You are on page 1of 10

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI

MUSKULOSKELETAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Susunan tulang atau skelet (kerangka) merupakan salah satu unsure sistem penegak
dan penggerak tulang-tulang manusia yang dihubungkan satu dengan yang lain melalui
sambungan dengan tulang atau persendian sehingga terbentuk kerangka yang merupakan
sistem lokomotor pasif, selanjutnya akan diatur oleh alat-alat lokomtif aktif dari otot.
Sistem skelet ini berfungsi untuk memberikan bentuk pada tubuh sehingga terlihat
bentuk yang sangat sempurna dibandingkan makhluk lain, menahan seluruh tubuh supaya
tidak roboh, dan tampak kuat dan kekar, melindungi alat yang lunak dan penting seperti otak,
jantung dan paru-paru, dan tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh dengan
perantaraan otot, serta tempat pembuatan sel darah merah.

B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan serta memahami tentang anatomi dan fisiologi dari sistem

tulang.

2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan serta memahami tentang anatomi dan fisiologi dari sistem

persendian

3. Agar mahasiswa mampu menjelaskan serta memahami tentang anatomi dan fisiologi dari sistem

otot.

C. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan

penjabaran masalah – masalah yang ada dengan menggunakan studi kepustakaan yang ada di

perpustakaan.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari 3 bab yang di susun sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan

BAB II : Terdiri dari penjelasan tentang sistem tulang, sistem persendian, dan sistem otot

BAB III : Terdiri dari kesimpulan dan saran

BAB II
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengusruskan

pergerakan. Komponen utama sistem muskoluskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari

tulang, sendi, dan otot.

A). Sistem Tulang

Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai fungsi utama, yaitu:

1. Membentuk rangka badan

2. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot

3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam, seperti otak,

sum sum tulang belakang, jantung, dan paru-paru

4. Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, posfat, magnesium dan garam

5. Ruang di tengah tulang tertentu yang mempunyai fungsi tambahan lain, yaitu sebagai jaringan

hemopoietik untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Fungsi Umum dari Tulang,yaitu :

 Formasi kerangka

Tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan ukuran tulang dan menyokong

struktur tubuh yang lain.

 Formasi sendi-sendi
Tulang-tulng membentuk persendian yang bergerak dan tidak bergerak tergantung dari kebutuhan

fungsional.

 Perlekatan otot

Tulang-tulang menyediakan pembukaan untuk tempat melekatnya otot, tendo, dan ligamentum.

 Sebagai pengungkit

Untuk bermacam-macam aktivitas selama pergerakan.

 Penyokong berat badan

Memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan dan gaya tekanan yang terjadi

pada tulang sehingga dapat menjadi kaku dan lentur.

 Proteksi

Tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi struktur-struktur yang halus seperti

otak, medulla spenalis, jantung, paru-paru, alat-alat dalam tubuh, dan panggul.

 Haemopoiesis

Sum-sum tulang merupakan tempat pembentulkan sel-sel darah,tetapi terjadinya pembentukan

sel-seldarah sebagian besar terjadi di sum-sum tulang merah.

 Fungsi immunologi

Limposit B dan makropak-makropak dibentuk dalam sistem retikuloendotelial sum-sum tulang.

 Penyimpanan kalsium

Tulang mengandung 97% kalsium tubuh baik dalm bentuk anorganikmaupun dalam bentuk

garam, terutama kalsium fosfat.

Pada fase awal perkembangan tulang embrio(pada minggu k-3 dan ke-4) terbentuk tiga

lapisan germinal yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Lapisan ini merupakan jaringan yang

bersifat multi potensial serta akan membentuk mesenkim yang kemudian berdiferensisasi

membentuk jaringan tulang rawan. Pada minggu ke-5 perkembangan embrio terbentuk tonjolan

anggota gerak (Limb bud) yang didalamnya terdapat sel mesoderm yang kemudian akan berubah

menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan.

Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap, yaitu :

1. Pada minggu ke-5 perkembangan embrio, tulang rawan terbentuk dari prakartilago. Ada 3 jenis

tulang rawan yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan fibrin, dan tulang rawan elastic.
2. Setelah minggu ke-7 perkembangan embrio, tulang akan terbentuk melalui dua cara yaitu :

- Secara langsung : pada proses ini tulang akan terbentuk secara langsung dari membrane tulang

dalam bentuk lembaran,misalnya pada tulang muka,pelvis, scapula, dan tulang tengkorak. Proses

penulangan ini ditandai terbentuknya osteoblas yang merupakan rangka dari trabekula tulang

yang penyebarannya secar radial.

- Secara tidak langsung : proses ini tulang terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan tulang

rawan terjadi melalui dua cara,yaitu :

 Osifikasi Sentral : terjadi melalui osifikasi endokondral

 Osifikasi Perifer : terjadi di bawah perikondrium atau osifikasi periosteum

Pertumbuhan intertisial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada tulang rawan. Ada

dua lokasi pertumbuhan tulang rawan dan tulang panjang, yaitu :

1. Tulang rawan artikuler : pertumbuhan tulang panjang terjadi pada daerah tulang rawan artikuler

dan merupakan tempat satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah epifisis.

2. Tulang rawan lempeng epifisis : pertumbuhan ini terjadi keseimbangan antara dua proses, yaitu:

- Proses pertumbuhan : adanya pertumbuhan intertisial tulang rawan dari lempeng epifisis

memungkinkan terjadinya penebalan tulang.

- Proses kalsifikasi : kematian dan penggatian tulang rawan pada daerah permukaan metafisis

terjadi melalui proses osifikasi endokodral.

Perkembangan tulang berasal dari jenis pertumbuhan membranosa dan kartilago. Proses

peletakan jaringan tulang (histogenesis) disebut osifikasi (penulangan). Jika hal ini terjadi dalam

suatu model selaput dinamakan penulangan intramembranosa dan tulang yang dibentuk

dinamakan tulang membrane atau tulang derma karena tulang ini berasal dari suatu membrane.

Tulang-tulang endokondral(tulang kartilago) merupakan tulang yang berkembang dari

penulangan suatu model tulang rawan. Penulangan ini dinamakan tenulangan intrakartilaginosa

(penulangan tidak langsung).

Ujung Pertumbuhan Tulang

Epifise bersatu dengan diafise. Pusat-pusat epifise akan menyatu dengan diafise sehingga

terjadi pada tulang-tulang yang lain. Korpus dari semua tulang-tulang panjang dan besar
memperlihatkan akhir dari suatu alur yang berfungsi sebagai suatu lubang pada tulang yang di

sebut suramen nutrisia yang digunakan pada arteri nutrisia untuk memasuki korpus.

Anatomi Sistem Tulang

Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam, yaitu :

 Tulang panjang (long bone), misalnya femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus. Daerah batas

disebut diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis epifisis diebut metafisis. Di daerah ini

sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit karena daerah ini merupakan daerah

metabolic yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah. Kerusakan atau kelainan

perkembangan pada daerah lempeng epifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang.

 Tulang pendek (short bone), misalnya tulang-tulang karpal.

 Tulang pipih (flat bone), misalnya tulang parietal, iga, scapula, dan pelvis.

 Tulang takberaturan (irregular bone), misalnya tulang vertebrata.

 Tulang sesamoid, misalnya tulang patella.

 Tulang sutura (sutural bone),ada di atap tengkorak.

Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut korteks dan bagian

dalam (endosteum) yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan diluarnya dilapisi oleh

periosteum. Periosteum pada anak lebih tebal daripada orang dewasa, yang memungkinkan

penyembuhan tulang pada anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa.

Fisiologi Sel Tulang

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel : osteoblas, osteosit,

dan osteoklas.

 Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai

matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang

aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas menyekresikan sejumlah besar fosfatase alkali

yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ked ala matriks tulang.

 Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran

kimiawi melalui tulang yang padat.


