You are on page 1of 10

No. ID dan Nama Peserta : dr.

Ng Winda Hijaya
No. ID dan Nama Wahana: RSUD LASINRANG
Topik: Acute Coronary Syndrome
Tanggal (kasus) : 12Maret 2013
Nama Pasien : Tn. A No. RM : -
Tanggal presentasi : Pendamping: dr.H. Rifai, M.Kes
Tempat presentasi: Ruang Komite Medik RSUD LASINRANG
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:Lai-laki, 64 tahn, masuk RS dengan keluhan utama nyeri dada kiri.
Tujuan: Menegakkan diagnosis Acute Coronary Syndrome
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
membahas: diskusi

Data Pasien: Nama: Tn. A No.Registrasi:-


Nama klinik RSUL Pinrang
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Nyeri dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
dada substernal dirasakan tiba-tiba dan dirasakan seperti terbakar dan menjalar ke lengan
kiri. Durasi nyeri lebih dari 20 menit dan tidak membaik dengan istirahat dan perubahan
posisi. Keringat dingin dan gelisah ketika nyeri dada terjadi. Sesak nafas (+)
2. Riwayat pengobatan: Antasida syr 3x2 c (dari puskesmas)
3. Riwayat kesehatan/penyakit: riwayat nyeri dada sebelumnya (+) tapi membaik dengan
istirahat Riwayat Hipertensi (+), tidak berobat teratur
4. Riwayat keluarga: -
5. Riwayat pekerjaan: -

1
Daftar Pustaka:
1. Alwi I. Infark miokard akut dengan elevasi ST. Dalam: Sudoyo Aru W, dkk (editor),
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV: 1615-25.
2. Cannon Christopher P, Braunwald Eugene. ST-Elevation Myocardial Infarction.In
Kasper DL, Braunwald E, Fauchi AS et. Al (editor). Harrison’s Principle of Internal
Medicine 17 ed,Mc GrawHill: 2008. 1527-32
Hasil pembelajaran:
1. Definisi ACS
2. Diagnosis ACS
3. Penatalaksanaan ACS

2
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:
KELUHAN UTAMA : Nyeri dada
ANAMNESIS TERPIMPIN :
6. Nyeri dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada substernal dirasakan
tiba-tiba dan dirasakan seperti terbakar dan menjalar ke lengan kiri. Durasi nyeri lebih
dari 20 menit dan tidak membaik dengan istirahat dan perubahan posisi.
7. Pasien juga merasakan keringat dingin dan gelisah ketika nyeri dada terjadi. Sesak nafas
(+) batuk (-)
8. Riwayat jantung berdebar-debar (+) pingsan (-), sakit kepala (-)
 Riwayat nyeri dada sebelumnya (+) tapi membaik dengan istirahat.
 Mual (+), muntah (-), Nyeri ulu hati (-)
 Riwayat Hipertensi (+), tidak berobat teratur
 Riwayat merokok (+)
 Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (-)
 Riwayat pendarahan saluran cerna (-)
 Riwayat pengobatan sebelumnya Antasida syr 3x2 c (dari puskesmas)
 BAB: biasa
 BAK: lancar.
2. Obyektif:
Status Present : SS/GC/CM

Tanda Vital : TD = 150/100 mmHg

Kepala : Anemis (-) Ikterus (-)

Leher : DVS R+0 cmH2O.

Thorax :

 I : simetris kiri = kanan, ikut gerak napas.

 P : Massa tumor (-) nyeri tekan (-)

 P : Sonor

3
 A : BP bronkovesikuler, BT: Ronkhi -/- Wheezing -/-

Jantung:

 I : ictus cordis tidak nampak

 P : ictus cordis teraba

 P : batas jantung dalam batas normal

 A : BJ I/II reguler, BT (-)

Abdomen :

 I : datar, ikut gerak napas

 A : peristaltik (+), kesan normal

 P : MT(-), NT(+) regio epigastrium

Hepar /Lien tidak teraba

 P : timpani

Ekstremitas : edema -/-

Hasil Lab:

HEMATOLOGI HASIL UNIT HEMATOLOGI HASIL UNIT

WBC 14.01 [103/Ul] Ureum 27 Mg/dl

RBC 4.57 [106/Ul] Kreatinin 2 Mg/dl

HGB 13.5 [g/dL] SGOT 34 u/L

HCT 42.0 [%] SGPT 16 u/L

PLT 205 [103/uL] Kolesterol Total 274 mg/i

GDS 100 Mg/dl Trigliserida 188 mg/i

Hasil EKG:

