You are on page 1of 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tidak lupa kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg. dan Bu Vely Kukinul Siswanto, ST., MT.,
MSc selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Wilayah

2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat.

3. Teman-teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.

Makalah dengan judul “Tugas II Ekonomi Wilayah Kelas A : New Ekonomi


Geography” ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Wilayah dalam Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk
memahami dan mengerti tentang substansi pada komponen dan skema ekonomi wilayah.

Dalam proses penyelesaian makalah penelitian kecil ini tentunya banyak kekurangan,
baik dari pengambilan referensi data maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi sempurnanya makalah ini.

Demikianlah makalah ini disusun, semoga bermanfaat bagi berbagai pihak dan dapat
memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah Ekonomi
Wilayah.

Surabaya, 21 Maret 2018

Tugas II Ekonomi Wilayah | 1


Penulis

Tugas II Ekonomi Wilayah | 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4

1.2 Tujuan............................................................................................................................... 4

1.3 Sistematika Penulisan....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5

2.1 Latar Belakang Ekonomi Geografi .................................................................................. 5

2.1.1 Aglomerasi................................................................................................................. 7

2.2 Perbedaan Teori Ekonomi Geografi dengan New Economic Geography........................ 7

2.3 Pengertian New Economic Geography ............................................................................ 8

2.4 Tujuan Teori New Economic Geography ......................................................................... 8

2.5 Konsep Teori New Economic Geography ........................................................................ 9

2.6 Gaya Sentrifugal dan Sentripetal (Forces Affecting Geographical Concentration) ...... 10

2.7 Kelebihan New Economic Geography ........................................................................... 12

2.8 Studi Kasus..................................................................................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 17

3.2 Lesson Learned .............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

Tugas II Ekonomi Wilayah | 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah sebuah proses yang bertujuan untuk meningkatkan


pendapatan perkapita penduduk atau masyarakat di sebuah wilayah dalam jangka panjang yang
disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi dan pemerataan pendapatan
bagi penduduk suatu wilayah. Pembangunan ekonomi tersebut akan memberikan perubahan
pada masyarakat, baik itu dari sisi teknologi, pola pikir masyarakat, maupun kelembagaan.

Sehingga pembangunan ekonomi ini merupakan serangkaian proses untuk


meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu wilayah. Pembangunan ekonomi penting bagi
suatu wilayah untuk menghindari kesenjangan sosial penduduknya yang juga tidak terlepas
dari pertumbuhan ekonomi.

Ada beberapa teori pembangunan ekonomi yang telah berkembang di dunia, namun
perkembangan jaman dan perubahan peradaban menuntut inovasi baru demi terciptanya
perekonomian yang lebih baik. New Economic Geography atau Teori Ekonomi Geografi
adalah sebuah teori evolusi dari teori yang sudah tidak kompatibel pada jaman sekarang.

Dengan tercetusnya teori ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan dan merubah
kesalahan-kesalahan pikir dari kegiatan ekonomi yang terdahulu.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Memahami teori New Economic Geography serta asumsi - asumsi di dalamnya
2. Memahami penerapan konsep New Economic Geography dalam sebuah studi kasus

1.3 Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penulisan makalah, tujuan dan sistematika penulisan

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini berisi latar belakang lahirnya teori New Economic Geography oleh Paul Krugman,
definisi dan asumsi-asumsinya, pengertian, tujuan, konsep dan kelebihan dari New Economic
Geography serta contoh penerapannya dalam studi kasus

BAB III PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari teori New Economic Geography serta lesson learned

Tugas II Ekonomi Wilayah | 4


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Ekonomi Geografi

Ekonomi geografi merupakan cabang dari geografi manusia di mana bidang studinya
adalah struktur keruangan aktivitas ekonomi (Miller, Aleksander 1984). Geografi sebagai studi
variasi keruangan di permukaan bumi di mana manusia melakukan aktivitas yang berhubungan
dengan produksi, pertukaran dan pemakaian sumber daya demi kesejahteraannya. Dapat
diartikan bahwa geografi ekonomi berarti mengenai ruang lingkup manusia dalam aktivitas
ekonominya. Di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia. Setiap
daerah pasti berbeda aktivitas atau kegiatan ekonominya, karena setiap daerah atau ruang itu
berbeda. Jadi, ekonomi geografi adalah aktivitas ekonomi manusia sebagai objeknya di suatu
ruang atau ruang tertentu.

