You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia
Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam :
Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan
keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi
semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya
secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang
menghantarkan peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal. Hal ini
karena peserta didik sedang berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.

Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan layanan


bimbingan dan konseling karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya. Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh
lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah
perubahan. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan
kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku peserta didik,
seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau
penyimpangan perilaku. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak
diharapkan tersebut dapat ditempuh dengan cara mengembangkan potensi peserta didik
dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar
kompetensi kemandirian. Hal tersebut senada dengan tujuan bimbingan dan konseling
secara umum, yakni membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi
yang dimilikinya secara optimal dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu
perkembangan dan pemecahan masalah.

Perlu diketahui juga pada hakekatnya peserta didik mempunyai pribadi yang
unik, yang bebas merdeka , yang mampu mengarahkan pribadinya. Namun dalam
perjalanan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tugas-tugas perkembangannya

1
yang memandirikan mengalami berbagai masalah, sehingga dalam mencapai tujuannya
itu diperlukan uluran tangan bantuan dari orang yang berkompeten di dalamnya yaitu
konselor. Hal ini sesuai Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor di Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa untuk dapat
diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan
kompetensi konselor yang berlaku secara nasional

Di dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang


didalamnya memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan
dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.

Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan bantuan untuk
peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bimbingan dan konseling pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui
berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku.

Layanan bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan layanan yang


dilaksanakan oleh guru BK atau konselor sesuai yang tercantum di dalam Permendikbud
Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV bag. VIII dijelaskan bahwa Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor adalah guru yag mempunyai tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling
terhadap sejumlah peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyusun rencana pelayanan
bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling,
mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta melakukan
perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.

2
. Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling SMP disusun sebagai
upaya memperjelas dan mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah menjadi
keputusan atau kesepakatan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pada
umumnya.
Adapun yang melatar belakangi penyusunan program kerja Layanan Bimbingan
dan konseling SMP Negeri 1 Prambon antara lain :
1. Program Sekolah
2. Analisa kebutuhan nyata Peserta Didik
3. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan konseling
4. Kebijakan Pemerintah yang Berhubungan dengan Pendidikan
a. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
d. Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
kompetensi Konselor.
e. Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
f. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Menengah

B. VISI DAN MISI


1. VISI BIMBINGAN DAN KONSELING
Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat
kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa, sebagai mahkluk sosial dalam
berhubungan dengan manusia dan alam semesta.

2. MISI BIMBINGAN DAN KONSELING


Menunjang perkembangan diri dan kemandirian peserta didik untuk dapat menjalan

kehidupannya sehari-hari sebagai peserta didik secara efektif, kreatif dan dinamis serta

memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karir dalam :

1. Beriman dan bertagwa kepada Tuhan YME


2. Pemahaman diri dan lingkungannya
3. Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual
4. Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ dan SQ
5. Pengaktualisasian diri secara optimal.

3
C. DESKRIPSI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
Berdasarkan hasil analisa AUM Umum, Observasi, Informasi, maupun pengalaman
konselor maka permasalahan yang ada di SMPN 1 Prambon dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1. Banyaknya peserta didik yang berseragam tidak rapi ( baju dikeluarkan )
2. Berbicara tidak sopan dengan teman atau dengan orang yang lebih tua di lingkungan
sekolah
3. Keluar kelas pada jam-jam mata pelajaran tertentu
4. Sering tidak masuk tanpa keterangan
5. Merokok di lingkungan sekolah
6. Pergaulan dengan lawan jenis yang kurang sehat
7. Mengaktifkan HP saat KBM berlangsung
8. Malas dan tidak semangat mengikuti pelajaran
9. Rendahnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME
10. Kurangnya pemahaman tentang masa depan.

Berdasarkan assesmen yang telah dilakukan dan berdasarkan Standar Kompetensi


Kemandirian Peserta Didik, dapat dideskripsikan kebutuhan peserta didik dalam layanan
Bimbingan dan konseling , mencakup :
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
2. Memantapkan nilai-nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan yang lebih luas
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria
/ wanita
4. Mengenal alasan perlunya mentaati aturan / norma berperilaku
5. Memahami keseragaman aturan / patokan berperilaku dalam konteks budaya
6. Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku
7. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan untuk mengikuti dan melanjutkan
pelajaran dan mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan bermasyarakat.

4
D. TUJUAN
1. Agar peserta didik dapat mengembangkan dirinya sebagai remaja yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Agar peserta didik memperoleh nilai-nilai dan cara bertingkah laku yang dapat
diterima dalam kehidupan yang lebih luas
3. Agar peserta didik mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
perannya sebagai pria / wanita
4. Agar peserta didik dapat mengenal alasan perlunya mentaati peraturan / norma
berperilaku
5. Agar peserta didik dapat memahami keragaman aturan / norma berperilaku dalam
konteks budaya
6. Agar peserta didik bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku
7. Agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan, bakat, minat serta dapat
merencanakan karier dan masa depannya.

5
BAB II
KONDISI OBYEKTIF SEKOLAH

A. PERSONAL BIMBINGAN DAN KONSELING

Penanggung jawab : Kepala Sekolah

Koordinator BK : Drs. Minto Tulus

Staf BK : 1.Dra. Handayani Sri Hanampiani

2.Dewi Kumala Sari, S.Pd

3.Nur Fadhilah, S.Pd

Pembagian Tugas Layanan BK :

No. Guru BK Kelas Jumlah

1. Drs. Minto Tulus VII (A,B,C ), VIII (A,C,D,F) 250

2. Dra. Handayani Sri H. IX (A,B,C,D,E,F,G) 248

3. Dewi Kumala Sari, S.Pd VIII (B,E,G,H,I), IX (H,I) 248

4. Nur Fadhilah, S.Pd VII (D,E,F,G,H,I) 207

B. JUMLAH PESERTA DIDIK

1. Tahun Pelajaran : 2015/2016

Kelas VII = 9 kelas, jumlah peserta didik : 322

Kelas VIII = 9 kelas, jumlah peserta didik : 285

Kelas IX = 9 kelas, jumlah peserta didik : 280

Jumlah : 887

2. Tahun Pelajaran : 2016/2017

Kelas VII = 9 kelas, jumlah peserta didik : 323

Kelas VIII = 9 kelas, jumlah peserta didik : 322

Kelas IX = 9 kelas, jumlah peserta didik : 285

Jumlah : 930

6
C. PARTISIPASI STAF SEKOLAH PADA PELAKSANAAN LAYANAN BK

1. Kepala Sekolah sangat mendukung, baik dalam kerjasama pelaksanaan BK

maupun semua kebutuhan BK dapat terpenuhi bilamana persediaan ada dan

memungkinkan.

2. Wali kelas mendukung dalam memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi peserta didik.

3. Guru mata pelajaran mendukung memberikan informasi tentang sikap dan

keadaan di dalam kelas dan di luar kelas.

4. Partisipasi dan keberadaan tenaga administrasi sangat diperlukan dalam

penyediaan format-format, menghimpun data, dan menyediakan kebutuhan

perlengkapan administrasi.

Namun masih diperlukan dukungan dan partisipasi aktif dari semua pihak untuk

menangani setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik, karena

permasalahan yang dihadapi peserta didik sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan belajar / pendidikan peserta didik.

D. TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN BK

1. Sebagian kecil peserta didik yang bersedia datang sendiri ke ruang BK untuk

berkonsultasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi, jadi sebagian besar

masih harus dipanggil untuk penyelesaian masalahnya.

2. Masih banyak peserta didik yang masih malu, kurang terbuka dan takut dalam

mengutarakan masalahnya.

7
BAB III
ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING

A. STRUKTUR ORGANISASI BK

STRUKTUR ORGANISASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


SMP NEGERI 1 PRAMBON

Kepala Sekolah Tenaga Ahli


Komite Instansi
Sekolah Wakil Kepala Sekolah

Tata Usaha

Wali Kelas Guru BK/ Guru Mata


Konselor Pelajaran

SISWA

Keterangan :

Garis Komando

Garis Koordinasi

Garis Konsultasi

Personil pelaksana layanan Bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang

terkait di dalam organigram layanan BK dengan koordinator guru BK / konselor

sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil tersebut adalah

sebagai berikut :

8
1. Kepala sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh di
sekolah yang bersangkutan, tugas-tugasnya adalah :
a. Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah
sehingga pelayanan pengajaran, pelatihan dan pembibingan merupakan
suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
b. Menyediakan prasarana, sarana, tenaga dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya layanan Bimbingan dan konseling yang aktif dan efisien.
c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut layanan bimbingan
dan konseling.
d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan layanan BK di sekolah kepada
Dinas Pendidikan Kab/Kota yang menjadi atasannya.

