Professional Documents
Culture Documents
BAB
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada system sirkulasi. Peningkatan atau
penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah
selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan
sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Jika sirkulasi darah menjadi
tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada system transportasi oksigen, karbondioksida,
dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Di lain pihak fungsi organ-organ tubuh akan mengalami
gangguan seperti gangguan pada proses pembentukan air seni di dalam ginjal ataupun
pembentukan cairan cerebrospinalis dan lainnya. Terdapat dua macamkelainan tekanan darah
darah, antara lain yang dikenal sebagai hipertensiatau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau
tekanan darah rendah. Hipertensi telah menjadi penyakit yang menjadi perhatian di banyak
Negaradi dunia, karena hipertensi seringkali menjadi penyakit tidak menular nomor satu di
banyak negara.
Proses tersebut terjadi dalam tubuh. Dengan semakin berkembannya pengetahuan dan
teknoloi pada masa globalisasi, tidak terkecuali di bidang kesehatan. Ilmu dan teknologi yang
terus berkembang pesat di bidang kedokteran telah menghasilkan sebuah prosedur diagnostik
yang cepat dan tepat, serta metode pengukuran proses peredaran darah dalam tubuh manusia.
Salah satu contoh alat keperawatan dengan mengunakan konsep fisika yaitu
sphygmomanometer.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari alat ukur peredaran darah itu sendiri.
2. Untuk mengetahui macam-macam alat ukur peredaran darah.
3. Untuk mengetahui cara kerja menggunakan alat ukur peredaran darah.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sphygmomanometer
5. Untuk mengetahui bagaimana cara merawat alat ukur peredaran darah dengan baik dan
benar.
BAB II
ISI
B. Macam-macam Sphygmomanometer
Penggunaan alat ini dibantu dengan alat yang lain yaitu stetoskop. Hasil pengukuran ditampilkan
pada pipa kapiler kaca.
Penggunaan alat tensi ini juga tidak mudah, biasanya pengukuran dilakukan oleh ahli kesehatan
seperti dokter, bidan dan perawat. Tentu memerlukan keterampilan tertentu untuk dapat
menggunakan alat ini.
Alat tensi ini tidak praktis karena berukuran besar dan berat sehingga susah dibawa kemana
mana, pada umumnya digunakan di klinik atau rumah sakit saja.
Perkembagan alat tensi darah selanjutnya adalah tensimeter jarum atau dikenal juga dengan
sebutan aneroid. Alat tensi ini tidak menggunakan air raksa untuk menampilkan hasil
pengukurannya tapi menggunakan jarum seperti halnya jarum jam. Penggunaannya juga
memerlukan alat bantu lainnya berupa stetoskop dan memerlukan keterampilan tertentu seperti
halnya alat tensi air raksa.
Tensimeter Aneroid atau biasa dikenal dengan nama Tensimeter Jarum merupakan salah satu
jenis alat pengukur tekanan darah secara manual.
Tensimeter Aneroid umumnya terdiri dari meteran pengukur tekanan, balon pompa, serta selang
yang tersambung ke manset. Hasil pengukuran dapat diketahui dari angka yang ditunjukkan oleh
jarum pada meteran yang berbentuk bulat.
Kelebihan dari penggunaan Tensimeter Aneroid adalah bentuknya yang ringkas, sehingga mudah
untuk dibawa bepergian, serta akurasi hasil pengukuran yang tinggi.
Ukuran yang kecil dan ringan menjadi alasan disukai oleh mahasiswa kesehatan untuk praktikum
kepada pasien. Kelemahan alat ini adalah tingkat akurasinya yang lebih rendah dibandingkan
tensi air raksa. Disamping itu kadang jarumnya tidak menunjuk angka nol sehingga perlu
dilakukan kalibrasi.
Perkembangan teknologi yang semakin maju, alat tensi juga semakin canggih. Kini ada alat tensi
digital yang sangat mudah digunakan hanya dengan menekan satu tombol saja hasil pengukuran
dapat langsung dilihat di layar monitor.
Alat ini sangat cocok digunakan secara pribadi dirumah karena mudah digunakan. Cukup satu
dua kali belajar biasanya sudah mahir. Hasil pengukurannya juga cukup presisi pada angka yang
ditampilkan di layar
C. Cara kerja
1. Yakinkan semua sisa udara yang masih terdapat di dalam bladderpada manset sisa
pemeriksaan sebelumnya, sudah habis dikeluarkan dengan cara menekan-nekannya. Bila
masih ada sisa udara, maka hasil yang didapatkan nanti akan menjadi kurang tepat.
