You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

RECALL ENERGY

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ilmu Gizi


Yang Dibina oleh Ir. Nugrahaningsih, M. Pd

Oleh:

Dhea Paramita (150342607754)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN MALANG
JURUSAN BIOLOGI
April 2017
A. Judul
Recall Energy
B. Tujuan
1. Untuk memahami metode recall energy dalam pengumpulan data konsumsi makanan
2. Untuk mengetahui nutrisi yang dikonsumsi perhari berdasarkan Angka kKecukupan Gizi
(AKG)
3. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi harian berdasarkan aktivitas dan energy yang
digunakan
4. Untuk mengetahui kondisi metabolism tubuh yang diketahui melalui beberapa uji, yaitu
uji kadar glukosa darah, uji tekanan darah, uji kemampuan pernapasan, uji asam urat, uji
heomoglobin darah, dan uji Indeks Massa Tubuh
C. Dasar Teori
Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energy dan
protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Almatsier, 2005).
Status gizi menjadi penting karena salah satu factor risiko untuk terjadinya kesakitan dan
kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatan dan
juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan (Supariasa et al, 2001).
Ketidakseimbangan antara zat gizi dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelainan
paotologi bagi tubuh manusia. Kelainan paotologi yang terjadi disebut malnutrition atau
kelainan gizi (Gibson, 2005).
Makanan mengandung unsur-unsur zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
memenuhi kebutuhan energy setiap hari, mengganti jaringan yang rusak dan memproduksi
substansi tertentu seperti enzim, hormone dan antibody. Zat gizi dapat dibagi menjadi
kelompok makronutrien yang terdiri atas karbohidrat, lemak serta protein, dan kelompok
mikronutrien yang terdiri atas vitamin dan mineral (Hartono, 2006). Energy yang didapatkan
berasal dari pembakaran karbohidrat, protein, dam lemak sehingga manusia sangat
membutuhkan makanan yang cukup untuk memenuhi energinya. Kebutuhan energy manusia
tergantung pada tinggi dan berat badannya sehingga perlu adanya perhitungan untuk
mencapai kebutuhan energinya (Endres et al, 2004). Banyaknya energy yang digunakan oleh
tubuh tergantung pada nilai cerna makanan. Umunya nilai cerna makanan cukup tinggi yaitu
rata-rata 97% untuk karbohidrat, lemak 95%, dan protein 92% (Astuti dan Gardjito, 1986).
Penilaian status gizi dilakuakan dengan menggunakan metode food recall 24 jam,
dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi pada periode recall
24 konsumsi gizi dikarenakan dari sisi kepraktisan dan dan kevalidan data (Hartono, 2006).
Selain dengan food recall untuk menentukan status gizi seseorang yaitu dengan pengukuran
antropometri yang dapat menggolongkan status gizi individu berdasarkan jenis indeks
antropometri yang digunakan, indeks berat badan menurut umur (BB/U), indeks tinggi
badan menurut umur (TB/U) dan juga indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) digunkan
untuk menggolongkan individu menjadi sangat kurus, kurus, normal, kelebihan berat badan,
dan obesitas (Sekartini dan Regar, 2012). Selain dengan metode diatas dalam praktikum ini
juga menghitung jumlah energy yang dikeluarkan dalam sehari dan juga keadaan klinis
individu.
D. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, yaitu:
a. Timbangan makanan
b. Tensimeter
c. Hb meter scale Tallquist
d. Stetoskop
e. Alat pengukur gula darah
f. Alat pengukur asam urat
g. stopwatch
h. Spirometer
Bahan yang digunakan, yaitu:
a. Kapas
b. Alcohol
c. Bahan makanan yang dihitung
d. Plastic
E. Cara Kerja
a. Menghitung komposisi zat gizi pada makanan

