You are on page 1of 5

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Pudyo Susanto
(UPT PPL UM)

Keterampilan Membuka Pelajaran


1. Pengertian Kegiatan Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran dalam pembelajaran berbasis
konstruktivisme dimulai ketika guru mulai membawa siswa untuk masuk ke
persoalan topik atau konsep yang sedang dipelajari. Pada kegiatan awal guru
sebaiknya tidak menyebut langsung judul topik atau konsep yang sedang dipelajari,
apalagi sampai menjelaskan konsepnya. Kalau itu terjadi, maka prinsip pengajaran
konstruktivisme tidak terpenuhi, karena dengan begitu siswa langsung menerima
konsep atau prinsip yang akan dipelajari pada awal kegiatan, sementara pada
pembelajaran kontruktivisme konsep atau prinsip tersebut akan ditemukan atau
dibangun oleh siswa.
Dalam pembelajaran konstruktivisme, kegiatan awal meliputi:
pendahuluan, eksplorasi dan motivasi, penggalian pengetahuan awal, dan review
pelajaran yang lalu. Pendahuluan adalah kegiatan penyajian fenomena, yaitu
menyajikan bahan amatan kepada siswa tentang benda atau kejadian menakjubkan
yang menarik siswa untuk melakukan pengamatan secara cermat dan merangsang
siswa untuk berpikir. Fenomena dapat disajikan dengan cara bercerita, berdemon-
strasi, atau eksperimen. Materi fenomena dipilih yang berkaitan atau mengadung
permasalahan yang sesuai dengan isi konsep atau topik pelajaran. Fenomena yang
menarik dapat menarik menimbulkan motivasi belajar, yaitu keinginan untuk
mengamati fenomena secara cermat, dan menggali informasi lebih dalam. Suatu
fenomena bersifat menarik jika dapat menimbulkan konflik kognitif pada diri siswa,
artinya informasi yang tersaji dalam fenomena tidak “seimbang” (disequilibrium”)
dengan konsep yang sudah ada di benak siswa. Setelah siswa mengamati fenomena
secara cermat dan menggali informasi yang ada di dalamnya, guru perlu menggali
pengetahuan awal (prior knowledge) mengenai konsep-konsep yang terkandung di
dalam fenomena. Penggalian pengetahuan awal itu dapat dilakukan dengan

1
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengecek seberapa jauh atau
seberapa dalam penguasaan konsep siswa terhadap konsep yang terkandung di
dalam fenomena. Jika konsep yang sedang dipelajari berkaitan (apalagi diprasyarati
oleh) dengan konsep pada pelajaran sebelumnya, dalam kegiatan awal dapat
diadakan reviu mengenai konsep yang sebelumnya sudah diajarkan.

2. Keterampilan-Keterampilan Dasar Mengajar pada Kegiatan Membuka


Pelajaran
Dalam pengelolaan kegiatan awal pelajaran ada keterampilan-
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru. Keterampilan dasar
mengelola kegiatan awal pelajaran ini biasanya dikenal dengan nama
“Keterampilan Membuka Pelajaran” (Hasibuan, dkk., 1988). Keterampilan-
keterampilan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Keterampilan memilih fenomena, yaitu keterampilan untuk memilih
fenomena yang menarik (atraktif), relevan dengan isi konsep yang akan
dipelajari oleh siswa, dan menimbulkan konflik kognitif.
2) Keterampilan menyajikan fenomena, yang meliputi:
- membawakan cerita/demonstrasi/eksperimen dengan jelas,
- membawakan cerita/demostrasi/eksperimen secara aktraktif sehingga
dapat menarik perhatian dan motivasi siswa,
- memusatkan perhatian siswa aspek-aspek penting pada fenomena
yang terkait dengan konsep yang akan dibahas.
3) Keterampilan membangkitkan konflik kognitif, yaitu membuat trik-trik
tertentu sehingga di dalam fenomena muncul bayak informasi yang
bertentang satu dengan yang lain.
4) Keterampilan bertanya, khususnya untuk pertanyaan yang mengarahkan
siswa memusatkan perhatian pada bahan amatan yang relevan dengan
konsep materi pelajaran, mengarahkan siswa untuk menemukan masalah
dan hipotesis.
5) Keterampilan membuat kaitan. Dalam pembelajaran yang menerapkan
pendekatan konstruktivisme dan bermuatan kontekstual, pada kegiatan awal
pelajaran guru harus mempunyai keterampilan membuat kaitan, yaitu:

2
- mengaitkan materi konsep yang diajarkan dengan isu-isu masyarakat
yang terjangkau oleh atau dalam pengalaman hidup siswa sehari-hari
- mengaitkan materi konsep yang diajarkan dengan pengetahuan siswa
yang diperoleh dari pengalaman belajar sebelumnya, dan
- mengaitkan materi konsep yang diajarkan dengan konsep dengan
konsep dari bidang studi lain, misalnya: konsep dalam bidang biologi
dengan konsep lain dari bidang fisika.
6) Keterampilan menggali pengetahuan awal siswa, yaitu menyajikan
pertanyaan-pertanyaan yang tingkatnya kognitifnya bervariasi sampai dapat
mendeteksi pengetahuan awal atau konsep awal yang dimiliki siswa
sehubungan dengan konsep yang akan dibahas. Dalam hal ini, keterampilan
menggali pengetahuan awal itu termasuk menggali tingkat pengetahuan atau
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang lalu, yang menjadi
prasyarat untuk pelajaran yang akan dibahas.