Dalam studi Geografi yang studinya memperhatikan relasi lingkungan, tidak bisa lepas
dari konsep lokasi.Industri merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang
setengah jadi, atau pengolahan barang setengah jadi menjadi barang jadi ataupun mengubah
bahan mentah menjadi barang jadi yang lebih bermanfaat. Pemilihan lokasi industri ditetapkan
berdasarkan bermacam-macam orientasi. Keputusan lokasi yang bersangkutan, ada yang
berorientasi kepada energi, tenaga kerja, pasar, bahan baku, dan ada pula yang berorientasi
pada kemajuan teknologi. Dasar orientasi keputusan tersebut terutama ditekan kepada biaya
transportasi yang terendah (Sumaatmaja,1988:129).

Teori ekonomi geografi baru berupaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi dari
interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari perusahaan.

Tugas II Ekonomi Wilayah | 5


Dalam hal ini ekonomi aglomerasi tidak diasumsikan tetapi diturunkan dari interaksi ekonomi
skala pada tingkat perusahaan, biaya transportasi dan mobilitas faktor produksi. Teori ekonomi
geografi baru menekankan pada adanya mekanisme kausalitas sirkular untuk menjelaskan
konsentrasi spasial dari kegiatan ekonomi.

Aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi dan mengelompok secara geografis


di beberapa tempat. Hal ini dijelaskan dalam konsep ekonomi regional bahwa pelaku aktivitas
ekonomi dalam melakukan bisnisnya cenderung mempertimbangkan banyak faktor yang
menguntungkan baginya. Berikut faktor faktor penyebab kegiatan aktivitas ekonomi cenderung
mengelompok disuatu tempat :
A. Faktor Geografi
Lokasi yang menguntungkan seperti datar, dekat dengan sumber tenaga kerja, dekat
dengan bahan baku dan lain sebagainya akan banyak dipilih oleh pelaku aktivitas
ekonomi. Hal ini menyebabkan para pelaku aktivitas ekonomi tersebut akan
mengelompok sesuai dengan kebutuhan akan lokasi geografi yang menguntungkan.
B. Faktor Teknologi
Jika ada salah satu kegiatan ekonomi yang sudah menggunakan teknologi yang lebih
maju daripada kebanyakan kegiatan ekonomi lain yang setara. Maka kegiatan ekonomi
baru lainnya akan berkembang di kegiatan ekonomi yang sudah dianggap maju. Hal
ini dikarena harapan adanya transfer IPTEK dari masing masing kegiatan ekonomi yang
sama.
C. Faktor Strategi
Strategi yang diterapkan oleh masing industry berbeda. Kecenderungannya bahwa
industri yang memgolah barang setengah jadi menjadi jadi akan menempel dengan
industri pembuat barang setengah jadi tersebut. Sehingga akan mengelompok karena
dianggap saling menguntungkan.

Berdasarkan penjelasan dan diagram diatas dapat dilihat bahwa kegiatan ekonomi tidak
terjadi secara merata di seluruh ruang atau wilayah, terdapat perbedaan dalam struktur faktor
produksi seperti teknologi, strategi, kelembagaan, dan kebijakan pemerintah. Dalam beberapa

Tugas II Ekonomi Wilayah | 6


daerah yang berada dalam satu wilayah yang sama dapat memiliki struktur ekonomi yang
sangat berbeda.

2.1.1 Aglomerasi

Terdapat beberapa teori yang berusaha mengupas tentang masalah aglomerasi.Namun


sebelum kita membahas lebih jauh mengenai teori-teori tersebut, perlu dipahami lebih dahulu
konsep aglomerasi. Istilah aglomerasi muncul pada dasarnya berawal dari ide Marshall tentang
penghematan aglomerasi (agglomeration economies) atau dalam istilah Marshall disebut
sebagai industri yang terlokalisir (localized industries). Agglomeration economies atau
localized industries menurut Marshall muncul ketika sebuah industri memilih lokasi untuk
kegiatan produksinya yang memungkinkan dapat berlangsung dalam jangka panjang sehingga
masyarakat akan banyak memperoleh keuntungan apabila mengikuti tindakan mendirikan
usaha disekitar lokasi tersebut (Mc Donald, 1997: 37).

Konsep aglomerasi menurut Montgomery tidak jauh berbeda dengan konsep yang
dikemukakan oleh Marshall.Montgomery mendefinisikan penghematan aglomerasi sebagai
penghematan akibat adanya lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang
diasosiasikan dengan pengelompokan perusahaan, tenaga kerja, dan konsumen secara spasial
untuk meminimisasi biaya-biaya seperti biaya transportasi, informasi dan komunikasi
(Montgomery, 1988: 693). Sementara Markusen menyatakan bahwa aglomerasi merupakan
suatu lokasi yang “tidak mudah berubah” akibat adanya penghematan eksternal yang terbuka
bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan dengan perusahaan lain dan penyedia jasa-
jasa, dan bukan akibat kalkulasi perusahaan atau para pekerja secara individual (Kuncoro,
2002: 24).

