You are on page 1of 11

MORFOLOGI ANGGREK

Oleh:
Nama : Rahma Adilah
NIM : B1A015074
Rombongan : II
Kelompok :1
Asisten : Fitria Fadhilah

LAPORAN PRAKTIKUM ORCHIDOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggrek merupakan komoditas tanaman hias yang mempunyai arti penting


dalam perdagangan internasional. Sampai saat ini anggrek masih menjadi pusat
perhatian petani dan pencinta tanaman hias, karena potensinya cerah sebagai bunga
potong dan tanaman pot. Potensi ekonomi anggrek sebagai salah satu komoditas
hortikultura telah dimanfaatkan dan dikembangkan oleh banyak negara termasuk
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis bunga di level internasional sangat
prospektif. Pengembangan usaha anggrek diharapkan berdampak terhadap
peningkatan pendapatan, penyediaan tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi nasional
(Widiastoety, 2014).
Anggrek merupakan tanaman berbunga yang termasuk ke dalam famili
Orchidaceae. Orchidaceae merupakan salah satu suku tumbuhan yang terdiri dari
banyak spesies dan tersebar di dunia. Sebaran anggrek paling melimpah terdapat di
hutan tropis. Sebanyak tujuh ratus tiga puluh satu spesies anggrek dilaporkan
ditemukan di Jawa dan 239 spesies diantaranya adalah spesies endemik. Jumlah
spesies anggrek yang ditemukan pada tiap propinsi di Jawa berbeda-beda yaitu
sebanyak 642 spesies di Jawa Barat, 295 spesies di Jawa Tengah, dan 390 spesies di
Jawa Timur. Kondisi keberadaan spesies anggrek di habitat alaminya terus menerus
mengalami perubahan. Kecenderungan para kolektor tanaman hias mengambil
anggrek dari habitat alaminya, menyebabkan beberapa spesies anggrek mulai
terancam keberadaannya di alam (Abdi et al., 2013).
Anggrek alam biasanya dikenal sebagai anggrek spesies. Anggrek spesies
tumbuh secara alami di tempat - tempat yang tidak dipelihara oleh manusia. Anggrek
yang banyak ditanam sebagai tanaman hias biasanya memiliki bentuk, warna dan
ukuran yang bervariasi. Bunganya terdiri dari 3 sepal dan 3 petal, petal yang terletak
di paling bawah meupakan petal yang temodifikasi menjadi labellum seperti bentuk
bibir, memiliki warnanya lebih mencolok dibandingkan petal atasnya. Warna yang
mencolok dan beraneka ragam warna pada bunga anggrek inilah yang meningkatkan
nilai hiasnya (Deepti et al., 2013).
B. Tujuan

Tujuan praktikum morfologi organ vegetatif yang meliputi akar, batang, dan
daun adalah dapat membedakan akar, batang, dan daun anggrek yang berkaitan dengan
cara hidupnya, yaitu anggrek tanah dan anggrek epifit.
II. TELAAH PUSTAKA

