Professional Documents
Culture Documents
Semester Genap
Tahun Ajaran 2016/2017
I. TUJUAN
Membuat senyawa kalium bikromat, memurnikan dan menganalisanya.
II. TEORI
Kalium bikromat (K2Cr2O7) merupakan zat pengoksida yang cukup kuat,
dengan potensial standar reaksi sebesar +1,33 V. Reagensia ini tidak sekuat
kalium permanganat atau ion serium (IV). Larutan standar kalium bikromat
dapat diperoleh dengan menimbang garam kering dan melarutkannya dalam
sejumlah air. Larutan ini cukup stabil bila disimpan dalam wadah tertutup,
sehingga terhindar dari penguapan pelarutnya. Larutan kalium bikromat
digunakan pada kondisi asam, yang tereduksi dengan cepat menjadi garam
krom (III) yang berwarna hijau pada temperatur ruang. Keuntunganya
adalah tidak mahal, sangat stabil dalam larutan dan dapat diperoleh dalam
bentuk yang cukup murni untuk menyiapkan kelarutan standar dengan
penimbangan langsung. Seringkali digunakan sebagai standar primer untuk
larutan natrium tiosulfat [1].
Larutan kalium bikromat juga cukup stabil dari reduksi oleh material
organik daripada kalium permanganat, di samping stabil terhadap cahaya.
Karena itu kalium bikromat merupakan reagen yang baik untuk analisis besi
dalam bijihnya, bijih dilarutkan dalam asam klorida, besi (II) direduksi
menjadi besi (III) dan larutan dititrasi dengan larutan standar kalium
bikromat:
Cr2O72- + 14 H+ + 6 Fe2+ 2 Cr3+ + 7H2O + 6Fe3+
Dan dalam kondisi asam, reduksi kalium bikromat dapat dituliskan dengan
persamaan:
Cr2O72- + 14 H+ + 6e- 2 Cr3+ + 7H2O E = 1,33 V
Persamaan ini menjelaskan hubungan ekivalensi, 1 ekivalen bikromat adalah
1/6 mol atau 1/6 x 294,18 atau 49,039 gram. Munculnya warna hijau karena
reduksi kalium bikromat tidak memungkinkan untuk menentukan titik
ekivalen titrasi dengan pengamatan langsung terhadap warna larutan. Suatu
3.1.2 Bahan
No Bahan Fungsi
1.. Cr2O3 Sebagai sumber Cr3+
2. Akuades Sebagai pelarut
3. Kertas saring Sebagai penyaring larutan
4. KOH Sebagai sumber K+
5. KNO3 Sebagai zat pengoksidator
6. CH3COOH Sebagai pemberi suasana asam
Larutan kuning
2
3
4
Keterangan :
1. Corong
2. Erlenmeyer
3. Cawan penguap
4. Pemanas
gram
Mol Cr2O3 =
Mr
4 gram
=
152 gram/mol
= 0,026 mol
masa percobaan
Rendemen = x 100 %
masa teori
2,64 gram
= x 100 %
7,644 gram
= 34,14 %
1 Kalium bikromat (K2Cr2O7) - Padatan kristal - Masa K2Cr2O7 teori Berdasarkan rendemen yang
berwarna merah 7,644 gram didapatkan dari hasil percobaan
jingga - Rendemen 34,14 % menun-jukan bahwa hanya
- Mr 294,19 gram/mol sedikit kalium bikromat yang
- Titik leleh 398oC dapatkan. Hal ini disebabkan
- Titik didih 500oC karena la-rutan yang kurang
- Kelarutan dalam air jenuh saat dipanaskan dan
4,9 gram pada suhu penambahan asam asetat PA
0o C yang sedikit menyebabkan
larutan kurang jingga sehingga
pembentukan kalium bikromat
belum sempurna.
5.2 Pembahasan
Percobaan pembuatan Kalium Bikromat ini bertujuan untuk membuat
senyawa Kalium Bikromat, memurnikan dan menganalisanya. Bahan baku
yang digunakan yaitu KOH, Cr2O3 dan KNO3. Hal pertama yang dilakukan
adalah melelehkan padatan putih KOH yang telah ditimbang menggunakan
krus pijar. Pemanasan KOH berwujud padat bertujuan untuk menghasilkan
K+ sebagai sumber kalium dalam pembuatan Kalium Bikromat. Apabila KOH
dilarutkan di dalam air maka pelarut air akan mengganggu reaksi yang
terjadi sehingga reaksi menjadi tidak sempurna. Selain itu, lelehan KOH
memiliki konsentrasi yang lebih besar dibandingkan larutan KOH akibat
pelarut air yang membuat konsentrasi menjadi lebih kecil. Setelah terbentuk
lelehan KOH kemudian ditambahkan Cr2O3 dan KNO3. Penambahan Cr2O3
berfungsi sebagai sumber Cr3+ yang nantinya akan dioksidasi menjadi Cr6+
oleh KNO3 sebagai oksidator untuk membentuk Kalium Bikromat. Reaksi
yang terjadi yaitu :
Cr2O3 + KNO3 CrO42- + N2
Ketika campuran telah membentuk pasta berwarna hijau tanpa disertai
percikan pada saat pemanasan menunjukan bahwa campuran tersebut telah
membentuk campuran yang homogen. Percikan yang dihasilkan disebabkan
karena adanya gas N2 yang dihasilkan, sehingga jika percikan sudah hilang
menandakan semua gas N2 sudah dilepaskan ke udara. Pemanasan dilakukan
bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi yang disebabkan karena
partikel-partikel tersebut memiliki energi kinetik yang lebih besar sehingga
partikel-partikel tersebut aktif bergerak dan saling bertabrakan.
