You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu merupakan organisme tunggal, tanpa bantuan dari organisme lain
tidak bisa hidup sempurna. Hewan mamalia besar seperti gajah, kerbau, kuda,
hingga serangga kecil seperti lebah, kupu-kupu dan belalang diberi tuhan
kemampuan dan bentuk tubuh yang paling sesuai dengan tempat dan cara
hidupnya. Adaptasi merupakan bentuk penyesuaian yang dilakukan makhluk
hidup agar bisa betahan hidup dalam lingkungannya, terlebih lingkungan yang
baru, bukan hanya pada manusia saja tetapi juga pada hewan dan juga
tumbuhan, mereka harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka
berada, demi mempertahankan kelangsungan hidup atau dalam
mempertahankan hidupnya.
Salah satu penyebab kepunahan makhluk hidup adalah ketidakmampuan
makhluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungan. Misalnya, ketika
memindahkan seekor ikan yang diambil dari habitat aslinya ke dalam kolam
ikan buatan sendiri. Beberapa hari kemudian ikan yang dipelihara mati.
Kematian ikan ini disebabkan ikan tersebut tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungan barunya. Maka jelaslah bahwa makhluk hidup yang tidak
beradaptasi dengan lingkungannya akan mengalami kepunahan. Ada
bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu:
adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
Evolusi juga merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung
secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana
ke arah bentuk yang komplek. Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi
adalah seleksi alam, mutasi dan peran isolasi dalam pembentukan spesies
baru. Bukti teori evolusi adalah; adaptasi dan seleksi alam. Seleksi alam
berlangsung secara mikro evolusi, dengan hasil akhirnya adalah adaptasi. Dua
unsur yang terdapat pada teori Evolusi Darwin, yaitu; adaptasi dan
pembentukan spesies baru (spesiasi).

1 |Adaptasi dan Spesiasi


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimakud dari adaptasi ?
2. Jelaskan bagaimana klasifikasi adaptasi ?
3. Apa yang di maksud dari spesiasi ?
4. Bagaimanakah model-model dari spesiasi dan bagaimanakah contoh dari
masing-masing model spesiasi tersebut?
5. Bagaimanakah dua pengaruh utama spesiasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makud dari adaptasi
2. Untuk menjelaskan klasifikasi adaptasi
3. Untuk mengetahui maksud dari spesiasi
4. Untuk menjelaskan model-model dari spesiasi dan contoh dari masing-
masing model spesiasi tersebut
5. Untuk menjelaskan bagaimana dua pengaruh utama spesiasi

2 |Adaptasi dan Spesiasi


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Adaptasi
Menurut Wallace dan Srb (1963) serta Ismail (1984), suatu
organisme akan bereaksi terhadap perubahan lingkungan alam yang
diterimanya. Usaha untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan disebut adaptasi.
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan
lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu
beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
a. Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
b. Mengatasi kondisi fisik lingkungan ; temperatur, cahaya dan panas.
c. Mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
d. bereproduksi.
e. Merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Salah satu contoh adaptasi yang menarik yaitu kasus Biston
Betularia yaitu sejenis kupu- kupu yang umumnya hidup di hutan-hutan
Inggris. Kupu-kupu ini ada yang berwarna putih dan nada yang berwarna
gelap. Selama revolusi industri Inggris populasi kupu-kupu berwarna
gelap meningkat padahal sebelum revolusi industri populasi kupu- kupu
putih lah yang banyak. Hal ini terjadi karena limbah pabrik berupa asap
telah membunuh lumut pada pohon dan membuat pohon tempat tinggal
kupu-kupu menjadi gelap. Kupu-kupu putih beradaptasi pada pohon yang
di selimuti lumut, sedangkan kupu- kupu hitam beradaptasi pada pohon
tanpa lumut. Karena meningkatnya daerah industry, kupu-kupu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar tidak dimangsa oleh
pemangsanya.
Setiap makhluk hidup perlu adaptasi karena adaptasi adalah cara
bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya,
sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan mengalami kepunahan atau
kelangkaan jenis.

