You are on page 1of 35

Tugas 1 materi “SIKLUS BAHAN”

LEMBAR KERJA MAHASISWA

NAMA MAHASISWA : GANDY PUNGGARA


NIM : 153141911913
MATA KULIAH : MATERIAL TEKNIK
DOSEN PENGAJAR : Ir. H. Toni DP, BE. MM. MMT
TUGAS MINGGU KE : I/II

SOAL
1. Bandingkan logam ferrous dengan logam non-ferrous ?
2. Jelaskan kandungan yang terdapat pada ferrous ?
3. Jelaskan siklus pengolahan:
a. Tembaga.
b. Magnesium.
4. Mengapa dalam pengolahan timah hitam proses pengolahannya sangat komplek.
Jelaskan!

JAWABAN

1. Logam ferrous/besi adalah suatu bahan/material yang didalamnya mengandung


sebagian besar Besi atau Ferro (Fe), Logam ini banyak digunakan dalam bidang teknik
dan 95% dari seluruh produksi logam dunia karena memenuhi persyaratan teknis
maupun ekonomis..Sedangkan logam non-ferrous adalah bahan/material logam yang
tidak mengandung besi dan tidak ditemukan sebagai logam murni dialam bebas.
Biasanya terikat sebagai oksioda dengan kotoran-kotoran membentuk bijih.

2. ( Karbon ) Besi mengandung > 2% karbon termasuk kelompok besi tuang, besi
tuang kelabu
( Silikon) bersifat menurunkan kekerasan besi.
( Mangan ) Dalam jumlah rendah, tidak seberapa pengaruhnya, dalam jumlah
diatas 0,5% mangan bereaksi dengan belerang membentuk sulfida mangan.

1
MATERIAL TEKNIK
( Belerang ) sangat merugikan, oleh karena itu selama proses peleburan selalu
diusahakan untuk mengikat belerang tersebut, antara lain dengan menambahkan ferro-
mangan.
( Fosfor ) dapat meningkatkan fluiditas logam cair dan menurunkan titik cair.

3. a.siklus pengolahan tembaga


Tembaga diperoleh dari biji tembaga yang disebut chalcopirit. Chalcopirit
merupakan campuran Cu2S dan CuFeS2 dan terdapat dalam tambang-tambang
dibawah permukaan tanah. Mula-mula biji tembaga digiling dan dicampur dengan batu
kapur dan bahan fluks silica. Tepung bijih dipekatkan terlebih dahulu sesudah itu
dipanggang sehingga terbentuk campuran FeS, FeO, SiO2 dan CuS. Campuran ini yang
disebut kalsin, selanjutnya dilebur dengan batu kapur sebagai fluks dalam dapur
reverberatory. Besi yang larut dalam terak dan tembaga. Besi yang tersisa atau matte
dituangkan kedalam konverter.
Udara dihembuskan kedalam konventer selam 4 atau 5 jam, kotoran-kotoran
teroksidasi, dan besi membentuk terak yang dibuang pada selang waktu tertentu. Panas
oksidasi yang dihasilkan cukup tinggi sehingga muatan tetap cair dan sulfida tembaga
akhirnya berubah menjadi oksida tembaga/sulfat. Bila aliran udara dihentikan, oksida
kupro bereaksi dengan sulfida kupro membentuk tembaga blister dan dioksida
belerang. Kemurnian tembaga blister adalah 98-99%. Tembaga blister ini dilebur dan
dicor menjadi slab, kemudian diolah lebih lanjut secara elektrolitik menjadi tembaga
murni.
b. siklus pengolahan magnesium
Magnesium berasal dari air laut dan kulit kerang. Air laut mengandung
1300/sejuta bagian magnesium direaksikan dengan kapur. Kapur dihasilkan dengan
membakar kulit kerang pada 13200 C. Kapur dan air laut akan bereaksi menghasilkan
endapan Mg (OH)2. Endapan kental ini mengandung ±12% Mg (OH)2. Endapan kental
ini disaring sehingga bertambah pekat kemudian direaksikan dengan HCl membentuk
MgCl2 setelah melalui tahapan fitrasi dan pengeringan, konsentrasi Mg Cl meningkat
menjadi 68% MgCl2 yang berbentuk butiran MgCl2 dipindahkan kedalam sel
elektrolisa. Sel ini berukuran 100 m3 dan beroperasi pada suhu 7000 C. Elektroda grafit
merupakan anoda dan potnya sendiri merupakan katoda. Arus searah sebesar 60.000

2
MATERIAL TEKNIK
A menguraikan MgCl2 dan logam magnesium terapung diatas larutan. Setiap pot dapat
mengahsilkan 550 kg (logam) perhari yang kemudian dituang menjadi ingot dengan
berat 8 kg. Rendemen proses ±90%, sebagai hasil sampingan diperoleh gas klorida
yang digunakan untuk mengubah Mg (OH)2 menjadi Mg (Cl)2.

4. . Karena Konsentrat timah hitam yang mengandung 65-80% Pb harus dipanggang


terlebih dahulu untuk menghilangkan sulfida-sulfida.
Pb harus dipanggang terlebih dahulu untuk menghilangkan sulfida-sulfida.
Batu kapur, bijih besi, pasir dan terak dicampur dengan konsentrat timah
sebelum proses sinter.Oksida sulfur yang menguap akibat sinter, ditampung
untuk diolah menjadi H2SO4. Bahan yang telah disinter dimasukkan kedalam
tanur tinggi dengan bahan bakar kokas. Gas dan debu masih mengandung
klorida kadmium, yang diolah tersendiri menjadi kadmium. Bullion yang
terjadi didross . Dross tembaga yang terapung mengikat belerang sehingga
memudahkan pemisahan tembaga dari dross. Campuran timah cair teroksidasi
dalam dapur yang disebut dapur pelunakan.
Terak yang dihasilkan oleh dapur pelunakan mengandung antimony dan
arsen. Didalam ketel de silverisasi ditambahkan seng pada campuran timah,
dan emas serta perak yang mungkin ada akan larut bersama-sama seng. Paduan
seng kemudian dimasukkan kedalam retort. Uap seng diembunkan dan
diperoleh seng padat. Cairan yang tersisa diolah secara elektrolisa,
menghasilkan emas dan perak. Timah yang terdapat dalam ketel dimurnikan
sebelum dicampur dengan soda api, seng akan terpisah. Ini dilakukan dengan
menginjeksikan pancaran timah panas kedalam ruang vakum, hal ini
mengakibatkan penguapan seng. Akhirnya kotoran-kotoran dipisahkan secara
kimia dalam ketel, dan timah dicor menjadi balok-balok dengan berat 25,0 kg
atau 900 kg.

3
MATERIAL TEKNIK
Catatan Dosen: Nilai: Paraf Dosen:
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
……………………………………………… ………… .……….……

4
MATERIAL TEKNIK
Tugas 2 Materi “MACAM-MACAM SIFAT BAHAN”

LEMBAR KERJA MAHASISWA

NAMA MAHASISWA : GANDY PUNGGARA


NIM : 153141911913
MATA KULIAH : MATERIAL TEKNIK
DOSEN PENGAJAR : Ir. H. Toni DP, BE.MM. MMT
TUGAS MINGGU KE : IV/V

SOAL
1. Jelaskan sifat dan penggunaannya dari bahan-bahan berikut ini:
a.Ferrous
b.Non-Ferrous
2. Sebutkan jenis, sifat dan penggunaanya dari bahan berikut ini:
a. Polimer
b. Komposit

JAWABAN
1a. 1. Besi Kasar (pig iron)
Merupakan hasil dari dapur tinggi yang salah satu bahan bakunya adalah biji

besi, karena itu kemurnianya sangat kurang, dengan kadar karbon 3,5-4,5%.

Sebagai bahan baku pembuatan besi tuang.

Besi ini memiliki sifat :


a. Keras dan rapuh, kerena kadar karbonnya tinggi.
b. Belum mampu menerima beban lengkung.

2. Besi Tuang
Besi tuang adalah paduan dari besi, karbon, silicon dengan unsur tambahan
lainnya. Kadar karbon tinggi sehingga besi tuang bersifat rapuh dan tidak dapat
ditempa. Besi tuang mempunyai sifat fisis maupun mekanis yang berbeda-beda,
hal ini dipengaruhi oleh unsur paduan yang terdapat didalamnya seperti karbon,
silicon, manga, fosfor dan belerang.

5
MATERIAL TEKNIK
a. Besi Tuang Kelabu disebut demikian karena patahannya berwarna
keabu-abuan. Karbon yang terdapat berbentuk serpihan grafit

b. Besi Tuang Putih

Besi tuang putih mempunyai bidang perpatahan yang putih warnanya, karbon
disini terikat karbida Fe3C, karbida ini bersifat keras sehingga besi tuang putih
yang banyak mengandung karbida sulit dimesin.

3. Besi Karbon Rendah.


Besi karbon rendah (wrough iron) mengandung < 0,1% dengan 1-3% terak
halus yang tersebar secara merata didalamnya. Besi ini merupakan hasil proses
puddling/proses Aston. . Besi karbon rendah yang dihasilkan mempunyai komposisi
C < 0,03%, Si  0,13%, S  0,02%, F  0,18% dan Mn < 0,1%.
Logam ini digunakan untuk pembuatan pipa dan produk lain yang harus tahan
karat seperti suku cadang tertentu pada industri perkapalan, perkeretaapian, pertanian
dan perminyakan. Selain tahan korosi, logam ini juga mudah dilas, sangat ulet dan
mempunyai daya lekat pelindung yang tinggi.
4. Baja (Steel)
Baja merupakan paduan, yang terdiri dari besi, karbon dan unsur lainya. Baja
dapat dibentuk melalui pengecoran, pencanaian atau penempaan. Karbon merupakan
salah satu unsur terpenting karena dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja.

Baja paduan yang meliputi  15% dari seluruh produksi baja, mempunyai
kegunaan khusus karena sifatnya yang unggul dibandingkan dengan baja karbon.
Pada umumnya baja paduan memiliki sifat :
a. Keuletan yang tinggi tempa pengurangan kekuatan tarik.
b. Kemampuan kerasan sewaktu dicelup dalam minyak atau udara, dan dengan
demikian kemungkinan retak atau distrosinya kurang.
c. Tahan terhadap korosi dan keausan, tergantung pada jenis paduan.
d. Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisisnya tidak banyak
perubah.
e. Memiliki kelebihan dalam sifat-sifat metalurgi, seperti butir yang halus.

6
MATERIAL TEKNIK
b.Logam Non-Ferrous
Kurang dari 20% dari logam yang diolah menjadi produk industri merupakan
logam bukan-besi. Dalam keadaan murni logam bukan besi memiliki sifat
yang sangat baik, namun untuk meningkatkan kekuatanya umumnya
dicampur dengan logam lain yang membentuk paduan. Ciri logam non
ferrous ialah tahan terhadap korosi, daya hantar yang baik dan pengubahan
bentuk yang mudah. Salah satu sifat yang menjadi ciri khas adalah berat
jenisnya.

Aluminium 2.643 660 - Daya hantar listrik yang baik. - Pesawat terbang
- Tahan terhadap korosi. - Mobil
- Penghantar panas yang baik. - Kapal laut
- Konstruksi
- Kabel tegangan tinggi

Tembaga 8.906 1.080 - Daya hantar listrik yang baik. - Kabel


- Tahan terhadap korosi. - Untuk industri kimia
- Tahnterhadap bahan kimia. - Bahan tahan korosi
- Untuk membuat paduan
dari kuningan, perunggu

Kuningan 8.570 - - Tahan terhadap korosi. - Emas tiruan


- Tahan terhadap bahan kimia - Sekrup baut
Perunggu 8.314 - - Mudah dicor. - Dipergunakan untuk
- Kekuatan yang lebih tinggi komponen mesin.
dibandingkan tembaga dan - Bantalan.
kuningan. - Pegas
- Tahan terhadap korosi. - Coran artistik

Timah Hitam 11.309 325 - Tahan terhadap korosi. - Untuk bahan isolator
- Mempunyai daya isolator yang pada kelistrikan.
baik. - Untuk paduan
- Mudah dicor pembuatan antimon,
seng.

Magnesium 1.746 650 - Mudah terbakar. - Komponen pesawat


- Tidak tahan terhadap korosi. terbang
- Mampu mesin yang baik. - Komponen pada mobil.
- Ringan.
- Tahan terhadap korosi.

2.a. 2.3.Polimer
Bahan yang mempunyai berat melekul rendah berubah menjadi cair dengan
viskositas rendah atau menguap kalau dipanaskan, sedangkan bahan polimer mencair
dengan sangat kental dan tidak menguap.
Sifat-sifat khas bahan polimer pada umumnya adalah sebagi berikut:
1. Mampu cetak adalah baik.

