You are on page 1of 11

MITOKONDRIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisme atau makhluk hidup memiliki ukuran yang berbeda-
beda. Semakin besar ukuran organisme itu, maka sel penyusunnya semakin
banyak. Tubuh kita tersusun atas bermulyar-milyar sel. Sel didefinisikan
sebagai unit struktural dan fungsional terkecil yang menyusun makhluk hidup.
Dalam menjalankan fungsinya, sel dilengkapi dengan bagian-bagian sel yag
disebut dengan organel. Salah satu organel yang penting dalam sel adalah
mitokondria.
Mitokondria adalah organel yang berperan sebagai pabrik energi yang
menghasilkan energi bagi sel dalam bentuk ATP. Mitokondria memiliki
struktur yang kecil dan tersusun atas empat bagian. Komposisi utama dari
mitokondria sendiri adalah protein. Di dalam mitokondria mitokondria untuk
membentuk energi terjadi proses yang disebut respirasi selular.

B. Pokok Pembahasan
Dalam makalah ini terdapat beberapa pokok bahasan yang akan dicoba
untuk digali sehingga diharapkan mampu menambah wawasan terkait mata
kuliah biokima, khususnya struktur dan fungsi mitokondria.
1. Bagaimana struktur dari mitokondria?
2. Apa komposisi kimia dari penyusun mitokondria?
3. Apa fungsi dari mitokondria?
4. Bagaimana siklus hidup mitokondria?
5. Adakah kelainan pada DNA?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen biokimia dan untuk
mengetahui serta menambah wawasan mengenai struktur dan fungsi
mitokondria.
BAB II
ISI

A. Sejarah Penemuan Mitokondria


Mitokondria pertama kali diamati dan diisolasi dari sel pada tahun 1850
oleh Kollicker melalui pengamatannya pada jaringan otot lurik serangga.Ia
menemukan adanya granula-granula dengan struktur yang bebas dan tidak
berhubungan secara langsung dengan struktur internal sel. Pada tahun 1890,
Altmann mengidentifikasi granula-granula tersebut dan Ia berikan nama
bioblast. Istilah tersebut diganti dengan mitokondria (Yunani: mito yang berarti
benang danchondrion yang berarti granula) sebab penampakan granula-granula
tersebut menyerupai benang bila diamati dengan menggunakan mikroskop
cahaya.
Pada tahun 1900, Michaelis menunjukkan bahwa di dalam mitokondria
berlangsung reaksi-reaksi oksidatif.Pada tahun 1911, Warburg menemukan
bahwa mitokondria mengandung enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi-
reaksi oksidatif sel. Pada tahun 1911, Kingsbury mendukung bahwa
mitokondria merupakan tempat spesifik untuk reaksi-reaksi oksidasi.Pada
tahun 1930, Sir Hans Krebs menjelaskan beberapa reaksi siklus asam
trikarboksilat atau daur Krebs.Dari tahun 1950, Lehninger, Green, Kennedy,
dan Hogeboom dan lain-lain menunjukkan secara jelas reaksi-reaksi seperti
oksidasi asam lemak, fosforilasi oksidatif serta sifat-sifat lain mitokondria
(Sheeler dan Bianchii, 1983).

B. Struktur Mitokondria
Mitokondria dijumpai baik pada sel hewan maupun pada sel tumbuhan.
Ukuran mitokondria kira-kira sama dengan ukuran rata-rata bakteri basil.
Mitokondria hati secara umum agak memanjang dengan diameter kira-kira 0,5-
1,0 µm dan panjang kira-kira 3 µm. Umumnya panjang mitokondria dapat
mencapai 7 µm (Sheeler & Bianchi, 1983; Thorpe, 1984).
Di dalam sel mitokondria terletak secara acak seperti pada hati atau
tersusun teratur dengan pola-pola tertentu seperti pada sel sperma.Contoh yang
paling umum adalah susunan yang teratur dari mitokondria diantara serabut-
serabut di dalam otot lurik.Mitokondria umumnya ditemukan pada tempat-
tempat di dalam sel yang membutuhkan energi dalam jumlah yang besar,
misalnya pada otot lurik dan flagel sperma.Untuk melaksanakan fungsinya,
sangat tergantung pada persediaan ATP yang dihasilkan oleh mitokondria.