3 |Adaptasi dan Spesiasi


B. Klasifikasi Adaptasi
Menurut Soemarwoto (1983), adaptasi makhluk hidup dapat terjadi
dengan beberapa cara, yaitu :

1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui
perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk
kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan
mudah diamati karena tampak dari luar.
a. Adaptasi Morfologi pada hewan :
1) Bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makanannya.

a) Paruh Itik, bentuk seperti sisir yang berguna untuk


menyaring makanan dari dalam air dan lumpur. Contoh
: ikan dan katak

4 |Adaptasi dan Spesiasi


b) Paruh burung Pelikan, pangkal paruh bentuk seperti
sisir, fungsinya untuk menyaring makanan berupa alga
dan udang atau ikan kecil.
c) Paruh burung Kolibri, paruhnya berbentuk kecil,
runcing, panjang yang disesuaikan untuk menghisap
madu
d) Paruh burung Nuri, bentuk paruh pendek dan kuat,
sesuai dengan makanannya yang berupa biji-bijian.

2) Bentuk mulut serangga sesuai dengan jenis makanannya


a) Mulut pengisap bentuknya seperti belalai yang dapat
digulung dan dijulurkan. Contoh: kupu-kupu untuk
mengisap madu dari bunga.
b) Mulut penusuk dan penghisap berbentuk tajam dan
panjang. Contoh; nyamuk untuk menusuk kulit manusia
kemudian menghisap darah. Jadi, selain mulutnya
berfungsi sebagai penusuk juga berfungsi sebagai
pengisap.
c) Mulut penjilat memiliki ciri terdapatnya lidah yang
panjang dan berguna untuk menjilat makanan berupa
nektar dari bunga, contohnya lebah.
d) Mulut penyerap memiliki ciri terdapatnya alat penyerap
yang mirip spons (gabus)yang digunakan untuk
menyerap makanan terutama yang berbentuk cair.
Contoh serangga yang memiliki mulut penyerap adalah
lalat.

3) Unta

Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan


gersang. Oleh karena itu bentuk tubuhnya disesuaikan
dengan keadaan lingkungan padang pasir. Bentuk
penyesuaian diri unta adalah adanya tempat penyimpanan

5 |Adaptasi dan Spesiasi


air di dalam tubuhnya dan memiliki punuk sebagai
penyimpan lemak. Hal inilah yang menyebabkan unta dapat
bertahan hidup tanpa minum air dalam waktu yang lama.

4) Bentuk Gigi secara khusus

Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi


menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk
menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung
pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.

5) Bentuk Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup
di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan.Makanan
trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang
merayap.Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan
ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk
celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya.Hewan ini
mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat
dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.

b. Adaptasi Morfologi pada tumbuhan :


a) Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah kering
Daunnya tebal, sempit, kadang-kadang berubah
bentuk menjadi bentuk duri, sisik atau bahkan tidak
mempunyai daun, dengan demikian maka penguapan
melalui daun menjadi sangat sedikit. Seluruh permukaan
tubuhnya termasuk bagian daun tertutup oleh lapisan
kutikula atau lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya penguapan air yang terlalu besar. Batangnya

6 |Adaptasi dan Spesiasi


tebal mempunyai jaringan spons untuk menyimpan air.
Akar panjang sehingga mempunyai jangkauan yang luas
b) Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah lembap (higrofit)
Mempunyai daun yang tipis dan lebar.Permukaan daun
mempunyai banyak mulut daun atau stomata sehingga
dapat mempercepat proses penguapan.Contoh tumbuhan
higrofit: Tumbuhan Keladi.

c) Adaptasi tumbuhan yang hidup di air (hidrofit)


Tumbuhan air yang terapung di atas air mempunyai
rongga antar sel yang berisi udara untuk memudahkan
mengapung di air, daun lebar dan tangkai daun
menggembung berisi udara. Contoh: enceng gondok,
kiambang.

