Professional Documents
Culture Documents
• Fr Sinus Frontalis
• Kompleks Nasoethmoid
• Kompleks Zigomatikomaksila
• Wajah bag tengah
• Str Dentoalveolar
• Mandibula
• Trauma Panfasial
• Trauma Fasial Masif trauma tumpul atau penetrasi
memiliki intensitas energi besar perub.posisi
tulang yang patah; fr kominuta/destruksi tulang; area
multipel; dan mempengaruhi pemilihan titik anatomis
reduksi fr
• Kaitan dengan laserasi jaringan lunak berat; avulsi;
cidera SSP
Penyembuhan tulang
• Tulang jar kompleks terdiri dari matriks kolagen yg termineralisasi
dg kristal kalsium fosfat (hidroksiapatit).
• Terjadi proses: deposisi; resorbsi; metabolisme.
• Area tulang padat : korteks dan spons
• Area tulang tipis: tersusun lamelar <<spons dan sumsum tulang
Tulang
• Nutrisi:
periosteum terluar dan vaskularisasi pd sumsum tulang.
Fraktur
kerusakan matriks tulang, jar lunak sekitar, juga pd sumsum tulang.
Sel2 radang dan darah
area yg cedera
Btk hematoma jar granulasijar fibrosakartilagotulang .
e embriologis
Jar Fibrosa tulang
Tulang
• Kalus: penyembuhan scr tidak langsung
• Mineralisasiminimalisir gerakan
• Jika tdk dikoreksi sesuai anatomisnya
penyembuhan dg posisi baru deformitas dan disfungsi
Tulang
• Jika jarak antara fragmen tulang berkurang setelah dilakukan reduksi
anatomis , penyembuhan terjadi dg kalus lbh sedikit dan perub str
anatomis yg minimal.
• Area fr yg berdekatan dan slg menekan sembuh dg kontak langsung
tanpa pembentukan kalus yg signifikan.
Komplikasi klinis fraktur
• Delayed union: 8-12 mg stlh imobilisasi dg mineralisasi yg berkurang
atau tdk sama sekali
• Malunion: penyatuan tulang pada proses penyembuhan tdk sesuai
anatomis
• Fibrous union: proses penyembuhan tulang scr tidak
langsung.osifikasi tdk terjadi.
• Non union: -fibrous union disertai dg defisit fungsional
• Pseudo arthrosis: fibrous union dg mobilitas cukup baik seperti sendi.
Hasil yg diharapkan pd fr subkondilar yg mengalami ankilosis pada
sendi temporomandibular.
• Jika tdk : nyeri dan disfungsi
• Stabilisasi inadekuat proses penyembuhan tdk sempurna.
Patofisiologi dan Klasifikasi Fraktur
• Fraktur: tekanan yg melebihi daya tahan tulangkerusakan matriks
termineralisasi dan jar ikat sekitar.
• Fr sederhana: melibatkan kerusakan tunggal ant 2 segmen tulang
• Kominuta: fragmen tulang multipel yg terpisah di antara segmen2
tulang.
• Fraktur yg bergeser: perubahan titik anatomis antara segmen2 tulang,
terjadi akibat energi yg menghantam atau tarikan otot.
• Angulasi: perubahan anatomis dari segmen2 tulang, aksis tulang di
sekitar lokasi fr
• Distraksi: jarak antara segmen tulang yg fr
• Rotasi: perub orientasi segmen tulang sepanjang sumbu longitudinal.
• Fr yg diharapkan: vektor tarikan otot membuat area fr mjd
terkompresi
• Fr yg tdk diharapkan: vektor tarikan otot yg tbtk mengubah posisi
fragmen tulang.
• Fraktur terbuka: mengakibatkan laserasi ckp berat pd kulit wajah atau
mukosa oral tulang mjd terekspos; fr yg melibatkan tulang yg
menyangga gigi.