7
MATERIAL TEKNIK
Pada temperatur relatif rendah bahan dapat dicetak dengan penyuntikan, penekanan,
esktrusi, yang menyebabkan ongkos pembuatan lebih rendah dari pada untuk logam
dan keramik.
2. Produk yang ringan dan kuat.
Berat jenis polimer rendah dibandingkan dengan logam keramik, yaitu 1,0-1,7 yang
memungkinkan membuat barang kuat dan ringan.
3. Banyak diantara polimer yang bersifat isolasi listrik yang baik.
Polimer mungkin juga dibuat konduktor dengan jalan mencampurkannya dengan
serbuk logam, butiran karbon, dan sebagainya.

4. Baik sekali dalam ketahan air dan ketahan zat kimia.


Pemilihan bahan yang baik akan mengahsilkan produk yang mempunyai sifat-sifat
baik sekali.
5. Produk-produk dengan sifat yang cukup berbeda dapat dibuat tergantung pada
pembutannya.
Dengan mencampur zat pemplastis, pengisi dan sebagainya sifat-sifat dapat berubah
dalam daerah yang luas. Sebagai contoh polivinil klorida dengan zat pemplastis
karet dengan pengisi (serbuk karbon), plastik diperkuat serat gelas.
6. Umumnya bahan polimer lebih murah.
7. Kurang tahan terhadap panas.
Hal ini sangat berbeda dengan logam dan keramik. Walaupun ketahan panas dalam
polimer tidak sekuat logam dan keramik, pada penggunaannya harus cukup
diperhatikan.
8. Kekerasan permukaan yang sangat kurang.
Bahan polimer yang keras ada, tetapi masih jauh dibawah kekerasan logam keramik.
9. Kurang tahan terhadap pelarut.
Umumnya larut dalam zat pelarut tertentu kecuali beberapa bahan khusus seperti
politetrfluoretilen. Kalau tidak dapat larut, mudah retak karena kontak yang terus
menerus dengan pelarut dan disertai adanya tegangan.
10. Mudah termuati listrik secara elektrostik.

8
MATERIAL TEKNIK
Kecuali beberapa bahan yang khusus dibuat agar menjadi hantaran listrik, kurang
higroskopik dan dapat dimuati listrik.
11. Beberapa bahan tahan abrasi atau mempunyai koefisien gesek yang kecil.

b. Komposit
Adalah kombinasi antara dua /lebih bahan yang memiliki sejumlah sifat yang
tidak mungkin dimilki oleh masing-masing komponennya
bahan komposit dari keramik karena keramik sekarang ini mulai banyak
digunakan untuk keteknikan.

Keramik adalah bahan padat anorganik yang bukan logam. Dimasa lalu keramik
umumnya dibuat dari bahan baku alam, sehingga penggunaannya hanya untuk
kebutuhan rumah tangga contohnya; porselen, gelas,piring dan masih banyak lagi
Keramik tiruan/keramik halus memilki sifat yang khas yaitu sifat
elektromagnetik, mekanik, optik, termal, biokimia

Catatan Dosen: Nilai: Paraf Dosen:


………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
……………………………………………… ………… .……….……

9
MATERIAL TEKNIK
Tugas 3 Materi “BAHAN NON LOGAM”

LEMBAR KERJA MAHASISWA

NAMA MAHASISWA : GANDY PUNGGARA


NIM : 153141911913
MATA KULIAH : MATERIAL TEKNIK
DOSEN PENGAJAR : Ir. H. Toni DP, BE. MM. MMT
TUGAS MINGGU KE : VII/VIII

SOAL
1.Apa yang dimaksud dengan bahan karet, sebutkan jenis, sifat dan kegunaannya !
2.Sebutkan perbedaan antara bahan termoseting dan bahan termoplastik !
3.Sebutkan sifat-sifat dari gelas, sebutkan jenis dan penggunaannya !
4.Cari materi tentang penggunaan bahan palstik dalam permesinan di internet !

JAWABAN

1. Karet adalah bahan non logam yang memiliki kekenyalan yang tinggi, lentur
dan dapat dideformasi beberapa kali lebih panjang dan dapat dikembalikan ke
bentuk semula.
Jenis, sifat dan kegunaan karet:

10
MATERIAL TEKNIK
*Jenis Karet alam
Sifatnya: Warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya, berat jenis 0,91-
0,93. Sifat mekaniknya tergantung derajat vulkanisasi, temperatur penggunaan
adalah sektar 990C paling tinggi, melunak pada suhu 1300C dan mengurai pada
kira-kira 2000C. Sifat isolasi listriknya berbeda karena perbandingan pencampuran
dengan aditif, tetapi pada umumnya menguntungkan. Sifat jelek terhadap ketahan
minyak dan ketahan pelarut, mampu cetak.
Kegunaannya: Bahan ini digunakan secara luas untuk ban mobil,
pengemas karet, penutup isolasi listrik, sol sepatu dan lain-lain
*Jenis Karet Butadiene

Karet ini dibedakan menjadi dua macam yaitu;


1. Kopolimer Stiren-butadien (SBR)
Karet ini adalah bahan kental yang dibuat secara kopolimerisasi
butadiene dan striren. Sifatnya bervarisasi, tergantung pada perbandingan mol
kedua bahan. Biasanya striren melebihi 50% kekenyalannya hilang dan bahan
menjadi kaku. Belerang (S) digunakan sebagai zat vulkanisasi untuk membuat
jaringan tiga dimensi.
Sifat-sifatnya; Bahan tak berwarna dan tembus cahaya. Berat jenisnya 0,92.
Mengenai sifat mekaniknya dapat dikatakan bahwa bahan unggul dalam
ketahan abrasi dan karakteristik pada temperatur rendah dan tinggi di
bandingkan dengan karet alam. Biasanya bahan digunakan untuk daerah 30 0C
sampai 1500C. Ketahan minyaknya lebik baik dari pada karet alam, tetapi
bahan larut dalam hidrokarbon aromatik dan pelarut terklorinasi.
Penggunaan; Bahan ini digunakan lebih banyak dari pada karet alam untuk
pengemas yang tahan panas, ban mobil, ban mesin, kabel frekuensi tinggi,
kabel yang tahan panas dan dingin, sol sepatu.
2. Karet Nitril (Butadien Akrilonitril Kopolimer, BUNA N, NBR)
Butadien dan akrilonitril dikopolimerisasi menurut perbandingan yang
sifatnya bervariasi. Bila akrilinitril bertambah, bahan bertambah kaku, makin
tinggi kekenyalan dan kekuatan tariknya, dan makin rendah perpanjangan.