2. Adaptasi Fisiologis

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup


melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan hidup.
Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati.

a. Adaptasi Fisiologis pada hewan :


1) Herbivora, mempunyai enzim khusus yaitu selulose yang
berguna untuk mencerna makanan yang berupa tumbuhan
2) Hewan Teredo navalis, yaitu hewan sebangsa kerang
pengebor menghaslikan enzim tertentu yang menyebabkan
kayu menjadi lapuk (rusak) hidup di air laut
3) Ikan yang hidup di air berkadar garam tinggi mengeluarkan
urine yang lebih pekat dari pada ikan yang hidup di air
tawar

7 |Adaptasi dan Spesiasi


b. Adaptasi fisiologis pada tumbuhan :
1) Tumbuhan insektivora menghasilkan enzim protease
sebagai penghancur protein dari tubuh mangsanya.
Contohnya : kantung semar.
2) Proses gutasi berlangsung ketika daun melakukan
penguapan, namun udara luar dalam keadaan jenuh
sehingga uap air yang keluar dari dalam daun dalam bentuk
gas berubah menjadi titik-titik air di tepi daun. Proses
gutasi terjadi pada tumbuhan higrofit.
3) Bunga bangkai mengeluarkan bau untuk menarik perhatian
serangga makanannya. Bunga bangkai mengeluarkan bau
tak sedap.
3. Adaptasi bersifat tingkah laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan
dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
a. Adaptasi tingkah laku pada hewan :
1) Bunglon dengan mudah merubah warna kulitnya untuk
mengelabui musuh disebut mimikri.
2) Paus secara berkala muncul ke permukaan air untuk
mengambil oksigen dalam proses pernapasan.
3) Kuda laut melindungi telurnya dakam kantung khusus hewan
jantan.
4) Ular berpura – pura mati untuk mencegah musuh
5) Kajengking melindungi dirinya dari musuh dengan
menggunakan sengatnya.
6) Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan cara
menyemburkan cairan hitam.
7) Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang
disebut cangkang. Hewan jenis ini melindungi diri dari
musuhnya dengan cara memasukkan tubuhnya kedalam
cangkang.

8 |Adaptasi dan Spesiasi


Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan :
1. Seismonasti / tigmonasti -
contoh : tumbuhan putri malu menguncup daunnya
jika disentuh sehingga tampak seperti layu dan tidak
enak dimakan. - tujuannya untuk mengelabuhi
pemangsa yaitu hewan herbivora.

2. Termonasti
Tumbuhan yang gerakannya dipicu oleh perubahan
suhu. Perubahan suhu dipicu oleh perubahan
intensitas cahaya sehingga disebut fotonasti. -
contoh : bunga pukul empat pada siang hari layu
saat pagi dan sore mekar.

3. Niktinasti
Gerakan tumbuhan yang dipicu oleh keadaan gelap.
Dalam kondisi gelap tekanan turgoro pada tangkai
daun menurun sehingga daun menjadi layu. -
misalnya tumbuhan polong-polongan (lamtoro/petai
cina)

4. Meranggas
Menggugurkan daunnya pada musim kemarau,
misal : jati, randu

5. Estivasi
Adalah mematikan sementara bagian tubuhnya yang
ada di atas permukaan tanah untuk mengurangi
penguapan pada musim panas. Misalnya jahe,
rumput.