Pencampuran pasta kedalam gelas piala yang berisi 60 mL air hangat
bertujuan untuk melarutkan pasta serta melihat adanya terbentuk larutan
kuning yang menandakan adanya mengandung ion CrO42- .Jika digunakan
pelarut air dingin maka pasta tersebut akan sulit untuk larut karena bersifat
sukar larut dalam air dingin namun mudah larut dalam air hangat.
Filtrat yang dihasilkan dalam penyaringan berwarna kuning sedangkan
residu berupa endapan hijau. Penyaringan larutan bertujuan untuk
memisahkan antara filtrat dengan residu karena pada proses pembuatan
kalium bikromat yang dibutuhkan adalah filtratnya. Pada filtrat terdapat ion
CrO42- yang akan diubah menjadi bikromat dengan penambahan asam asetat
PA. Pada residu yang berupa endapan tidak digunakan karena masih banyak
mengandung pengotor-pengotor. Selain itu, ion kromatnya masih dalam
bentuk ion Cr3+ bukan ion Cr6+.
Filtrat yang didapatkan diuapkan menggunakan cawan penguap sambil
ditambahkan asam asetat PA setetes demi tetes. Hal ini bertujuan untuk
membentuk bikromat dari kromat dengan reaksi yang cepat melalui
pemanasan. Selain itu juga bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang
masih dikandunganya. Penambahan asam asetat PA hingga terbentuk larutan
berwarna merah jingga menandakan bahwa ion Cr2O72- sudah terbentuk.
CrO42- Cr2O72-
Untuk membentuk kristal maka larutan merah jingga tersebut direndam
di dalam bak yang berisi air es. Kemudian dikeringkan untuk menentukan
jumlah kalium bikromat yang diperoleh. Pembentukan warna pada ion
kromium dan bikromat disebabkan karena ada elektron yang mengalami
eksitasi pada orbital d, sehingga ketika elektron tersebut kembali ke keadaan
dasar akan mengemisikan cahaya dalam bentuk spektrum warna dengan
panjang gelombang tertentu.
Pada percobaan pembuatan kalium bikromat ini, didapatkan massa
kristal K2Cr2O7 yaitu 2,64 gram. Sedangkan pada teori seharusnya didapatkan
massa kristal K2Cr2O7 yaitu 7,644 gram. Adanya perbedaan antara massa
teori dan massa percobaan yang diperoleh disebabkan karena beberapa
faktor diantaranya lamanya pemanasan sehingga reaksinya kurang
sempurna, penambahan asam asetat PA yang sedikit, dan penambahan asam
asetat PA yang sedikit sehingga larutan kurang asam. Rendemen yang
diperoleh dari percobaan sebesar 34,14 % menandakan percobaan yang
dilakukan masih belum sempurna dan teliti.
5.2 Saran
Agar praktikum berjalan lancar untuk selanjutnya disarankan:
1. Memahami prosedur kerja dengan baik
2. Hati-hati dalam pengambilan bahan
3. Pemanasan dilakukan sampai homogen
4. Perhatikan dalam penambahan zat
DAFTAR PUSTAKA
[1] Underwood, A.L . and Day, J.R. 1986. ANALISIS KIMIA KUANTITATIF
EDISI KELIMA. Jakarta: Erlangga
[2] Vogel, A.C. 1985. KIMIA KUNATITATIF MAKRO DAN SEMI MIKRO EDISI
IV. Jakarta: PT. Kolman Media Pustaka
[3] Cotton and Wilkinson. 1989. KIMIA ANORGANIK DASAR. Jakarta: UI Press
[4] Kristian, H. Sugiyanto. 2012. DASAR-DASAR KIMIA ANORGANIK
TRANSISI EDISI PERTAMA. Yogyakarta: Graha Ilmu
[5] Hany, A. Mehany, Amira M. Abo-youseff, Lamiaa, A. Arafa, Hekama, A. Abd
El-Latif. J. ScienceDirect, Lett, 2013 (2) 96-102
3. Fungsi KNO3 adalah sebagai zat pengoksidasi dan penarik molekul air
yang menghambat terjadinya reaksi terhadap tahap 1 dan tahap 2.
1. Judul
Protective effect of Vitamin E and atorvastatin against potassium
dichromate-induced nephrotoxicity in rats
2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efek perlindungan dari
vitamin E dan atorvastatin terhadap kalium dikromat.
3. Metode Yang Digunakan
Dalam penelitian ini, objek percobaan yang digunakan adalah mencit.
Mencit yang digunakan dipilih secara acak dan dipisahkan menjadi 4
grup. Salah satu grup diinjeksikan kalium dikromat (15mg/kg).
Selanjutnya mencit dipantau selama dua minggu dan sejalan dengan
injeksi vitamin E dan atorvastatin untuk melihat pengaruhnya.
4. Skema Kerja
Mencit
Hasil
5. Hasil
Berdasarkan hasil praktikum, dapat diketahui bahwa kalium dikromat
berbahaya bagi kesehatan. Mencit yang diinjeksikan dengan kalium
dikromat mengalami kerusakan jaringan pada tingkat sel, dimana terjadi
kehilangan atau kerusakan nuklei pada jaringan epitel. Sedangkan pada