Anggrek merupakan salah satu suku tumbuhan yang memiliki banyak


anggota. Keluarga anggrek termasuk suku Orchidaceaemerupakan kelompok
tumbuhan berbunga yang mempunyai anggota paling banyak, dengan 700-800 marga
dan 25.000 sampai 35.000 jenis (Luan et al., 2006). Indonesia dikenal sebagai negara
yang memiliki keanekaragaman jenis anggrek spesies atau anggrek alam terbanyak di
dunia. Kekayaan suku Orchidaceae di Indonesia diperkirakan setidaknya terdapat
4.000 jenis. Keanekaragaman terbesar ditemukan di Papua yaitu sekitar 2.000 jenis
(Whitten & Whitten, 2003).
Anggrek alam atau anggrek hutan biasanya dikenal sebagai anggrek spesies.
Anggrek - anggrek spesies ini tumbuh secara alami di tempat - tempat yang tidak
dipelihara oleh manusia. Anggrek-anggrek spesies ini memegang peranan penting
sebagai induk persilangan (Purwantoro, 2002). Anggrek yang banyak ditanam sebagai
tanaman hias atau dekoratif ruangan memiliki bentuk, warna dan ukuran yang
bervariasi. Bunganya terdiri dari 3 sepal dan 3 petal, petal yang terletak di paling
bawah meupakan petal yang temodifikasi menjadi labellum seperti bentuk bibir,
memiliki warnanya lebih mencolok dibandingkan petal atasnya. Warna yang
mencolok dan beraneka ragam warna pada bunga anggrek inilah yang meningkatkan
nilai hiasnya (Deepti et al., 2013).
Anggrek memiliki permukaan daun yang dilapisi kutikula (lapisan lilin) yang
dapat melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Kedudukan daun
tersusun secara berjajar berseling. Batang anggrek yang menebal merupakan batang
semu yang dikenal dengan istilah pseudobulb berfungsi sebagai penyimpan air dan
cadangan makanan yang digunakan untuk bertahan dalam keadaan kering. Batang dan
daun anggrek mengandung klorofil, hal ini sangat membantu dalam penyerapan sinar
matahari untuk fotosintesis. Klorofil pada batang anggrek tidak mudah hilang atau
terdegradasi walaupun daun-daunnya telah gugur, oleh sebab itu anggrek juga
memiliki julukan evergreen (Sastrapradja, 1980).
Anggrek memiliki akar yang berbentuk silinder dan berdaging, lunak serta
mudah patah dengan ujung meruncing licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering
akar tampak putih keperakan pada bagian luarnya dan hanya pada bagian ujung akar
saja yang berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar pada anggrek berfungsi
untuk mengambil, menyerap, dan mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman.
Fungsi lain dari akar adalah menempelkan dirinya pada tempat atau media tumbuh
(Puspitaningtyas & Mursidawati, 1999).
Anggrek memiliki bunga dengan lima bagian utama, yaitu sepal(daun
kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil(putik) dan ovary (bakal
buah). Tipe sepal dan petal dari masing-masing jenis anggrek berbeda-beda
berdasarkan bentuk, warna dan ukurannya. Satu buah sepal bagian atas disebut sepal
dorsal, sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Salah satu dari petal bunga
anggrek termodifikasi menjadi bibir bunga (labellum) yang merupakan bagian
terpenting karena merupakan alat reproduksi anggrek. Bagian dekat labellum disebut
dengan column yang merupakan perpanjangan gagang bunga atau bakal buah. Bibir
bunga memiliki gumpalan-gumpalan seperti massa sel (callus) yang mengandung
protein, minyak dan zat pewangi fungsinya untuk menarik serangga (Iswanto, 2005).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah alat tulis, kertas gambar, dan
kamera.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Dendrobium sp. dan
Phalaenopsis sp.

B. Metode

Cara kerja dalam praktikum adalah:


1. Anggrek spesies Dendrobium sp. dan Phalaenopsis sp.disiapkan.
2. Organ akar, batang, daun, bunga dan tipe pertumbuhan masing-masing spesies
diamati.
3. Morfologi masing-masing spesies kemudian digambar, diberi keterangan dan
klasifikasi.
4. Masing-masing spesies anggrek didokumentasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
B. Pembahasan

Anggrek merupakan tumbuhan kelima terbanyak jumlah jenisnya di dunia.


Diketahui 5.000 jenis berada di Indonesia. Sekitar kawasan Sumatera ditemukan 1.118
spesies anggrek, 458 jenis diantaranya merupakan anggrek endemik Sumatera
terutama pada daerah pegunungan di Bukit Barisan (Musa et al., 2013). Jenis anggrek
tumbuh dari kutub utara sampai daerah khatulistiwa dan terus ke selatan, pada semua
benua kecuali Antartika. Sebagian besar jenisnya ditemukan di daerah tropis.
Indonesia sendiri diyakini memiliki tak kurang dari 5000 jenis anggrek yang tersebar
di berbagai pulau dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai Papua. Struktur
tanaman anggrek terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Sifat-sifat khas
tanaman dari famili orchidaceae ini dapat terlihat dari karakter akar, batang, daun dan
bunganya (Suryowinoto, 1976).
Anggrek memiliki beberapa karakteristik yang unik dan banyak kehadiran
mereka beragam mungkin disebabkan hubungan mereka dengan jamur mikoriza.
Arsitektur akar memiliki makna fungsional dalam hal serapan hara oleh tanaman ,
mikoriza bergantung pada kebugaran tanaman. Perubahan dalam jumlah akar rambut
dan panjang dianggap adaptasi terhadap berbagai ketersediaan sumber daya nutrisi.
Spesies tanaman dengan panjang rambut akar lebih efisien dalam mengakses nutrisi
dari substrat dibandingkan spesies dengan rambut akar yang lebih sedikit atau pendek.
Tebal tanaman berakar dengan rambut akar kurang berkembang adalah sangat
tergantung pada jamur mikoriza (Sathiyadash et al., 2012).
Spesies Dendrobium terdiri dari genus terbesar ketiga di keluarga Orchidaceae
dan memiliki nilai tinggi dalam hortikultura, pertanian dan obat alami. Anggrek milik
kelompok terbesar dan paling beragam di antara angiosperma. Genus Dendrobium
adalah terbesar ketiga di keluarga Orchidaceae yang terdiri dari sekitar 1.184 spesies
di seluruh dunia. Hingga saat ini, lebih dari 103 spesies dari genus Dendrobium dari
India terutama dari wilayah Utara-Timur (Pritam et al., 2014).
Dendrobium memiliki pola pertumbuhan simpodial, kekhasan tersendiri jenis
ini yaitu dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Pada
umumnya, anggrek tipe simpodial bersifat epifit. Adapun anggrek tipe monopodial
adalah anggrek yag dicirikan oleh adanya titik tumbuh di ujung batang,
pertumbuhannya lurus ke atas pada satu batang, bunga keluar dari sisi batang diatara
dua ketiak daun (Prasetyo, 2009). Anggrek Dendrobium termasuk didalamnya
Dendrobium taurulinum hanya terdapat di pulau Seram, provinsi Maluku, dan
distribusinya terbatas di Seram bagian utara dan tengah. Hal ini terutama disebabkan
oleh isolasi dari pegunungan dan bentuk wilayah yang merupakan pulau. Habitat
dominan dari D. taurulinum adalah di dataran rendah dan banyak ditemukan tumbuh
di pohon tepi laut. Dalam setahun, anggrek ini berbunga pada bulan September-
Oktober. D. taurulinum merupakan jenis anggrek alam asli Indonesia yang terancam
punah (Aisya et al., 2012).
Phalaenopsis dikenal dengan nama anggrek bulan yang telah dicanangkan
sebagai bunga nasional dengan sebutan puspa pesona. Salah satu pertimbangan dalam
pencanangan tersebut ialah bahwa Indonesia merupakan wilayah penyebaran marga
Phalaenopsis yang terkaya di dunia, Phal. Sumatrana dan Phal. celebensis merupakan
Phalaenopsis asli Indonesia yang sangat indah. Phalaenopsis merupakan salah satu
genus yang terkenal dengan keindahan dan keragaman coraknya, terdapat 45 spesies
Phalaenopsis, yang dikelompokkan menjadi sembilan seksi, namun Christenson
(1995) menyatakan terdapat sekitar 66 spesies yang tersebar mulai dari daratan China
Selatan, Indochina, India, Asia Tenggara, dan Australia. Batas penyebaran di bagian
barat ialah Sri Lanka, bagian selatan India, dan bagian timur Papua Nugini. Batas
penyebaran bagian utara Provinsi Yunnan (China Selatan) dan Taiwan, sedangkan
batas selatan ialah Australia bagian utara. Survei yang intensif selama tahun 1996–
2011 melaporkan terdapat lima spesies yang tersebar di Assam, India (Dwiatmini,
2013).
DAFTAR REFERENSI