6. Tropisme
- Fototropisme : adalah gerak tumbuhan yang
mengikuti arah datangnya cahaya.
- Geotropisme : adalah gerak bagian tumbuhan yang
disebabkan oleh adanya rangsangan grafitasi
bumi. Misalnya akar tumbuhan selalu tumbuh ke
bawah menuju pusat bumi.
- Hidrotropisme : adalah gerakan akar tumbuhan
menuju sumber air

9 |Adaptasi dan Spesiasi


C. Pengertian Spesiasi
Spesiasi adalah salah satu proses penting dalam evolusi. Sebuah teory
evolusi bioclogical yang tidak bisa menjelaskan spesiasi akan serius cacat.
Spesiasi menurut Widodo, dkk. (2003) adalah terbentuknya spesies baru, dimana
pada prosesnya akan dititiktolakkan pada spesiasi divergen, yaitu satu nenek
moyang berkembang menjadi lebih dari satu spesies keturunan, selama mereka
berevolusi terjadi penyimpangan yang sangat besar. Peristiwa spesiasi ini,
ditopang oleh dua hal pokok, yaitu isolasi geografi dan isolasi reproduksi.
Spesies dalam pandangan modern adalah suatu golongan populasi yang alami
(deme) yang tersendiri secara genetis dan memiliki bersama suatu gene
pool. Suatu spesies adalah unit atau kesatuan terbesar dalam populasi, di
dalamnya terjadi pertukaran gen. Kebanyakan spesies dipisahkan dengan
perbedaan-perbedaan yang nyata secara anatomi, fisologi dan tingkah laku.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa spesiasi merupakan
proses pembentukan spesies baru yang disebabkan oleh berbagai faktor dimana
spesies baru yang dibentuk lambat laun sifat atau perilakunya akan berbeda.

D. Mekanisme Pembentukan Spesiasi

Model spesiasi dibagi menjadi tiga, yaitu alopatrik, peripatrik dan simpatrik.

1. Spesiasi Alopatrik
Spesiasi alopatrik adalah spesiasi populasi yang terbagi dua. Salah
satunya populasi alopatrik geografis terisolasi, misalnya fragmentasi habitat
akibat perubahan geografis seperti dengan adanya gunung atau perubahan
sosial seperti emigrasi. Populasi yang terisolasi kemudian mengalami
perbedaan genotipik dan fenotipik mereka mengalami tekanan selektif yang
berbeda atau secara independen mereka menjalani pergeseran genetik.
Ketika populasi kembali ke dalam kontak, mereka telah berkembang dan
tidak lagi mampu bertukar gen. Pulau genetika, kecenderungan kecil, kolam
genetik terisolasi untuk menghasilkan sifat-sifat yang tidak biasa, telah
diamati dalam beberapa keadaan, termasuk kepulauan dan perubahan
radikal di kalangan tertentu di pulau yang terkenal, seperti Komodo dan

10 |Adaptasi dan Spesiasi


Galapagos, yang terakhir setelah melahirkan ekspresi modern teori evolusi,
setelah diamati oleh Charles Darwin.

barier

A B C

time

Representasi skematik dari spesiasi alopatrik: A. Pembagian pada populasi


yang terisolasi secara geografis, B. Seleksi divergen, C. Isolasi reproduksi
ketika spesies melakukan kontak/ hubungan kedua.

Berdasarkan penjelasan dan ilustrasi di atas dapat diketahui bahwa spesiasi


alopatrik adalah proses pembentukan spesies baru karena pemisahan dua
populasi yang disebabkan oleh barier geografis, diarahkan oleh seleksi
divergen dan pada akhirnya spesies akan mengalami isolasi reproduksi
ketika spesies tersebut melakukan hubungan atau kontak lagi. Barier
geografis memungkinkan populasi tersebut terpengaruh faktor lingkungan
seperti makanan. Jika keadaan berlangsung dalam waktu yang lama akan
menyebabakan terjadinya isolasi instrinsik yang mengarah pada isolasi
reproduksi yang menghalangi percampuran gen yang mengarah
terbentuknya spesies baru. Contohnya, kembang kayu di daerah manado
dan sangihe.

