Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
pasien dapat:
a. Menyebutkan pengertian difteri
b. Menyebutkan Penyebab
c. Menyebutkan tanda dan gejala
d. Menyebutkan pertolongan pertama difteri
e. Menyebutkan pencegahan difteri.
C. Materi Penyuluhan
a. Pengertian difteri
b. Penyebab difteri
c. Tanda dan gejala difteri
d. Pertolongan pertama difteri
e. Pencegahan difteri.
D. Metode Pembelajaran
a. Metode
Ceramah dan diskusi
b. Langkah-langkah kegiatan
1) Kegiatan pra pembelajaran
- Mempersiapkan materi, media dan tempat
- Kontrak waktu
2) Kegiatan membuka pembelajaran (5 menit)
- Memberi salam
- Perkenalan
- Menyampaikan pokok bahasan
MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari
Corynebacterium diphtheria, yang biasanya mempengaruhi selaput lender
dan tenggorokan. Difteri umumnya menyebabkan sakit tenggorokan,
demam, kelenjar tonsil (amandel bengkak), dan lemas. Dalam tahap lanjut,
difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal dan system saraf.
Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung
B. PENYEBAB
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheria.
Anak-anak yang berada pada risiko tertular difteri meliputi:
1. Anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru.
2. Anak yang hidup dalam kondisi tempat tinggal penuh sesak atau tidak
sehat.
3. Anak yang emmiliki gangguan system kekbalan.
4. Anak-anak yang bepergian ke tempat atau daerah endemic difteri.
D. CARA PENULARAN
Cara penularan difteri dapat melalui tiga rute, yakni:
1. Bersin: ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan
melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di
sekitarnya terpapar bakteri tersebut.
2. Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari barang-
barang pribadi seperti gelas yang belum dicuci.
3. Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar
melalui barang-barang rumah tangga yang bisanya dipakai secara
bersamaan, seperti handuk atau mainan.
F. PENCEGAHAN
1. Menghindarkan anak-anak dari mainan yang kotor.
2. Usahakan handuk tidak lembab saat dipakai bayi.
3. Menjaga kebersihan lingkungan rumah
4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
6. Jangan minum susu mentah atau susu yang diperas dari sapi tanpa
dimasak terlebih dahulu.
7. Berikan vaksin DPT (Difteri, pertusis, tetanus) : pemberian vaksin
dapat dilakukan saat bayi dengan lima tahapan yakni pada usia 2
bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan dan usia 4-6 tahun.
Vaksin difteri memiliki efek samping seperti demam, rewel,
mengantuk atau nyeri pasca pemberian vaksin. Untuk beberapa anak
dengan gangguan otot progesif tidak dapat menerima vaksin DPT.