Professional Documents
Culture Documents
Secara umum suatu zat dikatakan asam yaitu jika memiliki pH kurang
dari 7, sedangkan basa jika memiliki pH lebih dari 7. Untuk mengetahui
suatu zat tersebut bersifat asam atau basa bisa dengan menggunakan
indikator sederhana, indikator tersebut ialah dengan menggunakan kertas
lakmus. (Lihat Gambar 1) Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
artinya larutan tersebut bersifat basa, sedangkan jika lakmus biru
berubah menjadi merah artinya larutan tersebut bersifat asam. Untuk
mengukur kekuatan asam basa bisa digunakan pH meter atau pH paper
universal. Pada pH meter, ketelitian yang didapat hingga dua angka
desimal, sedangkan pada pH paper universal ketelitiannya hanya satu
digit saja. Maka dari itu penggunaan dari pengukur pH tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kebutuhannya untuk mendapatkan
nilai pH yang lebih akurat sebaiknya menggunakan pH meter.
Asam dapat didefinisikan juga sebagai zat yang jika dilarutkan dalam air
akan mengalami disosiasi dan menghasilkan kation hidrogen (H+),
sedangkan basa didefinisikan sebagai zat yang jika dilarutkan dalam air
akan mengalami disosiasi dan menghasilkan anion hidroksida (OH-).
Contoh reaksi disosiasi asam basa adalah sebagai berikut
Asam
Basa
Definisi tersebut didasarkan pada teori Arrhenius pada tahun 1884.
Namun teori tersebut masih memiliki kelemahan, yaitu tidak menjelaskan
tentang pengaruh pelarut dan tentang garam. Kemudian munculah
berbagai teori untuk melengkapi teori dari Arrhenius tersebut. Nanti bisa
anda lihat pada Bab kedua tentang teori-teori asam basa.
Menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang jika
dilarutkan dalam air akan terdisosiasi menghasilkan ion H+ dan basa
adalah spesi yang jika dilarutkan dalam air akan terdisosiasi
menghasilkan ion OH-, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh
terhadap sifat asam dan basa.
Dari berbagai contoh di atas hasil dari disosiasi berupa ion H+, namun
pada kenyataannya ion H+ tidak ada yang berupa ion bebas. ion H+ akan
bereaksi dengan molekul air di sekitarnya, membentuk ion H3O+.
H+(aq)+H2O(l)→H3O+(aq)
Sehingga reaksi lengkap yang terjadi pada disosiasi adalah sebagai
berikut :
Namun untuk menyingkatnya agar lebih pendek dan lebih mudah diingat
reaksi disosiasi menjadi sebagai berikut :
Secara umum, tidak ada yang salah untuk penggunaan kedua reaksi di
atas dalam menunjukkan disosiasi.
Basa Arrhenius
Menurut Arrhenius, suatu zat dikatakan basa jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan ion OH-, sebagai contoh yaitu disosiasi dari NaOH.
Ketika NaOH dibuat menjadi larutan, maka NaOH terdisosiasi menjadi ion
Na+ dan ion OH-. Karena sesuai dengan teori Arrhenius maka larutan
Natrium Hidroksida termasuk basa Arrhenius.
Contoh lain dari basa Arrhenius bisa dilihat pada tabel berikut :
Dari beberapa contoh di atas, kebanyakan terlihat bahwa ion OH- berasal
dari suatu zat yang dilarutkan tersebut. Namun jangan terkecoh, untuk
beberapa zat yang tanpa gugus OH- pada rumus kimianya pun juga dapat
bersifat basa, asalkan ketika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-.
Sebagai contoh yaitu senyawa amonia, dengan rumus kimia NH3.
Amonia juga merupakan suatu basa, karena ketika dilarutkan dalam air
membuat terbentuknya ion OH-.
Silakan lihat bagaimana reaksi pelarutannya pada gambar berikut:
NH3(aq)+H2O(l)⇋NH4+(aq)+OH−(aq)
Karena dapat menghasilkan ion OH- ketika dilarutkan dalam air maka
amonia termasuk basa Arrhenius, namun pada beberapa buku terdapat
pernyataan bahwa basa Arrhenius setidaknya memiliki gugus OH pada
rumus kimianya, sehingga jika dikaitkan dengan pernyataan tersebut
amonia bukanlah basa arrhenius.
Mana yang betul? Kalau menurut penulis sendiri amonia termasuk basa
Arrhenius. Karena memenuhi teori dari Arrhenius sendiri.
Kemudian karena air menerima proton dari HCl, sehingga air tersebut
merupakan basa. Setelah air menerima proton, akan terbentuk ion H3O+,
yang mana memiliki kemampuan untuk mendonorkan proton atau suatu
asam. Maka dari itu ion H3O+ merupakan asam konjugasi dari air.
Pasangan basa asam konjugasi = air dan H3O+.
Contoh lain yaitu pada reaksi amonia dan air
Pada contoh pertama (HCl dan air) dan contoh kedua (amonia dan air),
terlihat bahwa air memiliki dua sifat, yaitu bisa basa (pada contoh
pertama) dan juga asam (pada contoh kedua). Karena sifat tersebut
makanya air termasuk dalam golongan senyawa amfoter. Tentang
amfoter akan saya jelaskan di sub bab berikutnya
Amfoter
Senyawa amfoter ini adalah senyawa yang dapat menjadi asam maupun
basa, tergantung bagaimana kondisi lingkungannya. Hal ini karena
senyawa amfoter memiliki kemampuan seperti itu. Kemampuan itu dapat
terjadi karena pada senyawa amfoter terdapat atom hidrogen yang bisa
lepas menjadi proton dan juga memiliki pasangan elektron bebas yang
dapat menerima proton.
Contoh dari senyawa amfoter antara lain air, asam amino, protein,
Al(OH)3, serta beberapa logam oksida (ZnO, PbO, SnO dsb)
Istilah amfoter berasal dari bahasa yunani "amphoteroi" yang berarti
keduanya. Penggunaannya untuk hal asam basa, amfoter artinya
senyawa yang dapat menjadi keduanya. Terkadang istilah lain yang juga
digunakan untuk senyawa yang dapat menjadi asam maupun basa ialah
amfiprotik. Maknanya sama saja antara amfoter maupun amfiprotik.
Catatan
Pada teori asam basa Bronsted-Lowry bisa diambil beberapa poin,
diantaranya
Asam Lewis
Asam Lewis adalah penerima pasangan elektron. Asam Lewis merupakan
elektrofil, karena tertarik pada elektron. Asam Lewis bermuatan positif
(parsial) pada suatu senyawa.
Contoh zat yang termasuk dalam asam Lewis yaitu
Basa Lewis
Basa Lewis adalah pendonor pasangan elektron. Basa Lewis merupakan
nukleofil, karena menyukai untuk menyerang atom yang bermuatan
positif pada suatu senyawa.
Contoh zat yang termasuk dalam basa Lewis yaitu OH-, CN-, NH3, dll.
Secara umum, asam atau basa dapat diketahui melalui berbagai sifat-
sifatnya. Berikut ini akan disajikan beberapa sifat-sifat asam dan basa :
Semakin kecil nilai pH suatu zat maka Semakin besar nilah pH suatu zat maka
semakin kuat sifat keasamannya semakin kuat derajat kebasaanya
Baca juga :
Larutan Penyangga : Teori, Sifat, Reaksi, Pembuatan
Contoh soal kali ini adalah untuk semakin membuat anda paham
tentang asam basa.
Terdiri dari 5 soal umum, yang mana bisa anda jawab kalau anda sudah
paham tentang prinsip-prinsip tentang asam basa.
Sudah siap?
Silakan kerjakan soal berikut :
1. Lihat reaksi di bawah ini, tentukan yang mana yang merupakan asam
konjugasi
Pembahasan :
1. H30+(aq), karena merupakan hasil reaksi yang memiliki kemampuan
untuk mendonorkan proton. Lihat lagi materi tentang asam konjugasi
pada teori Bronsted-Lowry
2. a. asam Lewis
3. c. amonia, amonia merupakan senyawa yang bersifat basa.
4. a dan b, kedua senyawa tersebut dapat menerima pasangan elektron.
Pada senyawa c sukar bereaksi dan dianggap bukan merupakan asam
maupun basa, sedangkan d merupakan basa lewis karena dapat
mendonorkan pasangan elektron
5. c, karena asam tidak merubah warna kertas lakmus merah menjadi
biru. Warna kertas lakmus merah jika terkena asam akan tetap merah,
atau justru semakin merah.