Contoh dari spesiasi alopatrik adalah Burung Finch yang ada di kepulauan
Galapagos (Lack, 1947; Grant 1986). Pulau-pulau Galapagos terbentuk
pada 5 juta tahun terakhir, yang disebabkan karena gunung berapi yang
muncul dari dalam laut. Pulau-pulau yang ada di situ tidak pernah
terhubung ke benua atau satu sama lain. Tiga belas spesies burung Finch
ada di kepulauan itu, dimana 10 spesies burung berada pada satu pulau.

11 |Adaptasi dan Spesiasi


Tahap awal dari proses spesiasi tersebut sebagai berikut. Sekitar 3 juta
tahun yang lalu sekelompok kecil burung dari Amerika Selatan atau
Tengah mendiami salah satu pulau. Setelah populasi tersebut mengalami
perkembangbiakan sehingga menghasilkan anak yang sangat banyak,
burung-burung tersebut menyebar dan mendiami pulau-pulau lainnya.
Karena kondisi ekologi bervariasi antar pulau, maka populasi yang
mengalami isolasi genetik mengalami diferensiasi. Tahap selanjutnya
adalah terjadinya kontak sekunder atau hubungan kedua, melalui
penyebaran, antara populasi yang berbeda. Jika burung dari dua populasi
tidak melakukan perkawinan, atau jika keturunan yang dihasilkan steril,
maka spesiasi yang terjadi adalah alopatri. Jika populasi hanya sebagian
terisolasi, sehingga beberapa spesies melakukan perkawinan silang dan
menghasilkan keturunan yang fertil, maka peristiwa ini tidak begitu jelas.

2. Spesiasi Peripatri

Spesiasi yang terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme


terisolasi dalam sebuah lingkungan yang kecil dari populasi tertua.Spesiasi
peripatrik dapat mengurangi variasi genetik karena tidak kawin secara
acak yang akhirnya dapat mengakibatkan hilangnya variasi genetik,
populasi baru dapat berubah, baik secara genotipe maupun fenotipe dari
populasi asalnya. Populasi baru berpisah dari populasi induk akan tetapi
masih berada di area mengarah ke terbentuknya evolusi.

Spesiasi peripatrik berlawanan dengan alopatrik dimana spesies


yang berbeda terisolasi secara geografis dari spesies yang lainnya, dan
simpatrik dimana spesies yang berbeda berkembang pada area yang sama
dengan menemukan aturan ekologi yang berbeda. Bila ada suatu area
aman terjadi hibridisasi asalkan ada aliran gen antara dua populasi dasar,
maka ini diragukan dimana mereka sungguh-sungguh spesies yang
berbeda. Peripatrik relative tidak biasa pada daerah beriklim sedang,
namun dapat terlihat lebih pada daerah beriklim tropis. Misalnya batas
antar dua spesies termasuk perubahan pada ketinggian atau sungai yang
dapat disebrangi (Nation Master.com).

12 |Adaptasi dan Spesiasi


3. Spesiasi Parapatrik

Spesiasi ini mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran


populasi kecil yang masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal
tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini
dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangi aliran genetika antara
dua populasi. Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis
pada lingkungan habitat tetua spesies.

Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum, yang


dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam
terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus ini, tanaman
berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam tanah.
Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan
perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi reproduksi.
Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat menyebabkan
"penguatan", yang merupakan evolusi sifat yang mempromosikan
perkawinan dalam spesies, serta peralihan karakter, yang terjadi ketika dua
spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya.

4. Spesiasi Simpatrik

Spesiasi sympatrik adalah spesies yang menyimpang sementara


dalam mendiami suatu tempat yang sama. Sering dikutip contoh dari
spesiasi sympatric yaitu ditemukan pada hewan serangga yang menjadi
ketergantungan pada tanaman inang host yang berbeda di daerah sama.
Namun, keberadaan spesiasi sympatric sebagai mekanisme spesiasi yang
masih diperebutkan.

