Professional Documents
Culture Documents
Artikel Ilmiah
MIFTAH INDRIASTUTI
*)Alumnus FKM **) Dosen Bagian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jalan Prof. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang
Email: miftah.indriastuti@gmail.com
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan sebutan K3, dewasa ini
kerja yang telah popular dengan implementasinya telah menyebar
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 758 - 766
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
berulang). Bentuk dan ukuran objek sedekat mungkin dengan tubuh, seperti
juga mempengaruhi hal tersebut, yang diungkapkan oleh Suma‟mur(13).
semakin kecil objek semakin baik agar
dapat diletakkan sedekat mungkin dari Analisis Faktor Frekuensi dengan
tubuh. Bentuk objek harus mempunyai Metode QEC
pegangan, tidak ada sudut tajam dan Aktivitas pekerjaan dalam
tidak dingin/panas ketika diangkat. proses pembuatan gerabah/keramik
Selain itu juga ada beberapa aspek lain merupakan kegiatan yang memerlukan
yang mempengaruhi yaitu jarak beban gerakan berulang seperti pada saat
dari tubuh, ketinggian beban, postur mencampur bahan ketika mengayak
pengangkatan, jarak pengangkatan dan dan menyaring bahan baku, saat
kecepatan pergerakan. pembentukan dengan tangan langsung,
Aktivitas mengangkat beban saat proses pengamplasan dan saat
yang dilakukan dalam proses membuat bagian detail/ pernik.
pembuatan gerabah ini antara lain pada Berdasarkan hasil analisis pada
saat mengangkat patung yang telah enam jenis tugas dalam pembuatan
selesai dibentuk atau di cat/glasir, juga gerabah dapat diketahui bahwa seluruh
pada saat memindahkan patung ketika aktivitas yang dilakukan pada masing –
akan dibakar, selain itu juga pada saat masing tugas dilakukan secara
pencampuran bahan membutuhkan monoton dan berulang (repetitive), hal
tenaga untuk mengangkat karung yang tersebut dapat diketahui bahwa pada
berisi bahan baku. Objek patung yang seluruh aktivitas kerja, perajin
berbeda ukuran dan bentuknya melakukan gerakan bahu/lengan rutin
terkadang membuat perajin kesulitan dengan beberapa istirahat pendek
dalam membawa serta memindahkan, terutama pada bahu/lengan. Gerakan
sehingga untuk patung/guci ukuran berulang (repetead motion) dilakukan >
besar membutuhkan lebih dari orang 20 kali/menit oleh 4 perajin yang
untuk memindahkan. bertugas mencampur bahan,
Berdasakan uraian di atas pembentukan dengan tangan langsung,
bahwa faktor force dan berat beban pengamplasan dan bagian detail/pernik.
yang maksimal dapat diangkat oleh Perajin yang bertugas dalam proses
perajin gerabah masih di bawah batas pengecatan/glasir melakukan gerakan
maksimal yang diperbolehkan. Namun berulang sebanyak 11 – 20 kali/menit,
demikian perajin gerabah tetap berisiko sedangkan pada proses pembentukan
terhadap terjadinya gangguan dengan cara cetak hanya dilakukan
musculoskeletal apabila dilakukan gelrakan berulang < 10 kali/menit.
dalam jangka waktu yang lama dan Gerakan yang berulang – ulang
berulang-ulang. Sebaiknya ketika akan secara terus-menerus (setiap beberapa
mengangkat patung dengan ukuran detik) dalam jangka waktu yang lama (8
yang besar dan berat serta melebihi jam kerja) akan mendorong fatique dan
kemampuan dapat dilakukan secara ketegangan otot . dampak dari gerakan
bersama dengan catatan harus berulang akan meningkat bila gerakan
dilakukan dengan baik dan benar, yaitu tersebut dilakukan dengan postur
pegangan harus tepat, postur tubuh janggal dan beban berat. Frekuensi
tegak, dan beban diusahakan berada gerakan postur janggal 2 kali/menit
merupakan faktor risiko terhadap siku,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 758 - 766
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
bahu, leher, punggung dan kaki. Seperti Risiko fisiologis utama yang
yang telah dijelaskan sebelumnya dikaitkan dengan gerakan yang sering
aktivitas kerja dalam pembuatan dan berulang-ulang adalah keletihan
gerabah ini yang dilakukan secara dan kelelahan otot. Sepanjang otot
repetitive dalam jangka waktu lama mengalami kontraksi, otot tersebut
maka akan meningkatkan risiko MSDs harus menerima pasokan tetap oksigen
apalagi bila ditambah dengan dan bahan gizi dari aliran darah. Jika
(14, 15)
gaya/beban dan postur janggal. gerakan berulang-ulang dari otot
menjadi terlalu cepat untuk membiarkan
Analisis Faktor Durasi dengan oksigen yang memadai mencapai
Metode QEC jaringan atau membiarkan uptake
Berdasakan analisis faktor risiko kalsium, terjadilah kelelahan otot.
pada enam jenis tugas dalam proses
pembuatan gerabah dapat diketahui KESIMPULAN
bahwa seluruh aktivitas kerja pada Berdasarkan hasil penelitian
masing – masing tugas dilakukan dalam dan pembahasan maka dapat ditarik
jangka waktu yang lama, hal tersebut kesimpulan sebagai berikut :
diperkuat pula dengan hasil penilaian 1. Karakteristik responden yang
durasi pada tabel 4.10 dapat diketahui bekerja sebagai perajin gerabah di
bahwa aktivitas kerja perajin gerabah Sanggar Loro Blonyo Kasongan
membutuhkan waktu > 4 jam/hari untuk Yogyakarta terdiri dari 6 responden
menyelesaikan tugasnya seperti yang seluruhnya berjenis kelamin
pencampuran bahan, pembentukan laki-laki, seluruhnya dalam usia
dengan tangan langsung, pembentukan produktif dan dengan masa kerja
dengan cara cetak, dan paling lama 17 tahun.
pengecatan/glasir. Sedangkan pada 2. Berdasarkan hasil penilaian dengan
aktivitas kerja perajin gerabah dengan metode QEC diketahui bahwa
tugas pengamplasan dan bagian detail seluruh tugas dalam proses
/pernik selama 2 – 4 jam/hari dengan pembuatan gerabah di Sanggar
ketentuan satu buah patung berukuran Loro Blonyo Kasongan dilakukan
kecil hingga sedang. Sehingga dapat dengan postur janggal (awkward
diklasifikasikan bahwa seluruh aktivitas posture) pada bagian tubuh tertentu
kerja perajin gerabah memiliki durasi yakni punggung, bahu/lengan,
lama yakni > 2 jam/hari. Aktivitas pergelangan tangan dan leher,
pekerjaan yang menggunakan otot dengan pergerakan rutin dan
yang sama untuk durasi yang lama melakukan gerakan berulang
dapat meningkatkan potensi timbulnya (repetead motion) dan sebagian
fatique dan dapat menyebabkan besar tugas dalam pembuatan
gangguan musculoskeletal, apabila gerabah ini dilakukan dalam posisi
waktu istirahat/pemulihannya tidak statis. Exposure score tertinggi
mencukupi. Seperti yang telah yakni level 4 didapatkan pada tugas
dijelaskan sebelumnya bahwa durasi pembentukan dengan tangan
untuk postur janggal yang berisiko bila langsung dan yang terendah pada
postur tersebut dipertahankan lebih dari proses pengamplasan.
10 detik. 3. Hasil penilaian dengan metode QEC
menunjukan bahwa rata – rata
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 758 - 766
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm