Professional Documents
Culture Documents
HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa didirikan pada tahun 1915 oleh
2
Pemerintah Kolonial Belanda diatas areal tanah seluas ± 35.800 M sebagai balai
pengembangan dari segi fisik bangunan, peralatan kesehatan dan tenaga medis,
sebagai akibat dari agresi militer di Aceh sehingga banyak serdadu Belanda yang
Kolonial Belanda harus hengkang dari Bumi Rencong Aceh sehingga meninggalkan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa merupakan Rumah Sakit rujukan
atas mata rantai sistem kesehatan di wilayah Pemerintah Kota Langsa dan sekitar.
56
57
tanggal 20 Mei 1997. Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden No. 40 tahun 2001
berubah status menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa dan telah juga
ditetapkan dengan Qanun Pemerintah Kota Langsa No. 5 Tahun 2005, dan Qanun
Pemerintah Kota Langsa No.10 Tahun 2009 tentang rincian pokok dan fungsi
pemangku jabatan structural dilingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.
4.1.2. Letak Geografi dan Demografi Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Kota Langsa merupakan bagian dari Provinsi Aceh,terletak pada 04° lintang
utara dan 97° bujur timur. Luas keseluruhan kota langsa adalah 262,41 km, dengan
Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa terletak di kecamatan LangsaKota
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Manyak Payed Kab. Aceh Timur
4.1.3.1. Visi
“ Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Menjadi Rumah Sakit Unggulan Di
4.1.3.2. Misi
berkesinambungan.
sehat.
wilayah Timur Aceh pada umumnya dan Kota Langsa pada khususnya.
Pelayanan rawat jalan adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh hampir
seluruh rumah sakit di Indonesia. Pelayanan rawat jalan merupakan pelayanan pasien
lainnya tanpa harus menginap dirumah sakit. Pelayanan rawat jalan/ poliklinik yang
ada di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa antara lain sebagai berikut: pelayanan
59
pelayanan spesialis jantung dan pembuluh darah, pelayanan spesialis kulit dan
kelamin, pelayanan spesialis mata, pelayanan spesialis gigi dan mulut, pelayanan
dengan rentang usia 31-40 tahun, yaitu berjumlah 47 responden (30,7%), diikuti
dengan responden dengan usia lebih dari 40 tahun 29 responden (19,0%) dan
Apabila dilihat dari masa kerja diperoleh bahwa sebaran terbanyak adalah responden
yang memiliki masa kerja 5-10 tahun 88 orang (57,5%), diikuti dengan masa kerja
11-20 tahun sebanyak 47 responden (30.7%) dan masa kerja > 21 tahun sebanyak 18
responden (11,8%).
atau deskripsi data yang telah diperoleh. Analisis univariat dalam penelitian ini
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi dalam penelitian ini merupakan salah satu variabel bebas
yang dianggap mempengaruhi kinerja di RSUD Kota Langsa. Budaya organisasi ini
berikut:
a. Keterlibatan
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat perolehan hasil bahwa sebagian besar responden
responden yang masih memiliki keterlibatan yang cukup yaitu 19 responden (12,4%),
(37,3%).
b. Konsistensi
c. Penyesuaian
diperoleh bahwa sebagian besar yaitu 58 responden (37,9%) sudah tergolong cukup
63
d. Misi
Dalam hal misi pada budaya organisasi diperoleh hasil bahwa sebagian besar
budaya organisasi misi dengan rekan kerja maupun atasan untuk mencapai tujuan
kerja. 58 responden (37,9%) memiliki minat yang baik untuk budaya organisasi misi,
organisasi misi dengan rekan kerja maupun atasan untuk mencapai tujuan kerja.
karena responden mampu menjaga kualitas kerja dan memiliki strategi yang tepat
2. Kinerja Perawat
di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa dapat dilihat pada Tabel 4.9.
65
Pada Tabel 4.9. diketahui bahwa tabulasi silang budaya organisasi keterlibatan
dengan kinerja perawat menunjukkan dari 77responden yang tergolong kurang baik
berkinerja kurang baik 44 responden (57,1%), dan lebih sedikit berkinerja cukup baik
12 orang (15,6%). Dari 57 responden yang tergolong baik memiliki budaya organisasi
(49,1%) dan lebih sedikit berkinerja cukup baik 6 responden (10,5%). Dari 19
responden yang tergolong cukup baik memiliki budaya organisasi keterlibatan dalam
berkinerja, lebih banyak memiliki kinerja kurang baik 10responden (52,6%) dan lebih
Pada Tabel 4.10 diketahui bahwa tabulasi silang budaya organisasi konsistensi
berkinerja baik sebesar 30 responden (15,5%), dan lebih sedikit berkinerja cukup baik
budaya organisasi konsistensi dalam berkinerja, lebih banyak berkinerja kurang baik
82 responden (53,6%) dan lebih sedikit berkinerja baik 15 responden (23,8%). Dari
dalam berkinerja, lebih banyak memiliki kinerja kurang baik 17responden (70,8%)
cukup baik memiliki budaya organisasi penyesuaian dalam berkinerja, lebih banyak
responden berkinerja kurang baik 37 responden (63,8%), dan lebih sedikit berkinerja
baik 13responden (22,4%). Dari 57 responden yang tergolong baik memiliki budaya
(49,1%) dan lebih sedikit berkinerja cukup baik 6responden (10,5%). Dari 38
dalam berkinerja, lebih banyak memiliki kinerja baik 22 responden (57,9%) dan lebih
sedikit yang tergolong cukup baik memiliki budaya organisasi konsistensi dalam
Tabel 4.12. Tabulasi Silang Budaya Organisasi Misi dengan Kinerja Perawat di
Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa
dengan kinerja perawat menunjukkan dari 65responden yang tergolong cukup baik
memiliki budaya organisasi misi dalam berkinerja, lebih banyak responden berkinerja
kurang baik 36 responden (55,4%), dan lebih sedikit berkinerja cukup baik 1
responden (16,9%). Dari 58responden yang tergolong cukup baik memiliki budaya
organisasi misi dalam berkinerja, lebih banyak berkinerja kurang baik 26responden
(44,8%) dan lebih sedikit berkinerja cukup baik 8responden (13,8%). Dari
30responden yang tergolong kurang baik memiliki budaya organisasi misi dalam
berkinerja, lebih banyak memiliki kinerja kurang baik 20responden (66,7%) dan lebih
berganda, berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil pada tabel 4.13. Hasil regresi
pelaksana ruang rawat inap RSUD Kota Langsa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
nilai proporsi (p) dibandingkan dengan nilai α (0.05) apabila nilai p<α artinya
Berdasarkan hasil uji multivariat juga diketahui bahwa diantara keempat variabel,
variabel keterlibatan dan misi merupakan variabel yang tidak berhubungan dengan