Disiapkan timbangan makanan dan timbangan dialasi plastik

Ditimbang makanan yang akan dihitung kompisisi zat gizinya


dan dicatat beratnya

Disesuaikan komposisi zat gizi makanan di buku daftar


komposisi bahan makanan

Dihitung komposisi zat gizi makanan sesuai


dengan berat makanan

b. Menghitung Gula darah

Dipasang blood lancets pada pen lanchets

Dioleskan dengan alcohol pada jari yang akan ditusuk dengan


pen lanchets dan kemudian ditusuk

Diusap darah yang pertama kali keluar kemudian darah


diteteskan pada test strips yang berwarna biru

Dipasang test strips pada monitor dan ditunggu hingga


menunjukkan angka stabil kemudian dicacata hasilnya

c. Menghitung asam urat

Dipasang blood lancets pada pen lanchets

Dioleskan dengan alcohol pada jari yang akan ditusuk dengan


pen lanchets dan kemudian ditusuk
Diusap darah yang pertama kali keluar kemudian darah
diteteskan pada test strips yang berwarna hijau

Dipasang test strips pada monitor dan ditunggu hingga


menunjukkan angka stabil kemudian dicacata hasilnya

d. Menghitung tekanan darah

Dibersihkan bagian stetoskop yang akan dipasang di telinga dengan


menggunakan alcohol, dibiarkan kering dan kemudian dipasang ditelinga

Diletakkan kepala stetoskop pada denyut nadi

Dipastikan katup kantung tekanan dalam keadaan tertutup (dengan


memutar skrup searah jarum jam sampai rapat)

Dicari denyut nadi di bagian siku

Dipompa kantung tekanan sampai maksimal 160 mmHg pada


raksa di alat

Dibuka perlahan-lahan katup kantung tekanan. Raksa pada alat


akan turun perlahan-lahan seiring dibukanya katup kantung
tekanan tersebut.

Didengar dan ditandai bunyi yang terdengar pertama dan terakhir kali
muncul saat raksa pada alat turun dan kemudian catat hasilnya
e. Menghitung kemampuan pernafasan

Dihirup udara sebelum dihembusan pada alat dan Disiapkan


stopwatch

Dihembuskan nafas pada alat hingga 6 detik

Dicacat angka yang tertera pada spyrometer

at
f. Menghitung hemoglobin darah
Dipasang blood lancets pada pen lanchets

Dioleskan dengan alcohol pada jari yang akan ditusuk dengan pen
lanchets dan kemudian ditusuk

Diusap darah yang pertama kali keluar kemudian ditempelkan


kertas filter pada darah

Ditunggu hingga warna mengkilat darah hilang dan kemudian


dibandingkan dengan hemoglobin scala Tallquist

F. Data Pengamatan
1. Umur : 19 tahun
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tinggi Badan : 150 cm
4. Berat Badan : 47 kg
5. Menghitung gula darah, asam urat, tekanan darah, kemampuan pernapasan, dan
hemoglonin darah
Gula Darah 70%
Asam urat 3,7 mg/ dl
Tekanan Darah 90
mmHg
70

Kemampuan pernafasan 1800


Hemoglobin darah 60%

6. Berat makanan yang dikonsumsi


Berat makanan yang dikonsumsi oleh praktikan dalam 24 jam yaitu:
Waktu Bahan Makanan Berat (gr)
Nasi 115
Kelapa 20
Kembang kol 50
Pagi
Kacang panjang 10
Kecambah 5
Tongkol 20
Nasi 125
Kelapa 20
Kembang kol 50
Siang Kacang panjang 10
Kecambah 5
Ayam goreng (tanpa tulang) 65
Nasi 115
Kangkung 20
Sore
Ayam goreng (tanpa tulang) 70

7. Aktivitas dalam satu hari


Aktivitas praktikan yang dilakukan dalam 24 jam yaitu:
No Aktivitas Lama (s)
1. Wudhu 20
2. Sholat 50
3. Mandi 60
4. Membersihkan ruang 30
5. Buang air kecil dan air besar 20
6. berbicara 200
7. Berjalan santai 60
8. Duduk santai 120
9. Berdiri 30
10. Belajar (kuliah) 560
11. Makan 20
12. Mencuci piring 10
13. Berjalan 30