Dengan mengacu pada beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa aglomerasi
merupakan konsentrasi dari aktifitas ekonomi dan penduduk secara spasial yang muncul karena
adanya penghematan yang diperoleh akibat lokasi yang berdekatan. Secara umum aglomerasi
dibedakan menjadi aglomerasi skala kecil dan aglomerasi skala besar. Aglomerasi skala kecil
memiliki ciri - ciri berada dalam satu wilayah tertentu. Contoh dari aglomerasi skala kecil
adalah Industri karpet di Dalton, Georgia, USA dan industri tekstil Italia di kota Prato.
Sedangkan aglomerasi skala besar memiliki ciri-ciri cakupannya melintasi batas wilayah dan
negara. Contoh dari aglomerasi skala besar adalah Manufacturing Belt di USA (yang meliputi
wilayah : Green Bay-Saint Louis-Baltimore-Portland) dan Hot Banana di Eropa.

2.2 Perbedaan Teori Ekonomi Geografi dengan New Economic Geography

Tabel Perbedaan Teori Ekonomi Geografi dengan New Economic Geography

No Teori Lama Teori Baru

1. Aglomerasi hanya terpusat pada Aglomerasi terjadi pada semua kegiatan


kegiatan industri ekonomi

Tugas II Ekonomi Wilayah | 7


2. Menentukan aktivitas ekonomi Terdapat interaksi antar kegiatan ekonomi
berdasarkan ruang yang bersifat statis

3. Berkembang dari teori lokasi dan teori Berkembang dari teori ekonomi geografi dan
ekonomi regional trade theory (teori perdagangan)

4. Negara yang maju adalah negara yang Negara yang maju adalah negara yang
memanfaatkan Sumber daya yang ada menawarkan produk berkualitas dengan
lebih berkembang. harga murah (tanpa harus menggunakan
Sumber Daya yang ada)

2.3 Pengertian New Economic Geography

Dalam perkembangan ekonomi regional, muncul tiga teori baru, yaitu: teori
pertumbuhan
baru (New Growth Theory, NGT), teori geografi ekonomi baru (New Economic Geography,
NEG), dan teori perdagangan baru (New Trade Theory, NTT) Teori geografi ekonomi baru
dicentuskan oleh Paul Robin Krugman. Paul Krugman adalah seorang ekonom asal Amerika,
Profesor Ekonomi dan Hubungan Internasional di Sekolah Woodrow Wilson Urusan
Masyarakat dan Internasional di Princeton University, Profesor Centenary di London School
of Economy, dan kolumnis untuk harian berita The New York Times. Pada tahun 2008,
Krugman memenangkan Nobel Memorial Prize dalam Ilmu Ekonomi atas kontribusinya
terhadap Teori Perdagangan Baru dan Geografi Ekonomi.

Karya Krugman menjelaskan pola-pola perdagangan internasional dan konsentrasi


geografis kekayaan, dengan memeriksa dampak skala ekonomi dan preferensi konsumen untuk
barang dan jasa. Teori ini berhasil memformulakan teori bahwa yang memperhitungkan efek
dari perdagangan bebas dan globalisasi sebagai faktor di balik pendorong urbanisasi di
berbagai belahan dunia. Pendekatan Krugman berdasarkan pada dasar pemikiran bahwa
banyak barang-barang dan jasa yang dapat diproduksi lebih murah dalam serial yang panjang,
sebuah konsep umum yang dikenal sebagai skala ekonomi. Berdasarkan penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa teori New Economic Geography merupakan sebuah teori yang
menjelaskan pembentukan berbagai macam aglomerasi ekonomi dalam lingkup keruangan/
geografi.

2.4 Tujuan Teori New Economic Geography

Teori New Economic Geography memiliki goals atau tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pembentukan berbagai aglomerasi ekonomi dalam ruang geografis
2. Muncul core dan peri-peri dalam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan North-South
Dualism atau dualisme negara maju dan negara berkembang (North : Maju South :
Berkembang)

Tugas II Ekonomi Wilayah | 8


3. Aglomerasi kegiatan ekonomi terjadi dalam level geografi (makro/mikro), diman
kegiatan aglomerasi dalam teori New Economic Geography ini mempunyai komposisi
kegiatan ekonomi yang bervariasi. Selain itu, aglomerasi kegiatan ekonomi terjadi pada
berbagai tingkatan daerah dan memiliki komposisi kegiatan ekonomi yang berbeda
4. Increasing returns akan menyebabkan terjadinya konsentrasi spasial (konsentrasi di
dalam ruang). Keuntugan yg diperoleh akan berlipat ganda. Sehuingga muncul
bagaimana dan kapan keuntungan itu akan berubah dan mengkeksplor bagaimana
perilaku ekonomi akan merubah ruang.

