You are on page 1of 3

TUGAS 1 - SISTEM PERMESINAN BANGUNAN LAUT 1

“TROLLOGI”

Proyek Troll merupakan salah satu proyek bangunan lepas pantai


berfondasi beton terbesar yang pernah dibangun pada abad 20. Troll
merupakan proyek pertama yang dibuat setelah musibah terbesar dalam
sejarah pengembangan minyak di Laut Utara yang menewaskan 167
personel pada saat itu. Berawal dari musibah itu, proyek Troll dibuat dengan
meminimalisir kerusakan bila terjadi kecelakaan yang tidak terduga saat
operasinya.
Model berukuran 1/12 dari ukuran aslinya dibuat dan dilakukan
serangkaian uji coba ledakan untuk mengetahui seberapa besar dampak
kerusakan yang akan ditimbulkan apabila terjadi ledakan. Dari uji coba
tersebut, dipilih susunan yang tipis panjang agar tempat tinggal pegawai
terpisah dari pusat penyimpanan dan pemindahan gas yang mempunyai
resiko kecelakaan yang lebih tinggi. Penangkal api dan ledakan juga
dipasang pada geladak sehingga tempat tinggal pekerja jauh dari daerah
yang dianggap berbahaya.

Gambar 1. Model Platform


Sebelum proses peletakan Troll pada posisi yang ditentukan, Troll
harus naik 750 kaki agar dapat dipindahkan dengan selamat dan tidak
menabrak dasar laut. Dengan menggunakan AHTS (Anchor Handling Tug
Supply), Troll ditarik menuju ke laut dalam dimana letak dari sumur gas
yang akan diambil.

CHOLID AULAWY MUBAROK - 4214100067


TUGAS 1 - SISTEM PERMESINAN BANGUNAN LAUT 2

Gambar 2. AHTS (Anchor Handling Tug Supply)


Saat sudah mencapai tujuan, air laut akan dipompa kedalam ruang
kosong Troll sehingga menyebabkan geladak perlahan masuk kedalam air,
sebelum mencapai ke dasar laut. Saat mulai tenggelam, semua kapal harus
membuat platform diam dalam satu posisi. Saat fondasinya menembus
jarak 1 yard dari dasar laut, posisi dari platform tidak akan bisa diubah lagi.
Area radius yang diijinkan adalah 110 yard dari posisi awal sebelum
platform digali ke dasar laut. Troll akan beroperasi untuk jangka waktu 70
tahun dalam posisi permanennya. Di posisi terakhirnya, geladak berdiri 100
kaki di atas permukaan air. Disana juga terdapat floating hotel, yang
merupakan sarana untuk akomodasi 600 personel yang bekerja pada
proyek tersebut. Floating hotel ini ditopang oleh enam propeller terkontrol
oleh komputer yang berputar agar kedua platform tidak berbenturan, yang
diantaranya dibangun sebuah jembatan teleskopik sebagai sarana
penyambung keduanya.
Pada proyek ini, akan digali 40 sumur gas sedalam 4000 kaki yang
tujuan pengirimannya adalah kilang di Kollsnes. Gas tersebut akan
didistribusikan menggunakan pipa menuju terminal dasar laut di dinding
batu dekat pantai. Gas akan disalurkan menuju stasiun pengolahan melalui
terowongan bawah laut yang dibuat dengan melubangi bebatuan di dasar
laut. Dari stasiun Kollsness, jaringan pipa tersebut mendistribusikan gas ke
Eropa.
Sebanyak 300 orang bekerja selama 24 jam sehari untuk
menyambung pipa dari sumur gas Troll menuju ke tempat distribusi di
benua Eropa. Saat menggali sumur pertama, terdapat kemungkinan mata
bor membentur gas dangkal yang menyebabkan gas menyembur keluar

CHOLID AULAWY MUBAROK - 4214100067


TUGAS 1 - SISTEM PERMESINAN BANGUNAN LAUT 3

dibawah kaki kilang sehingga mengangkat tanah dibawah kaki-kaki kilang


tersebut.

Gambar 3. Resiko Terjadinya Kebakaran Akibat Gas Dangkal


Hal ini sangat membahayakan mengingat tekanan gas yang tinggi
sehingga menyebabkan terjadinya penyemburan gas yang tidak terkontrol
yang menyebabkan kemungkinan terjadi kecelakaan yang tinggi seperti
terangkatnya tanah dibawah kaki platform, hingga kemungkinan terjadinya
kebakaran di kilang. Sehingga, dalam proses pengeboran harus dilakukan
secara sangat hati-hati agar kemungkinan mata bor terkena gas dangkal
dapat diminimalisir.

Referensi:
https://www.dropbox.com/s/25wta9koakylftr/troll-spbl-discovery.mpg?dl=0
http://offshore-fleet.com/images/AHTS-Vessels.jpg

CHOLID AULAWY MUBAROK - 4214100067

You might also like