 Osteoklas adalah sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat

diabsorpsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel ini menghasilkan

enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang

sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.

Bentuk tulang dapat disesuaikan untuk menanggung kekuatan mekanis yang semakin

meningkat. Perubahan tersebut juga membantu mempertahankan kekuatan tulang pada proses

panuaan. Matriks organic yang sudah tua berdegenerasi sehingga membuat tulang relative

menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang yang baru memerlukan matriks organic baru

sehingga member tambahan kakuatan pada tulang.

Klasifikasi Tulang

Terdapat berbagi bentuk dan saiz tulang. Ini membolehkan tulang-tulang memenuhi

keperluan khusus bagi tulang tersebut. Tulang-tulang memenuhi keperluan khusus bagi tulang

tersebut. Tulang-tulang diklasifikasikan berdasarkan kepada empat bentuknya.

 Tulang Panjang

Tulang –tulang dalam kumpulan ini secara umumnya lebih panjang, lebar dan berfungsi sebagai

tuas. Kebanyakan dari pada tulang-tulang panjang adalah tulang - tulang mampat. Contoh tulang

pada tangan (humerus, radius, ulna, metacarpal, dan falanges) dan kaki (femur, tibia, fibula,

metatarsal, falangus) kecuali pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

 Tulang Pendek

Secara umumnya tulang-tulang pendek berbentuk kiub dan didapati di ruang-ruang yang tertutup.

Tulang – tulang ini berongga. Contoh tulang – tulang pergelangan tangan ( karpal ) dan

pergelangan kaki (tarsal).

 Tulang Pipih

Tulang – tulang ini berbentuk pipih, tipis, dan melengkung. Tulang-tulang ini berfungsi sebagai

tempat pelekatan otot-otot dan melindungi organ-organ di bawahnya. Contohnya tulang – tulang

cranium, rusuk, dan sternum.

 Tulang tak sama bentuk


Tulang – tulang tak sama bentuk berfungsi sebagai tempat pelekatan otot atau artikulasi. Contoh

tulang – tulang vertebra ( servikel, torasik, lumbar, sekrum, dan koliks ) dan tulang telinga tengah

( stapes, inkus, maleus).

B). Sistem Persendian

Sendi adalah tempat pertemuan dua tulang atau lebih. Tulang ini dipadukan dengan berbagai

cara misalnya dengan kapsul sendi, pitafibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Ada tiga tipe

sendi, yaitu:

 Sendi Fibrosa (sinartrodiol), merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Sendi fibrosa tidak

memilki lapisan tulang rawan.

 Sendi kartilagilosa (amfiartrodial), merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak. Sendi

kartilaginosa adalah sendi yang ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan hialin,

disokong oleh ligament, dan hanya dapat sedikit bergerak. Tipe sendi kartilaginosa yaitu :

- Sinkondrosis, adalah sendi-sendi yang diliputi tulang rawan hialin. Contohnya sendi-sendi

kostokondral.

- Simfisis, adalah sendi yang tulang-tulangnya memilki hubunhgan fibrokartilago dan selapis tipis

tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya simfisis fubis dan sendi-

sendi pada tulang punggung.

 Sendi synovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digunakan dengan bebas. Sendi ini

memilki rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin.

Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk

dari jaringan penyambung pembuluh darah banyak, serta sinovium yang membentuk suatu

kantung yang melapisi seluruh sendi dan membeungkus tendon-tendon. Sinovium menghasilkan

cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan synovial normalnya bening,

tidak bekau, dan tidak berwarna. Jumlahnya pada tiap-taip sendi relative kecil (1-3 mm). sel

darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/mm dan terutama adalah sel-sel

mononuklea.

Sendi dilumasi oleh cairan synovial dan oleh perubahan hydrostatic yang terjadi pada cairan

intertesial tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada tulang rawan akan mengakibatkan pergeseran
cairan kebagian yang kurang mendapat tekanan. Aliran darah ke sendi banyak menuju sinovium.