2.5 Konsep Teori New Economic Geography

Teori ekonomi geografi baru berupaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi dari
interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari
perusahaan.Dalam hal ini ekonomi aglomerasi tidak di asumsikan tetapi diturunkan dari
interaksi ekonomi skala pada tingkat perusahaan, biaya transportasi dan mobilitas faktor
produksi. Teori ekonomi geografi baru menekankan pada adanya mekanisme kausalitas
sirkular untuk menjelaskan konsentrasi spasial dari kegiatan ekonomi (Krugman dan Venables
dalam Martin & Ottavianno, 2001). Analisis Krugman berfokus pada dampak skala ekonomi
terhadap sektor perdagangan dan lokasi bisnis. Konsep skala ekonomi diperoleh dari analisis
yang berakhir pada kesimpulan bahwa makin banyak barang dan jasa diproduksi di satu pabrik
yang sama, makin rendah pula biaya produksi yang harus dikeluarkan. Menurut Krugman,
pasar tidak akan berkompetisi secara sempurna seperti yang dinyatakan oleh para pencipta teori
perdagangan internasional terdahulu.

Gambar Key of New Economic Geography

Dalam penerapannya teori New Economic Geography memiliki konsep-konsep sebagai


berikut :

Tugas II Ekonomi Wilayah | 9


1. Mengenalkan konsep diferensiasi produk dan skala ekonomi
2. Size effect: negara besar mendominasi negara kecil karena memiliki variasi produk
yang lebih banyak dengan harga yang lebih murah. Karena sudah terjadi ekonomi
aglomerasi
3. Home-Market Effect: Dengan adanya aglomerasi, biaya transportasi yang dibutuhkan
rendah, sehingga negara besar dapat mendapatkan upah yang lebih banyak daripada
negara kecil
4. Competition Effec : Tidak lagi menggunakan Sumber daya yang ada melainkan
berkompetisi untuk memberikan barang yang sama namun dengan harga yang lebih
murah.
5. Krugman menunjukkan bahwa globalisasi cenderung untuk meningkatkan tekanan
hidup masyarakat kota, dan membuat orang-orang terdorong ke pusat konsentrasi.
Teori Krugman menunjukkan bahwa hasil dari proses ini adalah bahwa sebuah wilayah
dapat terbagi menjadi kota inti berteknologi tinggi dan lingkungan sekitarnya yang
kurang berkembang

2.6 Gaya Sentrifugal dan Sentripetal (Forces Affecting Geographical Concentration)

Dalam New Economic Geography Theory, dikenal adanya gaya sentrifugal dan
sentripetal. Gaya Sentripetal adalah sebuah kekuatan yang membawa pada aglomerasi
(konsentrasi) industri,sedangkan gaya sentrifugal adalah sebaliknya, yakni kekuatan yang
membuat industrialisasi menyebar

Tabel Perbandingan Gaya Sentrifugal dan Gaya Sentipetal

No. Centripetal Forces Centrifugal Forces

1. Market-size effects (linkages) Immobile factors


- Jika pasar semakin mengumpul - Ada faktor diluar yang tidak bisa
akan berkorelasi lurus terhadap dipindahkan, sehingga harus keluar untuk
besarnya pasar, yang mendekati faktor tersebut. Contoh : tanah
mengakibatkan keterkaitan antar yang subur
kegiatan semakin kuat

2. Thick labour markets Land Rent


- Semakin besar pasar maka pekerja - Faktor harga tanah di luar lebih murah,
yang dibutuhkan semakin banyak sehingga pelaku kegiatan ekonomi akan
cenderung memilih lokasi dengan harga tanah
yang lebih murah namun masih berpotensi
untuk dikembangkan (dekat dengan pasar,
dekat dengan tenaga kerja) dan terjadi gaya
sentrifugal

Tugas II Ekonomi Wilayah | 10


3. Pure external economies Pure external diseconomies
- Memanfaatkan faktor eksternal - Ada faktor eksternal ekonomi di dalam core
ekonomi, contoh : kedekatan yang menghambat kegiatan ekonomi, contoh
dengan pasar kemacetan. Sehingga pelaku ekonomi
terdorong melakukan gaya sentrifugal

Dalam kegiatan ekonomi terdapat dua faktor yang mengakibatkan adanya gaya
sentripetal dan sentrifugal, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal merupakan
faktor yang mengakibatkan kegiatan ekonomi tersebut berjalan, seperti: bahan baku, modal,
pekerja, teknologi, dll. Sedangkan untuk faktor eksternal merupakan faktor yang tidak
mempengaruhi kegiatan ekonomi secara langsung, seperti kedekatan dengan pasar,
kemacetan,dll