• Contoh: Fr terbatas pd ramus mandibula; Fr subkondilar; fr arkus
zigomatikum
• Karakteristik cidera dipengaruhi oleh
1. Besar energi
1). Energi kecilhantaman telapak tangan
2). Energi besar Fr kominuta; pergeseran besar; cidera jar lunak dg
derajat keparahan yg lbh besar.
2. Kecepatan Energi
3.Jenis Trauma: co: misil dg ukuran dan jenis tertentu.
• Luka tembak cidera jar lunak tambahan
• Cidera akibat ledakan: penyembuhan kurang baik, infeksi, fibrosis
Pertimbangan Rasional Fixasi Rigid
• Prinsip: penyatuan kembali fragmen2 tulang yang patah diikuti dg
fixasi utk menjaga stabilitas dan mengurangi gerakan fragmen tulang
TANPA memperhtikan etiologi dan klasifikasi fraktur.
• Pembatasan gerak proses osifikasi dan mempercepat proses
penyatuan tulang.
• Pembentukan kembali suplai darah pd fragmen tulang/bone graft
• Prinsip: kekuatan biomekanik dibutuhkan utk menjaga stabilitas shg
berdampak langsung pd fragmen tulang.
Macam2 Fixasi Rigid
• Plat dan sekrup:
• 1. paling baik dp mengatasi tekanan yang ditimbulkan oleh sistem
muskuloskeletal di sekitar fraktur. Kekurangan: sangat mudah teraba;
terkadang mudah terlihat sensitif terhadap perubahan temperatur,
menghambat pertumbuhan dan melemahkan tulang akibat
penekanan yg dihasilkan
• Plat yg dapat diserap (absorbable plate)
• Utk dp mengimbangi plat konvensional dibutuhan uk yg lebih besar
dibandingkan dengan yg konvensional; tdk cocok utk semua indikasi
Konsep fixasi rigid
• Mengembalikan fragmen tulang pada posisi anatomisnya dan scr rigid
memfixasi pd posisi yg memungkinkan alat yg akan dipasang
menghasilkan kekuatan cukup utk mengurangi efek tekanan
muskuloskeletal.
• Plat untuk fixasi didesain menjaga fraktur dari tekanan dan
mempertahankan stabilitasnya.
• Setiap plat yg terpasang mrp titik fixasi dan semakin besar plat
semakin baik dalam memberikan efek peredaman terhadap tekanan
dan stabilitas yg lbh baik.
• Sekrup lebih besar, kekuatan fixasi >>>sekrup kecil
• Sekrup bikortikal >>>sekrup monokortikal
• Manambah jml sekrup meningkatkan stabilitas
• Kompresi sepanjang tulang fr stabilitas, dg meningkatkan gaya
gesek di ant ujung2 tulang yang mengalami fr.
• Semakin tebal tulang semakin panjang sekrup
• Angulasi pada fr
• Plat dg sekrup terkunci
• Rekonstruksi mandibulaminiplate monokortikal dg posisi tepat shg
dapat mengalami gaya distraksi.
• Titik fixasi tambahan( sekrup ) stabilitas, tetapi pd titik tertentu
akan menurun
• Peningkatan stabilitas hrs disesuaikan dg paparan tambahan yg
dibutuhkan dan beban yg lebih tinggi pd beban dan implan yg lebih
besar.
• Diameter sekrup disesuaikan dg kondisi tulang yg dilubangi.
• Panjang sekrup disesuaikan dg ketebalan tulang
Terminologi
• Miniplate: sekrup uk 1,2-5,5 mm
• Microplate: uk ± 1mm
• 2,4 mm : mandibula atau yg lebih besar dan panjang pd bikortikal
• 40 mm : sekrup lag
• Plat tebal∞sekrup panjang
• Plat 3 D: mini dan mikrodesain kisi2 dp meningkakan kekuatan
• Miniplat maksila; miniplat zigomatik; miniplat mandibula.
• Miniplat mandibula paling tebal dg tebal 1 mm.
• Pada Mandibula trauma set