2. Wakil Kepala Sekolah


Membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya termasuk
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
3. Koordinator BK
Tugas-tugasnya adalah :
a. Memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada segenap
warga sekolah, orang tua, peserta didik dan masyarakat.
b. Menyusun program bimbingan dan konseling
c. Melaksanakan program bimbingan dan konseling
d. Mengadministrasikan layanan bimbingan dan konseling
e. Mengevaluasi dan menganalisa hasil pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling
f. Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian layanan bimbingan dan
konseling

4. Guru BK / Konselor
a. Memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling Membuat program
bimbingan dan konseling.
b. Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
c. Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

9
d. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan
pendukungnya.
e. Melaksanakan tindak lanjut.
f. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
g. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam layanan
bimbingan dan konseling kepada koordinator BK dan Kepala sekolah.

5. Guru Mata Pelajaran


a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik.
b. Membantu guru BK mengidentifikasikan peserta didik yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling.
c. Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru BK.
d. Menerima alih tangan peserta didik dari pembimbing sepertinya pengajaran
perbaikan dan pengayaan.
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik yang menunjang
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan pada peserta didik yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling untuk mengikuti kegiatan
yang dimaksudkan itu.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta didik,
sepertinya konferensi kasus.
h. Mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan
bimbingan dan konseling dan upaya tindak lanjutnya.

6. Wali Kelas

a. Membantu guru BK melaksanakan tugas-tugas khususnya di sekolah

(kelas) yang menjadi tanggungannya.

10
b. Membantu guru mata pelajaran / pelatih melaksanakan peranannya dalam

layanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi

tanggungannya.

c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik

untuk mengikuti layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.

d. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan guru pembimbing

dalam layanan bimbingan dan konseling khususnya kelas yang menjadi

tanggungannya.

11
B. MEKANISME KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING SMPN 1 PRAMBON

Guru Mapel Wali Kelas Guru BK Kepala Sekolah

Daftar Nilai Daftar Nilai Kartu Akademik

Angket Peserta
didik

Catatan CatKonseling.
Observasi
Konseling

Angket Ortu Buku


Map
Diketahui
Kartu Pribadi
Catatan Anekdot Lap. Observasi

Cat. Anekdot Data Psikotest Diketahui

Diketahui

Lap. Kegiatan Laporan


Diperiksa
Layanan Kegiatan BK

Catatan Home Cat. Konferensi


Diketahui
Visit Kasus

Catatan Notula
Diketahui
Wawancara Rapat

12
Dalam pembinaan peserta didik di sekolah diperlukan adanya kerjasama
semua personil sekolah yang meliputi : guru mata pelajaran, wali kelas, guru BK
dan kepala sekolah.
1. Guru mata pelajaran
Membantu memberikan informasi tentang data peserta didik yang meliputi :
- daftar nilai peserta didik
- laporan observasi
- catatan anekdot
2. Wali Kelas
Disamping sebagai orang tua ke dua, di sekolah membantu mengkoordinasikan
informasi dan kelengkapan data yang meliputi :
- Daftar nilai
- Angket peserta didik
- Angket orang tua
- Laporan observasi peserta didik
- Catatan anekdot
- Catatan home visit
- Catatan wawancara
3. Guru BK
Di samping bertugas memberikan layanan informasi kepada peserta didik, juga
menangani data yang meliputi :
- Kartu akademis
- Catatan konseling
- Data psikotes
- Catatan konferensi kasus
Guru BK juga perlu melengkapi data yang diperoleh dari guru mata pelajaran, wali
kelas dan sumber-sumber lain yang terkait yang akan dilakukan dalam buku
pribadi peserta didik.
4. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab pelaksanaan BK di sekolah perlu mengetahui dan
memeriksa kegiatan yang dilakukan guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK.
Adapun kegiatan guru BK yang perlu diketahui antara lain:
- Rapat periodik yang dilakukan guru BK setiap bulan
- Laporan kegiatan BK sebulan sekali
- Laporan kelengkapan data

13
B. MEKANISME PENANGANAN PESERTA DIDIK BERMASALAH
SMP NEGERI 1 PRAMBON

TENAGA KEPALA
KEPALASEKOLAH/
SEKOLAH/
KOMI
KOMI
AHLI WAKASEK
WAKASEK TETE

BP 3

WALI KELAS GURU BK


KOORDINATOR/
GURUMP
GURU MAPEL /
/ PIKET GURU BK
/KONSELOR
PIKET
WALI PEMBIMBIN
KELAS G

PESERTA DIDIK

Keterangan :

Garis koordinasi / konsultasi

Tindakan penertiban sekolah

Layanan BK

14
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Tujuan layanan Bimbingan Konseling

1. Tujuan layanan bimbingan konseling disekolah secara umum adalah:

a. Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan
yang dimaksud agar peserta didik mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya
sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan
diri lebih lanjut.

b. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar peserta didik


mengenal secara obyektif terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial dan
ekonomi, lingkungan budaya yang syarat dengan nilai dan norma-norma, maupun
lingkungan fisik dan menerima berbagai lingkungan itu secara positif dan dinamis
pula.
c. Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal.

2. Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling disekolah secara khusus adalah :


”Tercapainya perkembangan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang
dimiliki dengan mengembangkan tugas perkembangan. ”
B. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik SMP
Arah pelayanan bimbingan dan konseling dalam mencapai visi dan misi sekolah
didasarkan pada pemenuhan tugas-tugas perkembangan peserta didik SMP sederajad.

a. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan
fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.

c. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai
pria atau wanita.

15
d. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan
yang lebih luas.

e. Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi
seni.

f. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan


pelajaran dan / atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan di
masyarakat.

g. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara


emosional, sosial, dan ekonomi.

h. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warga negara.

C. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling


a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat
dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya
secara realistik.

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta


didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan
sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.

c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta


didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah / madrasah dan belajar secara mandiri.

d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

D. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.

16
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya.

c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.

d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik


memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang
dimilikinya.

E. Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling

a. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang


dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.

b. Asas-asas konseling meliputi asas (1) kerahasiaan, (2) Kesukarelaan,


(3) keterbukaan, (4) kekinian, (5) kemandirian, (6) kegiatan,
(7) kedinamisan, (8) keterpaduan, (9) kenormatifan, (10) keahlian,
(11) alih tangan dan (12) tut wuri handayani.

F. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta
didik baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan
berkarakter.

b. Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/ jabatan,
dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam
kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program latihan,
magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.

17
d. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan
dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di
sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan
berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.

e. Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang


membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur
perseorangan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang


membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,
kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan
tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.

g. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami sesuai dengan
tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.

h. Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan
atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan
karakter-cerdas yang terpuji.

i. Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak
lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

j. Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau
mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

18
G. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri


peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes
maupun non-tes.

b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan


pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik


dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan


komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau keluarganya.

e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka


yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir / jabatan.

f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah


peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

H. Format Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta
didik secara perorangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.

d. Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

19
e. Pendekatan Khusus / Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat
memberikan kemudahan.

f. Jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan
peserta didik melalui media dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat adan sarana
elektronik.

I. JADWAL KEGIATAN

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan program Layanan Bimbingan dan Konseling di


SMP Negeri 1 Prambon dilaksanakan melalui :
1. Kontak langsung/Tatap muka dengan peserta didik
a. Secara terjadwal satu jam secara klasikal untuk menyelenggarakan layanan orientasi
layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten,
dan instrumentasi.
b. Di luar jam pembelajaran
1. Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
konseling perorangan,, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling
kelompok,dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas
Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar
jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam
kelas.
2. Tidak kontak langsung/non tatap muka malalui Himpunan data, kunjungan
rumah,konferensi kasus, Kolaborasi, Konsultasi.

J. OPERASIONAL PROGRAM KEGIATAN LAYANAN(terlampir)

K. PENILAIAN KEGIATAN
1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling dilakukan melalui:
 Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengetahui perolehan
peserta didik yang dilayani.
 Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
20
pendukung bimbingan dan konseling diselenggarakan untuk mengetahuidampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
 Penilaian jangka panjang (LAIJAPAN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu(satu
bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan kegiatan
pendukung Bimbingan dan konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih
jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
terhadap peserta didik.

2. Penilaian proses kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling dilakukan melalui analisis
terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam RPL ( Rencana
Pelaksanaan Layanan ) dan Pendukung Layanan, untuk mengetahui efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan kegiatan.

