You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut Usia adalah periode dimana organisme telah mencapai

kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan

kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat

mengenai usia kemunduran´ yaitu ada yang menetapkan 60 tahun,

65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan

65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang

berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.

Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu

penanganan segera dan terintegrasi.

Seiring dengan pertumbuhan seseorang, usia merekapun juga

bertambah. Dari anak-anak, remaja awal, remaja akhir, dewasa awal,

dewasa madya, dan dewasa akhir. Perubahn ini juga diikuti dengan

perubahan lainnya, yaitu perubahan fisik dan perubahan intelektual

Perubahan Fisik yang semakin menua akan sangat berpengaruh

terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan

semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai

melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai

keterbatasan yang dimilikinya Keadaan ini mengakibatkan menurun,

baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara

1
perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal

yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik

dan berkurangnya komitmen.

Perubahan intelektual, pada umumnya orang percaya bahwa proses

belajar, memori, dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan

Dengan terus bertambahnya usia. Kecepatan dalam memproses

informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain itu,

orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali

informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan

memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami

penurunan pada masa dewasa akhir.

Dengan adanya perubahan ini, maka terkadang membuat orang-

orang yang telah masuk dalam fase ini menjadi menarik diri dari

lingkungannya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

 Bagaimanakah konsep medis dari keperawatan keluarga

dengan usia lanjut?

 Bagaimanakah asuhan keperawatan dari keperawatan

keluarga dengan usia lanjut ?

C. Tujuan

2
 Tujuan Umum

Pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Komunitas 1

 Tujuan Khusus

- Mahasiswa dapat mengetahui konsep keperawatan

keluarga dengan usia lanjut

- Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan

keluarga usia lanjut

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep keperawatan keluarga dengan keluarga usia lanjut

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu

atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung

hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan

pasangan lain meninggal (Duvall dan Miller, 1985). Menurut J.W.

Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang

definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang

barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong

orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65

tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih

dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia,

lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60

tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia

maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.

Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan

keluarga lanjut usia. Beberapa orang merasa menyedihkan,

sementara yang lain merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik

dalam hidup mereka. Banyak dari mereka tergantung pada sumber-

4
sumber finansial yang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang

memuaskan, dan status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi

mandiri karena sakit, umumnya memiliki moral yang rendah dan

keadaan fisik yang buruk sering merupakan anteseden penyakit

mental dikalangan lansia (Lowenthal, 1972). Sebaliknya lansia yang

menjaga kesehatan mereka, tetap aktif dan memiliki sumber-sumber

ekonomi yang memadai menggambarkan proporsi orang-orang yang

lebih tua dan substansial dan senantiasa berpikir positif terhadap

kehidupan ini.

B. Ciri-ciri Lanjut Usia

1. Adanya periode penurunan atau kemunduran yang

disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis.

2. Perbedaan individu dalam efek penuaan, ada yang

menganggap periode ini sebagai waktunya untuk bersantai

dan ada pula yang menganggapnya sebagai hukuman.

3. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut, yang

menggambarkan masa tua tidaklah menyenangkan.

4. Sikap sosial terhadap usia lanjut , kebanyakan masyarakat

menganggap orang berusia lanjut tidak begitu dibutuhkan

katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga

masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia

5
lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat

sekitar

5. Mempunyai status kelompok minoritas, adanya sikap sosial

yang negatif tentang usia lanjut.

6. Adanya perubahan peran, karena tidak dapat bersaing lagi

dengan kelompok yang lebih muda.

7. Penyesuaian diri yang buruk, timbul karena adanya konsep

diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang

negatif.

8. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali, mencari segala

cara untuk memperlambat penuaan.

C. Kehilangan-Kehilangan yang Lazim bagi Keluarga Lansia

Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu

kenyataan, maka ada berbagai macam stressor atau kehilangan-

kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-

pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka.