Luan V. Q., N. Q. Thien, D. V. Khiem, dan D. T. Nhut. 2006. In Vitro Germination


Capacity and Plant Recovery of Some Native and Rare Orchids. Ho Chi Minh
City: Nong Lam University.

Deepti, S., Gayatri M. C. dan Sarangi S. 2013. Morphological and Biochemical


Changes In Pollinated Flowers of Different Aerides Species. Current
Botany, 4(2), pp. 33-37.

Whitten, T. & J. Whitten. 2003. Plants Indonesian Herritage. Singapore: Archipelago


Press.

Sastrapraja, S. 1980. Jenis-Jenis Anggrek. Jakarta: Lembaga Biologi Nasional LIPI.

Puspitaningtyas, D. M & Mursidawati. 1999. Koleksi Anggrek Kebun Raya


Bogor. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI.

Iswanto, H. 2005. Merawat dan Membungakan Anggrek Phaleonopsis. Jakarta:


Agromedia Pustaka

Musa, F., F., Syamsuardi, Arbain, A. 2013. Keanekaragaman Jenis Orchidaceae


(Anggrek-anggrekan) Di Kawasan Hutan Lindung Gunung Talang Sumatera
Barat. J. Bio. UA 2(2): 153-160.

Suryowinoto, M. 1976. Mengenal Anggrek Alam Indonesia. Jakarta. Penebar


Swadaya.

Sathiyadash, K., Muthukumar, T., Uma, E., Pandey R. R. 2012. Mycorrhizal


association and morphology in orchids. Journal of Plant Interactions, 1(2),
pp. 238-247.

Pritam Chattopadhyay, Nirmalya Banerjee, and Bhupendra Chaudhary . 2014 . Genetic


Characterization of Selected Medicinal Dendrobium (Orchidaceae) Species
Using Molecular Markers. Journal of Biology, 2(4), pp. 117-125.

Prasetyo C. H. 2009. Teknik Kultur Jaringan Anggrek Dendrobium sp. di


Pembudidayaan Anggrek Widorokandang. Yogyakarta: Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Aisya I. P., Dini E. & Siti N. 2012. Pengaruh Penambahan Kombinasi Konsentrasi
ZPT NAA dan BAP terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji
Dendrobium Taurulinum J.J Smith Secara In Vitro. Jurnal Sains dan Seni ITS,
1(1), pp. 23-37.

Christenson, E. A 1995, An overwie of Genus Phalaenopsis. Orch. Dig. 59(1),


pp.199-222.

Dwiatmini, K. 2013. Keragaman Karakter Kualitatif Hasil Persilangan Anggrek


Phalaenopsis. Jurnal Holtikultura, 23(4), pp. 291-299.

You might also like