G. Analisis Data
1. Menghitung Indeks Masa Tubuh
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 47
𝐼𝑀𝑇 = = = 20,89
(𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛)2 (1,5)2

Sehingga Indeks Masa Tubuh dari praktikan yaitu sebesar 20,89

2. Kadar Gula Darah


Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dengan pengukuran dengan test
strips gula darah adalah 70
3. Kadar Asam Urat
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dengan pengukuran dengan test
strips asam urat adalah 3,7 mg/dl
4. Tekanan Darah
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dengan menggunakan tensimeter
yaitu tekanan systole 90 mmHg dan tekanan distol 70 mmHg. Sehingga tekanan darah
90
praktikan yaitu 70 mmHg
5. Kemampuan pernafasan
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dengan menggunakan spyrometer
didapatkan praktikan memiliki kemampuan pernafasan sebesar 1800 ml.
6. Kadar Hemoglobin Darah
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dengan menggunakan hemoglobin
scala Tallquist didapatkan praktikan memiliki kadar hemoglobin darah sebesar 60%.
7. Menghitung Kalori yang Masuk
Untuk menghitung berat makanan yang diserap tubuh dapat menggunakan rumus:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 % 𝐵𝐷𝐷
Berat yang
Waktu Bahan Berat % BDD
diserap
Nasi 115 100 115
Kelapa 20 100 20
Kembang kol 50 100 50
Pagi Kacang 10 100 10
panjang
Kecambah 5 100 2
Tongkol 20 100 20
Nasi 125 100 125
Kelapa 20 100 20
Kembang kol 50 100 50
Kacang 10 100 10
Siang panjang
Kecambah 5 100 5
Ayam goreng 65 100 65
(tanpa tulang)
Nasi 115 100 115
Kangkung 20 100 20
Sore Ayam goreng 70 100 70
(tanpa tulang)
Kandungan gizi yang dimakan dapat dihitung dengan rumus:

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝


𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑖𝑧𝑖 = 𝑥 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑖𝑧𝑖 𝐷𝐾𝐵𝑀
100

Waktu Bahan Berat Kalori Karbohidrat Lemak Protein Vit. Vit. Vit.
Makanan A B1 C
Nasi 115 204,7 46,69 1,64 0,55 - 0,023 -
Kelapa 20 36 2 1 0,8 - 0,01 0,8
Kembang 50 12,5 2,45 0,1 1,2 - 0,055 34,5
kol
Pagi
Kacang 10 1 0,78 0,03 0,27 - 0.013 2,1
panjang
Kecambah 5 1,7 0,215 0,06 0,185 - 0,0045 0,25
Tongkol 20 20 1,6 0,3 2,74 36,2 0,006 -
Nasi 125 222,5 50,75 0,875 2,625 - 0,025 -
Kelapa 20 36 2 1 0,8 - 0,01 0,8
Kembang 50 12,5 2,45 0,1 1,2 - 0,055 34,5
kol
Kacang 10 1 0,78 0,03 0,27 - 0.013 2,1
Siang panjang
Kecambah 5 1,7 0,215 0,06 0,185 - 0,0045 0,25
Ayam 65 178,75 0,845 7,93 24,31 6,5 0,065 -
goreng
(tanpa
tulang)
Nasi 115 204,7 46,69 1,64 0,55 0,023 -
Kangkung 20 4,4 0,62 0,12 0,5 - 0,001 2,6
Ayam 70 192,5 0,91 8,54 26,18 7 0,07 -
Sore
goreng
(tanpa
tulang)
Kebutuhan Gizi Dalam Tubuh

Setelah diketahui jumlah kandungan gizi yang masuk selama 24 jam, maka dapat
dihubungkan dengan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan.

