You are on page 1of 12

About

Contact Us

resep kue basah

Info Perawat Dan Kesehatan

Keperawatan | Kesehatan | Askep Perawat | Laporan Pendahuluan Perawat | Kontrak Belajar


Keperawatan

Home

Askep Perawat

Laporan Pendahuluan Perawat

Kontrak Belajar

Kesehatan

Home » Askep Anak » Askep Perawat » ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) PADA


ANAK / KLIEN KEJANG DEMAM

Ina fitriana F Rabu, 10 Juni 2015 Askep Anak, Askep Perawat

ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) PADA ANAK / KLIEN KEJANG DEMAM

ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) PADA ANAK / KLIEN KEJANG DEMAM ~


Berbagai Upaya yang dilakukan oleh orang tua ketika anaknya mengalami sakit dan salah
satunya adalah dengan melakukan perawatan ke rumah sakit atau ke dokter spesialis anak.

Jika dalam Keperawatan anak tentunya seorang perawat harus tahu dan urutan yang
sebenarnya dalam menganalisa semua jenis penyakit pada anak dan sebelum proses
perawatan atau penyembuhan tugas pokok dari seorang perawat adalah membuat ASKEP /
Asuhan keperawatan.
Jika pada postingan yang lalu info perawat sudah menjelaskan dan memberikan contoh
kepada anda semuanya calon perawat mengenai ASKEP ANAK DENGAN
LABIO/PALATOSKISIS, pada kesempatan kali ini masih seputar asuhan keperawatan anak
yaitu ASKEP pada anak kejang demam, untuk lebih jelasnya berikut contoh askep anak
kejang demam.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK / KLIEN KEJANG DEMAM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan hal yang penting artinya bagi keluarga, selain sebagai penerus keturunan,
anak pada akhirnya sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua
yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih – lebih bila anaknya mengalami kejang
demam.

Insiden kejang demam ini dialami oleh 2% - 4% pada anak usia antara 6 bulan hingga 5
Tahun (ME. Sumijati 2000 :72-73) dengan durasi kejang selama beberapa menit. Namun
begitu, walaupun terjadi hanya beberapa menit, bagi orang tua rasanya sangat mencemaskan,
menakutkan dan terasa berlangsung sangat lama, jauh lebih lama disbanding yang
sebenarnya.

Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab./SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr.
Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang demam. Pada tahun
1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang dan tidak didapatkan angka
kematian (0 %). Pada tahun 2000 ditemukan pasien kejang demam 132 orang dan tidak
didapatkan angka kematian (0 %). Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden
kejadian sebesar 37%.

Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan segera.


Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari cacat
yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang sering. Untuk itu tenaga
perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi keadaan tersebut serta
mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan penderita, yang meliputi aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta
memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual.

B. Tujuan penyusunan Askep

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada
Klien dengan Masalah kejang Demam.

2.Tujuan Khusus

Mahasiswa mengetahui tentang definisi dari kejang demam.

Mahasiswa mengetahui penyebab dari kejang demam.

Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala dari kejang demam.

Mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan kejang demam.

Mahasiswa mengetahui Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Fokus intervesi, dan Evaluasi


klien kejang demam.
BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

1. PENGERTIAN

Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3
bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi
intrakronial atau penyebab tertentu (Mansjoer Arief, 2000)

Kejang demam adalah kejang yang terjadi padausia antara 3 bulan hingga 5 tahun yang
berkaitan dengan demam, namun tanpa adanya tanda-tanda infeksi intracranial atau penyebab
yang jelas. (Roy, Meadow, 2005)

Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasanlistrik yang tidak terkontrol dari sel
saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran
ringan, aktifitas motorik atau gangguan fenomena sensori. (Doenges, 2000)

2. ETIOLOGI

Hingga kini belum diketahui secara pasti demam kejang disebabkan infeksi saluran nafas
atas, otitis fedia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu tmbul pada
suhu tinggi dapat menyebabkan kejang. (Mansjoer Arief, 2000)

Kejang ini ditimbulkan oleh demam dan cenderung muncul saat awal-awal demam. Penyabab
ini yang paling sering adalah infeksi saluran nafas atas. (Roy, Meadow, 2005 : 113)

Kejang demam biasanya dicetuskan oleh infeksi serupa, infeksi virus pada telinga, faring atau
saluran cerna. (Merenstein Gerald, 2001: 638)

3. PATOFISIOLOGI

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel/organ otak diperlukan energi yang didapat
dari metabolisme, bahan baku penting untuk metabolisme otak adalah glukosa, sifat proses
ini adalah oksidasi dengan perantara fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui sistem
kardiovaskuler.

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan
air. Dalam keadaan normal membran sel neoron dapat dilalui dengan mudah oleh ion natrium
(K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya kecuali ion klorida
(Cl+). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron sangat tinggi dan natrium rendah,
sedangkan diluar sel terjadi sebaliknya.

Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim
Na – K ATP – Ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :

Perubahan konsentrasi membran ion diruang ekstra seluler

Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari
sekitarnya

Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan. Pada
keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10 –
15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20 %.

Peningkatan O2 dan energy kontraksi otot skelet oleh karena metabolism anhipotensi arterial
dengan disertai denyut yang meningkat yang selanjutnya akan meningkatkan metabolism
otak. Rangkaian ini merupakan suatu factor penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron
otak selama terjadi kejang lama, factor terpenting adalah gangguan peredaran darah otak
sehingga menyebabkan hipoksia, meningkatkan permeabilitas kapiler otak. Oedem otak
mengakibatkan kerusakan neuron otak. Dengan demikian kejang demam yang berlangsung
lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga menyebabkan epilepsi.
(Ngastiyah, 2005)

Patways:

ASUHAN KEPERAWATAN ( SKEP ) PADA ANAK / KLIEN KEJANG DEMAM

4. MANIFESTASI KLINIS

Umumnya kejang demam berlangsungnya tingkat berupa serangan kejang klinik atau tonik-
klonik bilateral. Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik keatas
dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa didahului
kekakuan, atau hanya sentakan atau kekakuan fokal.

Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari 18% berlangsung
lebih dari 15 menit. Sering kali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak
memberi reaksi adapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak
terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. Kejang dapat diikuti hemiparisis
sementara tanpa (Heiparesis Todd) yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa kali
kejang unilateral yang lama, dapat diikuti oleh hemiparesis yang mantap. Bangkitan kejang
yang berlangsung lama lebih sering terjadi pada kejang demam yang pertama. (Mansjoer
Arief, 2000)
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan cairan serebrospinal

Elektroesenfalografi (CEG) tetapi kurang mempunyai nilai prognostik, tidak dianjurkan


untuk pasien kejang demam sederhana

Pemeriksaan lab rutin, untuk mengetahui sumber infeksi. (Mansjoer Arief, 2000)

6. KOMPLIKASI

Terdapat gangguan perkembangan atau kelainan neurologis.

Akan didapat IQ yang lebih rendah disbanding dengan saudaranya.

Lebid besar mengalami epilepsi. (M.Rudholph. A.,2006 : 161)

7. PENATALAKSANAAN

Ada 3 hal yang perlu dikerjakan :

1. Pengobatan fase akut : pada waktu kejang pasien dimiringkan, dan dipasang tong spatel.

Untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan.

Jalan nafas harus bebas, agar oksigenasi terjamin.

Diazepam diberikan melalui intravena.

2. Mencari dan mengobati penyebab

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan


meningitis.

3. Pengobatan Profilaksis

Profilaksis intermitem diberikan

Diazepam oral dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/kg BB

Hari dibagi 3 dosis saat pasien demam (Mansjoer, Arief, 2000)


BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Aktifitas/istirahat

Gejala : Keletihan, kelemahan umum

Tanda : Perubahan kekuatan otot

2. Sirkulasi

Gejala : hipertensi, peningkatan nadi, sianosis

3.Integritas ego

Gejala : Stressor eksternal / einternal yang berhubungan dengan keadaan dan penanganan

4. Eliminasi

Gejala : Inkontinensia

Tanda : Peningkatan tekanan kandung kemih aliran tonus sfinger, otot relaksasi yang
mengakibatkan inkotinensia (baik urine atau fekal)

5. Makanan/ cairan

Gejala : Mual/muntah yang berhubungan dengansktivitas kejang

6. Neurosensori

Gejala : Riwayat sakit kepala, aktifitas kejang berulang, pusing,riwayat trauma kepala.

7. Nyeri/kenyamanan

Gejala : Sakit kepala, nyeri otot atau punggung pada priode posiktal, nyeri abdomen
paraksimal selama fase iktal.

8. Pernapasan

Gejala : Fase iktal: gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun atau cepat, peningkatan
sekresi muskus.

9. Keamanan

Gejala : Riwayat terjatuh/trauma, fraktur, adanya alergi.


10. Interaksi sosial

Gajala : Masalah dalam hubungan intrapersonal dalam keluarga atau lingkungan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko Cidera b.d Tipe Kejang.

Resiko Terjadi Hipoksia/ Aspirasi b.d Kejang.

Kurang pengetahuan b.d kurangnya informas tentang penyakit.

Resti terjadinya kejang b.d suhu tubuh terus meningkat.

C. INTERVENSI

a. Resiko Cidera b.d Tipe Kejang.

Tujuan : Mencegah terjadinya cidera.

Intervensi :

Libatkan keluarga dan penanganan kejang dan ajari cara melakukannya.

Hindari stimulus yang menyebabkan terjadinya kejang.

Berikan obat kejang sesuai ketentuan.

Lakukan perawatan gigi dengan baik selama terapi fenitoin.

Berikan Vit. D dan asam folat selama terapi fenitoin dan fenobarbital untuk mencegah
defisiensi.

Dampingi anak selama beraktivitas.

Kaji lama kejang.