Keterampilan Menutup Pelajaran


1. Makna Menutup Pelajaran
Banyak kejadian, di mana guru menutup pelajaran hanya dengan
pernyataan bahwa pelajaran sudah berakhir. Menutup pelajaran bukan sekedar, dan
memang bukan hanya mengeluarkan pernyataan bahwa pelajaran sudah berakhir. Di
samping itu, banyak orang berpendapat bahwa menutup pelajaran adalah menarik
kesimpulan atau membuat rangkuman dari pelajaran yang sudah diajarkan, dan
ditambah dengan memberikan tugas rumah atau pekerjaan rumah (kalau ada).
Kegiatan pembelajaran yang diakhiri dengan ditemukannya kesimpulan merupakan
pembelajaran yang berujung tertutup (close-ended activity).
Dalam pengajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivisme,
atau yang struktur pembelajarannya berpola pada Gambar 3.1, penarikan
kesimpulan bukan merupakan akhir dari pelajaran. Kesimpulan memang merupa-
kan perolehan belajar siswa sesuai dengan tujuan pengejaran yang dirumuskan.
Namun, dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivisme,
perolehan belajar siswa yaitu konsep (kesimpulan) yang diperoleh siswa perlu

3
dimantapkan. Kegiatan pemantapan konsep inilah yang merupakan bagian penutup
pelajaran.
Kegiatan pemantapan dapat berupa pengaplikasian konsep untuk
memecahkan masalah-masalah praktis yaitu masalah yang dijumpai siswa dalam
kehidupan sehari-hari, Pengaplikasian konsep juga dapat pada kemungkinan
ditemukannya teknologi baru untuk memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat luas. Pembelajaran sains yang memasukkan isu-isu teknologi dan isu-
isu masyarakat sebagai penerapan dari konsep yang ditemukan selama
pembelajaran berlangsung merupakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan
Science-Technology- Society (STS). Dalam pembelajaran yang menerapkan
pendekatan STS, materi pengajarannya mengangkat dan mengintegrasikan isu-isu
sains, teknologi dam masyarakat (Yager, 1993).
Pemantapan juga dapat berupa pengembangan dari konsep yang sudah
ditemukan siswa pada Tahap Kegiatan Inti. Pengembangan konsep itu pada
umumnya dilaksanakan dengan pemunculan masalah baru terkait dengan konsep
yang ditemukan. Dalam percobaan atau eksperimen yang diamati atau dijalankan
oleh siswa sering banyak variabel bebas yang tidak diteliti. Variabel-variabel bebas
yang semula tidak terjangkau oleh siswa pada Kegiatan Awal Pelajaran menjadi
bisa terjangkau pada bagian akhir pelajaran. Terjangkaunya variabel-variabel baru
itu menyebabkan siswa memunculkan masalah baru pada bagian akhir pelajaran.
Masalah baru itu juga dapat dimunculkan oleh guru. Pembelajaran yang diakhiri
dengan pemunculan masalah baru, sehingga ujung pelajaran terbuka untuk siswa
memunculkan masalah baru dikenal dengan pembelajaran yang berujung terbuka
(Open-ended activity).
Pada bagian akhir pelajaran (penutup pelajaran) perlu ada evaluasi belajar.
Evaluasi belajar itu merupakan evaluasi formatif, yaitu evaluasi untuk melihat
kemajuan belajar siswa. Siswa yang penguasaan konsepnya kurang tepat
(miskonsepsi) perlu mendapat pengajaran perbaikan, sementara siswa yang lain
perlu pengayaan. Dalam pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivis-
me dianjurkan agar evaluasi belajar juga terjadi pada Tahap Kegiatan Awal
Pelajaran dan Tahap Kegiatan Inti. Evaluasinya menggunakan hands-on evaluation

4
technique. Dengan teknik terebut diharapkan semua perilaku belajar (kognitif,
afektif, dan psikomotor) dapat dimonitor kemajuannya.

2. Keterampilan Dasar Mengajar Menutup Pelajaran


Keterampilan dasar mengajar menutup pelajaran sesuaid dengan macam
kegiatan pembelajaran yang ada pada bagian penutup pelajaran. Keterampilan-
keterampilan dasar mengajar yang perlu dikuasai dan diterapkan pada penutup
pelajaran adalah sebagai berikut.
a. Keterampilan mengaitkan konsep sains dengan isu teknologi yang berkembang di
masyarakat.
b. Keterampilan mengembangkan masalah-masalah baru untuk pengembangan konsep yang
sudah dikuasai siswa.
c. Keterampilan mengevaluasi hasil belajar siswa.
Keterampilan-keterampilan dasar mengajar untuk menutup pelajaran itu
makin diperlukan untk masa kini, terutama sehubungan dengan adanya
kecenderungan akan diterapkannya “pembelajaran yang berbasis kontekstual”.
Dalam pembelajaran kontekstual, materi pengajaran perlu diintegrasikan pada
konteks pengalaman nyata siswa (Depdiknas,.2002). Penerapan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran selaras dengan penerapan pendekatan STS.
Keterampilan mengevaluasi hasil belajar juga menjadi perhatian serius untuk
kecenderungan pembelajaran sains masa kini, terutama jika pembelajaran sains
menerapkan pendekatan-pendekatan “pembelajaran berbasis kompetensi”,
“pembelajaran konstruktivisme”, dan “pembelajaran kontekstual”. Pembelajaran
sains masa kini itu menghendaki agar evaluasi belajar menggunakan authentic
assessment, yaitu evaluasi yang tidak sekedar mengevaluasi prestasi belajar di
bidang pengetahuan sains, tetapi juga penilaian yang menilai semua pengalaman
belajar siswa.

You might also like