You are on page 1of 12

Nama : Yongki Pratama

NIM : 142150093

Kelas : EA-B

ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar

Kewajiban yang pelunasannya menggunakan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar

lainnya. Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah mana yang lebih

panjang satu tahun dan satu siklus operasi perusahaan.

Terdapat dua jenis kewajiban lancar, yaitu timbul dari:

1. Aktivitas Operasi, meliputi : utang pajak, pendapatan diterima di muka, uang muka ,

piutang usaha, dan beban operasi akrual lainnya.

2. Aktivitas Pendanaan, meliputi : pinjaman jangka pendek, utang bunga, dan bagian utang

jangka panjang jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun.

Kewajiban Tak Lancar

Kewajiban yang tidak jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana

yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan wesel bayar.

Kewajiban tak lancar beragam bentuknya , dan penilaian serta pengukurannya memerlukan

pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan.

Analisis Kewajiban, memiliki beberapa fitur penting, yaitu :

1. Ketentuan utang (tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, ola pembayaran, dan jumlah)

2. Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktiitas bisnis


3. Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya

4. Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas (Debt to Equity), dan

ukuran keuangan lain

5. Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi

6. Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti dividen

SEWA/SEWA GUNA USAHA (LEASE/LEASING)

Sewa merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik dan penyewa. Ciri Kegiatan Sewa Guna

Usaha:

1. Perjanjian antara lessor dengan lessee

2. Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha, lessor mengalihkan hak penggunaan barang

kepada pihak lesse.

3. Lesse membayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang (asset)

4. Lesse mengembalikan barang tersebut kepada lessor pada akhir periode yang ditetapkan

lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur ekonomis barang tersebut.

Akuntansi dan Pelaporan Sewa

Sewa dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

1. Capital Lease/Finance Lease

Lessor mencatat sewa sebagai penjualan dan transaksi pendanaan dan lesse mencatatnya

sejumlah nilai sekarang MLP (Minimum Lease Payment) selama masa sewa, tidak

termasuk biaya administrasi seperti asuransi, perawatan dan pajak yang dibayar oleh

lessor yang termasuk dalam MLP.

Kriteria SGU dengan Hak Opsi :

 Lessor tidak melakukan perawatan terhadap aset yang dileasingkan.


 Kontrak tidak dapat dibatalkan

 Fully Amortized

 Adanya opsi diakhir masa leasing

 Pajak dan asuransi dibayar lessee

2. Operating Lease

Lesse mencatat sewa sebagai beban saat terjadinya dan tidak ada aset atau kewajiban

yang diakui di neraca

Kriteria SGU tanpa Hak Opsi :

 Jumlah pembayaran selama masa SGU I tidak dapat menutup cost barang + profit

lessor

 Perjanjian tidak memuat hak opsi bagi lessee

 Perawatan, pajak, dan asuransi dibayar lessor

 Kontrak bisa dibatalkan lesse sebelum masa kontrak berakhir

Pengungkapan Sewa

MLP dimasa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating lease untuk masing-masing

tahun selama 5 tahun mendatang dan total setelahnya. Beban sewa untuk masin-masing periode

yang dilaporkan di laporan Laba Rugi.

Analisis Sewa

Dampak operating lease

1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak

menyajikan pendanaan sewa dalam neraca.

2. Operating lease menyediakan aset lebih rendah dari seharusnya.

3. Operating lease menunda pengakuan beban dibanding dengan capital lease.


4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya.

5. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.

Kelebihan Sewa sebagai Sumber Pembiayaan

 Pembiayaan Penuh  Sumber Pelunasan Kewajiban

 Lebih Fleksibel  Kapitalisasi Biaya

 Sumber Pembiayaan Alternatif  Risiko Keusangan

 Off Balance Sheet  Kemudahan Pnyusunan Anggaran

 Arus Dana  Pembiayaan Proyek Skala Besar

 Proteksi Inflasi  Meningkatkan Debt Capacit

 Perlindungan akibat Kemajuan

Teknologi

Konversi Operating Lease Menjadi Capital Lease

Langkah-langkah mengkonversi operating lease menjadi captal lease sebagai berikut.

1. Menilai apakah klasifikasi operating lease masuk akal

2. Menentukan estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease

3. Menentukan nilai aktiva dan kewajiban sewa guna usaha

4. Mengestimasi dampak reklasifikasi sewa guna usaha pada laba yang diharapkan.

IMBALAN PASCAPENSIUN

Manfaat Pasca Pensiun (Postretirement Benefit)

1. Manfaat Pensiun: pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada pekerja

pascapensiun.

2. Manfaat Lain Pascapensiun Pekerja: pemberi kerja memyediakan manfaat lain

(nonmoneter) pascapensiun terutama pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa.


Sifat Kewajiban Pensiun

Program Pensiun yang merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan imbalan pensiun bagi

pekerja yang melibatkan tiga pihak, yaitu pemberi kerja yang memberikan kontribusi pada

program pension, pekerja yang menerima imbalan, pekerja yang menerima dana pensiun.