Hal ini meliputi :

 Ekonomi : menyesuaikan terhadap pendapatan yang

turun secara substansial, mungkin kemudian

menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi

(ketergantungan pada keluarga atau subsidi

pemerintah).

6
 Perumahan : sering pindah ke tempat tinggal yang

lebih kecil dan kemudian dipaksa pindah ke tatanan

institusi.

 Sosial : kehilangan (kematian) saudara, teman-teman

dan pasangan.

 Pekerjaan : keharusan pensiun dan hilangnya peran

dalam pekerjaan dan perasaan produktifitas.

 Kesehatan : menurunnya fungsi fisik, mental dan

kognitif

D. Perkembangan Lansia

1. Perkembangan Fisik

Pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis

yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan-

perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat

adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap

kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis. Kebanyakan

perubahan fisik pada lansia mengalami hal yang sama, misalnya

rambut yang memutih, kulit keriput, dan gigi yang tunggal. Pada

periode ini penurunan fungsi organ tampak jelas.

2. Perkembangan Psikis dan Intelektual

Otak dan Sistem syaraf berubah dengan tanda adanya penurunan

kecepatan belajar sesuatu yang diikuti dengan menurunnya

7
kemampuan intelektual. Beberapa peneliti memperkirakan 5

sampai 10% neuron akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai

usia 70 tahun, setelah itu hilangnya neuron menjadi dipercepat.

Aspek yang signifikan dari proses penuaan adalah pada neuron-

neuron yang tidak mengganti dirinya sendiri yang menyebabkan

hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa dewasa akhir.

3. Perkembangan Emosional

Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap

menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga

menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri

dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).

Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan

menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung

sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari

keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut

usia.

Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan

fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan

lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah.

Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam

menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian

diri pada masa-masa selanjutnya.

8
4. Perkembangan Spiritual

Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat

dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal

kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual

(keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah,

khususnya bagi para Lansia.

5. Sistem peredaran darah

Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang

dipompa oleh jantung dengan seiringnya pertambahan usia

sekalipun pada orang dewasa yang sehat. Bagaimanapun, kita

mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah

darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada

masa dewasa. Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat

bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat selama kita

menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun (Fozard,

1992).

Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah

kerasnya dinding pembuluh arteri aorta dan pusat merupakan

gejala umum bagi orang yang berusia lanjut.

6. Sistem pernafasan

Kapasitas paru-paru akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun

sekalipun tanpa penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya,

9
dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu,

berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat

memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan-latihan

memperkuat diafragma.

7. Seksualitas

Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal

seksualitas manusia, dan terdapat perubahan yang lebih banyak

pada laki laki dari pada perempuan. Rubin (Harlock) mengatakan

bahwa hubungan seksual tidak mungkin berhenti secara otomatis

pada usia berapapun. Mereka yang tidak melakukan hubungan

seksual pada usia lanjut, biasanya disebabkan oleh penyakit yang

diderita pasangannya.

E. Tugas Kelurga Tahap Lansia

Tugas keluarga tahap lansia menurut Duval :

1. Meningkatkan kehidupan beragama

2. Menjaga komunikasi dengan anak, cucu

3. Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu

4. Memperhatikan kesehatan masing-masing

5. Menyusuaikan dengan pendapatan

6. Menemukan makna hidup

10
F. Peran Anggota Keluarga

1. Melakukan pembicaraan terarah

2. Mempertahankan kehangatan keluarga

3. Membantu dalam melakukan persiapan makanan

4. Membantu kebutuhan transportasi

5. Membantu finansial

6. Memberikan kasih sayang

11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA LANJUT

KASUS :

Hari Senin tanggal 09/03/2015 Tn. N umur 65 tahun dan Ny. T umur 60

tahun, datang ke puskesmas Bahu dengan keluhan Suaminya bahwa

beberapa hari yang lalu sering mengeluh sesak napas, mudah lelah dan

batuk dan sulit berbicara karena sesak napas yang dideritanya sekaligus

untuk berkonsultasi ke perawat tentang masalah kesehatan yang terjadi di

keluarga mereka.

1. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : Senin, 09/03/2015

A. Identitas umum keluarga

1) Identitias kepala keluarga

Nama : Tn. N

Umur : 65 tahun

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : S.Pd

Perkerjaan : Pensiun

2) KOMPOSISI KELUARGA

12
No Nama L/P Umur Hubungan Perkerjaan Pendidikan

Keluarga

1 Tn. N L 65 Suami Pensiun S.Pd

2 Ny. T P 60 Istri IRT SMA

3) STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA

a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Dahulunya

sebelum pensiun Tn.N yang berkerja sebagai staf

pengajar

b. Penghasilan : Rp. 900/Bln

c. Upaya lain : Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000

d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) :

Rumah, motor, Tv, kursi, serta lemari –lemari.

e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga

mengatakan kebutuhan tiap bulan yang dikeluarkan

hanya buat makan dan keperluan sehari –hari saja, kurang

lebih Rp.1.000.000 perbulan.

4) AKTIVITAS REKREASI KELUARGA

Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya kalau

libur anak dan cucunya berkunjung kerumahnya.

13
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk

dalam tahap perkembangan usia lanjut dan anak – anak mereka

sudah meninggalkan mereka dari rumah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan

kendalanya : memepertahankan kesehatan, karena keluarga

cemas ketika salah satunya sakit.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti

a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Ny.T mengatakan

bahwa dia pernah mengalami usus buntu dan sudah

dioperasi. Tn.N mengatakan selama ini megalami sesak

napas, dan kadang –kadang sering kambuh.

b. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :

Tn. N mengatakan bahwa sudah 7 tahun klien merasakan

sakit asma dan 2 tahun terakhir penglihatan sudah mulai

kabur.

Ny. T mengatakan bahwa dahulunya sakit usus buntu dan

sudah dioperasi dan klien mengatakan biasanya klien

merasakan nyeri pada perut dan minum obat yang dibelikan

anaknya diapotek, klien mengatakan jika klien sakit biasa,

dirinya hanya berobat kepuskesmas

c. Riwayat penyakit keturunan

14
Menurut keluarga tidak ada keluarga yang memilki riwayat

sakit yang sama dengan mereka.

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut

Tn. N dan Ny. T jika dirinya sakit biasanya berobat di

puskesmas.

C. STRUKTUR KELUARGA

1. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan

keluarga Tn. N dan Ny. T selalu memutuskan secara

bersama-sama dan memilih yang terbaik. Perbedaan-

perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka

bicara dengan baik- baik.

2. Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga ) :

Dalam keluarga Tn. N sebagai kepala keluarga berkewajiban

memipin keluarga dan dibantu Ny. T

3. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat

dan beragama Kristen protestan keluarga memiliki nilai-nilai

dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap suami

terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan

bersama setiap hari dari sarapan sampai makan malam.

15
D. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara

suami istri saling tolong menolong dan saling pengertian dan

selalu komunikasi kepada anak -anak mereka.

b. Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik

dan hubungan dengan keluarga besarnya mau pun kecil baik

–baik saja. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik,

terutama tetangga-tetangga terdekat.

c. Fungsi perawatan kesehatan

1. Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering

dihadapinya yaitu asma dan pusing dan persiapan

berpisah dengan pasanganya.

2. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi

masalah kesehatan yang sedang dialami : klien

mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara

dengan anak dan antar suami isteri dan juga minum

obat.

3. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada

anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan

: Ke puskesmas.

4. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk

mencegah timbulnya masalah kesehatan : klien

16
mengatakan biasanya keluarga hanya makan teratur

dan olahraga yaitu jalan pagi di sekitar rumah setiap

hari minggu.

d. Fungsi reproduksi

1) Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak

lagi

2) Akseptor : tidak

e. Fungsi ekonomi

Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena

kebutuhan tiap bulan diberi anak-anaknya.