11
MATERIAL TEKNIK
Sifat-sifatnya; bahan berwarna agak kecoklat-coklatan dan transparan. Rapat
massanya 0,92 dan ketahanan abrasinya baik. Bahan lebih menguntungkan pas
suhu rendah, suhu kerapuhannya kira-kira 300C. Karena mempunyai gugus
polar (-CN), maka zat ini larut dalam pelarut polar, tetapi tak larut dalam
pelarut nonpolar dan bensin. Bahan ini mempunyai sifat listrik lebih unggul
daripada karet alam, tetapi tan  lebih besar karena mengandung gugus polar.
Penggunaannya; bahan ini digunakan untuk selang yang tahan minyak, ban dan
sepatu. Dengan penambahan beberapa bahan penghantar listrik, dapat dibuat
karet yang dapat menghantarkan listrik dan juga dapat digunakan untuk
perekat. Pencampuran dengan fenol meningkatkan kekuatan impaknya.

*Jenis Karet Polisulfida (Tiokol)


Bahan ini merupakan benda kenyal seperti karet, dengan masa jenis
1,5-1,6 dan agak jelek dalam kekuatan tarik dan kekenyalannya. Bersifat
unggul dalam ketahanan minyak dan pelarut, dan menguntungkan dalam
ketahanan terhadap cuaca dan ketahanan terhadap ozon.

*Jenis Karet Uretan


. Bahannya sangat kenyal menguntungkan sifat mekaniknya dan secra
relatif unggul dalam ketahanan kimianya. Ketahanan terhadap ozon, minyak
dan penuaan adalah baik.

*Jenis Karet Olifin


Karet ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu;
1. Poliisopren (Karet alam sintetik)
Isopren adalah melekul konsisten karet alam, yang kemudian
dipolimerisasi. Sifat-sifatnya sama seperti karet alam. Benda yang
seragam dapat dibuat karena sifatnya tak berfluktuasi.
2. Karet butil

12
MATERIAL TEKNIK
Karet yang merupakan hasil kopolimerisasi dan sedikit isoperen
(1,5-5%). Karet ini dapat digunakan antara temperatur 300 sampai
1500C. Karena tak mempunyai gugus polar, karakteristik frekuesi yang
tinggi menguntungkan, tetapi tak demikian mengenai ketahanan
minyak dan pelarut. Bahan larut dalam beberapa pelarut organik.
Kemapuan terhadap cuaca menguntungkan, karena itu digunakan
sebagai isolator listrik.
3. Poliisobutilen
Karet ini adalah kopolomer isobutilen, yang bervariasi dari zat
padat seperti karet sampai ke cairan yang sangat kental bergantung pada
derajat polimerisasi. Bahan ini menguntungkan dalam karakteristik
temperaturnya sehingga tahan panas atau dingin, jadi dapat digunakan
untuk karet isolasi listrik.

*Jenis Karet Etilen Propilen.


sifat sobek dan ketahan abrasinya agak kurang baik. Bahan ini unggul
ketahanannya terhadap: ozon, cuaca, panas, tegangan listrik dan uap
dibandingkan dengan karet biasa, tetapi sifat pada pengecoran kurang
menguntungkan dan daya rekat terhadap tali ban kurang baik.

2. *Bahan Termoseting
Bahan ini masih terbagi dalam berapa jenis lagi:
1. Phenol
Resin sintetik ini dibuat dengan mereaksikan phenol dengan formaldehida. Sifat
bahan keras, kuat, awet , dapat dicetak diberbagai kondisi daya tahan panas yang
baik dan dapat diberi warna yang bermacam-macam.
Resin ini dapat digunakan untuk bahan pelapis/laminating, pengikat batu
gerinda, tusuk kontak listrik, tutup botol, tangkai pisau, kotak radio/tv.

13
MATERIAL TEKNIK
Bahan phenol dicetak dengan tekanan atau cetak transfer.
2.Resin Anmino
Resin yang terpenting ialah formaldehida urea dan formaldehida-melamin, resin
ini juga bersifat termoseting dan dipasarkan dalam bentuk serbuk untuk dicetak
atau dalam bentuk larutan perekat.
Sifat-sifatnya; mapu alir yang baik, memilki daya rekat yang baik, nilai
dielektrik yang tinggi dan dapat diberi warna.
Pengunaannya; rumah peralatan listrik, alat pemutus hubungan listrik, perekat,
pelapis kayu dan untuk mencegah berkerutnya/kusut kain katun.
3.Resin Furan
Resin furan berasal dari pengolahan limbah pertanian seperti tongkol jagung dan
biji kapas.
Sifat-sifatnya; warnanya agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-sifat listrik
yang baik
Penggunaannya; pengikat inti pasir, pengeras campuran gip dan pengikat
berbagai produk yang terdiri dari campuran grafit.
4. Epoksida
Resin epoksida banyak dipakai untuk pengecoran, pelapisan dan perlindungan
bagaian-bagian listrik, campuran cat dan perekat. Resin yang telah diawetkan
mempunyai sifat-sifat daya tahan kimia dan stabilitas dimensi yang baik, sifat
listrik yang baik, kuat dan daya lekat pada gelas dan logam yang baik. Bahan ini
dapat juga digunakan untuk membuat panel sirkuit cetak, tangki, jig dan cetakan.
5. Silikon
Sifat khas yang dimilki bahan ini yaitu stabilitas, ketahanan terhadap suhu tinggi
untuk waktu yang lama, kedap air dan karakteristik suhu rendah. Resin silicon
dapat dicetak, dilapis atau dibentuk menjadi lembaran atau balok busa.
*Bahan Termoplastik
Bahan termoplastik ini juga banyak jenisnya diantaranya;
a. Selulosa
Selulosa dalah bahan termoplastik produk pengolahan khusus dari serta kapas
dan kayu.

