Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tidak lupa kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg. dan Bu Vely Kukinul Siswanto, ST., MT.,
MSc selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Wilayah
Dalam proses penyelesaian makalah penelitian kecil ini tentunya banyak kekurangan,
baik dari pengambilan referensi data maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi sempurnanya makalah ini.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga bermanfaat bagi berbagai pihak dan dapat
memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah Ekonomi
Wilayah.
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
1.2 Tujuan............................................................................................................................... 4
2.1.1 Aglomerasi................................................................................................................. 7
2.6 Gaya Sentrifugal dan Sentripetal (Forces Affecting Geographical Concentration) ...... 10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 17
Ada beberapa teori pembangunan ekonomi yang telah berkembang di dunia, namun
perkembangan jaman dan perubahan peradaban menuntut inovasi baru demi terciptanya
perekonomian yang lebih baik. New Economic Geography atau Teori Ekonomi Geografi
adalah sebuah teori evolusi dari teori yang sudah tidak kompatibel pada jaman sekarang.
Dengan tercetusnya teori ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan dan merubah
kesalahan-kesalahan pikir dari kegiatan ekonomi yang terdahulu.
1.2 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penulisan makalah, tujuan dan sistematika penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisi latar belakang lahirnya teori New Economic Geography oleh Paul Krugman,
definisi dan asumsi-asumsinya, pengertian, tujuan, konsep dan kelebihan dari New Economic
Geography serta contoh penerapannya dalam studi kasus
Bab ini berisi kesimpulan dari teori New Economic Geography serta lesson learned
Ekonomi geografi merupakan cabang dari geografi manusia di mana bidang studinya
adalah struktur keruangan aktivitas ekonomi (Miller, Aleksander 1984). Geografi sebagai studi
variasi keruangan di permukaan bumi di mana manusia melakukan aktivitas yang berhubungan
dengan produksi, pertukaran dan pemakaian sumber daya demi kesejahteraannya. Dapat
diartikan bahwa geografi ekonomi berarti mengenai ruang lingkup manusia dalam aktivitas
ekonominya. Di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia. Setiap
daerah pasti berbeda aktivitas atau kegiatan ekonominya, karena setiap daerah atau ruang itu
berbeda. Jadi, ekonomi geografi adalah aktivitas ekonomi manusia sebagai objeknya di suatu
ruang atau ruang tertentu.
Dalam studi Geografi yang studinya memperhatikan relasi lingkungan, tidak bisa lepas
dari konsep lokasi.Industri merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang
setengah jadi, atau pengolahan barang setengah jadi menjadi barang jadi ataupun mengubah
bahan mentah menjadi barang jadi yang lebih bermanfaat. Pemilihan lokasi industri ditetapkan
berdasarkan bermacam-macam orientasi. Keputusan lokasi yang bersangkutan, ada yang
berorientasi kepada energi, tenaga kerja, pasar, bahan baku, dan ada pula yang berorientasi
pada kemajuan teknologi. Dasar orientasi keputusan tersebut terutama ditekan kepada biaya
transportasi yang terendah (Sumaatmaja,1988:129).
Teori ekonomi geografi baru berupaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi dari
interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari perusahaan.
Berdasarkan penjelasan dan diagram diatas dapat dilihat bahwa kegiatan ekonomi tidak
terjadi secara merata di seluruh ruang atau wilayah, terdapat perbedaan dalam struktur faktor
produksi seperti teknologi, strategi, kelembagaan, dan kebijakan pemerintah. Dalam beberapa
2.1.1 Aglomerasi
Konsep aglomerasi menurut Montgomery tidak jauh berbeda dengan konsep yang
dikemukakan oleh Marshall.Montgomery mendefinisikan penghematan aglomerasi sebagai
penghematan akibat adanya lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang
diasosiasikan dengan pengelompokan perusahaan, tenaga kerja, dan konsumen secara spasial
untuk meminimisasi biaya-biaya seperti biaya transportasi, informasi dan komunikasi
(Montgomery, 1988: 693). Sementara Markusen menyatakan bahwa aglomerasi merupakan
suatu lokasi yang “tidak mudah berubah” akibat adanya penghematan eksternal yang terbuka
bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan dengan perusahaan lain dan penyedia jasa-
jasa, dan bukan akibat kalkulasi perusahaan atau para pekerja secara individual (Kuncoro,
2002: 24).