13 |Adaptasi dan Spesiasi


Keterangan Gambar:

Representasi skematik spesiasi sympatric. A.Penyimpangan kecil yang


mengarahkan pada beberapa tingkat pemisahan genetik dalam populasi
tunggal; B. Diferensiasi dan pemisahan genetik yang menghasilkan isolasi
reproduksi.

Berdasarkan penjelasan dan ilustrasi di atas dapat diketahui bahwa


spesiasi simpatrik merupakan proses tebentuknya spesies baru akibat
adanya dua populasi spesies yang berbeda yang menghuni habitat yang
sama dan pada akhirnya spesies tersebut akan mengalami diferensiasi dan
pemisahan genetik yang menghasilkan isolasi reproduksi.Spesiasi akan
bersifat simpatrik jika suatu penghalang biologis untuk interbreeding
muncul di dalam populasi panmiktik, tanpa segregasi spesial permulaan,
model spesiasi simpatrik meliputi gradual dan spontan.

Contoh lain dari spesiasi Simpatrik adalah perubahan inang pada


serangga fitofagus. Bentuk yang paling mungkin dari spesiasi sympatric
melibatkan pemilihan untuk menggunakan sumber daya yang berbeda.
Misalnya, serangga parasit mungkin dapat merubah inang. Beberapa
individu mulai bertelur dalam spesies baru dari inangnya. Lalat ini
meletakkan telurnya di hawthorn, yang buahnya dimakan oleh larva. Pada
tahun 1864 Rhagoletis polmonella ditemukan dalam apel, kemudian
serangga ini menjadi parasit pada buah-buahan lainnya, dan sekarang kita
bisa membedakan antara 'ras apel' dan 'ras hawthorn' yang berbeda
genetik, yang ditandai dengan frekuensi yang berbeda dari varian enzim.

Contoh lain adalah perbedaan waktu berbunga pada tanaman. Pada


tanaman, isolasi reproduktif parsial dapat terjadi dengan mengikuti evolusi
dari perbedaan waktu perbungaan pada tanaman. Rumput dari spesies

14 |Adaptasi dan Spesiasi


Agrostis dan Anthoxanthum dapat tumbuh di dekat daerah tambang
meskipun konsentrasi dari tembaga, timbal, dan seng dalam tanah tinggi.
Jenis tertentu dalam spesies ini lebih toleran terhadap logam daripada jenis
normal. Hanya jenis toleran bisa bertahan hidup, sedangkan jenis yang
normal mendominasi vegetasi di luar wilayah pertambangan logam. Jenis
tanaman yang toleran memiliki tingkat yang lebih tinggi dari self-
fertilisasi. Perbedaan waktu berbunga adalah genetik dan dapat mewakili
adaptasi terhadap kondisi lokal. Jadi berdasarkan dua contoh kasus di atas
dapat diketahui bahwa: adaptasi terhadap kondisi yang berbeda dapat
menghasilkan isolasi reproduksi sympatri sebagai hasilnya.

E. Dua Pengaruh Utama Spesiasi


1. Isolasi Geografis
Sebagian besar para ahli Biologi berpendapat bahwa faktor awal
yang mempengaruhi spesiasi adalah pemisahan geografi, karena selama
populasi dari spesies yang sama masih berhubungan secara langsung
atau tidak, gen flow masih dapat terjadi. Namun, jika terbentuk
hambatan bagi penyebaran spesies (sebab-sebab geografis) maka, tidak
akan ada pertukaran susunan gen dalam sistem populasi dan evolusi
akan berlangsung sendiri-sendiri. Semakin lama kedua populasi tersebut
akan semakin berbeda karena telah mengalami evolusi dengan caranya
sendiri.Sejalan dengan waktu pemisahan geografi dari sistem populasi
akan mengalami penyimpangan, sebabnya adalah sebagai berikut:

a) Kedua sistem populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen


permulaan yang berbeda. Jadi, jika dua populasi memiliki potensi
genetik yang berbeda sejak awal pemisahannya, sudah barang tentu
akan menempuh jalan yang berbeda.
b) Mutasi terjadi secara random. Pemisahan dalam dua sistem populasi
tersebut mungkin disebabkan adanya mutasi
c) Pengaruh tekanan seleksi alam sekeliling setelah mereka menempati
posisi pemisahan yang berbeda

15 |Adaptasi dan Spesiasi


d) Pergeseran susunan gen (genetic drift). Ini berpeluang bagi
terbentuknya koloni baru.