Komposisi Zat Gizi Yang Dianjurkan Yang Dikonsumsi Keterangan


Kalori 2250 1129,95 Defisiensi
Protein 56 62,365 Kelebihan
Lemak 75 23,425 Defisiensi
Karbohidrat 309 158,995 Defisiensi
Vitamin A 600 49,7 Defisiensi
Vitamin B1 1,4 0,378 Defisiensi
Vitamin C 90 77,9 Defisiensi

8. Menghitung Kalori yang keluar


Untuk mengitung kalori yang keluar dapat menggunakan rumus:
𝑙𝑎𝑚𝑎
𝛴𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑥 𝐸𝑀𝑃 𝑋 𝐵𝑀𝑅
60
Rata-rata BMR praktikan : 36,18

No Kegiatan Lama (menit) EMP Kalori keluar


1. Wudhu 20 2,97 35,8182
2. Sholat 50 1,65 49,7475
3. Mandi 60 3,3 119,394
4. Membersihkan ruang 30 8,8 159,192
5. Buang air kecil dan air besar 20 3,08 37,1448
6. Berbicara 200 2,93 353,358
7. Berjalan santai 60 4,95 179,091
8. Duduk santai 120 3,6 260,496
9. Berdiri 30 1,4 25,326
10. Belajar (kuliah) 560 3,08 1040,0544
11. Makan 20 1,13 13,6278
12. Mencuci piring 10 1,4 8,442
13. Berjalan 30 3,2 57,888
Total 3443,9742

9. Tabel Perbaikan Gizi


Berdasarkan tabel kebutuhan gizi di atas, beberapa nutrisi penting mengalami defisiensi
dan kelebihan jumlah yang di konsumsi, maka disusunlah perbaikan gizi seperti dibawah ini:

Komposisi Zat Yang Yang Keterangan Perbaikan


Gizi Dianjurkan Dikonsumsi (ditambah atau
dikurangi)
Kalori 2250 1129,95 Defisiensi + 1120,05
Protein 56 62,365 Kelebihan - 6,365
Lemak 75 23,425 Defisiensi + 51,575
Karbohidrat 309 158,995 Defisiensi + 150,005
Vitamin A 600 49,7 Defisiensi + 550,3
Vitamin B1 1,4 0,378 Defisiensi + 1,022
Vitamin C 90 77,9 Defisiensi + 12,1

H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenail recall energy yang menjelaskan mengenai kualitas gizi
pada seseorang yang dilihat berdasarkan aktivitas serta makanan selama 24 jam. Kualitas gizi
dapat dipresentasikan dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), perhitungan gula
darah, perhitungan asam urat, perhitungan tekanan darah, perhitungan kemampuan
pernafasan, dan perhitungan hemoglobin darah. Semua factor tersebut sangat berhubungan
erat dengan nutrisi harian yang dikonsumsi seseorang, pola hidup, aktivitas dan factor-faktor
lain.
Perhitungan pertama yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT), nilai yang diambil dari
perhitungan ini yaitu berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT tidak
mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT
berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing
dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al., 2002). Berdasarkan hasil
perhitungan IMT diperoleh 20,89, hal ini menandakan bahwa pratikan tergolong normal.
Menurut Sugondo (2006) klasifikasi IMT menurut Kriteria Asia Pasifik yaitu <18,5
menandakan berat badan kurang, 18,5-22,9 menandakan kisaran normal, ≥ 23 menandakan
berat badan lebih, 23-24,9 menandakan berisiko, 25-29,9 menandakan obesitas I, dan ≥ 30
menandakan obesitas II.

Perhitungan yang kedua yaitu pengukuran kadar gula darah. Kadar gula darah darah
adalah istilah yang mengacu kepada tingkat gula darah di dalam darah. Konsentrasi gula
darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh (Murray et al., 2003).
Hasil pengukuran gula darah praktikan rendah yakni menunjukkan angka 70. Menurut
kriteria diagnostic Perkumpulan Endokrinologi Indonesia(PERKENI) 2006, seseorang
dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada
ujisewaktu >200 mg/dL. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat
setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada
pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah
biasanya kurang dari120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang
mengandung gula maupun karbohidrat lainnya dan kadar gula darah sewaktu normal
berkisar antara 80-180 mg/dl (Soegondo, 2006). Rendahnya kadar gula darah pada praktikan
dikarenakan pada saat melakukan tes kadar gula praktikan dalam keadaan tidak sehat yang
dapat mempengaruhi hasil perhitungan.