Dengan mengacu pada beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa aglomerasi
merupakan konsentrasi dari aktifitas ekonomi dan penduduk secara spasial yang muncul karena
adanya penghematan yang diperoleh akibat lokasi yang berdekatan. Secara umum aglomerasi
dibedakan menjadi aglomerasi skala kecil dan aglomerasi skala besar. Aglomerasi skala kecil
memiliki ciri - ciri berada dalam satu wilayah tertentu. Contoh dari aglomerasi skala kecil
adalah Industri karpet di Dalton, Georgia, USA dan industri tekstil Italia di kota Prato.
Sedangkan aglomerasi skala besar memiliki ciri-ciri cakupannya melintasi batas wilayah dan
negara. Contoh dari aglomerasi skala besar adalah Manufacturing Belt di USA (yang meliputi
wilayah : Green Bay-Saint Louis-Baltimore-Portland) dan Hot Banana di Eropa.
3. Berkembang dari teori lokasi dan teori Berkembang dari teori ekonomi geografi dan
ekonomi regional trade theory (teori perdagangan)
4. Negara yang maju adalah negara yang Negara yang maju adalah negara yang
memanfaatkan Sumber daya yang ada menawarkan produk berkualitas dengan
lebih berkembang. harga murah (tanpa harus menggunakan
Sumber Daya yang ada)
Dalam perkembangan ekonomi regional, muncul tiga teori baru, yaitu: teori
pertumbuhan
baru (New Growth Theory, NGT), teori geografi ekonomi baru (New Economic Geography,
NEG), dan teori perdagangan baru (New Trade Theory, NTT) Teori geografi ekonomi baru
dicentuskan oleh Paul Robin Krugman. Paul Krugman adalah seorang ekonom asal Amerika,
Profesor Ekonomi dan Hubungan Internasional di Sekolah Woodrow Wilson Urusan
Masyarakat dan Internasional di Princeton University, Profesor Centenary di London School
of Economy, dan kolumnis untuk harian berita The New York Times. Pada tahun 2008,
Krugman memenangkan Nobel Memorial Prize dalam Ilmu Ekonomi atas kontribusinya
terhadap Teori Perdagangan Baru dan Geografi Ekonomi.
Teori New Economic Geography memiliki goals atau tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pembentukan berbagai aglomerasi ekonomi dalam ruang geografis
2. Muncul core dan peri-peri dalam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan North-South
Dualism atau dualisme negara maju dan negara berkembang (North : Maju South :
Berkembang)
Teori ekonomi geografi baru berupaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi dari
interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari
perusahaan.Dalam hal ini ekonomi aglomerasi tidak di asumsikan tetapi diturunkan dari
interaksi ekonomi skala pada tingkat perusahaan, biaya transportasi dan mobilitas faktor
produksi. Teori ekonomi geografi baru menekankan pada adanya mekanisme kausalitas
sirkular untuk menjelaskan konsentrasi spasial dari kegiatan ekonomi (Krugman dan Venables
dalam Martin & Ottavianno, 2001). Analisis Krugman berfokus pada dampak skala ekonomi
terhadap sektor perdagangan dan lokasi bisnis. Konsep skala ekonomi diperoleh dari analisis
yang berakhir pada kesimpulan bahwa makin banyak barang dan jasa diproduksi di satu pabrik
yang sama, makin rendah pula biaya produksi yang harus dikeluarkan. Menurut Krugman,
pasar tidak akan berkompetisi secara sempurna seperti yang dinyatakan oleh para pencipta teori
perdagangan internasional terdahulu.
