You are on page 1of 2

Black dan Hawks. 2014.

Keperawatan Medikal Bedah (Manajemen Klinis untuk Hasil yang


Diharapkan). CV Pentasada Media Edukasi:Jakarta

Farmakologi terintegrasi

Medikasi yang digunakan untuk pengobatan LES

1. NSAID
Digunakan untuk engurangi gejala muskuloskeletal serositis ringan dan demam. Hati-hati
ketika menggunakan NSAID untuk klien dengan LES. NSAID menghambat sintesis
prostaglandin dalam ginjal dan menganggu aliran darah ginjal. Klien dengan lupus nefritis
sangat bergantung pada prostaglandin dalam menjaga fungsi ginjal yang terganggu oleh
inflamasi glomerulus. Tanyakan penggunaan NSAIDS yang tidak diresepkan. Dangguan ginjal
oleh NSAID biasanya bersifat reversibel.
2. Gukokortikoid
Glukokortikoid diperlukan untuk mengendalikan komplikasi serius, seperti trombositopenia,
purpura, anemia hemolitik, perikarditis, kejang dan neritis. Prednison biasanya diberikan
secara oral dalam dosis yang rendah (hingga 15 mg/hari) menengah (16 hingga 40 mg/hari)
atau dosis tinggi (lebih dari 120 mg/hari). Dosis terpisah biasanya diberikan untuk
memastikan aksi antiiflamasi dan penekanan lupuas yang lebih kuat dibandingkan jika obat
diberikan dalam dosis tunggal di pagi hari.
Setelah penyakit mampu dikontrol, penurunan dosis bertahap (tapering) penting dilakukan.
Klien dengan dosis majemuk harus diubah ke dosis tunggal pagi hari sebelum benar-benar
menguragi dosis obat sebenarnya.
Alternatif dari penggunaan glukokortikoid dosis tinggi peroral adalah terapi pulsa bolus
steroid intravena. Biasanya metilprednison 1-1,5 g diberikan setiap hari selama 3 hari pada
klien dengan sakit parah seperti nefritis aktif, penyakit SSP fulminans, dan krisis hematologis.
Biasanya glukokortikoid oral (>60 mg/hari) diberikan selama periode pengobatan. Distritmia
dan kejang berkaitan dengan kematian tiba-tiba setelah pemberian terapi untuk mengatasi
gangguan denyut.
3. Imunosupresan lain
Penggunaan agen immunosupresan secara perlahan dapat diterima untuk penobatan LES.
DOSIS RENDAH metoreksat (7,5-15 mg/minggu) berguna dalam menangani artritis, ruam
kulit, serositis dan gejala klinis lainnya. Pengobatan termasuk azatioprin (Imuran) atau
siklofosfamid (Cytoxan) mampu menghambat perkembangan glomerulonefritis atau secara
nyata mengurrangi kerusakan ginjal. Azatioprin, siklofosfamid intravna dan HCQ dapat juga
diberikan.
4. Agen lain danazol diketahui berguna dalam mengatasi trombositopenia LES. Mekanismenya
tidak diketahui, namun diduga melibatkan pengaruh endokrin seperti supresi pituitary folicle
stimulating hormone dan LH pada fungsi imun atau retikuloendotelial.
Imunoglobin intravena diketahui berguna dalam mengatasi trombositopenia LES. Hitung
trombosit meningkat cepat dalam beberapa jam pemberian, biasanya memuncak dengan
jumlah yang luar biasa pada saat kejadian trombotik menjadi perhtaian klinis.
Dapsone agen mikroba digunakan untuk pengobatan leprosy (Penyakit Hansen) telah
digunakan untuk mengatasi gejala kutaneus pada lupus, termasuk diskoid, lupus kutaneus
sub akut , bulosa dan lesi lupus profundus. Efek samping hematologis biasanya terjadi dan
membutuhkan pemantauan seksama.
Terdapat beberapa obat pada uji klinis untuk pengobatan lupus nefritis, termasuk
mikofenolat mofetil (CellCept) dan tolerogen yang menghentikan produksi antibodi-dsDNA.
Uji terkontrol plasebo, menunjukkan manfaat penggunaan dehidropiandosteron (DHEA)
pada klien dengan aktivitas lupus sedang dan ringan. Transplantasi sel induk (stem cell) juga
tengah gencar dikaji. Rambut rontok ringan dan sedang sapat terjadi ketika penyakit aktif.
Lesi vaskular dapat menginduksi petekia, lesi purpurk dan fenomena Raynaud.

You might also like