Tabel Tahapan Geograhical Concetration

No. Ilustrasi Keterangan

1. The Firm and Aglomeration Effect Pembangunan suatu industri besar akan
menarik industri - industri kecil yang
berada di sekitarnya. Dalam hal ini mulai
muncul konsep aglomerasi karena kedua
industri tersebut (industri besar dan
industri kecil) mulai menganggap ketika
mereka berdiri sendiri maka biaya
produksi yang dikeluarkan akan semakin
besar. Sehingga dengan menerapkan
konsep aglomerasi ini kedua industri
tersebut merasa saling diuntungkan.

2. The Firm : Increasing City Size Lambat laun industri - industri kecil yang
terpusat ini semakin berkembang dan
mulai menarik kegiatan ekonomi lain
sehingga memperluas ukuran kota itu
sendiri. Hal ini mengakibatkan
terjadinya peningkatan urbanisasi dan
beban kota makin bertambah.

Tugas II Ekonomi Wilayah | 11


3. The Firm : A New Road Dengan semakin berkembangnya ukuran
kota menuntut pembangunan di wilayah
sekitanya, sehingga dibuatlah strategi
agar mengurangi kepadatan yang di
dalam core dengan cara pembangunan
jalan baru. Dengan adanya
pembangunan jalan baru, maka akses
yang menguhubungkan antar industri
semakin mudah sehingga tidak terjadi
pemusatan/konstentrasi
Industri dan kegiatan, tetapi
beraglomerasi secara menyebar/rata.

2.7 Kelebihan New Economic Geography

Teori New Economic Geography merupakan teori yang memperbarui dari teori
sebelumnya iatu teori ekonomi geografi. Sebagai teori baru, tentu saja New Economic
Geography memiliki keunggulan atau kelebihan dibandingkan teori sebelumnya. Keunggulan
yang paling utama adalah teori New Economic Geography lebih dinamis dari teori sebelumnya.
Maksud kata dinamis dalam hal ini adalah mengikuti perkembangan yang terjadi dalam suatu
lokasi. Untuk itu New Economic Geography lebih mudah diterapkan, dimanapun dan dengan
kondisi apapun, dibandingkan teori lokasi sebelumnya.

Selain itu kelebihan lainnya adalah, teori ini akhirnya dapat menggabungkan dua teori
yang dahulunya dianggap tidak dapat digabungkan, yaitu teori ekonomi geografi dan teori
perdagangan internasional. Hal tersebut terlihat dalam buku yang ditulis Krugman yang lebih
banyak menjelaskan tentang hubungan ekonomi antar negara, yang nantinya menciptakan
sebuah ruang, baik itu pola maupun struktur.

Tugas II Ekonomi Wilayah | 12


2.8 Studi Kasus

2.8.1 Gerbangkertasusila

GERBANGKERTASUSILA merupakan bentuk wilayah dari segi nodalitas (titik)


dimana wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan
daerah belakangnya (hinterland). Gerbangkertsusila terdiri dari beberapa Kota/Kabupaten di
Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Kota Surabaya,
Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan. Kota Surabaya sendiri merupakan pusat
ekonomi di kawasan gerbangkertasusila. Perkembangan Surabaya begitu pesat sehingga
mengakibatkan banyak terjadi migrasi yang mengakibatkan kegiatan ekonomi di dalamnya
semakin tahun semakin meningkat. Karena pada dasarnya konsep ekonomi geografi, kegiatan
ekonomi diusahakan harus mendekati pasar, sumber tenaga kerja, dan infrastruktur. Hal
tersebut membuat Kota Surabaya semakin padat dan menjadi core untuk kawasan sekitarnya.
Hal tersebut juga mengakibat terjadi sprawl ke wilayah disekitarnya (pery urban).