Dalam New Economic Geography Theory, dikenal adanya gaya sentrifugal dan
sentripetal. Gaya Sentripetal adalah sebuah kekuatan yang membawa pada aglomerasi
(konsentrasi) industri,sedangkan gaya sentrifugal adalah sebaliknya, yakni kekuatan yang
membuat industrialisasi menyebar
Dalam kegiatan ekonomi terdapat dua faktor yang mengakibatkan adanya gaya
sentripetal dan sentrifugal, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal merupakan
faktor yang mengakibatkan kegiatan ekonomi tersebut berjalan, seperti: bahan baku, modal,
pekerja, teknologi, dll. Sedangkan untuk faktor eksternal merupakan faktor yang tidak
mempengaruhi kegiatan ekonomi secara langsung, seperti kedekatan dengan pasar,
kemacetan,dll
1. The Firm and Aglomeration Effect Pembangunan suatu industri besar akan
menarik industri - industri kecil yang
berada di sekitarnya. Dalam hal ini mulai
muncul konsep aglomerasi karena kedua
industri tersebut (industri besar dan
industri kecil) mulai menganggap ketika
mereka berdiri sendiri maka biaya
produksi yang dikeluarkan akan semakin
besar. Sehingga dengan menerapkan
konsep aglomerasi ini kedua industri
tersebut merasa saling diuntungkan.
2. The Firm : Increasing City Size Lambat laun industri - industri kecil yang
terpusat ini semakin berkembang dan
mulai menarik kegiatan ekonomi lain
sehingga memperluas ukuran kota itu
sendiri. Hal ini mengakibatkan
terjadinya peningkatan urbanisasi dan
beban kota makin bertambah.
Teori New Economic Geography merupakan teori yang memperbarui dari teori
sebelumnya iatu teori ekonomi geografi. Sebagai teori baru, tentu saja New Economic
Geography memiliki keunggulan atau kelebihan dibandingkan teori sebelumnya. Keunggulan
yang paling utama adalah teori New Economic Geography lebih dinamis dari teori sebelumnya.
Maksud kata dinamis dalam hal ini adalah mengikuti perkembangan yang terjadi dalam suatu
lokasi. Untuk itu New Economic Geography lebih mudah diterapkan, dimanapun dan dengan
kondisi apapun, dibandingkan teori lokasi sebelumnya.
Selain itu kelebihan lainnya adalah, teori ini akhirnya dapat menggabungkan dua teori
yang dahulunya dianggap tidak dapat digabungkan, yaitu teori ekonomi geografi dan teori
perdagangan internasional. Hal tersebut terlihat dalam buku yang ditulis Krugman yang lebih
banyak menjelaskan tentang hubungan ekonomi antar negara, yang nantinya menciptakan
sebuah ruang, baik itu pola maupun struktur.
2.8.1 Gerbangkertasusila
Jika dilihat dari tabel di atas, dalam menetukan lokasi kegiatan ekonomi di
Gerbangkertasusila, pelaku usaha bisa melihat dari beberapa faktor diantaranya, harga
lahan/sewa bangunan di dalam suatu Kota/Kabupaten, UMR, sektor/kegiatan ekonomi yang
akan dilakukan (SDA), dan jarak menuju Pelabuhan Perak/Bandara Juanda/Stasiun, dll
(transportation cost).
Misalnya saja jika ingin membangun industri pengolahan ikan, kota/kabupaten yang
cocok digunakan sebagai lokasi adalah, kota/kabupaten yang memiliki UMR rendah, hal
tersebut dikarenakan jumlah yang pekerja yang dibutuhkan dalam industri tersebut cukup
banyak, sehingga lebih diutamakan ke kab/kota yang memiliki UMR rendah. Selain itu, faktor
lainnya adalah; kedekatan dengan SDA, karena untuk memindahkan ikan segar menuju lokasi
kegiatan industri akan menimbulkan efek yang cukup besar seperti ikan mati/bahkan busuk.
Jarak menuju pusat transportasi, juga diperhitungkan, baik dari segi waktu, maupun hambatan.