Lindungi anak selama kejang.

b. Resiko Terjadi Hipoksia/ Aspirasi b.d Kejang.

Tujuan : Mencegah terjadinya ditress pernafasan

Intervensi :

Jangan melakukan distress pernafasan

Tempatkan selimut dibawah kepala

Longgarkan pakaian
Jangan menempatkan apapun dimulut anak

Miringkan anak

Atur posisi kepala anak tidak dalam keadaan hiperekstensi untuk meningkatkan ventilasi.

c. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informas tentang penyakit.Tujuan : Lebih dapat


mengerti tentang penyakit, cara penanganan.

Intervensi :

Berikan penkesh

Kaji ketidakmampuan pasien

Beri motivasi dan dukungan

Jelaskan penyakit dengan sederhana

d. Resti terjadinya kejang b.d suhu tubuh terus meningkat.

Tujuan : Menghindari terjadinya kejang dan suhu tubuh dalam batas normal.

Intervensi :

Monitor vital sign

Lakukan kompres dingin

Beri pakaian yang baik yang meresap keringat

Anjurkan anak untuk minum banyak

Kolaborasi dalam pemberian anti kejang

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J.,2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, EGC, Jakarta

Doenges,Marilynn E., 2000. Rencana Asuhan Keperawaan Edisi III. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Media Aesculapius FKUI.
Jakarta.

Merenstein, Gerald. 2001. Buku pegangan pediatrik. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta.

M. Rudolph, Abraham.2006. Buku Ajar Pediatrik Rudolph. Jakarta.


Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6.
EGC. Jakarta.

Roy, Meadow.2005. Notes pediatrik Edisi 7. Erlangga. Jakarta.

Dari uraian ASKEP anak Kejang demam diatas bisa anda rangkai sendiri dengan rapi, untuk
waktu sekarang saya belum bisa upload filenya, tunggu update nya saja ya, jika anda
membutuhkan askep keperawatan kejang demam anak ini bisa menghubungi saya melalui
kolom komentar.semoga bermanfaat,terimakasih

inShare

Related Posts :

ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) PADA ANAK / KLIEN KEJANG


DEMAMASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) PADA ANAK / KLIEN KEJANG
DEMAM ~ Berbagai Upaya yang dilakukan oleh orang tua ketika anaknya mengalami sakit
da… Read More...

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Dengue Haemorragic Fever ( DHF )Asuhan


Keperawatan Anak Dengan Dengue Hemorragic Fever ( DHF ). Masih dalam pembahasan
Askep Anak sobat perawat di seluruh tanah air, kali i… Read More...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN


LABIO/PALATOSKISISASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
LABIO/PALATOSKISIS ~ Untuk menyusun tugas anda dalam menjalankan tugas sebagai
seorang perawat tidak aka… Read More...

ASUHAN KEPERAWATAN TBCAskep TBC adalah salah satu tugas penting dalam
menangani perawatan pada pasien khususnya untuk penderita TBC, dengan penangan serta
perawat… Read More...

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gangguan Pencernaan DiareAsuhan Keperawatan


Anak Dengan Gangguan Pencernaan Diare. Jika anda kebetulan masih dalam masa
perkuliahan dalam bidang keperawatan atau keb… Read More...

2 Responses to "ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) PADA ANAK / KLIEN KEJANG


DEMAM"
PURNAMA11 Juni 2015 19.59

moga askep kejang demam ini bisa membantu para perawat yang sedang dapat tugas mbak

Balas

Balasan

Ina fitriana11 Juni 2015 20.20

amin mas

Balas

Berikanlah Kritik Dan Saran Yang Bisa membangun Blog ini,

Jangan Kawatir Saya Akan Berkunjung Balik Ke Blog Sobat Semuanya

Muat yang lain...

Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

Artikel Terbaru

Laporan Pendahuluan CKR ( Cidera Kepala )

Laporan Kasus Keperawatan DHF / Demam Berdarah

Struktur Organisasi Profesi Keperawatan

4 Terlalu Kehamilan ( Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, Terlalu Banyak )

Waktu / Jadwal Pelaksanaan Kunjungan Neonatus (KN) Dan Kunjungan Nifas (KF)

Pengertian Neonatus, Ciri-ciri dan Cara Penganganannya

Asuhan Keperawatan ( ASKEP ) Hipokalemia


Laporan Pendahuluan SC ( Sectio Caesaria )

Pengertian Buta Warna, Mekanisme, Gejala dan Pengobatannya

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Dengue Haemorragic Fever ( DHF )

Google+ Followers

Pengikut

DMCA.com Protection Status

Copyright 2014 Info Perawat Dan Kesehatan | permainan bola voli

Manfaat buah manggis | Powered by Blogger.com

AdBlock Detected!

Like this blog? Keep us running by whitelisting this blog in your ad blocker.

Suka Blog ini? Please disable your Adblocker to access this site! Thanks. Harap nonaktifkan
Adblocker Anda untuk mengakses situs ini! Terimakasih.

This is Perawatina this blog in your ad blocker.

Thank you!

You might also like