2. Isolasi Reproduksi

Isolasi geografis di atas dapat dikatakan sebagai faktor luar


(ekstrinsik) yang menjadi penyebab terjadinya spesiasi. Selanjutnya,
dalam rentang waktu yang lama akan terjadi mekanisme isolasi
intrinsik, dimana sifat-sifat yang dipunya oleh populasi tersebut dapat
mencegah bercampurnya dua populasi atau mencegah inbreeding jika
kedua populasi itu berkumpul lagi setelah batas pemisahannya sudah
tidak ada.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa spesiasi dimulai dengan


adanya penghambat (barier) luar yang menjadikan dua sistem populasi
menjadi sama sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda).
Namun keadaan ini belum sempurna sampai populasi ini mengalami
proses intrinsik yang menjaga supaya mereka tetap alopatrik atau gene
pool mereka tetap terpisah meskipun mereka dalam keadaan simpatrik
(mempunyai tempat yang sama).

16 |Adaptasi dan Spesiasi


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Dalam kehidupan kita tak pernah terlepas dari orang lain, Makhluk
hidup perlu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Adaptasi
merupakan bentuk penyuasaian yang dilakukan makhluk hidup
agar bisa bertahan hidup dalam lingkungannya. Adaptasi terbagi
atas tiga jenis yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan
adaptasi tingkah laku.
 Spesiasi adalah proses suatu spesies berdivergen menjadi dua atau
lebih spesies. Terdapat empat mekanisme spesiasi yang paling
umum terjadi pada hewan adalah spesiasi alopatrik, yang terjadi
pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, misalnya
melalui fragmentasi habitat. Mekanisme kedua adalah spesiasi
peripatrik, yang terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme
menjadi terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Ini berbeda
dengan alopatrik dalam hal ukuran populasi yang lebih kecil dari
populasi tetua. Mekanisme ketiga spesiasi adalah spesiasi
parapatrik. Ia mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran
populasi kecil namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan
secara fisik antara dua populasi. Mekanisme keempat spesiasi
adalah spesiasi simpatrik, di mana spesies berdivergen tanpa isolasi
geografis. Mekanisme spesiasi dapat dibagi menjadi dua yaitu
isolasi geografi dan isolasi reproduksi. Isolasi geografis adalah
terpisahnya satu spesies yang sama oleh suatu keadaan geografis
menjadi dua atau lebih kelompok populasi. Isolasi
reproduksi adalah dua populasi/spesies yang terdapat pada daerah
yang sama tidak mampu melakukan interhibridasi (perkawinan).

B. Saran
Saran dari materi ini yakni kita harus menjaga kelestarian suatu spesies
atau lingkungan, jangan pernah untuk selalu memburu mereka dan
sediakan habitat bagi mereka dengan tidak merusak suatu habitat. Karena
makhluk hidup butuh habitat yang layak untuk beradaptasi dengan
lingkungannya.

17 |Adaptasi dan Spesiasi


DAFTAR PUSTAKA

1. https://mirzafaishall.wordpress.com/2012/05/27/makalah-spesiasi/
2. http://13lasykarpgsd.blogspot.co.id/2014/04/makalah-adaptasi-konsep-
biologi-sd.html
3. http://salambiologi.blogspot.co.id/2014/11/welcome-to-
salambiologi.html?m=1
4. http://dokumen.tips/documents/makalah-6-spesiasi.html

18 |Adaptasi dan Spesiasi

You might also like