Perhitungan yang ketiga yaitu perhitungan asam urat. Berdasarkan hasil pengukuran
asam urat praktikan menunjukkan normal yakni 3,7 karena kadar asam urat normal pada
perempuan yaitu < 6. Menurut Sudoyo (2009) kadar asam urat >7 mg/dl pada laki-laki dan
>6 mg/dl pada perempuan dipergunakan sebagai batasan hiperurisemia. Hiperurisemia
adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat serum diatas norma.
Perhitungan yang keempat yaitu perhitungan tekanan darah. Tekanan darah sangat
bervariasi tergantung pada keadaan. Tekanan darah akan meningkat saat aktivitas fisik,
emosi, dan stres (Gray dkk, 2007). Hal ini berubah-ubah sepanjang hari dan setelah situasi
tersebut berlalu, tekanan darah akan kembali menjadi normal. Tekanan darah biasanya
paling tinggi pada waktu pagi hari dan berkurang pada waktu malam hari, mencapai titik
terendah saat dini hari dan selama tidur (Ruhyanudin, 2007). Berdasarkan hasil pengukuran
90
tekanan darah praktikan menunjukkan rendah yakni 𝑚𝑚𝐻𝑔. Tekanan darah manusia
70
120
yang normal yaitu 𝑚𝑚𝐻𝑔. Rendahnya tekanan darah pada praktikan dikarenakan pada
80

saat perhitungan tekanan darah, praktikan dalam keadaan kurang sehat yang dapat
mempengaruhi hasil perhitungan tekanan darah. Perhitungan kelima yaitu kemampuan
pernafasan, berdasarkan hasil pengukuran pernafasan praktikan menunjukkan angka 1800
ml dan perhitungan keenam yaitu kadar hemoglobin darah praktikan menunjukkan angka
60.

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah total kalori yang didapatkan dari bahan makanan
yang telah dikonsumsi selama 24 jam adalah 1129,95. Sedangkan total komposisi zat gizi
makanan yang dikonsumsi dari bahan makanan selama 24 jam adalah karbohidrat sebesar
158,995; protein sebesar 62, 365, dan lemak sebesar 23,245. Berdasarkan angka kecukupan
gizi yang dianjurkan untuk kalori yang dianjurkan adalah sebesar 2250 dan dibandingan
dengan kalori yang dikeluarkan yaitu 3443,9742, maka asupan nutrisi untuk makanan
selama 24 jam masih belum mencukupi kebutuhan energy. Sehingga total kalori yang
masuk juga tergolong kurang untuk dapat digunakan beraktivitas setiap harinya.
Kekurangan energy dapat menyebabkan keadaan lemas, mudah lelah, dan dapat
menyebabkan gizi buruk.