Jumlah mitokondria per sel sangat bervariasi diantara berbagai tipe sel,
mulai dari nol sampai ratusan ribu.Algae
takberwarna,Leucothrix danVitreoscilla, tidak memiliki mitokondria.
Spermatozoa tertentu dan flagella sepertiChromulina hanya mengandung satu
mitokondria per sel. Hati memiliki mitokondria rata-rata 800 per sel dan
beberapa telur landak laut dan amoeba raksasa Chaos chaos mengandung
500.000 mitokondria per sel. Dalam beberapa hal, terdapat hubungan antara
jumlah mitokondria per sel dan keperluan metabolisme sel.
Mitokondria dibatasi oleh membran ganda, yaitu membran dalam dan
membran luar.Setiap membran memiliki ciri khas sebagai unit
membran.Membran dalam tidak berhubungan dengan membran luar.Membran
dalam membagi organel menjadi dua bagian yaitu matriks dan ruang antar
membran.
Matriks berisi cairan menyerupai gel, sedangkan ruang antar membran
berisi cairan yang encer. Membran dalam memiliki permukaan yang lebih luas
dibandingkan dengan membran luar, karena membran dalam terlipat-lipat dan
masuk ke dalam matriks membentuk tonjolan-tonjolan yang dinamakan krista.
Dengan demikian, secara struktural terdapat perbedaan antara membran dalam
dengan membran luar.Selain itu, membran dalam berbeda dengan membran
luar dari segi permiabilitasnya.Membran luar permiabel terhadap berbagai
substansi yang mempunyai berat molekul berkisar 5.000 dalton.Sebaliknya
permiabilitas membran dalam terbatas, khususnya terhadap substansi-substansi
dengan berat molekul berkisar 100-150 dalton (Sheeler & Bianchi, 1983).
Struktur morfologi mitokondria yang paling bervariasi adalah krista.
Dalam satu tipe sel, mereka pada umumnya uniform dan khas pada sel. Akan
tetapi, susunan dari bentuk-bentuk yang berbeda terdapat dalam tipe-tipe sel
yang berbeda.
Umumnya mitokondria memiliki krista yang berbentuk lamella atau
tubuler. Pada bentuk lamella, krista relatif sejajar dan teratur, sedang pada
krista yang berbentuk tubular memperlihatkan tubulus-tubulus yang
terorientasi pada matriks. Pada beberapa mitokondria, susunan tubulusnya
teratur, misalnya pada Amoeba Chaos chaos.
Menurut Sheeler & Bianchi (1983), struktur mitokondria dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (i) krista susunannya menyerupai lembaran
misalnya krista pada mitokondria sel hati, (ii) krista dengan susunan yang
sangat rapat menyerupai tumpukan uang logam misalnya pada mitokondria sel
ginjal, dan (ii i) krista dengan susunan seperti jala yang dibentuk oleh saluran-
saluran yang saling beranastomosis.

C. Komposisi Kimia Mitokondria


Pada mitokondria utuh, air merupakan komponen utama yang dominan
dan ditemukan di seluruh mitokondria kecuali dalam lapisan bilayer lipida.Air
selain berperan dalam reaksi-reaksi kimia, juga berperan sebagai medium fisik
dimana metabolit dapat berdifusi diantara sistem-sistem enzim.
Komponen utama mitokondria adalah protein.Persentase protein yang
sebenarnya berkaitan dengan jumlah membran dalam yang ada.Membran
dalam terdiri atas protein, baik protein enzimatik maupun protein
struktural.Pada beberapa mitokondria, membran dalam mengandung kira-kira
60% dari total protein organel. Berdasarkan distribusi enzim di dalam
mitokondria hati tikus, telah terbukti bahwa membrane dalam mengandung
21% dari total protein mitokondria dan membran luar 40%. Menurut
perhitungan ini, kurang lebih 67% protein terdapat pada matriks dan biasanya
ditemukan dalam ruang intraseluler.
Protein mitokondria dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu
bentuk terlarut dan bentuk tidak terlarut.Protein terlarut terutama terdiri atas
enzim-enzim matriks dan protein perifer membran atau protein intrinsik
membran tertentu.Protein tidak terlarut biasanya menjadi bagian integral
membran.Beberapa dari protein ini merupakan protein struktural serta beberapa
protein enzim.Komposisi lipida mitokondria tergantung dari sumber
mitokondrianya.Namun demikian, fosfolipida merupakan bentuk yang
dominan.Umumnya fosfolipida terdiri dari ¾ dari total lipida.
Fosfatidilamin dan fosfatidiletanolamin umumnya merupakan fosfatidil
dalam jumlah yang besar pada mitokondria. Namun demikian, ditemukan
kadar kardiolipin dan kolesterol dengan konsentrasi yang rendah.
Sejumlah molekul organik sederhana yang berbeda berasosiasi dengan
membran mitokondria.Beberapa dari molekul ini adalah molekul redoks yang
ikut serta dalam transpor elektron.Ubiquinon (koenzim Q), flavin (FMN dan
FAD), dan nukleotida piridin (NAD+) secara normal terikat membran, dan
kadang-kadang berasosiasi pada hampir sebahagian besar membran dalam.