14
MATERIAL TEKNIK
Sifat-sifatnya; bahan ini sangat kuat (ulet) dan dapat diberi bermacam jenis
warna, daya serap kelembaban yang rendah, stabilitas demensi yang baik dalam
berbagi kedaan lingkungan dan dapat diekstrusi secara kontinu.
Penggunaannya; kemasan, mainan anak-anak, knop, selubung baterai, bulu
kuas, panel radio, tape, kemudi, helm olah raga, rangka kacamata, baki, sabuk,
hiasan, perabot tumah tangga dan lembaran isolasi.
b. Polisteren
Polisteren adalah bahan termoplastik yang khusus diciptakan untuk cetak injeksi
dan ekstrusi.
Sifat-sifatnya; berat jenis yang rendah, daya tahan terhadap air dan zat kimia,
stabilitas dimensi dan kemampuan isolasi.
Penggunaannya; kotak baterai, piring, roda gigi, pola pengecoran, kotak es,
kemasan, gelas dan ubin tembok.
c. Polietilen
Produk polietilen memiliki fleksibilitas pada suhu ruang dan suhu rendah, kedap
air, tahan terhadap zat kimia, dapat disambung dengan panas dan dapat
berwarna-warni, dan kedap air yang baik.
Penggunaannya; cetakan es, baki, pencuci film, kain, lembaran pembungkus,
botol susu bayi, selang air, kabel koaksial dan bahan isolasi untuk frekuensi
tinggi.
d. Polipropilen
Polipropilen dapat dibentuk dengan berbagi teknik termoplastik. Bahan ini
memiliki sifat-sifat listrik yang baik, nilai impak dan kekuatan yang tinggi dan
sangat tahan terhadap suhu dan bahan-bahan kimia.
Penggunaanya; peralatan untuk rumah sakit dan laboratorium, mainan anak-
anak, koper, perabot, lembaran untuk pengemasan makanan dan isolasi listrik.
e. Polisulfona
Polisulfona merupakan kelompok termoplastik yang mempunyai sifat fisis,
tahan suhu tinggi dan daya tahan panas yang baik. Produk dapat dibuat dengan
cara injeksi. Penggunaannya; rangka perkakas tangan, alat kontak listrik dan
berbagai alat peralatan lainnya yang harus tahan suhu tinggi.

15
MATERIAL TEKNIK
3. Gelas memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.Sifat Termal
Apabila gelas dipanaskan tidak seperti halnya bahan berkristal, viskositasnya
berlahan-lahan menurun dan akhirnya mencair. Viskositas gelas berubah menurut
temperatur, maka temperatur yang berhubungan dengan viskositas spesifik
ditetapkan dan dipakai sebagai petunjuk proses produksi seperti fusi, pencetakan
dan penganilan.
2.Sifat optik
Tembus cahaya dengan syarat panjang gelombangnya 380-770 mm.
3.Sifat mekanik
Gelas mempunyai sifat khas yaitu getas pada temperatur kamar. Sesuai dengan
itu kekuatan mekaniknya tergantung pada ukuran retakan Griffith. Gelas retak
akibat pertumbuhan retakan Griffith yang disebabkan tegangan tarik pada
permukaannya. Oleh karena itu kalau tegangan tekan diberikan pada
permukaan gelas, tegangan tarik yang dating dari luar dapat dikurangi sebesar
tegangan tekan yang ada.

4. PROSES PENGERJAAN PLASTIK THERMOSETTING

1.HandLayUp

Hand Lay Up adalah proses pengerjaan plastic secara manual dengan mold
sebagai cetakkan dibentuk sedemikian rupa, lalu dilapisi lapisan pemisah
(release agent) sehingga cairan resin dan cetakkan tidak menempel, lalu
dilapisi cairan resin. Setelah itu cairan resin ditambahkan bahan penguat
(reinforcement) seperti serat. Lalu cairan resin tersebut diratakan dengan

16
MATERIAL TEKNIK
menggunakan koas atau roller agar permukaannya rata dan rapi.

Menuang resin dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau
kain, kemudian memberi takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol
atau kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang
diinginkan tercapai. Membiarkannya mengeras pada kondisi atmosfir standar.
Aplikasi : pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin angin.

Proses pembuatan ini merupakan teknik yang pertama sekali dipraktikkan


dalam industri pembuatan berasaskan bahan polimer komposit. Kaedah ini
masih digunakan sehingga kini dikebanyakan industri pembuatan berdasarkan
kepada faktor cost yang tidak begitu mahal.

Proses pembuatan ini biasanya digunakan untuk menghasilkan struktur produk


seperti bot dan tangki penyimpanan air. Proses ini menghasilkan produk pada
volume rendah (low volume production), proses ini merupakan yang paling
efektif. Pada asasnya, proses ini tidak memerlukan peralatan atau alat
pertukangan yang canggih dan mahal. Secara bandingan, acuan (mould) yang
diperlukan tidak mahal atau memerlukan cost yang tinggi dalam proses
pembuatannya.

Biasanya, mould dibuat dari bahan seperti kayu, plaster, atau dari bahan
komposit itu sendiri. Dalam proses ini, hanya satu permukaan yang akan licin
(luar) , sementara permukaan dalam kasar.

Untuk menghasilkan mutu produk yang berkualitas, permukaan yang licin


perlu dipoles dengan baik dan ini hanya dapat dicapai dengan menggunakan
bahan pemoles (abrasive) yang ada di pasaran seperti penggilap logam (metal

17
MATERIAL TEKNIK
polish) atau perekat pemotong yang halus (fine cutting paste).

Kelemahan dan Keuntungan dalam Penggunaan proses Hand Lay-Up

Kelemahan :

Proses pembuatan cukup lama.

Penggunaan tenaga operator yang tinggi.

Hanya satu permukaan licin saja yang dapat dihasilkan.


Kualitas bergantung kepada kemahiran pekerja.

Keuntungan :

Teknik yang mudah.

Nilai pelaburan yang rendah.

Berupaya untuk menghasilkan komponen besar dan komplek.

Dapat membuat bentuk yang murah dan mudah.

2. Reaction Injection Molding

Proses ini mencampurkan beberapa bahan plastik dan ditambah additive agent
di dalam mix head sebelum aliran memasuki mold.

18
MATERIAL TEKNIK
Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan proses ini adalah :

· Dapat memperkecil ongkos tool

· Memberi kebebasan dalam mendesain

· Memperbaiki atau bahkan mengeliminasi opersai kedua

· Tidak meninggalkan tanda bekas penekanan

· Berat bisa menjadi lebih kecil

· Stabilitas pada dimensi produk

· Produk bersifat heat resistance

Parts yang dapat dibuat dengan teknologi RIM antara lain adalah :

· Car bumpers

· Dashboard mobil

· Papan ski es

· Footwear

· Alat-alat olahraga

19
MATERIAL TEKNIK
· Peralatan Medis

· Furniture

· Boneka Pajangan

Catatan Dosen: Nilai: Paraf Dosen:


………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
……………………………………………… ………… .……….……

20
MATERIAL TEKNIK
Tugas 4 Materi “BAHAN ALAT POTONG”

LEMBAR KERJA MAHASISWA

NAMA MAHASISWA : GANDY PUNGGARA


NIM : 153141911913
MATA KULIAH : MATERIAL TEKNIK
DOSEN PENGAJAR : Ir. H. Toni DP, BE. MM. MMT
TUGAS MINGGU KE : IX/XI

SOAL
1. Sebutkan syarat-syarat yang harus dimilki oleh bahan alat potong !
2. Sebutkan dan jelaskan komposisi yang terkandung didalam baja kecepatan
tinggi !
3. Baja perkakas panas memiliki sifat yang khas. Jelaskan sifat-sifat tersebut ?

