You are on page 1of 9

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

UJI STERILITAS RUANGAN

Diajukan oleh :
NURWINDA WIRADA
15020160171

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi

Program Studi S1 Ilmu Farmasi

Fakultas Farmasi

Universitas muslim Indonesia

Makassar

2018
ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM
ANALISIS STERILITAS RUANGAN

Dipersiapkan dan disusun oleh


NURWINDA WIRADA
15020160171

telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal


...............................................

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping,

Amirullah S. farm tanggal...........................


STERILITAS RUANGAN
Nurwinda wirada1, Amirullah S. farm2
1
MahasiswaFakultas Farmasi, UMI.
2
Asisten LaboratoriumMikrobiologiFakultasFarmasi, UMI
Email: windawirada@gmail.com

INTISARI
Sterilisasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membebaskan alat
atau bahan dari kehidupan mikroorganisme seperti protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma dan virus sedangkan sterilitas adalah tingkat kesterilan suatu alat
atan bahan. Sterilitas ruangan yaitu suatu tingkat kesterilan dari suatu ruangan.
Untuk mengetahui sterilitas ruangan serta cara-cara yang digunakan untuk
mensterilkan ruangan maka pada praktikum kali ini akan diuji bagaimana sterilitas
dari alat-alat Laboratorium Mikrobiologi UMI yaitu LAF (Laminar Air Flow),
Sinar UVdan enkas dimana ketiga alat tersebut dikenal dengan sebagai alat
pengerjaan dimana LAF dan Sinar UV sebagai alat aseptis enkas sebagai alat
inkubasi. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah eksperimental.
Pada praktikum ini digunakan medium NA sebagai media pertumbuhan bakteri
dan PDA sebagai media pertumbuhan jamur. Hasil yang diperoleh menggunakan
medium NA yaitu pada alat LAF ada 2 bakteri yang tumbuh, pada enkas ada 11
koloni bakteri yang tumbuh, pada Sinar UVada 24 koloni bakteri yang tumbuh
dan untuk kontrol ada 28 koloni bakteri. Untuk medium PDA, pada alat LAF
hanya 1 jamur yang tumbuh, pada enkas ada 7 jamur yang tumbuh, pada UV
hanya 5 jamur yang tumbuh dan untuk kontrol ada 6 jamur yang tumbuh. Dari
data yang diperoleh dapat disimpukan bahwa alat LAF yang memiliki sterilitas
yang tinggi dari ketiga alat tersebut.

Kata Kunci : Sterilisasi, eksperimental, sterilitas,Na/ PDA, LAF, Sinar UV, dan
Enkas.
PENDAHULUAN

Steril artinya bebas dari segala mikroba baik patogen maupun tidak.
Tindakan untuk membuat suatu benda menjadi steril disebut sterilisasi.
Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target
suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganismenya,
yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membrane mikroorganisme
tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant1.
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril.
Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai
akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini
menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relatif, dan
kemungkinan mnciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat
diduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian mikroba. Oleh karena itu
sterilitas dalam arti mutlak belum dapat diciptakan, tetapi lebih mungkin berhasil
bila proses sterilisasi ini terus mengalami peningkatan2.
Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganismenya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membrane
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant3.
Ruang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas dari semua
bentuk kehidupan mikroba yang patogen maupun yang non-patogen termasuk
sporanya. Ruang steril sangat penting dalam bidang kesehatan. Seperti pada ruang
steril antara lain ruang bedah, ruang pascaoperasi termasuk dalam bidang industri
farmasi, yang terkhusus pada sediaan steril contohnya injeksi. Ruang-ruang
tersebut dibutuhkan pengujian sterilisasi yang baku4.
Cara sterilisasi yang umum dilakukan adalah sebagai berikut : Sterilisasi
secara fisik, misal dengan pemanasan, penggunaan sinar bergelombang pendek
seperti sinar-X, sinar γ, sinar UV, dan sebagainya. Sterilisasi secara kimia, misal
dengan penggunaan desinfektan, larutan alkohol, larutan formalin, larutan AMC
(campuran asam klorida dengan garam Hg) dan sebagainya. Sterilisasi secara
mekanik, misalnya dengan penggunaan saringan atau filter4.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesterilan dari alat LAF,
Sinar UV dan enkas setelah disemprotkan alkohol 70% dengan melihat jumlah
koloni yang tumbuh. Dimana ketiga alat tersebut merupakan alat yang digunakan
dalam pengerjaan.

METODE PRAKTIKUM

Jenis Praktikum
Jenis praktikum ini menggunakan jenis praktikum eksperimental.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu alkohol 70%, kertas
label, medium NA (Nutrien Agar) dan PDA (Potato Dextrose Agar) dan tissu.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu cawan petri, enkas,
Laminar Air Flow (LAF), lampu spiritus, lampu UV, dan spoit 5 mL (Disposable
Syringe, No Batch : 20902900276).
Sampel Praktikum

Pada praktikum ini digunakan LAF, UV, dan Enkas sebagai ruang uji dengan
melihat jumlah mikroorganisme kontaminan
Uji Sterilisasi Ruangan

Siapkan alat dan bahan. Masukkan 10 mL NA dan 10 mL PDA pada masing-

masing 2 cawan petri steril. Biarkan memadat. Masukkan cawan petri berisi

medium NA dan PDA tersebut pada 3 ruangan yakni enkas, LAF dan Sinar UV.

Buk tutup cawan petri hingga 1/3 bagian selama 15 menit pada ketiga ruangan

tersebut yang sudah terlebih dahulu di semprotkan dengan alkohol 70%.