D. STRESS DAN KOPING KELUARGA

 Stressor jangka pendek : klien mengatakan merasa kesepian

karena dahulunya terasa ramai dirumah tetapi sekarang hanya

tinggal berdua saja.

 Sressor jangka panjang : keluarga mengatakan cemas dengan

keadaan suami karena tidak bisa putus obat.

 Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu

diselesaikan dengan anak –anak juga.

 Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang

tepat, dimana anak sudah menikah dan membangun rumah

tangga sendiri.

 Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada.

17
E. HARAPAN KELUARGA

a. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini

masalah yang didapatkan dimasa lanjut usia.

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan

agar mahasiswa yang datang bisa berbagi pengetahuan.

F. PEMERIKSAAN FISIK

No Pemeriksaan Fisik Nama Anggota Keluarga

Tn. N Ny. T

1 Keadaan Umum

BB 70 kg 55 kg

TB 165 cm 150 cm

2 Kepala :

Rambut Hitam tampak uban Hitam sedikit

disela – sela rambut dan uban, panjang dan

agak keriting. keriting.

Mata Konjungtiva merah Konjungtiva merah jambu,

jambu, sclera pucat, sclera pucat, dan

penglihatan agak mulai penglihatan mulai

menurun. menurun.

Hidung sinusitis (-),

18
polip (-), penciuman sinusitis (-),

baik. polip (-), penciuman baik.

Mulut Mulut bersih, mukosa Mulut bersih, mukosa

lembab, lidah bersih, gigi lembab, lidah bersih, gigi

sudah rapuh. sudah rapuh

Telinga Pendengaran mulai Pendengaran mulai

menurun. menurun.

3 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

JVP vena jugularis. vena jugularis.

Kelenjar Tiroid Tidak ada Tidak ada pembengkakan

pembengkakan.

4 Dada

Mamae Tidak ada Tidak ada pembengkakan,

Inspeksi pembengkakan, simetris simetris antara kiri dan

antara kiri dan kanan. kanan.

Palpasi Tidak ada Tidak ada pembengkakan.

Paru pembengkakan.

Inspeksi Saat Saat bernafas tidak

19
bernafas menggunakan menggunakan otot bantuan

otot bantuan pernafasan. pernafasan.

Palpasi Tidak simetris penurunan Tidak ada kelainan.

antara kiri dan kanan

Perkusi Terdengar bunyi dalnes. Tidak ada penimbunan

cairan.

Auskultasi Bunyi nafas ronchi, Bunyi nafas vesikuler, RR

RR normal normal

Jantung
Letak normal. Dan Letak normal dan ukuran
Palpasi
ukuran normal. normal.

Ictus cordis normal yaitu Ictus cordis normal yaitu


Perkusi
ics 5 dan 6. ics 5 dan 6

Irama teratur, suara Irama teratur, sura


Auskultasi
tambahan tidak ada tambahan tidak ada

TD : 140/90 mmHg TD : 130/80 mmHg

5 Abdomen

20
Inspeksi Simetris, warna normal, Simetris, warna normal,

asites (-) asites (-)

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, Ada nyeri tekan, tidak ada

tidak ada benjolan benjolan

Auskultasi Bising usus (+) Bising usus (+)

Organ pada abdomen Organ pada abdomen


Perkusi
normal normal

6 Genetalia - -

7 Eksremitas atas

dan bawah

Inspeksi Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik

Perkusi Reflek patella lemah. Klien mengatakan kadanga

Klien mengatakan terasa lemah.

kadang – kadang klien

mengatakan terasa lemah

jika akan berjalan.

G. ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 Ds : Kurang mengenal Ketidakefektifan pola

K klien mengatakan masalah nafas

bahwa biasanya kalau

21
kehabisan obat klien

merasakan sesak dan

ketika terkena debu

juga.

Do :

Klien tampak

terenggah –terenggah

2 Ds : Kurang Keefektifan Manajemen

Keluaraga mengatakan pengetahuan/informasi Kesehatan Diri.

bahwa dirinya kurang

bisa dalam mengatasi

masalah kesehatan

yang dialaminya.