Selain itu, komposisi zat gizi makanan yang dikonsumsi dari bahan makanan selama 24
jam yaitu vitamin A sebesar 49,7; vitamin B1 sebesar 0,378; dan vitamin C sebesar 77,9.
Berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk vitamin A yaitu sebesar 600;
vitamin B1 sebesar 1,4; dan vitamin C sebesar 90. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat
dikatakan praktikan mengalami kekurangan vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C yang
dapat berakibat pada tubuh. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan sel epitel menjadi
keras dan kering, dapat mudah mengalami infeksi, terhambatnya pembentukan gigi dan
tulang, mengakibatkan rabun senja (Astuti dan Gardjito, 1986). Kekurangan vitamin B1
dapat mengakibatkan penyakit beri-beri dan mengkibatkan pertumbuhan lambat (Astuti dan
Gardjito, 1986). Sedangkan, kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan menurunnya daya
rentang tulang, carries gigi, dan anemia.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan nutrisi diatas, maka praktikan harus memperbaiki
beberapa nutrisi yang mengalami defisiensi atau kelebihan jumlah konsumsi dan lebih
efektif dalam memilih makanan yang dikonsumsi agar kebutuhan nutrisi dapat tercukupi.
Pemenuhan lemak dapat dilakukan dengan menambah jumlah makanan yang mengandung
lemak seperti susu atau kacang. Pemenuhan vitamin A dianjurkan untuk mengkonsumsi
bayam, daun ketela pohon, daun ketela rambat, wortel, dan tomat (Astuti dan Gardjito,
1986). Pemenuhan vitamin B1 dianjurkan untuk mengkonsumsi anggur, semangka, dan
bayam. Sedangkan untuk pemenuhan vitamin C dianjurkan untuk mengkonsumsi jeruk,
lemon, kubis, kembang kol, dan brokoli. Status gizi yang baik diperoleh jika seseorang
memiliki asupan gizi yang baik dan seimbang. Gizi baik dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
fungsi organ yang normal, untyk reproduksi, pertumbuhan,untuk aktivitas yang optimum
dan efisiensi kerja, pencegahan infeksi, dan kemampuan untuk tubuh dari kerusakan. Status
gizi buruk diperoleh jika seseorang tidak mampu memenuhi keseimbangan sejumlah zat gizi
esensial dalam tubuhnya (Budianti, 2008).

I. Kesimpulan
1. Nutrisi pada makanan yang dikonsumsi berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C
2. Kebutuhan nutrisi pada makanan yang dikonsumsi berdasarkan aktivitas dan energy yang
digunakan adalah tidak seimbang karena terdapat nutrisi yang termasuk defisiensi
karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Selain itu jumlah kalori yang
keluar lebih besar daripada jumlah kalori yang masuk ke tubuh
3. Kondisi metabolisme tubuh berdasarkan beberapa uji, praktikan mengalami beberapa
penurunan yaitu pada uji tekanan darah dan kadar gula darah
J. Daftar Rujukan

Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Astuti, Nary dan Gardjito, Nurdijati. 1986. Pangan dan Gizi. Yogyakarta : tidak diketahui

Budianti, Alfinda. 2008. Status Gizi Dan Ruwayat Kesehatan Sebagai Determinan
Hiperurisemia. Bogor: Institur Pertanian Bogor

Endres JB, Robert E Rokwell, Chintya GM. 2004. Food Nutrition and The Young Child. Ohio:
Pearson Prentice Hall.

Gibson, R. S. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Second Edition. New York. : Oxford
University Press Inc

Gray, H, dkk.,2007. Lecture Notes KARDIOLOGI. Jakarta : Erlangga.

Grummer-Strawn LM et al., 2002. American Journal of Clinical Nutrition. Dalam: Centers of


Disease Control and Prevention, 2009. Assessing Your Weight: About BMI for Adult.
Hartono A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Murray RK, et al. Biokimia Klinik (4th ed). Jakarta: EGC, 2003.

PERKENI. Konsensus Nasional Penata-laksanaan DM 2011. Available from:


perkeni.freeservers.com/kons_dm.hml.
Regar, Evan dan Sekartini Rini. 2013. Hubungan Kecukupan Asupan Energi dan Makronutrien
dengan Status Gizi Anak Usia 5-7 Tahun di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta
Timur Tahun 2012. Hubungan Kecukupan Asupan Energi dan Makronutrien. Vol. 1,
No. 3

Ruhyanudin, F., 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan System
Kardiovaskuler. Malang : UMM Press
Sudoyo, WA, Sutiyohadi , B., Alwi I., Simandibrata K.M., Setiati, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. Ed 5, Jakarta EGC; 2009. p. 2550-2555
Sugondo, 2006. Obesitas Dalam buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: FK
UI; hal. 1922.

Supariasa, I. D. N., Bakhyar, B. & Ibnu F. 2001. Penilaian Status Gizi. , Jakarta: EGC

You might also like