Program pensiun dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :

1. Program Pensiun Imbalan Pasti (Defined Pension), menentukan jumlah pensiun yang

dijanjikan pemberi kerja untuk disediakan bagi pensiunan.

2. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution), menentukan jumlah kontribusi

pemberi kerja pada program pensiun.

Dana Pensiun terpisah dari pemberi kerja dan diadministrasikan oleh pihak yang ditunjuk. Dana

pensiun memberikan kontribusi, menginvestasikan kontribusi dengan cara tepat, dan

membagikan imbalan pensiun pada pekerja.

Akuntansi dalam Pensiun :

1. Kewajiban Pensiun

2. Biaya bunga : kenaikan kewajiban pension

3. Kontribusi

4. Status Pendanaan (Aset Bersih Program Pensiun = Aset Program – Kewajiban Pensiun)

 Jika kewajiban melebihi nilai aset, maka program dikatakan program pensiun

kurang didanai (underfunded)

 Jika nilai aset melebihi kewajiban, maka program dikatakan program pensiun

didanai lebih (overrfunded)


Imbalan Karyawan Pascapensiun Lainnya

imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan dan anggota keluarganya.

Contohnya adalah asuransi jiwa, perawatan kesehatan, bantuan perumahan, serta jasa hokum dan

pajak.

Analisis Manfaat Pascapensiun

Terdapat prosedur lima langkah untuk menganalisis manfaat pascpensiun :

1. Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban (atau aset) manfaat ekonomis dan

yang dilaporkan

2. Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan

3. Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan

4. Memeriksa paparan risiko pension

5. Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun

Tujuan Dana Pensiun

Bagi Pemberi Kerja

1. Memberikan penghargaan kepada para karyawan uang telah lama mengabdi kepada

perusahaannya

2. Agar di masa pensiun tersebut karyawan mendapat jaminan

3. Memberikan rasa aman kepada karyawan

4. Meningkatkan kinerja dan motivasi karyawan

5. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat

Bagi Karyawan

1. Kepastian memperoleh penghasilan masa yang akan datangsesudah masa pensiun

2. Memberikan rasa aman dan meningkatkan motivasi untuk bekerja


Bagi Pengelola

1. Mengelola dana pensiun untuk mendapatkan keuntungan karena iuran dana pensiun dapat

dimasukkan dalam kegiatan investasi

2. Turut membantu menyelenggarakan program pemerintah

Faktor yang menentukan resiko pensiun

1. intensitas pension, dimana kewajiban pensiun sehubungan dengan ukuran pos aset dalam

perusahaan tersebut.

2. sejauhmana profil resiko dari aset program salah dikaitkan dengan kewajiban pensiunnya.

KONTINJENSI DAN KOMITMEN

Kontinjensi merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang penyelesaiannya bergantung

pada satu atau lebih peristiwa dimasa depan.

 Kerugian kontinjensi yang disebut kewajiban kontinjensi/ bersyarat (contingent liability)

merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan.

 Kewajiban kontinjen timbul dari perkara hukum, ancaman pengambilalihan, penagihan

piutang, klain atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja, perhitungan

pajak, resiko yang diasuransikan sendiri, dan kerugian properti akibat bencana.

 Contoh : garansi , kerugian piutang tak tertagih, kerusakan produk, dll.

Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan berdasarkan kinerja dimasa

depan sesuai kontrak.

 Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan karena peristiwa seperti

penandatanganan kontrak atau penerbitan pesanan pembelian bukan merupakan transaksi

yang lengkap.
 Contoh : kontrak jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli barang atau

jasa pada harga tertentu, dan kontrak pembelian aset tetap yang harus dibayar selama

masa konstruksi.

Pengungkapan kontijensi meliputi: Deskripsi kewajiban kontijen dan tingkat resiko, jumlah

kontijensi potensial dan bagaimana partisipasi pihak lain diperlakukan dalam penentuan risiko,

pembebanan estimasi kerugian kontijensi bila ada.

Pengungkapan komitmen meliputi: Jumlah, kondisi, waktu

PENDANAAN DILUAR NERACA

Pendanaan diluar neraca adalah tidak tercatatnya kewajiban pendanaan tertentu. Contohnya:

salah satu cara mendanai properti, pabrik dan peralatan adalah meminta pihak luar untuk

mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aktiva tersebut serta menyediakan

dana yang cukup untuk melunasi utang.

Konsep Entitas Bertujuan Khusus (SPE):

1. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan investasi ekuitas,

beberapa di antaranya harus berasal dari pihak ketiga yang independen.

2. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan membeli

aktiva dari atau untuk perusahaan sponsor.

3. Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakan pengembalian

bagi investor ekuitas.

Ada dua alasan kepopuleran SPE, yaitu :

1. SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada meminjam

langsung dari pasar kredit.


