You are on page 1of 3

PENGARUH TEKTONIK TERHADAP PEMBELOKAN LIPATAN PADA

SATUAN BATULEMPUNG KARBONATAN FORMASI RAMBATAN DAN SATUAN


BATUPASIR KARBONATAN FORMASI HALANG DAERAH DANAWARIH,
KECAMATAN BALAPULANG, KABUPATEN TEGAL,
PROVINSI JAWA TENGAH

THE TECTONIC EFFECT ON THE SPEED BOTTING ON UNITY CARBONACEOUS


CLAY STONE RAMBATAN FORMATION AND UNIQUE CARBONACEOUS SAND
STONE HALANG FORMATION IN DANAWARIH, BALAPULANG DISTRICT,
REGENCY OF TEGAL, CENTRAL JAVA PROVINCE

ABSTRACT

Daerah penelitian terletak pada Zona Serayu Utara dan Zona Gunung Api Kuarter yang

terletak di Danawarih dan sekitarnya Kabuapaten Tegal. Zona antiklinorium Kendeng – Serayu

Utara – Bogor merupakan rangkaian pegunungan lipatan yang memiliki arah sumbu relative timur

– barat yang dibentuk oleh gaya tegasan berarah relative utara – selatan yang terbentuk akibat

tektonik Oligo-Miosen (Martodjojo, 2003) hingga sekarang. Pada daerah penelitian terdapat

liniament bukit yang berarah timurlaut – baratdaya dan merupakan perbukitan lipatan yang

tersusun oleh litologi batulempung karbonat sisipan batupasir karbonat dari Formasi Rambatan

dan batupasir karbonatan sisipan batulempung karbonatan Formasi Halang, yang kemudian

terpotong oleh sungai Gong yang mengalir dari selatan hingga utara pada daerah penelitian.

Namun dalam skala luas, pada bagian timur daerah penelitian kelurusan (liniament) bukit tersebut

berarah timur – barat yang merupakan dalam satu terusan topografi perbukitan lipatan pada daerah

penelitian, dalam kosep pembentukan struktur menurut Moody dan Hill (1956) akibat adanya gaya
yang berasal dari utara dan selatan akan membentuk perlipatan yang memiliki sumbu berarah timur

– barat, sehingga konsep ini sesuai dengan yang terjadi pada bagian timur daerah penelitian namun

tidak sesuai untuk daerah penelitian. Hal tersebut yang mendasari diambilnya penelitian pengaruh

tektonik terhadap pembelokan kelurusan (liniament) perbukitan lipatan pada daerah penelitian,

dengan harapan studi ini dapat menjadi bahan bacaan serta memberikan pengetahuan bagi

pembaca dan peneliti khususnya akan hasil aktifitas tektonik pada daerah penelitian.

Startigrafi daerah penelitian menurut hasil analisa umur berdasarkan kandungan fosil
foraminifera bentonik dan plangktonik menunjukkan terebentuknya Satuan batupasir Formasi
Halang pada Kala Pliosen awal, kemudian terjadi ketidakselarasan dengan tidak terwakilinya
satuan batuan dalam waktu geologi, seteha itu pada Plistosen tengah mulai terbentuknya Satuan
breksi andesit piroklastik Qvs dan Intrusi diorite Qvs, kemudian terjadi ketidakselarasan kembali
dan kemudian terendapkan Satuan breksi andesit epiklastik. Ketidakselarasan tersebut
mengindikasikan adanya aktivitas tektonik yang mempengaruhi, sehingga diinterpretasikan
terjadinya struktur geologi berupa perlipatan dan pembelokan lipatan merupakan akibat dari
aktifitas tektonik yang tercermin dari ketidakselarasan pada daerah penelitian.

Berdasarkan hasil analisa kekar pada daerah penelitian yang didapatkan pada ketiga lokasi

penelitian, maka didapat arah tegasan utama maksimum yang membentuk kekar-kekar pada daerah

penelitian yang relative berarah tenggara – baratlaut.

Pada daerah penelitian terdapat juga struktur geologi berupa perlipatan, baik sinklin maupun
antiklin yang memiliki sumbu relative berarah timurlaut – baratdaya dengan gaya tegasan utama
relative tenggara – baratlaut

Dari analisis kekar di daerah penelitian yang menunjukan arah tegasan utama maksimum relative

berarah tenggara – baratlaut, sehingga apa bila di hubungkan dengan tektonik regional (Armandita

dkk., 2011) tegasan utama yang mempengaruhi daerah penelitian tersebut berasal dari tegasan

utama yang dihasilkan oleh pergerakan Sesar Pemanukan – Cilacap (PCFZ) yang berarah relative
tenggara – baratlaut. Peneliti menginterpretasikan bahwa pembelokan lipatan di daerah penelitian

dipengaruhi oleh arah gaya Sesar Pemanukan – Cilacap (PCFZ) yang merupakan reaktifasi Pola

Sumatera yang menjadikan basement pada daerah peneltian (Gambar 3.5.1)

Berdasarkan konsep Moody dan Hill (1956) pembelokan lipatan pada daerah penelitian

merupakan akibat adanya gaya tegasan akibat aktifitas subdaksi pada selatan Pulau Jawa yang

telah terjadi selama Oligo – Miosen (Martodjojo, 2003), namun pada tektonik Plio – Plistosen

maka terjadi perlipatan dan pembelokan lipatan secara bersamaan, dimana pembelokan tersebut

akibat adanya gaya yang dihasilkan oleh sesar yang berarah timurlaut – baratdaya sehingga

membentuk sudut 60° dan membentuk gaya tegasan orde 2 (dua). Gaya tegasan orde 2 (dua) inilah

yang membuat pembelokan lipatan pada daerah penelitian selain akibat pengaruh Sesar

Pemanukan – Cilacap (PCFZ).

Selain itu pada pegunungan yang mengalami pembelokan kelurusan berdasarkan litologi

yang tersusun berupa perselingan batulempug karbonatan sisipan batupasir karbonatan dan

batupasir karbonatasn sisipan batupasir karbonatan merupakan batuan yang bersifat lentur,

sehingga secara umum struktur yang berkembang pada batuan seperti ini apabila terkena struktur

geologi akan membentuk ellipsoid (strain ellipsoid) atau terjadinya distortion dan dilation terjadi

bersamaan, hanya yang lebih menonjol dalam struktur adalah distortion.

You might also like