Kawasan Gerbangkertasusila merupakan contoh aglomerasi ekonomi dimana tidak


hanya kegiatan industri saja yang dikembangkan tapi juga perdagangan dan jasa, pertanian,
dan segala kegiatan ekonomi lainnya juga dikembangkan. Untuk saat ini aglomerasi di
Gerbangkertasusila cenderung dengan kekuatan sentripetal “memusat ke Surabaya”. Namun
diprediksikan, seiring berjalannya waktu akan terjadi aglomerasi dengan kekuatan sentrifugal
di Kabupaten lain Gerbangkertasusila. Hal tersebut terjadi karena saat ini, beberapa faktor dari
dalam (pendorong) maupun luar (penarik) kota Surabaya. Faktor pendorong terjadinya
kekuatan sentrifugal adalah kondisi Kota Surabaya yang telah padat yang mengakibatkan
terjadinya kemacetan hampir disemua ruas jalan besar di Kota Surabaya. Selain itu, juga
dikarenakan harga tanah yang semakin meroket sekitar Rp. 10 juta/m2 dan harga sewa
bangunan yang juga sangat tinggi mengakibatkan banyak pelaku usaha cukup berfikir dalam
menentukan lokasi kegiatan ekonominya. Ditambah lagi upah tenaga kerja (UMR) di Kota
Surabaya yang semakin tinggi (paling tinggi). Sedangkan untuk faktor penarik dari luar kota
Surabaya adalah, harga lahan atau sewa bangunan yang lebih murah, UMR yang lebih rendah

Tugas II Ekonomi Wilayah | 13


dan faktor immobile yang tidak dapat ditemukan di Kota Surabaya menjadi faktor utama
terjadinya kekuatan sentrifugal.

Upah Minimum Regional di Kota/Kabupaten GERBANGKERTSUSILA

No. Kota/Kab UMR Peringkat di UMR


Tertinggi Jawa Timur

1 Kota Surabaya Rp. 3.583.312 1

2 Kab. Gresik Rp. 3.580.370 2

3 Kab. Sidoarjo Rp. 3.577.428 3

4 Kab. Mojokerto Rp. 3.565.660 5

5 Kota Mojokerto Rp. 1.886.387 14

6 Kab. Lamongan Rp. 1.851.083 17

7 Kab. Bangkalan Rp.1.663.975 24

Sumber : detik.com, 2018

Sektor Unggulan di Kota/Kabupaten GERBANGKERTSUSILA

No. Kota/Kab Sektor Unggulan

1 Kota Surabaya Perdagangan dan Restoran, Industri Pengolahan

2 Kab. Gresik Industri Pengolahan

3 Kab. Sidoarjo Industri Pengolahan

4 Kab. Mojokerto Pertanian, Industri Pengolahan

5 Kota Mojokerto Industri Pengolahan, Perdagangan dan Restoran,


Jasa-Jasa

Tugas II Ekonomi Wilayah | 14


6 Kab. Lamongan Pertanian, Jasa-jasa

7 Kab. Bangkalan Pertanian, Jasa Jasa

Sumber : Eko Budi Santoso, dkk, 2012

Jika dilihat dari tabel di atas, dalam menetukan lokasi kegiatan ekonomi di
Gerbangkertasusila, pelaku usaha bisa melihat dari beberapa faktor diantaranya, harga
lahan/sewa bangunan di dalam suatu Kota/Kabupaten, UMR, sektor/kegiatan ekonomi yang
akan dilakukan (SDA), dan jarak menuju Pelabuhan Perak/Bandara Juanda/Stasiun, dll
(transportation cost).

Misalnya saja jika ingin membangun industri pengolahan ikan, kota/kabupaten yang
cocok digunakan sebagai lokasi adalah, kota/kabupaten yang memiliki UMR rendah, hal
tersebut dikarenakan jumlah yang pekerja yang dibutuhkan dalam industri tersebut cukup
banyak, sehingga lebih diutamakan ke kab/kota yang memiliki UMR rendah. Selain itu, faktor
lainnya adalah; kedekatan dengan SDA, karena untuk memindahkan ikan segar menuju lokasi
kegiatan industri akan menimbulkan efek yang cukup besar seperti ikan mati/bahkan busuk.
Jarak menuju pusat transportasi, juga diperhitungkan, baik dari segi waktu, maupun hambatan.
Harga lahan/sewa bangunan dan perizinan juga diperlukan, pelaku usaha lebih cenderung
memilih lokasi yang perizinannya mudah, dan harga lahan maupun sewanya murah (per
m2/tahun). Jika dari kriteria tersebut lokasi yang paling cocok digunakan sebagai tempat lokasi
industri pengolahan ikan adalah Kabupaten Lamongan. Hal tersebut dikarenakan UMR yang
murah dibandingkan Kota/Kabupaten di Gerbangkertasusila lainnya, juga dikarekan
Kabupaten merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, harga sewa lahan maupun
banguanan juga terhitung masih dalam rentang murah. Jarak menuju pelabuhan perak juga
dekat jika melalui jalur pantura.