D. Kompartemen Enzim
Kurang lebih 100 enzim telah diidentifikasi berhubungan dengan
mitokondria.Kira-kira 37% dari enzim-enzim tersebut adalah oksidoredoks,
11% enzim ligase dan kurang dari 9% enzim hidrolase.Pada membran dalam,
terdapat suksinat dehidrogenase yang merupakan enzim maker, enzim-enzim
transfer elektron dan fosforilasi oksidatif berasosiasi dengan membran dalam.
Matriks mengandung sekumpulan enzim yang merupakan mediator
reaksi siklus asam trikarboksilat (TCA) dan berkaitan dengan sintesis protein
dan asam nukleat.Semua enzim-enzim TCA bebas di dalam matriks kecuali
suksinat dehidrogenase, yang merupakan satu komponen membrane dalam.Jadi
untuk piruvat, dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O di dalam
matriks.Metabolisme suksinat harus mengadakan kontak dengan membran
dalam sebelum dioksidasi menjadi fumarat.

E. Glikolisis
Respirasi seluler merupakan rangkaian peristiwa yang berlangsung
melalui pemecahan glukosa menjadi asam piruvat, perubahan asam piruvat
menjadi asetil KoA, daur krebs dan rantai pernapasan. Walaupun glikolisis
berlangsung di dalam sitoplasma, namun sebagai rangkaian dari proses
respirasi seluler, maka pada uraian berikut ini juga akan dibahas mengenai
glikolisis.
Glikolisis adalah proses penguraian molekul heksosa yang memiliki
enam atom karbon dan berlangsung secara enzimatis untuk menghasilkan dua
molekul asam piruvat yang memilki tiga atom karbon. Glikolisis merupakan
jalur utama dari katabolisme glukosa yang berlangsung di dalam sitoplasma sel
hewan, sel tumbuhan dan sel mikroba (Lehninger, 1994).
Glukosa dapat diperoleh melalui pemecahan polisakarida seperti pati dan
glikogen melalui kerja enzim fosforilase.Disakarida seperti sukrosa dan
maltosa dihidrolisis oleh sakarose menghasilkan monosakarida.
Pemecahan glukosa menjadi dua molekul piruvat berlangsung melalui 11
tahapan reaksi.Glikolisis dapat dibagi menjadi dua fase yaitu (i) fase persiapan,
dan (ii) fase produksi energi dalam bentuk ATP. Fase persiapan terdiri atas
lima tahapan reaksi. Heksosa lain seperti D-fruktosa, D-Galaktosa, dan D-
mannosa dapat masuk ke dalam fase persiapan glikolisis setelah mengalami
fosforilasi. Fase produksi energi berlangsung melalui lima tahapan reaksi
berikutnya. Dalam peristiwa ini dihasilkan 4 molekul ATP.
Pada tahap awal glikolisis, glukosa diubah menjadi fruktosa 1,6 bifosfat
dengan memanfaatkan dua molekul ATP. Fruktosa 1,6 bifosfat dipecah
menjadi 2 molekul senyawa 3 C yaitu dihidroksi aseton fosfat dan
gliseraldehida 3 fosfat yang keduanya merupakan isomer gliseraldehida 3
fosfat. Selanjutnya mengalami reaksi dengan Pi kemudian diikuti dengan reaksi
reduksi pembentukan NADP dari NAD dan terbentuk asam 1,3 difosfogliserat.
Selanjutnya mengalami perubahan melalui pembentukan senyawa-
senyawa intermediate secara berturut-turut yaitu: Asam 3 fosfogliserat, asam 2