2. Dalam GAAP sekarang selama SPE distrukturkan dengan benar, SPE diperlakukan

sebagai entitas terpisah tidak dikonsolidasikan dengan perusahaan sponsor.

EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik perusahaan. Analisis atas ekuitas harus

dipertimbangkan pengukuran dan pelaporan standar ekuitas pemegang saham, yaitu :

1. Mengklasifikasi dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.

2. Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan prioritas mereka pada

likuidasi.

3. Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.

4. Menelaah kontrak, ketentuan hukum dan pembatasan-pembatasan lainnya atas distribusi

laba ditahan.

5. Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat dikonversi (convertible securities), opsi

saham dan kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.

Modal Saham

Pelaporan Modal Saham

Penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal yang diungkapkan dalam laporan keuangan atau

catatan terkait. Terdapat alasan perubahan saham modal, terpisah menurut kenaikan dan

penurunan.

1. Sumber kenaikan saham modal yang beredar: Penerbitan saham, konvensi utang dan

saham preferen, penerbitan dividen dan pemecahan saham (stock split), penerbitan saham

dalam akuisisi dan merger, penerbitan untuk opsi saham dan warrant.

2. Sumber penurunan saham : Pembelian dan penghentian saham, pembelian kembali

saham, pemecahan saham terbalik (reverse stock split).


Klasifikasi Modal Saham

Modal Saham merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang saham ekuitas sebagai

pembayaran aktiva dan jasa. Terdapat dua jenis Modal Saham :

1. Saham Preferen: kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh

saham biasa. Ciri-ciri umum saham preferen:

 Prioritas atas distribusi dividen termasuk hak partisipasi dan dividen kumulatif

 Prioritas atas likuidasi, terutama penting karena selisih antara nilai nominal dan

nilai likuidasi dan nilai likuidasi saham preferen bisa besar

 Dapat dikonversi menjadi saham biasa

 Tidak memiliki hak suara

 Harga pembelian kembali biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen

dari pembelian kembali yang terlalu awal (harga pembelian kembali premium

sering kali makin menurun).

 Tidak dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan

2. Saham Biasa: kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikan serta memiliki

risiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan. Saham biasa

mencerminkan bunga sisa dan tidak diprioritaskan namun mendapatkan laba bersih sisa

dan menyerap rugi bersih. Ciri-ciri umum saham preferen yaitu, memiliki keuntungan tak

terhingga, dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan, memiliki hak suara.

Laba Ditahan

Laba ditahan merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan. Akun laba ditahan

mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya perusahaan. Laba

ditahan merupakan sumber utama distribusi dividen. Jenis deviden ada 2 yaitu deviden tunai
yang merupakan distribusi kas kepada pemegang saham dan Dividen saham yaitu distribusi

saham perusahaan itu sendiri kerpada pemegang saham secara proporsional.

 Penyesuaian Periode Lalu: Merupakan koreksi kesalahan di periode laporan keuangan

lalu.

 Apropriasi Laba Ditahan: Merupakan reklasifikasi laba ditahan untuk tujuan tertentu.

 Pembatasan Laba Ditahan: Merupakan pembatasan atau ketentuan laba ditahan sejumlah

tertentu.

 Analisis Laba Ditahan: Analisis pembatasan distribusi laba ditahan oleh pinjaman atau

kesepakatan lain umumnya mengungkapkan cakupan perusahaan dalam area seperti

distribusi dividen atau pencapaian modal kerja pada tingkat tertentu.

Nilai Buku per Lembar Saham

 Perhitungan Nilai Buku per Lembar Saham: Angka per lembar yang berasal dari likuidasi

perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca.

 Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham

Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasi meliputi:

1. Nilai buku, dengan potensi penyesuaian, sering kali digunakan dalam penilaian

kesepakatan merger.

2. Analisis perusahaan dengan komposisi besar aktiva likuid (institusi keuangan,

investasi, asuransi, dan bank) sangat bergantung pada nilai buku.

3. Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan

penutupan aktiva (asset coverage).


Kewajiban Pada ‘Ujung’ Ekuitas

 Saham Preferen yang Dapat Ditarik Kembali: Analisis harus mewaspadai efek ekuitas

(umumnya saham preferen) yang memiliki provisi penarikan kembali wajib, yang

membuatnya lebih mirip hutang daripada ekuitas. Efek tersebut tersebut mengharuskan

perusahaan untuk membayar dana pada tanggal tertentu.

 Hak Minoritas: Hak minoritas dalam perusahaan yang dikonsolidasi umumnya disajikan

dalam laporan posisi keuangan, di antara kewajiban dan ekuitas. Namun demikian, hak

minoritas bukanlah klaim langsung atas sumber daya perusahaan. Hak minoritas adalah

kepemilikan proporsional pemegang saham minoritas atas anak perusahaan yang

dikonsolidasikan tersebut.

You might also like