2.8.2 Meksiko - Institusi Regional NAFTA

Meksiko merupakan salah satu negara yang erada di Amerika Utara dan berbatasan
langsung dengan Amerika Serikat. Namun, dengan kondisi geografis yang berada di negara
besar, negara adidaya, tidak membuat Meksiko mengalami ekonomi yang tinggi pula. Hal
tersebut terlihat dari kondisi Meksiko yang memiliki tingkat kemiskinan dan pengangguran
yang tinggi dikarenakan hasil dari produk pertanian mereka tidak bisa terjual lebih luas ke luar
negeri dan lapangan pekerjaan yang ada masih belum cukup untuk mempekerjakan rakyat
Meksiko. Meksiko juga sempat mengalami dua kali krisis yaitu pada 1980-an dan 1994.
Meksiko yang sedang mengalami krisis membutuhkan negara-negara disekitarnya untuk
bermitra dan bekerjasama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negerinya. Salah
satu cara untuk meningkatkan ekonomi di Meksiko adalah dengan NAFTA.

Tugas II Ekonomi Wilayah | 15


NAFTA merupakan institusi regional (dibentuk berdasarkan kedekatan ruang) yang
menjadi tempat kerjasama internasional antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.
Kerjasama yang dilakukan dalam institusi regional NAFTA bertujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masing-masing negara anggota dengan melakukan liberalisasi
perdagangan, sehingga mampu menciptakan sebuah kawasan dengan tingkat ekonomi yang
baik (menciptakan perdagangan bebas sesama anggota NAFTA, dengan menghilangkan
hambatan perdagangan).

Setalah adanya NAFTA tersebut kondisi Meksiko semakin membaik terbukti dari
Meksiko telah mengalami peningkatan PDB. Rata-rata PDB Meksiko yang semula 2,2% pada
kurun waktu 1980-1993 mengalami peningkatan menjadi 2,9% pada kurun waktu 1994 hingga
2002. Meksiko juga mengalami peningkatan FDI. Rata-rata FDI Meksiko pada kurun waktu
1985-1993 sebesar $3,22 milyar meningkat pada kurun waktu 1994-2002 menjadi $13,2
milyar. Meksiko mampu memanfaatkan sektor pertanian sebagai sumber daya alam (SDA)
yang produktif. Sektor pertanian yang merupakan sektor terbesar Meksiko menyumbang PDB
negara melalui ekspor produknya. Dalam dua tahun pertama sejak NAFTA diberlakukan,
ekspor produk pertanian Meksiko ke Amerika Serikat sudah mencapai rata-rata $2,822 juta.
Meningkat $827 juta dari dua tahun sebelum adanya NAFTA yang rata-ratanya hanya $1,995
juta.

Hal tersebut menunjukkan bukan hanya dengan aglomerasi ke core ekonomi dapat
ditingkatkan. Meksko merupakan salah satu contoh negara yang menggunakan kekuatan
sentrifugal (keluar), dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (immobility factor) yang ada
di negaranya (tanah yang subur). Selain itu, dengan adanya kerjasama antar negara juga dapat
membentuk struktur baru yang mempermudah dalam melakukan distribusi, dan NAFTA
merupakan salah satu institusi yang dapat menyelesaikan masalah di Meksiko.

Tugas II Ekonomi Wilayah | 16


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan yang telah dijelaskan adalah :


1. New Economic Geography muncul karena paradigma lama memiliki banyak kelemahan
dan kekurangan yang umumnya hanya memberikan penjelasan ‘secara lama’ berdasarkan
atas penghematan aglomerasi (agglomeration economies) dalam bentuk : Penghematan
lokalisasi (localisation economies), Penghematan urbanisasi (urbanisation economies. New
Economic Geography Theory memberikan pendekatan terpadu dan lebih spesifik yang
dipergunakan untuk ekonomi spasial (keruangan ekonomi). Teori ini menekankan peran
kekuatan pengelompokan terhadap distribusi yang tidak merata dari suatu kegiatan
ekonomi dan pendapatan di seluruh ruang.
2. Dalam New Economic Geography Theory, dikenal adanya gaya sentrifugal dan sentripetal.
Sentripetal adalah sebuah kekuatan yang membawa pada aglomerasi (konsentrasi) industri,
sedangkan sentrifugal adalah sebaliknya, yakni kekuatan yang membuat industrialisasi
menyebar. Aglomerasi terjadi dari adanya keseimbangan kedua gaya ini.
3. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi menurut
teori New Economic Geography adalah : jenis kegiatan yang akan dilakukan,
transportation cost, sumber daya alam, pekerja (upah dan jumlah), dan harga sewa lahan
(m2/tahun).
4. Keunggulan teori New Economic Geography adalah teorinya yang dinamis (mengikuti
perkembangan dari kegiatan ekonomi yang akan dilakukan) dan dapat menggabungkan dua
teori yaitu teori ekonomi lokasi dan perdagangan internasional.