21
MATERIAL TEKNIK
JAWABAN

1. baja kecepatan tinggi, baja perkakas dingin dan baja perkakas panas karena

baja ini sering digunakan untuk bahan perkakas potong.

Baja kecepatan tinggi ditetapkan oleh standar yang hampir sama disemua negara.
SKH2 (JIS), T1 (AISI) adalah komponen umum dari baja kecepatan tinggi dan disebut
baja kecepatan tinggi 18-8-1 (W, Cr, V).
Baja Perkakas Dingin
Umumnya baja perkakas mempunyai kadar karbon yang tinggi, macamnya
adalah sangat banyak. Penggunaannya untuk perkakas pemotong kayu, pemotong
daging, pisau cukur, kikir, baja perkakas paduan rendah.
Baja Perkakas Panas
1. Baja perkakas panas adalah bahan yang dipakai untuk proses pengerjaan panas
contoh untuk bilah pengunting. Baja perkakas yang diperkuat dengan Cr.
Baja ini mempunyai mampu keras yang baik, jadi meskipun ukurannya
besar, dapat dikeraskan dengan udara. Ketahanan pada temperatur tinggi sedikit
kurang dibandingkan dengan baja yang diperkeras oleh Wolfram.Tapi mempunyai
ketahanan yang baik terhadap pemanasan berulang, dan pendinginan berulang dan
sangat ulet.

2. Baja perkakas panas yang diperkuat dengan Mo.


Baja ini sangat mudah dikeraskan dengan pendinginan udara. Sifat-sifatnya

ada diantaranya sifat baja tipe Crom dan tipe Wolfram, lebih kuat daripada tipe W

dalam keadaan panas dan mempunyai keuletan yang lebih baik. Tetapi baja ini

mudah mengalami dekarburasi.

3. Baja perkakas panas yang diperkuat dengan W.

22
MATERIAL TEKNIK
Mampu keras baja ini kurang baik tetapi dapat dikeraskan dengan pendinginan
udara. Ketahanan pelunakan lebih baik pada temperatur tinggi tetapi kalau Wolfram
bertambah konduktivitas panasnya berkurang yang menyebabkan lemah terhadap
kelelahan termal. Dalam tipe ini telah dibuat baja yang ditambah dengan Co dengan
maksud untuk memperbaiki kekuatan panas dan ketahan impak.

2
1. . Carbon (C)
Dalam keadaan dikeraskan, sebagaian C larut padat dalam matriks sebagian
lain dalam bentuk senyawa dengan W,Cr dan V. C adalah unsur yang penting bagi
baja kecepatan tinggi. Kalau kadar C rendah akan mengakibatkan pengerasan
kedua yang kurang dan sebaliknya kalau kadar C terlalu tinggi akan menurunkan
titik cair. Kalau temperatur pengerasan tidak diturunkan akan mengakibatkan
struktur eutektik dan sangat getas. Kadar C harus diimbangi oleh unsur-unsur
lainya.

2. Krom (Cr)
Cr memperbaiki mampu keras dan memberikan unjuk kerja pemotongan yang
terbaik pada prosestanse 3,5 sampai 5%.

3. Wolfram (W)
Sebagaian W memberikan karbida ganda dengan C yang menghasilkan
ketahanan aus, sebagian W larut padat dalam matriks dan meningkatkan mampu
keras kedua karena penemperan.

4. Molidenum (Mo)
Mo hampir mempunyai sifat yang sama seperti W. Karbida Mo lebih
halus daripada karbida W, mudah berbentuk bulat dan mempunyai keuletan yang
baik. Tetapi mudah terdekarburasikan dan membuat daerah temperatur perlakukan
panas yang sempit, jadi perlu pengontrolan temperatur yang tepat.
5. Vanadium (V)
V membuat karbida yang sangat keras. Diperlukan perbandingan V dan C
secara kwantitatif.

23
MATERIAL TEKNIK
6. Cobalt (C)
Co tidak membentuk karbida, jadi lebih efektif untuk meningkatkan jumlah C
di dalam matriks dan memperbaiki kekerasan setelah ditemper dan kerasan panas
demikian juga ketahan baja.

3. Sifat-sifatnya adalah;
a. Mudah dimesin dan dibentuk menjadi cetakan.
b. Mempunyai mampu keras yang baik dan transformasi yang kurang
pada waktu perlukan panas.
c. Tidak mempunyai sifat mengarah dan bersifat homogen.
d. Mempunyai ketahanan tinggi terhadap pelunakan temper.
e. Mempunyai kekerasan panas tinggi dan keuletan yang baik.
f. Mempunyai ketahanan aus yang tinggi dan mempunyai deposisi termal
dan fusi yang kurang.
g. Kuat terhadap kerugian karena fusi, kejutan termal, kelelahan termal.

Catatan Dosen: Nilai: Paraf Dosen:


………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
……………………………………………… ………… .……….……

24
MATERIAL TEKNIK
Tugas 5 Materi “BAHAN KONSTRUKSI”

LEMBAR KERJA MAHASISWA

NAMA MAHASISWA : GANDY PUNGGARA


NIM : 153141911913
MATA KULIAH : MATERIAL TEKNIK
DOSEN PENGAJAR : Ir. H. Toni DP, BE. MM. MMT
TUGAS MINGGU KE : XII/XIII

SOAL
1. Baja dalam dunia kontruksi masih menempati posisi pertama dalam
penggunaannya, kerena memiliki sifat yang khas. Sebutkan sifat-sifat yang
khas yang dimiliki oleh baja tersebut ?
2. Jelaskan cara dalm pencelupan dingin ?
3. Pada pengerasan kulit terdapat berbagai cara. Sebutkan dan jelaskan !