Harga lahan/sewa bangunan dan perizinan juga diperlukan, pelaku usaha lebih cenderung
memilih lokasi yang perizinannya mudah, dan harga lahan maupun sewanya murah (per
m2/tahun). Jika dari kriteria tersebut lokasi yang paling cocok digunakan sebagai tempat lokasi
industri pengolahan ikan adalah Kabupaten Lamongan. Hal tersebut dikarenakan UMR yang
murah dibandingkan Kota/Kabupaten di Gerbangkertasusila lainnya, juga dikarekan
Kabupaten merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, harga sewa lahan maupun
banguanan juga terhitung masih dalam rentang murah. Jarak menuju pelabuhan perak juga
dekat jika melalui jalur pantura.
Meksiko merupakan salah satu negara yang erada di Amerika Utara dan berbatasan
langsung dengan Amerika Serikat. Namun, dengan kondisi geografis yang berada di negara
besar, negara adidaya, tidak membuat Meksiko mengalami ekonomi yang tinggi pula. Hal
tersebut terlihat dari kondisi Meksiko yang memiliki tingkat kemiskinan dan pengangguran
yang tinggi dikarenakan hasil dari produk pertanian mereka tidak bisa terjual lebih luas ke luar
negeri dan lapangan pekerjaan yang ada masih belum cukup untuk mempekerjakan rakyat
Meksiko. Meksiko juga sempat mengalami dua kali krisis yaitu pada 1980-an dan 1994.
Meksiko yang sedang mengalami krisis membutuhkan negara-negara disekitarnya untuk
bermitra dan bekerjasama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negerinya. Salah
satu cara untuk meningkatkan ekonomi di Meksiko adalah dengan NAFTA.
Setalah adanya NAFTA tersebut kondisi Meksiko semakin membaik terbukti dari
Meksiko telah mengalami peningkatan PDB. Rata-rata PDB Meksiko yang semula 2,2% pada
kurun waktu 1980-1993 mengalami peningkatan menjadi 2,9% pada kurun waktu 1994 hingga
2002. Meksiko juga mengalami peningkatan FDI. Rata-rata FDI Meksiko pada kurun waktu
1985-1993 sebesar $3,22 milyar meningkat pada kurun waktu 1994-2002 menjadi $13,2
milyar. Meksiko mampu memanfaatkan sektor pertanian sebagai sumber daya alam (SDA)
yang produktif. Sektor pertanian yang merupakan sektor terbesar Meksiko menyumbang PDB
negara melalui ekspor produknya. Dalam dua tahun pertama sejak NAFTA diberlakukan,
ekspor produk pertanian Meksiko ke Amerika Serikat sudah mencapai rata-rata $2,822 juta.
Meningkat $827 juta dari dua tahun sebelum adanya NAFTA yang rata-ratanya hanya $1,995
juta.
Hal tersebut menunjukkan bukan hanya dengan aglomerasi ke core ekonomi dapat
ditingkatkan. Meksko merupakan salah satu contoh negara yang menggunakan kekuatan
sentrifugal (keluar), dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (immobility factor) yang ada
di negaranya (tanah yang subur). Selain itu, dengan adanya kerjasama antar negara juga dapat
membentuk struktur baru yang mempermudah dalam melakukan distribusi, dan NAFTA
merupakan salah satu institusi yang dapat menyelesaikan masalah di Meksiko.
3.1 Kesimpulan
Gordon L. Clark, Maryann P. Feldman, and Meric S. Gertler [2000], The Oxford
handbook of economic geography, Oxford University Press, Oxford, UK
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3735259/umk-2018-digedok-ini-daftar-
umk-38-daerah-di-jatim diakses pada 6 Maret 2018
Krugman, Paul. 1998. “What’s New About The New Economic Geography? Oxford
Review Of Economic Policy, Vol. 14, No. 2”. London: Oxford University Press And
The Oxford Review Of Economic Policy Limited.
Masahisa Fujita, Paul Krugman [2004], The new economic geography: Past, present
and the future, Papers Regional Science, 83, 139–164
Masahisa Fujita, Paul Krugman, Anthony J. Venables [1999], The Spatial Economy:
Cities, Regions, and International Trade, MIT Press, Cambridge, Massachusetts.