3.2 Lesson Learned

Lesson Learned yang diambil penulis ialah :


1. Teori New Economic Geography diciptakan untuk menyempurnakan teori-teori ekonomi
yang ada sebelumnya. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa teori New Economic Geography
ini melihat perspektif baru dari teori teori ekonomi yang ada sebelumnya. Seperti pada
penjelasan materi dia atas, New Economic Geography memberikan pendekatan terpadu dan
lebih spesifik yang dipergunakan dalam ekonomi spasial (keruangan ekonomi).
2. Keterkaitan antara teori ekonomi dengan teori lokasi sudah dijelaskan sebelumnya pada
sub bab keterkaitan geografi ekonomi, teknologi dan strategi. Teori analisa lokasi
merupakan teori yang memmpertimbangkan letak geografi dalam menentukan lokasi suatu
kegiatan. Selain letak geografi, juga mempertimbangkan biaya transportasi, teknologi,
jarak, kedekatan sumber daya, biaya sewa, upah buruh, dll.
3. Teori New Economic Geography dapat diterapkan dalam segala situasi dan kondisi. Semua
tergantung dari jenis kegiatan yang dilakukannya. Dan dalam penentuan lokasi jenis
kegiatan tersebut dilihat dari faktor yang mempengaruhinya. Pelaku usaha cenderung akan
menghitung kemungkinan biaya yang dikeluarkan dan akan memilih yang biaya produksi
yang paling murah dengan keuntungan setinggi tingginya (kompetitif)

Tugas II Ekonomi Wilayah | 17


4. Agglomerasi tidak hanya terjadi di kota, tapi bisa juga terjadi di desa, tergantung dari skala
kegiatannya, dan jenis kegiatan yang dilakukan. Di desa jenis kegiatan yang dilakukan
lebih mengarah ke pertanian (agropolitan), dan untuk skalanya tergantung produksi yang
dihasilkan, jika jumlah produksi yang dihasilkan begitu besar dan melebihi permintaan
pasar lokal maka bisa di ekspor ke wilayah sekitarnya.

Tugas II Ekonomi Wilayah | 18


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. -. “Teori Utama Pembangunan”.


http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405899/pendidikan/EKO.+PEMB+-
+Teori+Pembangunan.pdf. Diakses tgl 3 Maret 2018

Gordon L. Clark, Maryann P. Feldman, and Meric S. Gertler [2000], The Oxford
handbook of economic geography, Oxford University Press, Oxford, UK

Jajeli,Rois. 2017.UMK 2018 Digedok, Ini Daftar UMK 38 Daerah di Jatim,

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3735259/umk-2018-digedok-ini-daftar-
umk-38-daerah-di-jatim diakses pada 6 Maret 2018

Krugman, Paul. 1998. “What’s New About The New Economic Geography? Oxford
Review Of Economic Policy, Vol. 14, No. 2”. London: Oxford University Press And
The Oxford Review Of Economic Policy Limited.

KRUGMAN, PAUL. 2010. “THE NEW ECONOMIC GEOGRAPHY, NOW


MIDDLE-AGED, Prepared for presentation to the Association of American
Geographers”. Amerika Serikat: Association of American Geographers.

Masahisa Fujita, Paul Krugman [2004], The new economic geography: Past, present
and the future, Papers Regional Science, 83, 139–164

Masahisa Fujita, Paul Krugman, Anthony J. Venables [1999], The Spatial Economy:
Cities, Regions, and International Trade, MIT Press, Cambridge, Massachusetts.

Tugas II Ekonomi Wilayah | 19


Santoso, Eko Budi, dkk. 2012. “Analisis Keterkaitan Wilayah secara Sektoral Ditinjau
dari Sektor Unggulan Kawasan GKS Plus terhadap Jawa Timur: Implikasinya
terhadap Pengembangan Perkotaan”. Surabaya: Seminar Nasional CITIES.

Sucipto, Adi. 2012. “Lamongan Penghasil Ikan Terbesar di Jawa Timur”.


https://regional.kompas.com/read/2012/12/18/21292391/Lamongan.Penghasil.Ikan.Te
rbesar.di.Jawa.Timur. Diakses tgl 3 Maret 2018

World Development Report .2009. RESHAPING ECONOMIC GEOGRAPHY, the


World Bank, Washington, DC. www.worldbank.org

Yasmine, Shafira Elnanda. 2014. “Kesepakatan Meksiko atas NAFTA: Peranan


Carlos Salinas de Gortari dan Pengabaian Kondisi Domestik Jurnal Hubungan
Internasional Tahun VII, No.1, Januari - Juni 2014”. Surabaya: Universitas Airlangga.

Tugas II Ekonomi Wilayah | 20

You might also like