JAWABAN

1. . Mempunyai mampu keras yang baik meskipun berukuran besar dapat


dikeraskan sampai kedalam, jadi dengan penemperan dapat diperoleh struktur
yang lebih baik uniform. Disamping itu kekuatan yang lebih tinggi dan keuletan
yang lebih baik dapat diperoleh.
Karena mempunyai mampu keras yang baik tidak perlu pendinginan yang
cepat pada pengerasannya, hal ini menyebabkan rendahnya tegangan sisa

25
MATERIAL TEKNIK
2. Kekerasan baja setelah dicelup dingin terutama tergantung pada kadar
karbonnya Gambar 5.1. menunjukkan hubungan antara kekerasan baja yang
dinormalkan dengan kadar karbon. Kekerasan baja setelah dicelup dingin
meningkat hampir berbanding lurus dengan kadar karbon sampai 0,6%
selanjutnya peningkatan gradien lebih kecil kalau kadar karbon meningkat. Telah
diketahui bahwa struktur martensit yang dinormalkan lebih keras dari pada
struktur ferit-perlit/perlit.

Untuk memberikan kekuatan dan keuletan pada baja, pertama baja harus
dikeraskan dengan mencelup dingin. Lebih baik mempunyai 100% martensit
setelah dicelup dingin, tetapi untuk mendapat 100% martensit harus didinginkan
pada pendinginan tertentu yang lebih besar dari pendinginan kritis dari fasa
austenit. Tetapi umumnya bagi yang berukuran besar susah untuk mendapat laju
pendinginan yang lebih besar dari laju pendinginan kritis ditengah-tengahnya.
Mampu keras adalah sifat yang menunjukkan bahwa baja dikeraskan pada keadaan
tertentu, berapa dalam dari permukaan yang didinginkan strukturnya menjadi
martensit.

26
MATERIAL TEKNIK
1000

800

(c)

)
V
600
Kekerasan (H

400

(b)

200
(a)

0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2

C (%)

(a) Sementit bulat

(b) Perlit

(c) Martensit

Gambar 5.1. Hubungan antara kekerasan baja setelah dicelup dingin


dan dinormalkan dengan kadar karbon

3. Pengerasan kulit dapat dilakukan dengan sebagai berikut;

1. Pengarbonan
Reaksi pengarbonan dapat dijelaskan sebagai berikut:

CO 2  C( arang)  2 CO
2 CO  CO 2  C( larutkedalambaja)

Pada pengarbonan padat dalam kotak dipakai arang yang


dicampur 10% NaCO3 dan BaCO3, kedalam campuran tersebut
dimasukkan baja yang akan dikeraskan, kotak kemudian ditutup rapat
dan dipanaskan pada 900-9500C. Dengan demikian permukaan baja
akan mempunyai kadar karbon lebih tinggi. Karena struktur baja
menjadi kasar disebabkan pemanasan yang lama, setelah pengerasan

27
MATERIAL TEKNIK
pertama pada 800-9000C perlu dihaluskan dengan jalan pengerasan
kedua 8000C dan ditemper pada 150-2000C sebelum dipergunakan.

Sebagai bahan pengarbonan, disamping arang dipakai juga


pengarbonan cair yaitu garam cair mengandung NaCN sebagai
komponen utama, dan dipakai juga pengarbon gas dengan gas-gas yang
mengandung karbon yang berasal dari butan, propan dan lainya.
Dicampur dengan udara dan dipakai Ni sebagai katalis. Pada
pengarbonan dengan gas dapat mengontrol kadar karbon pada
permukaan benda kerja dan juga benda kerja dapat dicelup
dinginlangsung setelah pengarbonan.

2. Penitridan
Proses ini dimaksudkan untuk membuat kulit nitrida pada
permukaan baja dengan jalan menempatkan baja di dalam tungku yang
dialiri gas amoniak dan dipanskan kira-kira 5000C. Karena baja telah
dikeraskan dan ditemper pada temperatur proses lebih rendah daripada
temperatur penemperan, maka struktur di dalam tidak berubah. Baja
untuk keperluan ini mengadung Al, Cr, Te, Mn, dan Si yang mempunyai
afinitas kuat dengan N.

Baru-baru ini penitridan ion telah menjadi perhatian. Tunggku


yang telah divakumkan diisi dengan gas N2 atau N2 + H2 pada tekanan
1-10 Torr, tungku dibuat sebagai anoda dan baja dibuat sebagai katoda,
dihubungkan dengan tegangan beberapa ratus volt, kalau gas telah
diionisasikan oleh aliran elektron dan permukaan baja terpanaskan
maka terjadilah penitridan secara simultan.

Penitridan adalah suatu proses yang sangat baik dimana sukar


terjadi transormasi atau perubahan struktur dari logam induk, yang
menghasilkan kulit nitrida yang keras yang sangat tahan aus.

28
MATERIAL TEKNIK
3. Pengerasan Frekwensi Tinggi
Baja ditempatkan dalam lilitan dan lilitan dialiri arus frekwensi
tinggi dengan demikian permukaan baja terpanaskan. Setelah
permukaan baja sampai pada temperatur celup dinggin, kemudian baja
dicelup dingin untuk mendapatkan permukaan yang keras.

4. Pengerasan Nyala Api


Pengerasan dengan nyala api mempergunakan nyala api yang
ditimbulkan oleh gas oksigen-asetilen untuk memanaskan permukaan
baja.

Catatan Dosen: Nilai: Paraf Dosen:


………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
……………………………………………… ………… .……….……

29
MATERIAL TEKNIK
Tugas 6 Materi “METODE PENGUJIAN BAHAN”

LEMBAR KERJA MAHASISWA

NAMA MAHASISWA : GANDY PUNGGARA


NIM : 153141911913
MATA KULIAH : MATERIAL TEKNIK
DOSEN PENGAJAR : Ir. H. Toni DP, BE. MM. MMT
TUGAS MINGGU KE : XV/XVI

SOAL
1. Dalam industri logam selalu ada pengujian logam tersebut. Jelaskan mengapa
selalu demikian ?
2. Deformasi bahan disebabkan oleh beban tarik statik adalah dasar dari pengujian-
pengujian dan studi mengenai kekuatan bahan. Mengapa demikian ?
3. Sebutkan dan jelaskan beberapa macam pengujian tanpa merusak benda uji !

