KMS tapi masih bisa mengingat imunisasi yang
sudah didapat.
2. BCG (+) (berdasarkan anamnesa dan ditandai dengan adanya BCG scar di
lengan kanan
4. DPT (-)
6. Campak (-)
c. Riwayat Perkembangan
simetris
1. Sejak lahir pasien sudah diberi susu formula Bendera 1 dan ASI.
e. Riwayat kehamilan
tidak pernah pijat kehamilan, tidak ada riwayat demam, tidak ada
1. Pasien lahir di RS Ben Mari, bayi lahir dengan cara sectio caesaria atas
cukup bulan berat badan lahir 3100 gram, bayi lahir langsung
menangis, riwayat ketuban pecah lama tidak ada, ibu tidak tahu warna
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: Anak apatis, tampak sakit berat, nafas sesak (cepat dan
2. Tanda Vital :Nadi =150-160 x / menit reguler kuat TD = 110/70 mmHg Tax =
5. Wajah : simetris, tidak ada ruam , sianosis (-), old man face (-)
6. Mata : Pupil isokor diameter 2 mm/ 2 mm dengan reflek cahaya (+), Strabismus
11. Thorak Inspeksi : Bentuk dada kesan normal dan simetris, gerakan dinding
subcostal, iga gambang (-) a. Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
reguler, murmur sistolik di ICS IV parasternal kiri grade 3/6, gallop (-) b. Paru-
12. Abdomen Inspeksi : Kulit abdomen : Jaringan parut (-), dilatasi vena (-),
rash (-), massa (-), Herniasi (-). Auskultasi : Bising usus (+) menurun,
bruit (-), Perkusi : Meteorismus (-), shifting dullness (-) Palpasi : Soefl,
turgor kembali dalam 1 detik. Hepar teraba 3 cm dibawah arkus costae tepi
LLA : 10 cm
BBI : 85 %
TB : 50 cm
BB/U : < -3 SD
TB/U : ˂ -3 SD
BB/TB : 0 s/d -2 SD
Reflek Cahaya +
Kernig sign –
Brudzinski II-
TPR +1/+1
KPR +1/+1
APR +1/+1
Snout +
Babinski +/+
Trommner -/-
Chaddock -/-
Openheim -/-
Dermatosis : -
Edema +
Dermatosis
Perubahan rambut : 1
Hepatomegali : 1
Albumin : 1
Total : 3 ( Marasmus)
Hitung Leukosit : Lymfosit : 18,4% (N: 20-40%) Monosit : 6,8% (N: 2-8%)
MCV : 89 fL (N: 80 – 96) MCH : 30,4 pg/cell (N: 27 – 31) MCHC : 34,2
E. DAFTAR MASALAH
2. Asidosis respiratorik
3. Hiperkapnia
4. Hipoksia
5. Dispnea
6. Takikardi
7. Riwayat kejang
8. Penurunan kesadaran
9. Hiponatremia
10. Sesak
11. Demam
12. Batuk
13. Hepatomegali
15. Anemis
Df : Dekompensata
2. Gagal nafas
3. Ensefalopati dd ensefalitis
4. Bronkopneumonia
7. Gagal tumbuh
G. PLANNING DIAGNOSA
EKG
Ekokardiografi
Foto thorax
H. PLANNING TERAPI
(NGT) Paracetamol syrup 4 x 2,5 ml (60 mg) (bila Tax 37,5 ºC) (15-20
mg/kgBB/kali)
I. PLANNING MONITORING
Tanda-tanda vital
Tanda-tanda syok
.Faktor lingkungan dapat berupa infeksi, paparan rokok dan alkohol yang terjadi
selama trimester awal kehamilan serta faktor usia ibu saat hamil (> 35
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang rencana diagnosis dan rencana terapi
yang akan dilakukan pada pasien. Diagnosis meliputi pemeriksaan lab dan
intervensi.
defeknya, bila ukurannya kecil maka dapat menutup spontan saat usia kurang dari 2
tahun, sementara bila ukurannya sedang atau besar maka membutuhkan tindakan
lainnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
kelainan jantung bawaan berupa lubang didinding pemisah (septum) antara bilik
kerja jantung menjadi lebih berat. Kelainan anatomi jantung ini pada umumnya
merupakan kelainan bawaan yang didapat sejak lahir. Jika berukuran kecil, defek
Namun jika berukuran besar, lubang ini harus ditutup melalui operasi.
B. Saran
referensi untuk mahasiswa keperawatan. Kami sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
http://merawatindonesiaku.blogspot.co.id/2013/10/asuhan-keperawatan-
ventricular-septal.html