fosfogliserat, fosfoenol piruvat dan asam piruvat. Pada perubahan asam
1,3difosfogliserat menjadi 3 fosfogliserat dan dari fosfoenol piruvat menajdi
asam piruvat dirangkaikan dengan pembentukan ATP dari ADP dan Pi yang
dilepaskan. Seluruh reaksi perubahan glukosa sehingga terbentuk asam piruvat
melibatkan berbagai enzim sesuai substrat yang bereaksi.Seluruh rangkaian
respirasi menghasilkan 2 molekul ATP dan 2 NADPH.
Selama berlangsungnya glikolisis , terdapat tiga jenis transformasi kimia
yang berbeda, yaitu: (1) Pemecahan kerangka karbon glukosa menghasilkan
asam piruvat. (2) Fosforilasi ADP menjadi ATP oleh senyawa fosfat berenergi
tinggi yang dibentuk selama glikolisis. (3) Pemindahan atom hidrogen atau
elektron.
Menurut Sheeler dan Bianchii (1983), ada empat ciri utama gliklisis, yaitu:
1. Gula pertama menglami dua kali fosforilasi. Pada gula seperti glukosa,
fruktosa dan mannose membutuhkan dua molekul ATP per mol
monosakarida.Sedangkan gula yang diturunkan dari glikogen atau pati,
hanya membutuhkan satu mol ATP permol glukosa equivalen.Jadi fosfat
anorganik dibutuhkan selama fosforilasi polisakarida.
2. Gula difosfat berkarbon enam dipecah oleh enzim aldolase
menghasilkan gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat (DHAP)
yang masing-masing beratom karbon tiga. Selanjut-nya DHAP diubah
menjadi gliseraldehida-3-fosfat.
3. Oksidasi dan fosforilasi subtrat yang utama dikatalisis oleh enzim
gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase. 2 mol hidrogen dilepaskan per mol
subtrat dan reduksi dua mol koenzim NAD+. Pada reaksi yang sama fosfat
an organik digabungkan ke asam.
4. Tahap akhir glikolisis. Mlekul-molekul intermediate mengalami
defosforilasi yang diikuti dengan pembentukan ATP.

Tahap-tahap reaksi kimia glikolisis secara kseluruhan ditunjukkan sebagai


berikut:
1. Reaksi pemindahan fosfat. Enzim kinase memindahkan fosfat dari ATP
suatu akseptor. Enzim heksokinase pada umumnya lebih spesifik untuk
memindahkan fosfat ke glukosa.
2. Konversi aldosa ke ketosa. Reaksi ini dibantu oleh enzim fosfoheksosa
isomerase
3. Reaksi pemindahan fosfat. Reaksi ini dibantu oleh enzim
fosfofruktokinase.
4. Pemecahan karbohidrat enam karbon menjadi 3 carbon. Reaksi ini dibantu
oleh enzim aldolase.
5. Perubahan DHAP menjadi PGAL dengan bantuan enzim triosa fosfat
isomerase.
6. Fosforilasi gliseraldehida 3 fosfat menjadi 1,3-bifosfogliserat dengan
bantuan enzim gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase.
7. Defosforilasi 1,3-bifosfogliserat menjadi 3 fosfogliserat dengan bantuan
enzim fosfogliserat kinase.
8. Perubahan 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat dengan bantuan enzim
fosfogliserat mutase.
9. Hidrolisis 2-fosfogliserat menjadi fosfoenolpruvat dengan bantuan enzim
enolase.
10. Defosforilasi fosfoenolpiruvat mejadi piruvat dengan bantuan enzim
piruvat kinase.