2. Lilitkan manset pada lengan atas dengan menggunakan manset yang sesuai dengan
ukuran lingkar lengan atas pasien. Tensi meter yang bermutu tinggi, akan memiliki
acuan atau petunjuk arm circumferenceini pada mansetnya yang dapat dimanfaatkan oleh
pemeriksa untuk melihat apa kah manset yang digunakan sudah tepat atau harus diganti
dengan yang lebih besar atau lebih kecil. Manset memiliki 6 ukuran yaitu: paha, dewasa
besar, dewasa, anak-anak, bayi, danneonatus. Bila salah menggunakan manset, maka
hasil yang didapatkan nanti bisa menjadi sangat salah.
3. Saat memasangkan manset, juga harus diperhatikan artery markingatau garis tanda arteri,
yang dicetak pada manset. Garis tanda arteri ini harus diletakkan pada vossa cubiti atau
lipat dalam siku saat pemasangan manset.
4. Kunci air valve atau katup udara dengan kencang.
5. Letakkan chest piece dari stethoscope proximal dari vossa cubiti(biasanya sedikit
dibawah manset).
6. Pompa bulb sampai dengan nadi yang ada pada distal dari pemasangan manset (bila di
lengan biasanya vena radialis yang diperiksa) sudah tidak teraba lagi, pertanda tekanan
sudah melewati tekanan systolic dari pasien.
7. Lepaskan tekanan dengan memutar air valve berlawanan arah dengan jarum jam dengan
kecepatan ± 5 mmHg per detik. Jangan terlalu cepat melepaskannya, karena degupan
awal pertanda tekanan systolicpasien akan terlewat atau tidak terdengar sehingga
pembacaan tekanan pasien terbaca lebih rendah dari sebenarnya.
8. Baca lah hasil tekanan darah pasien dengan satuan sampai 5 mmHg. Jangan
membulatkan ke puluhan terdekat, tapi bulatkanlah ke kelipatan 5 terdekat.
Kekurangan:
- Memerlukan Tenaga Ahli untuk melakukan pemeriksaan.
- Dapat terkontaminasi logam berat seperti merkuri, jika air raksanya bocor atau pecah.
2. Sphygmomanometer Aneroid
Kelebihan:
- Praktis, dan mudah dibawa kemana-mana
- Hasil Yang di dapat cukup akurat.
- Tidak Takut terkontaminasi logam berat
Kekurangan:
- Memerlukan Tenaga Ahli untuk melakukan pemeriksaan.
3. Sphygmomanometer Digital
4. Kelebihan:
- Praktis, dan mudah dibawa kemana-mana
- Tidak Takut terkontaminasi logam berat
- Tidak memerlukan tenaga ahli untuk mendapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah
Kekurangan:
- Hasil tekanan darah di perngaruhi beberapa faktor, seperti:
1. Cara menggunakan alat
2. Pergerakan saat melakukan pemeriksaan
3. Kekuatan Baterai yang di pakai
E. Cara merawat
Cara pemeriksaan sudah benar, apa bila alatnya tidak dalam kondisi baik, hasil pemeriksaan
tekanan darah pun menjadi tidak tepat. Berikut yang harus diperhatikan:
1. Hindari suhu dan kelembaban yang tinggi baik pada saat penggunaan atau pun saat
penyimpanan, apa pun jenis tensi meternya. Suhu dan kelembaban tinggi akan lebih
cepat merusak alat.
2. Hindari dari kontak dengan zat-zat kimia. Di rumah sakit banyak zat kimia yang dapat
merusak alat.
3. Hindari dari benda-benda tajam yang juga dapat merusak alat.
4. Jagalah agar manometer (tabung mercury, gauge, atau LCD) dari benturan benda keras.
5. Jangan mengisi bladder dengan udara dan pastikan bladder pada manset sekosong-
kosongnya pada saat penyimpanan.
6. Jangan lupa mengunci tuas pada mercury flask (tabung penyimpanan air raksa) pada saat
sphygmomanometer mercury akan disimpan. Bila sering lupa, maka akan mengakibatkan
kebocoran atau residu mercurypada tabung kaca manometer. Sudah pasti bila terjadi
demikian tensi meter tersebut sudah tidak akurat lagi.
BAB III
KESIMPULAN
Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer.
Sejak itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar pengukuran tekanan
darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa
sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan
meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun,
sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern.
Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air
raksa ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://fahrurrozizhy1.wordpress.com/2014/06/24/tugas-tik-membuat-makalah5-tentang-
kesehatan/
http://elkana-irma.blogspot.co.id/2012/05/sphygmomanometeri.html
http://www.scribd.com/doc/142528877/Pengertian-tensimeter-pdf#scribd
http://medic-tools.blogspot.co.id/2013/06/tekanan-darah-tinggi-dan-tensimeter.html