Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasanya kita makan ialah beras, jagung, sagu
dan kadang-kadang juga singkong atau ubi bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan dan
senyawa yang terkandung didalamnya sebagian besar adalah karbohidrat, yang terdapat sebagai
amilum atau pati. Karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati saja, tetapi pula terdapat
sebagai gula misalnya dalam buah-buahan , dalam madu lebah dan lain-lainnya.
Dalam selulosa, monomer glukosa terkait dalam rantai bercabang dengan β 1-4 glikosidik. Karena cara subunit glukosa
bergabung, setiap monomer glukosa membalik relatif ke yang berikutnya menghasilkan struktur linear, berserat.
2.3 Jenis-Jenis Polisakarida
Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida
struktural. Berikut ini adalah uraian tentang polisakarida simpanan dan polisakarida struktural.
1. Polisakarida Simpanan
a. Pati
Pati adalah polisakarida simpanan dalam tumbuhan.Monomer-monomer glukosa
penyusunnya dihubungkan dengan ikatan α 1-4. Bentuk pati yang paling sederhana adalah
amilosa, yang hanya memiliki rantai lurus.Sedangkan bentuk pati yang lebih kompleks
adalah amilopektin yang merupakan polimer bercabang dengan ikatan α 1-6 pada titik
percabangan
b. Glikogen
Glikogen adalah polisakarida simpanan dalam tubuh hewan.Struktur glikogen mirip
dengan amilopektin, namun memiliki lebih banyak percabangan.Manusia dan vertebrata
lainnya menyimpan glikogen pada sel hati dan sel otot. Glikogen dalam sel akan
dihidrolisis bila terjadi peningkatan permintaan gula dalam tubuh. Hanya saja, energi yang
dihasilkan tidak seberapa sehingga tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi dalam
jangka lama.
c. Dekstran
Dekstran adalah polisakarida pada bakteri dan khamir yang terdiri atas poli-D-hlukosa
rantai α 1-6, yang memiliki cabang α 1-3 dan beberapa memiliki cabnga α 1-2 atau α 1-4.
Plak di permukaan gigi yang disebabkan oleh bakteri diketahui kayak akan dekstran.
Dekstran juga telah diproduksi secara kimia menghasilkan dekstran sintetis.
2. Polisakarida Struktural
a. Selulosa
Selulosa adalah komponen utama penyusun dinding seltumbuhan.Selulosa adalah
senyawa paling berlimpah di bumi, yaitu diproduksi hampir 100 miliar ton per tahun.Ikatan
glikosidik selulosa berbeda dengan pati yaitu monomer selulosa seluruhnya terdapat dalam
konfigurasi beta.
b. Kitin
Kitin adalah karbohidrat penyusun eksoskeletonartropoda (serangga, laba-laba,
krustase). Kitin terdiri atas monomer glukosa dengan cabang yang mengandung nitrogen.
Kitin murni menyerupai kulit, namun akan mengeras ketika dilapisi dengan kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel cendawan.
Kitin telah digunakan untuk membuat benang operasi yang kuat dan fleksibel dan akan
terurai setelah luka atau sayatan sembuh.
Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang dapat memecahkan ikatan α-
glikosida, tetapi tidak terdapat enzim untuk memecahkan ikatan β-glikosida yang
terdapat dalam selulosa sehingga manusia tidak dapat mencerna selulosa.Dalam sistem
pencernaan hewan herbivora terdapat beberapa bakteri yang memiliki enzim β-glikosida
sehingga hewan jenis ini dapat menghidrolisis selulosa.Contoh hewan yang memiliki
bakteri tersebut adalah rayap, sehingga dapat menjadikan kayu sebagai makanan
utamanya.Selulosa sering digunakan dalam pembuatan plastik.Selulosa nitrat digunakan
sebagai bahan peledak, campurannya dengan kamper menghasilkan lapisan film
(seluloid).
Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa.
Jika dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu
amilosa dan amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah
monomernya.
- Amilosa adalah polimer linier dari α-D-glukosa yang dihubungkan dengan
ikatan 1,4-α. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau
lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan
iodium.Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati.
Polisakarida datang dalam bentuk homoglikan atau heteroglikan. Kedua bentuk dapat
dibuat secara biologis maupun sintetis. Homoglikan biasanya ditemukan di batang tanaman,
sedangkan heteroglikan ditemukan pada hewan. Heteroglikan memberi bentuk jaringan tubuh,
bentuk cairan antara sendi, dan juga bertindak sebagai antikoagulan, bersama dengan banyak
kegunaan penting lainnya. Homoglikan, di sisi lain, terutama berfungsi untuk memperbaiki
kerusakan pada tanaman, seperti kulit pohon patah.
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida dan yang
lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen
dan pati merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia sedangkan
selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi sebagai tulang semu bagi tumbuhan.
Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa
tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena merupakan
sumber serat dalam makanan manusia.
b. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo: Asparagales
Famili: Asphodelaceae
Genus: Aloe
Spesies: Aloe vera L.