4
Interpretasi:

5
3. Assesment:
Dari hasil anamnesis diperoleh informasi bahwa pasien masuk RS dengan keluhan utama
nyeri dada yang dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. nyeri dada substernal
dirasakan tiba-tiba dan dirasakan seperti terbakar dan menjalar ke lengan kiri. Durasi
nyeri lebih dari 20 menit dan tidak membaik dengan istirahat dan perubahan posisi.
Pasien juga merasakan keringat dingin dan gelisah ketika nyeri dada terjadi. Sesak nafas
(+) batuk (-)
Berdasarkan anamnesis diatas, maka kelainan yang dapat kita pikirkan adalah berasal dari
jantung. Adanya nyeri dada substernal yang khas dan menjalar ke lengan kiri disertai
dengan keluhan sistemik berupa keringat dingin dan gelisah maka dapat kita arahkan ke
diagnosis Acute Coronary Syndrome / Infark miokard akut.
Infark miokard akut adalah kerusakan sel miokard dikarenakan iskemia berat yang
terjadi secara tiba-tiba. Hal ini sangat berkaitan dengan adanya trombus yang terbentuk
oleh rupturnya plak ateroma. Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) merupakan
bagian dari spektrum sindrom koroner akut (SKA) yang terdiri dari angina pektoris tidak
stabil, IMA tanpa elevasi ST (NSTEMI) dan IMA dengan elevasi ST (STEMI).
IMA memiliki 2 jenis faktor resiko yaitu faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan faktor
resiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi:
 Obesitas
 Dislipidemia
 Hipertensi
 DM

6
 Merokok
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi:
 Umur (P ≥ 55, L≥ 45 thn)
 Riwayat keluarga
 (P ≥ 65, L≥ 55 thn)

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis, diperoleh bahwa pasien memiliki beberapa
faktor resiko yaitu: Dislipidemia, merokok, hipertensi, umur > 45 tahun.
Kriteria diagnosis ACS antara lain:
Nyeri dada Tipikal
 Nyeri dada substernal, menjalar ke lengan, leher, rahang, tembus ke belakang.
 Nyeri bersifat tumpul, seperti diremas, terbakar
 Durasi nyeri > 20 menit, timbul waktu beristirahat dan bergiat
Dapat juga disertai gangguan hemodinamik  palpitasi, keringat dingin, mual muntah, sesak,
berdebar-debar
Pemeriksaan Fisik
Sebagian besar pasien cemas dan gelisah. Sering kali ekstremitas pucat disertai keringat
dingin. Kombinasi nyeri dada substernal >30 menit dan banyak keringat dicurigai kuat adanya
STEMI. Seperempat pasien infark anterior memiliki manifestasi hiperaktivitas saraf simpatis
(takikardia dan/atau hipertensi) dan hampir setengah pasien infark inferior menunjukkan
hiperaktivitas parasimpatis (bradikardia dan/atau hipotensi).

Elektrokardiografi (EKG)
Pemeriksaan EKG di IGD merupakan landasan dalam menentukan terapi karena bukti
kuat menunjukkan gambaran elevasi ST dapat mengidentifikasi pasien yang bermanfaat untuk
dilakukan terapi reperfusi. Jika EKG awal tidak diagnostik untuk STEMI tapi pasien tetap
simtomatik dan terdapat kecurigaan kuat STEMI, EKG serial dengan interval 5-10 menit atau
pemantauan EKG 12 sandapan secara kontinu harus dilakukan untuk mendeteksi potensi
perkembangan elevasi segmen ST. Pada pasien dengan STEMI inferior, EKG sisi kanan harus
diambil untuk mendeteksi kemungkinan infark pada ventrikel kanan.

Sebagian besar pasien dengan presentasi awal STEMI mengalami evolusi menjadi gelombang Q

7
pada EKG yang akhirnya didiagnosis sebagai infark miokard gelombang Q. sebagian kecil
menetap menjadi infark miokard non-gelombang Q. jika obstruksi trombus tidak total, obstruksi
bersifat sementara atau ditemukan banyak kolateral, biasanya tidak ditemukan elevasi segmen
ST. pasien tersebut biasanya mengalami angina tidak stabil atau biasanya disebut dengan
NSTEMI.

Pada hasil EKG pasien diperoleh Irama: Sinus, Laju QRS: 93 x/menit, Regularitas:
Regular, Gelombang P: 0,08 detik , normal, Aksis: normal , Interval PR: 0,16 detik, normal,
Interval QRS: 0,08 detik. Namun terdapat gelombang Q pathologis: V2, V3, V4, V5,V6 yang
menandakan bahwa telah terjadi infark lama pada dinding septal dan lateral jantung. Diperoleh
juga gambaran ST elevasi pada sandapan dinding septum jantung. Hal ini mengarahkan kita ke
diagnosa STEMI.

Berdasarkan seluruh hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis, maka dapat dilsimpulkan diagnosa
pasien ini adalah ACS.. Untuk menegakkan diagnosis pasti, maka perlu dilakukan pemeriksaan
Enzim jantung.

Adapun prinsip penanganan utama pada ACS adalah:

8
4. Plan:
Diagnosa: Acute Coronary Syndrome

Pengobatan :
Non Farmakologis

 Bed rest total


 Diet rendah kalori

Farmakologis

Penanganan Awal di UGD


1. O2 3 l/menit via nasal kanul
2. IVFD RL 16tpm

9
3. Pethidin ½ ampul /kolf/drips
4. Metamizol1amp/8jam/iv
5. Ranitidin 1 amp/8jam/iv
6. Asetosal 100 mg 0-1-0
7. Clopidogrel 75 mg 1-0-0
8. Isosorbid dinitrat 10 mg 3x1 tab
9. Alprazolam 0,5 mg 0-0-1

Rencana:
 Konsul ke dokter ahli penyakit dalam
 Pindah rawat di ICU.

Pinrang, Desember 2013

PESERTA, PENDAMPING,

(dr. Ng Winda Hijaya) (dr. H. Rifai, M. Kes)

10

You might also like