21
BAB V
SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN
A. Sarana dan Prasaran
Sarana dan Prasarana yang diperlukan, untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan
dan konseling adalah :
1. Sarana
a) Alat pengumpul data, baik test maupun non test, seperti :
 Angket (peserta didik dan orang tua ).
 Blangko (Jurnal kegiatan,observasi, wawancara, anekdot dsb).
 Blangko home visit (pemberitahuan dan laporan).
 Format-format layanan (Rencana layanan, Rencna kegiatan, laporan).
 Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis men ulis, format rencana
layanan dan kegiatan pendukung, buku tamu, dan buku administrasi surat.
b) Program Kerja
c) Buku Petunjuk Teknis/ Rambu-rambu Pelaksanaan BK
d) Data peserta didik
2 . Prasarana
Prasarana bimbingan dan konseling yang telah tersedia adalah:
a. Ruang BK yang representatif
b. 2 (dua) ruang konseling individu
c. 1 (2) ruang konseling kelompok
d. 4 ( empat ) meja dan 4 ( empat ) kursi untuk kerja guru BK
e. 2 (satu) buah almari sebagai tempat data
f. 1 ( satu ) buah almari sebagai tempat tampilan kepustakaan
g. 1 ( satu ) set rak tempat buku pribadi
h. 2 (satu) set meja kursi tamu
i. 2 (dua) meja kursi konseling
j. 8 buah kursi untuk bimbingan dan konseling/konseling kelompok
k. Satu set Komputer dan Printer
l. 1 ( satu ) layar dan LCD
m. 3 ( dua ) kipas angin

22
E. Anggaran/Biaya
Dalam pelaksanaan Bimbingan dan konseling anggaran biaya selama satu tahun pelajaran
ini diambil dari anggaran sekolah.

Rinician biaya/anggaran yang dibutuhkan layanan BK tahun pelajaran 2013/2014

Jumlah
No Jenis Barang Kebutuhan
Barang Uang
1. Kertas HVS - Analisa AUM 2 Plano Rp. 500.000,-
- Angket Siswa
- Program BK
- Undangan orang tua
- Format-format BK
2. Spidol - Spidol besar (permanen ) 2 Rp.b 15.000,-
- Spidol kecil 3
3. Buku Folio - Buku Tamu 1 Rp. 90.000,-
- Buku ijin 1
- Buku Agenda surat 1
- Buku Agenda Kerja 3
4. Tampilan - Biblio konseling 10 Rp. 600.000,-
Kepustakaan
5. Gunting - 1 Rp. 15.000,-
6. Snel heckter - Jurnal Kegiatan Klasikal 3 Rp. 30.000,-
- Program umum 3
- Bukti Fisik 3
7. Staples - Kecil 1 Rp. 10.000,-
- Tanggung 1 Rp. 20.000.-
8. Transport - Home visit Rp. 1.065.000,-
( 27 X 3 X Rp. 15.000,-)
Jumlah Rp. 2.345.000,-

23
BAB VI LAPORAN

Dalam kegiatan pelaksanaan layanan Bimbingan dan konseling dan Konseling dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu yaitu :

A. Laporan per bulan


Kegiatan yang dilaksanakan adalah melaporkan pelaksanaan selama satu bulan, yaitu
mencakup seluruh kegiatan BK.

B. Laporan per Semester


Laporan kegiatan per Semester ini meliputi :
1. Pelaksanaan kegiatan BK.
2. Evaluasi hasil pelaksanaan BK.
3. Analisis hasil evaluasi pelaksanaan BK.
4. Tindak lanjut pelaksanaan program BK.

C. Laporan Insidental
Melaporkan kegiatan layanan BK sewaktu-waktu karena suatu hal yang mendesak.

D. Laporan Akhir Tahun Pelajaran


Yaitu melaporkan seluruh kegiatan dalam satu tahun pelajaran.

24
BAB VII
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ditinjau dari uraian dan permasalahan yang ada, dapat ditarik suatu kesimpulan :

1. Perlu adanya peningkatan profesionalisme guru BK.

2. Guru BK harus memiliki tanggung jawab terhadap individu yang dilayani, maupun

terhadap ikatan profesinya dalam menjalankan tugas.

3. Guru BK perlu membuat program secara sistematis sebagai pedoman dan acuan dalam

melaksanakan tugas.

4. Perlu adanya kerjasama yang baik antara guru BK dengan guru mata pelajaran, wali

kelas, orang tua peserta didik maupun dengan semua personil sekolah yang ada.

5. Pelaksanaan layanan BK akan sangat menentukan dalam mencapai peningkatan

prestasi belajar peserta didik serta sikap, sehingga perlu adanya perhatian yang

sungguh-sungguh dari semua pihak sekolah.

B. SARAN – SARAN

Dengan terselesaikannya program kerja ini kami mengharapkan berbagai masukan dari

semua pihak yang terkait, agar nantinya dapat lebih sempurna lagi dan benar-benar dapat

terlaksana dengan baik.

25
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. Operasional Matrik Program Tahunan
2. Program Semester
2. Program Bulanan
3. Program Mingguan
4. Program Harian
6. Jadwal kegiatan
7. Kalender Pelaksanaan BK
8. Pembagian Tugas Guru BK
9. Blanko – blanko BK

26

You might also like