Diinkubasi selama 1x 24 jam pada suhu 370C untuk cawan petri yang berisi

medium NA dan 3x 24 jam pada suhu 270C untuk cawan petri yang berisi medium

PDA. Amati ada tidaknya koloni mikroba yang terdapat pada medium NA dan

PDA.
Analisis Hasil
Hasil praktikum berupa jumlah koloni mikroorganisme. Masing- masing ruang
akan dikategorikan berdasarkan jumlah koloni kontaminannya sesuai dengan
CPOB.

HASIL PRAKTIKUM

(a) (b) (c) (d)


Gambar 1. Hasil analisis sterilisasi ruangan terhadap medium PDA.
(a) Laminar Air Flow (LAF), (b) Lampu UV, (c) Enkas, (d) Kontrol

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2. Hasil analisis sterilisasi ruangan terhadap medium NA.
(a) Laminar Air Flow (LAF), (b) Lampu UV, (c) Enkas, (d) Kontrol
Tabel 1. Jumlah koloni yang tumbuh pada medium Nutrien Agar (NA) dan Potato
Dextrose Agar (PDA).

Kontrol LAF Enkas UV

Bakteri Jamur Bakteri Jamur Bakteri Jamur Bakteri Jamur


(NA) (PDA) (NA) (PDA) (NA) (PDA) (NA) (PDA)

28 6 2 1 11 7 24 5

PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini dilakukan uji sterilisasi ruangan yang meliputi uji
sterilitas pada lampu UV, Laminary Air Flow (LAF) dan enkas dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat kesterilan ketiga alat tersebut, parameter
pengamatannya yaitu jumlah koloni pada medium NA dan PDA.
Laminary Air Flow (LAF) adalah alat yang mengatur pergerakan udara di
mana udara yang berisi mikroba akan di tarik keluar dengan arah tekanan
horizontal, sehingga setiap mikroba yang berada dalam ruang tersebut tidak dapat
bertahan lama karena akan terus di tarik keluar. LAF ini dilengkapi saringan
sehingga mikroba yang telah keluar tidak akan dapat kembali lagi. Prinsip kerja
dari LAF dimana pada system ini udara tersaring melalui suatu penyaring dimana
bahan melayang melalui suatu kapasitas yang tinggi nyaris bebas mikroorganisme
dalam aliran LAF dengan kecepatan yang seragam melalui suatu daerah yang
tertutup.
Lampu UV, digunakan cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
Umumnya cahaya mempunyai daya merusak sel mikroba yang tidak mempunyai
pigmen fotosintesis. Radiasi ultraviolet dapat menyebabkan kesalahan dalam
replikasi DNA dan mempunyai aktivitas mutagenik pada sel-sel yang masih
hidup. Sinar UVbanyak digunakan untuk mengurangi populasi mikroba di kamar-
kamar bedah di rumah sakit, ruang aseptik untuk pengisian obat-obatan di industri
farmasi, di tempat-tempat pengisian produk steril ke dalam ampul, dan industri
pangan.Enkas merupakan alat aseptis yang digunakan sebagai inkubator, dimana
mekanisme kerjanya yaitu meminimalkan terjadinya kontaminasi pada bahan-
bahan yang diinkubasi.
Penggunaan medium Nutrien Agar (NA) dan Potato Dextrose
Agar (PDA) karena pada medium-medium ini merupakan medium umum dimana
semua bakteri dan jamur dapat tumbuh. Medium NA digunakan untuk
pertumbuhan bakteri sedangkan Medium PDA digunakan untuk pertumbuhan
jamur.
Hasil yang diperoleh antara lain untuk alat LAF menggunakan medium
PDA terdapat 1 koloni jamur dan menggunakan medium NA terdapat 2 bakteri
yang tumbuh. Sinar UVmenggunakan medium PDA terdapat 5 koloni jamur dan
menggunakan medium NA terdapat 24 koloni bakteri. Enkas menggunakan
medium PDA terdapat 7 koloni jamur dan menggunakan NA terdapat 11 koloni
bakteri. Untuk kontrol menggunakan medium PDA terdapat 6 koloni jamur dan
menggunakan NA terdapat 28 koloni bakteri.
Batas mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih selama kegiatan
berlangsung 5:

Batas yang disarankan untuk cemaran mikroba (*)

Kelas Samp Cawan Cawan Sarung tangan


el papar (dia. kontak 5 jari cfu/
udara 90 mm) (dia. 55 sarung tangan
cfu/m cfu/4 plate mm) cfu/
3 plate
(**)
A <1 <1 <1 <1
B 10 5 5 5
C 100 50 25 -
D 200 100 50 -
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan dari ketiga alat-alat diatas (LAF,
Sinar UV dan Enkas) yang paling steril adalah LAF. LAF dimana kontaminasi
mikrobanya yaitu hanya 1 pada medium PDA dan hanya 2 pada medium NA dan
termasuk kedalam klasifikasi ruang steril A.
SARAN

Lebih teliti dalam pengerjaan agar dapat diperoleh hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Entjang, Indan., 2003. “Mikrobiologi Dan Parasitologi Untuk Akademi


Perawat Dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat”. PT. Citra Aditia
Bakti : Bandung.
2. Lachman, Leon. 1994.”Teori dan Praktek Farmasi Industri”. UI-Press: Jakarta
3. Pratiwi, Sylvia. 2006.”Mikrobiologi Farmasi”. Universitas Gadjah Mada :
Yogyakarta
4. Djide, Natsir. 2003. “Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi”. UNHAS :
Makassar
5. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
Hk.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012,”Tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat Yang Baik”.

You might also like