Nama umum
Indonesia : Lidah buaya
Inggris : Aloe, Medicinal aloe
Pilipina : Sabila
Cina : lu hui
c. Sifat Kimiawi
Tumbuhan ini sangat kaya dengan kandungan kimia, senyawa aktif yang sudah
diketahui antara lain : Anthrskinon(Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin,
aloenin, aloesin), saponin, enzim (oksidase, katalase, lipase, aminase, amylase), vitamin
(B1, B2, B6, B12, Vit C), kalsium, natrium, kalium, mangan, seng, polisakarida,
karbohidrat, asam amino, lemak.
d. Efek Farmakologi
Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini
memiliki sifat ; Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (laxative),
parasitiside,antiseptic,antibiotik. Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan
pankreas. Memperbaiki pankreas.
e. Bagian Tanaman Yang Digunakan
Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan daun, bunga, akar dan pemakaian
segar. Gel lidah buaya digunakan sebagai shampoo, menyuburkan dan menghitamkan
rambut. Di Amerika sebagai pewarna makanan. Sifat antiradangnya untuk mengatasi
sakit maag atau gastritis yang kronis. Lidah buaya efektif menyembuhkan masalah
pencernaan karena mengandung gibberelin dan beberapa jenis polisakarida, Kedua
bahan ini bekerjasama meredakan radang dan memberikan efek dingin di lambung.
f. Penyakit Yang Dapat Disembuhkan Dan Cara Penggunaanya
Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun-temurun dari
berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit
sebagai berikut :
1. Kencing manis (DM). 1 lembar lidah buaya dicuci bersih, buang durinya, potong-
potong, rebus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1,5 gelas. Minum 3 x 0,5 gelas
sehabis makan.
2. Batuk rejan. Daun sekitar 15 - 18 cm, bersihkan duri dan kulitnya direbus dengan 4
gelas jadi 2 gelas, dan ditambah gula batu atau gula aren, minum, sehari 2 kali.
3. Syphilis. Bunga lidah buaya satu gengam ditambah daging 1 potong, rebus, minum.
4. Cacingan, susah buang air kecil. Akar kering 15 - 30 gram, direbus dengan 5 gelas
menjadi 3 gelas , minum 3 kali 1 gelas.
5. Luka terpukul, luka dalam (muntah darah). Bunga kering 10 - 15 gram, direbus
dengan 2 gelas menjadi 1 gelas, minum, teruskan sampai 3-4 kali sampai
perdarahan berhenti.
6. Kencing darah. Daun lidah buaya 15 gram diperas, ditambah 30 gram gula, tambah
air beras secukupnya, minum.
7. Wasir. Daun setengah batang, kira2 15 cm, dibersihkan durinya, cuci, parut.
Tambah 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok makan madu, aduk, saring. Minum
sehari 3 kali.
8. Sembelit. Daun separuh (15 cm), cuci, buang kulit dan durinya, isi dicincang, sedu
dengan 1/2 cangkir air panas, tambahkan 1 sendok makan madu, hangat-hangat
dimakan, sehari 2 kali.
9. Maag . Lidah buaya 1 batang dibersihkan, kupas kulit dan durinya. Rendam 30
menit dalam air garam. Remas sebentar lalu bilas di air mengalir, rebus dengan 3
gelas air sampai mendidih dengan api sedang, dinginkan lalu saring. Minum ½
gelas 3 kali sehari
2. Buah Mengkudu
b. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Morinda
Spesies: Morinda citrifolia L.
c. Kandungan
Senyawa kimia dalam tanaman terdiri dari dua bagian, yaitu senyawa metabolit primer
atau yang disebut dengan senyawa bermolekul besar dan senyawa metabolit sekunder
atau yang disebut dengan senyawa bermolekul kecil. Senyawa metabolit sekunder yang
terkandung dalam tanaman mengkudu diantaranya alkaloid dan antrakuinon yang
berfungsi sebagai antibakteri dan anti kanker. Menurut Solomon (2002) senyawa
antrakuinon, alkaloid dan glikosida terdapat hampir pada semua bagian tanaman
mengkudu terutama bagian daun dan buahnya yang berfungsi untuk mengobati masalah
pencernaan dan gangguan jantung.
d. Manfaat
Buah mengkudu mempunyai pengaruh hipotensi, yaitu menurunkan tahanan aliran
darah atau vasodilatasi pembuluh darah tungkai bawah kelinci, sedangkan ekstrak
alkohol buah mengkudu memberikan efek menurunkan tahanan perifer dengan
vasodilatasi, menurunkan frekuensi, dan kekuatan denyut jantung kelinci. Ekstrak
alkohol buah mengkudu ini juga dapat menurunkan tekanan darah arteri femoralis
kelinci. Dibandingkan dengan alpranolol efeknya dalam menurunkan tekanan darah
kelinci lebih lemah.
e. Khasiat Kimia
Buah mengkudu (M. citrifolia, L.) mengandung scopoletin, sebagai analgesik,
antiradang, antibakteri. Glikosida, sebagai antibakteri, antikanker, imunostimulan.
Alizarin, Acubin, L. Asperuloside, dan flavonoid sebagai antibakteri. Vitamin C,
sebagai antioksidan.
BAB III