Do:

Keluarga tampak

binggung ketika

ditanya

Ds
3 : Ds : Kurang mengetahui Resiko kesepian

Kl Klien mengatakan tugas perkembangan

merasa kesepian sejak keluarga dewasa

ditinggalkan oleh akhir/lansia

anak-anaknya.

22
Do:

Klien tampak sedih

ketika dikaji.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kurang

mengenal masalah

2. Ketidakefektifan manejemen diri berhubungan dengan

kurang pengetahuan/informasi

3. Resiko Kesepian berhubungan dengan kurang mengetahui

tugas perkembangan keluarga dewasa akhir

23
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

NNo Dx keperawatan Tujuan dan iTindakan Rasional

kriteria hasil keperawatan

111 Ketidakefektifan Menunjukkan pola 1.cek atau kaji 1.untuk mengetahui

Pola nafas b.d pernafasan efektif keadaan umum keadaan umum klien.

kurang mengenal Dengan KH : klien.

masalah 1. klien dapat 2. lakukan 2. untuk memberi

melakukan apa PENKES wawasan kepada klien

yang telah berhubungan dan kelurga tentang

disarankan. dengan penyakit kondisi atau keadaan

2. klien mengerti klien. klien.

olaharaga yang 3. ajarkan klien 3. agar klien dapat

baik untuk dia. hal –hal yang melakukan hal –hal

tepat untuk yang tepat bagi

klien. kesehatan dirinya.

4. minta klien 4.untuk mengetahui

untuk kondisi klien

memeriksaa

diri kerumah sakit.

2. Ketidakefektifan Klien mengerti apa 1. kaji 1. untuk mengetahui


Manejemen Diri yang harus
kemampuan kemampuan klien

24
b.d kurang dilakukan. klien.
pengetahuan Dengan KH:
2. lakukan 2. agar klien memahami
/informasi 1. klien
penkes manejemen diri yang
mengatakan bahwa
sudah mengerti kesehatan. tepat.
dengan hal – hal
3. ajarkan klien 3. agar kjlien makin
yang harus
cara manejemen mengerti
dilakukan
2. klien mengerti diri. dengan hal hal yang

hal – hal yang harus dilakukan dan

harus dihindari dihindari.

4. evaluasi 4. agar untuk

kemampuam memahami

klien. kemampuan klien.

33. Resiko Kesepian Kesepian tidak 1. kaji faktor 1. untuk memastikan

b.d Kurang terlalalu larut penyebab faktor

mengetahui tugas Dengan KH : keluarga penyebab kesepian.

perkembangan 1. Klien merasa

keluarga dewasa mengatakan kesepian.

Akhir tidak terlalu sepi 2. beri informasi 2. agar klien makin

lagi. kepada memahami tentang

2. keluarga keluarga tugas

Mengatakan tentang tugas perkembangan.

bahwa perkembangan.

25
dirinya sudah 3. ajarkan klien 3. agar klien mampu

mengerti tugas cara – cara mengatasi kesepian

perkembanganya. mengatasi secara wajar.

kesepian.

4. ajak pasien 4. untuk mengetahui

untuk kemampuan keluarga

mengevaluasi dalam mengatasi

kembali. masalah kesepian.

baba

aabb

BABAB

BBABBABABBAba

26
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah menyelesaikan asuhan keperawatan keluarga usia lanjut

pada Tn. T maka penulis akan menggambarkan kesimpulan dari

kasus tersebut, diagnosa keperawatan yang muncul adalah :

4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kurang

mengenal masalah

5. Ketidakefektifan manejemen diri berhubungan dengan

kurang pengetahuan/informasi

6. Resiko Kesepian berhubungan dengan kurang mengetahui

tugas perkembangan keluarga dewasa akhir

B. SARAN

Melalui penulisan makalah ini kami mengharapkan agar pembaca

dapat memberikan saran jika makalah ini masih terdapat kesalahan-

kesalahan dalam penulisan maupun penyusunannya.

27

You might also like