Pembuluh darah mulai masuk melalui tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul.

C). Sistem Otot

Setiap otot dikelilingi oleh jaringan ikat pembungkus otot yang disebut perimisium eksternus

atau fasia profia. Serabut otot akan bergabung dengan yang lainnya diantara jaringan ikat yang

disebut perimisium internum yang berfungsi untuk menguatkan otot tempat pembuluh darah dan

saraf. Otot-otot ini melekat pada tulang dengan perantara jaringan ikat khusus yang dinamakan

tendo. Susunannya seperti otot berwarna putih, ujung-ujung mengecil berhubungan dengan tendo.

Tiap-tiap serabut otot mengandung beribu-ribu myofibril yang terletak berdampingan sehingga

terlihat seperti garis-garis melintang.

Otot merupakan alat gerak aktif. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot

dan tulang. Kerangka manusia merupakan kerangka dalam yang tersusun dari tulang keras

(osteon) dan tulang rawan (kartilago).

Susunan otot adalah suatu sistem alat untuk menguasai gerak aktif dan posisi tubuh kita. Pada

setiap otot terlihat beberapa empal yang merupakan bagian yang aktif mengerut.

Otot itu beraneka ragam, ada yang ceper, ada yang berbentuk kumparan dan ada pula yang

berbentuk kipas.

Menurut susunannya, otot terdiri atas :

- Otot berserabut sejajar

- Otot bers

Sedangkan menurut letaknya, otot dibedakan menjadi otot-otot batang badan, otot-otot

anggota gerak dan otot-otot kepala. Otot-otot batang badan terdiri dari otot-otot perut, otot-otot

punggung, otot-otot dada dan otot-otot leher. Otot punggung tidak terlihat dari permukaan tubuh.

Otot punggung berfungsi untuk gerak-gerik tulang belakang. Otot perut terentang antara gelang

panggul dan rangka dada. Otot-otot tersebut dapat memendek secara aktif.

Menurut jenis dasarnya otot terdiri dari :

1. Otot licin (otot polos)

Bergaris-garis tak beraturan


2. Otot kardia (otot jantung)

3. Otot rangka

Bergaris-garis teratur. Otot ini berfungsi menggerakan rangka. Pada anggota gerak atas terdapat

otot bahu, otot lengan atas, otot lengan bawah, dan otot tangan. Sedangkan otot gerak bawah

terdapat otot pangkal paha, otot tungkai atas, otot tungkai bawah dan otot kaki.Otot kepala terdiri

dari otot-otot wajah dan otot kunyah.

Jenis-jenis otot

1. Otot polos

Tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel-sel otot polosnya tersusun melingkar dan

lapisan sebelah luar sel-sel otot polosnya tersusun memanjang. Inti sel otot polos berbentuk

lonjong dan pada sel otot yang sedang mengkerut intinya tampak melingkar.

2. Otot rangka

Serabut otot pada penampang memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang tersusun

sejajar satu sama lain. Intinya berbentuk lonjong. Jumlahnya banyak dan terdapat ditepi serabut

tepat dibawah sarkolema.

3. Otot jantung

Otot jantung berbeda dengan otot rangka karena sel-selnya panjang, bercabang, dan bergabung

satu sama yang lain dengan perantaraan cabangnya sehingga membangun suatu jala. Inti

berbentuk lonjong dan berwarna pucat, terletak di tengah-tengah serabut. Serabut otot jantung,

bergaris melintang tetapi tidak sejelas otot rangka dan pada tempat-tempat tertentu terdapat

keeping-keping interkalar.

BAB III
PENUTUP
A). Kesimpulan
Muskuloskeletal mempelajari tentang bagian tubuh yaitu tulang, persendian, dan otot. Jadi

kita sebagai calon perawat profesional wajib mengetahui bagian-bagian organ tubuh tersebut,

agar kita bisa memahami apa yang harus kita lakukan saat sudah turun ke masyarakat kelak.

B). Saran

Untuk mencegah berbagai kemungkinan terjadinya

You might also like