JAWABAN

1.
Sifat khas bahan industri perlu dikenal secara baik karena bahan tersebut
dipergunakan untuk berbagai macam keperluan dalam berbagai keperluan. Sifat-sifat
bahan yang diinginkan sangat banyak, termasuk; sifat-sifat mekanik (kekuatan,
keuletan, kekakuan, keliatan, keuletan, kepekaan takikan/kekuatan impak), sifat-sifat
listrik, sifat magnet, sifat termal, sifat fisik dan sebagainya oleh karena itu perlunya
pengujian bahan. Tujuanya untuk memberikan evaluasi secara industri terhadap

30
MATERIAL TEKNIK
bahan-bahan, setiap negara menentukan batang uji sesuai dengan standar yang ada di
negara tersebut. Penentuan tersebut tidak dilakukan dalam penelitian, kecuali karena
alasan penggunaan praktis maka batang uji standard industri dapat dipakai

2. Hubungan antara tegangan dan regangan pada beban tarik ditentukan sebagai

berikut. Apabila beban P, luas penampang A dan tegangan  maka:

P
P   A atau   ........................................................................ 6.1
A

dan dinyatakan dalam satuan N/m2, Mpa atau kgf/mm2. Regangan dinyatakan sebagai:

 L  lo
 l
 ................................................................................ 6.2
lo lo

Dimana l adalah pertambahan panjang dan lo panjang asal, maka  dinyatakan


dalam m/m atau mm/mm bilangan tak berdimensi atau sering dinyatakan dalam
persen. Deformasi di daerah elastik menunjukkan sifat proporsional atau berbanding
lurus dengan tegangan. Hubungan lurus ini disebut modulus elastik, dan dalam hal
deformasi tarik disebut modulus elastik memanjang atau Modulus Young yang
dinyatakan dengan E, satuannya sama dengan tegangan.


E .............................................................................................. 6.3

Seperti ditunjukkan dalam gambar 6.1. apabila deformasi terjadi memanjang,


terjadi pula deformasi penyusutan yang melintang. Kalau regangan ini r,
perbandingannya dengan l disebut perbandingan Poisson, dinyatakan dengan v,


v r
............................................................................................ 6.4
 l

Dalam kenyataan, harga v bagi bahan berkristal seperti logam kira-kira 1/3,
dapat ditentukan dengan perhitungan terperinci dari hubungan antara konfigurasi atom
dan arah tegangan. Apabila batang uji panjang l dan luas penampangnya a x b
menerima deformasi elastik karena tarikan, volumenya menjadi V1 = V + V, maka

31
MATERIAL TEKNIK
Vl  ( l   l .l )( a  v. 1 .a )( b  v. l .b )

 V 1   l ( 1  2v )   1 ( v 2  2v )  v 2 . l  .................................. 6.5
2 3

dimana, regangan didaerah elastik l kira-kira 10-3 adalah kecil dan dapat diabaikan,
sehingga kwadrat dan pangkat tiganya dapat di hilangkan, maka:

V ( V1  V )
   l ( 1  2v )  K ................................................... 6.6
V V

K disebut modulus elastis bulk. Kalau v = 1/3 maka K = l/3, yang artinya
bahwa dalam deformasi elastik volume mengembang.

Cara pembebanan tidak terbatas pada tarikan sederhana tetapi juga geseran dan
puntiran. Dalam geseran, regangan  mempunyai hubungan dengan tegangan geser 
yaitu:


 ............................................................................................. 6.7

Dimana  disebut modulus geser kekakuan. Dalam hal ini berbeda dengan
deformasi yang disebabkan tarikan, tidak terjadi perubahan volume.

E, v, K atau  adalah modulus elastik yang penting dalam bidang teknik. Pada bahan
isotropic besaran tersebut tidak ditetapkan secara terpisah tetapi apabila dua sudah
tertentu maka yang lainnya tertentu pula.
30


uyp
)
2


20 uyp

1 3 5
Tegangan (kgf/mm

10

1 3 5
0
5

Regangan (%)

(a) (b)

a. Kurva tegangan-regangan benda uji

b. Perambatan deformasi, pada permukaan batang uji tarik

Gambar 6.3. Perkembangan Deformasi Pada Uji tarik

32
MATERIAL TEKNIK
3. Pengujian Tanpa Merusak Benda Uji

Pengujian tanpa merusak benda uji adalah pengujian untuk mengetahui bahan
dari adanya cacat , tetapi benda yang diuji tanpa mengalami kerusakan. Ada beberapa
macam pengujian ini, yaitu:

1. Pengujian Pewarnaan
Cara ini dipakai untuk mendeteksi cacat dengan penembusan zat pada
celah cacat dipermukaan. Cairan fluoresen atau cairan pewarna dipakai untuk
pengujian ini. Yang pertama diamati dibawah sinar UV dengan panjang
gelombang 330-390 mm, dan yang terakhir diamati dibawah sinar tampak
terang.

2. Pengujian Dengan Bubuk Magnet


Kalau bahan yang dapat dimagnetkan, misalnya baja, berada dalam
magnet, fluks magnet pada baja akan terputus oleh adanya retakan atau inklusi
di sekitar permukaan jadi bubuk magnet akan diabsorb, kepekaan pengamatan
sangat tinggi kalau konduksinya baik.

3. Pengujian Dengan Arus Eddy


Kalau batang uji di tempatkan didalam lilitan yang dialiri arus listrik
frekuensi tinggi, maka arus yang mengalir pada batang uji berubah kalau ada
cacat, yang akan memberikan induksi perubahan tegangan listrik oleh
impedansi lilitan atau dalam lilitan sendiri, jadi dihasilkan sinyal listrik.

Cara ini dipakai untuk mementukan bagian yang tidak pejal dilihat dari
amplitodo dan fasa sinyal tersebut.

33
MATERIAL TEKNIK
4. Pengujian Penyinaran
Dengan mempergunakan sinar X, sinar gama dan sinar netron yang
memiliki daya tembus besar melalui benda, memungkinkan untuk mengetahui
adanya cacat dari bayangan pada film yang ditempatkan di belakang benda.
Yang menunjukkan variasi intesitas, karena perbedaan absorpsi sinar oleh
rongga dan kepadatan di dalam benda.

5. Pengujian Pancaran Akustik


Kalau deformasi plastis atau patahan terjadi gelombang suara
dibangkitkan oleh pembebasan gelombang tekanan. Hal ini dinamakan
pancaran akustik yang dipergunakan dalam pengujian tak merusak bentuk
baru. Untuk mendeteksi gelombang suara, mempergunakan cara yang sama
dengan pada pengujian penyinaran dengan mempergunakan bahan
piezoelektrik dan dengan menganalisa lewat amplifikasi gelombang yang
diterima, jumlah kejadian, frekuensi dan energi suatu gejala yang dianggap
menyebabkan bunyi. Kalau dipergunakan secara sempurna, dapat dipakai
untuk mendeteksi retak lelah atau retah korosi tegangan dalam komponen
mesin.

Catatan Dosen: Nilai: Paraf Dosen:


………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
……………………………………………… ………… .……….……

34
MATERIAL TEKNIK
\

35
MATERIAL TEKNIK

You might also like