F. Fermentasi
Pada pristiwa glikolisis, glukosa secara bertahap diubah menjadi asam
piruvat.Asam piruvat selanjutnya dapat diubah menjadi sejumlah produk,
tergantung pada kondisi metabolisme sel secara umum.Misalnya asam piruvat
diubah menjadi asetil KoA untuk memasuki daur asam sitrat dalam kondisi
aerob atau dikonversi menjadi etanol atau asam laktat dalam kondisi anaerob.

G. Dekarbosilasi Oksidatif Piruvat


Asam piruvat sebagai senyawa produk akhir glikolisis akan mengalami
reaksi dekarboksilasi oksidatif apabila cukup oksigen dan menghasilkan asetil-
KoA. Proses ini berlangsung di dalam matriks mitokondria. Proses ini
merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus asam trikarboksilat.
Reaksi-reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat berlangsung dengan bantuan
enzim kompleks, yaitu kompleks piruvat dehidrogenase.Kompleks enzim ini
terdiri atas tiga macam enzim yang tersusun secara terpadu.

H. Siklus Krebs
Terdapat hubungan yang erat diantara organisasi struktur mitokondria
dengan beberapa fungsi-fungsi metabolisme yang spesifik.Dewasa ini, lokasi
berbagai jenis enzim di dalam mitokondria telah diketahui dan secara umum
terdapat keterkaitan fungsional antara membran luar, membrane dalam, ruang
intermembran, dan matriks.
Sejumlah hasil telaah yang mendalam telah dipelajari di dalam
mitokondria antara lain oksidasi substrat, rantai respirasi dan fosforilasi
oksidatif. Hasil-hasil reaksi metabolisme yang berlangsung di dalam sitosol
seperti pembentukan piruvat selama glikolisis memasuki mitokondria untuk
dioksidasi di dalam daur krebs. Enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi
tersebut terletak di dalam matriks atau pada permukaan membran dalam yang
menghadap matriks kecuali suksinat dehidrogenase. Hasil akhir dari oksidasi
yang berlangsung di dalam daur krebs adalah CO2, dan air. Selain itu
dihasilkan sejumlah komponen-komponen tertentu seperti NADH yang
berpartisipasi di dalam rantai respirasi atau rantai transport elektron dan secara
khusus berhubungan dengan membrane dalam mitokondria. Hasil dari reaksi-
reaksi yang berlangsung selama rantai respirasi adalah reduksi O2 untuk
membentuk H2O.Selain itu selama berlangsungnya rantai respirasi juga
berlangsung fosforilasi oksidatif yang mengubah ADP menjadi ATP.

I. Transpor Elektron Dan Fosforilasi Oksidatif


Pada tahap glikolisis metabolisme asam piruvat dan siklus Krebs, terjadi 5
kali reaksi dehidrogenase substrat dengan mereduksi NAD+ menjadi NADH
dan satu kali reaksi dehidrogenase terjadi dengan mereduksi FAD menjadi
FADH.
Setiap NADH2 dalam transpor elektron akan diproduksi 3 molekul ATP,
sedang untuk setiap molekul FADH2 hanya diproduksi 2 molekul ATP karena
FADH2 masuk ke dalam sistem angkutan setelah NADH2.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa mitokondria merupakan suatu organel sel yang


terdiri dari empat bagian utama yaitu membran luar, membran dalam, ruang
antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran. Fungsi
utama dari mitokondria adalah sebagai tempat respirasi sel untuk
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Dalam mitokondria, terjadi proses
yang disebut respirasi seluler yang terdiri atas glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus krebs dan sistem transport elektron.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk lebih menggali ilmu tentang
mitokondria dari textbook dan jurnal lainnya.dan tidak menjadikan makalah ini
sebagai satu-satunya rujukan.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2016. Mitokondria. https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi),


Diakses pada Sabtu, 23 Juli 2016 13.00 AM
Husnah, Nurulal. 2016. Biosel: Mitokondria.
http://nurulalhusnah.blogspot.co.id/2013/03/biosel-mitokondria.html, Diakses
pada Sabtu, 23 Juli 2016 13.00 AM

http://woocara.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-mitokondria-struktur-fungsi-
mitokondria.html, Diakses pada Sabtu, 23 Juli 2016 13.00

You might also like