You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktifitas, baik yang telah merupakan
kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadang-
kadang saja kita lakukan untuk melakukan aktifitas itu kita memerlukan energi, energi yang
diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita konsumsi. Pada umumnya bahan
makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein dan
lemak atau lipid.

Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasanya kita makan ialah beras, jagung, sagu
dan kadang-kadang juga singkong atau ubi bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan dan
senyawa yang terkandung didalamnya sebagian besar adalah karbohidrat, yang terdapat sebagai
amilum atau pati. Karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati saja, tetapi pula terdapat
sebagai gula misalnya dalam buah-buahan , dalam madu lebah dan lain-lainnya.

Karbohidtat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung


karbon, hidrogen, dan oksigen. Kedudukan hidrogen dan oksigen berada dalam perbandingan
dua-satu, sama seperti yang terdapat dalam air. Berbagai senyawa yang termasuk golongan
karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukuranya, yaitu dari senyawa yang
sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul
500,000 bahkan lebih. Salah satu senyawa yang termasuk dalam karbohidrat adalah polisakarida

Polisakarida juga dikenal sebagai poliosa merupakan karbohidrat majemuk yang


mempunyai susunan kompleks dengan berat molekul. Makromolekul ini merupakan polimer
monosakarida atau polimer turunan-turunan monosakarida. Dua molekul monosakarida saling
berkaitan disebut disakarida. Beberapa buah disakarida dan trisakarida membentuk polisakarida.
Polisakarida merupakan polimer yang disusun oleh rantai monosakarida. Polisakarida tersusun
dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu dengan yang lain melalui ikatan
glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida menghasilkan monosakarida.
Apabila monomer polisakarida hanya terdiri atas satu jenis monosakarida, polisakarida
ini disebut homopolisakarida; apabila monomer terdiri atas lebih dari satu jenis monosakarida
atau turunan monosakarida, polisakarida ini disebut heteropolisakarida.
Diantara banyak polisakarida yang terdapat dialam, ada yang struktur kimianya
mengandung nitrogen, tetapi ada juga yang struktur kimianya tidak mengandung
nitrogen.Berdasarkan monosakarida penyusunya, polisakarida yang tidak mengandung nitrogen
dapat dibedakan atas pentosan dan heksosan.
Polisakarida yang mengandung nitrogen sering disebut polisakarida campuran sebab
umumnya termasuk heteropolisakarida. Pada umumnya, polisakarida ini mempunyai monomer
amino heksosa atau turunan dari amino heksosa.
Pada organisme hidup, polisakarida berperan sebagai bahan makanan, terutama sebagai
bahan makanan pembentuk energi. Polisakarida yang berfungsi sebagai bahan makanan disebut
polisakarida nutrisi. Misalnya amilum dan glikogen. Polisakarida ada yang berperan sebagai
pelindung sel-sel organisme atau sebagai bahan kerangka penunjang jaringan tubuh. Polisakarida
ini disebut polisakarida arsitektural. Misalnya selulosa, pektin dan kitin. Selain itu, ada pula
polisakarida yang mempunyai fungsi khusus, misalnya asam kondroitin sulfat, heparin dan asam
hialuruat.Amilum dan selulosa juga mempunyai pemakaian yang luas dalam industri. Terutama
sebagai bahan baku pembuatan senyawa lain.
BAB II

2.1 Tata Nama Polisakarida


Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai
lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya. Hasil
hidrolisis sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan dapat dipakai untuk menentukan
struktur molekul polisakarida.
Polisakarida dengan satuan monosakaridanya gula pentosa (C5H10O5) maka polisakarida
tersebut dikelompokkan sebagai pentosan (C5H8O4)x. Adapun jika satuan monosakaridanya
adalah (C6H12O6) maka polisakarida tersebut dikelompokkan sebagai heksosan (C6H10O5)x.
Beberapa polisakarida mempunyai nama trivial yang berakhiran dengan –in misalnya
kitin, dekstrin, dan pektin.

2.2 Struktur Molekul Polisakarida


Sebuah rantai panjang monosakarida yang dihubungkan oleh Ikatan glikosidik dikenal
sebagai polisakarida (poli-= “banyak”). Rantai dapat bercabang atau tidak bercabang, dan
mungkin mengandung berbagai jenis monosakarida. Pati, glikogen, selulosa, dan kitin adalah
contoh utama dari polisakarida. Rumus umum untuk polisakarida adalah Cn (H2O) n-1, di mana
‘n’ adalah sejumlah besar antara 200 sampai 2500. rumus alternatif lain adalah (C6H10O5) n, di
mana ‘n’ adalah angka antara 40-3000.

Dalam selulosa, monomer glukosa terkait dalam rantai bercabang dengan β 1-4 glikosidik. Karena cara subunit glukosa
bergabung, setiap monomer glukosa membalik relatif ke yang berikutnya menghasilkan struktur linear, berserat.
2.3 Jenis-Jenis Polisakarida
Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida
struktural. Berikut ini adalah uraian tentang polisakarida simpanan dan polisakarida struktural.
1. Polisakarida Simpanan
a. Pati
Pati adalah polisakarida simpanan dalam tumbuhan.Monomer-monomer glukosa
penyusunnya dihubungkan dengan ikatan α 1-4. Bentuk pati yang paling sederhana adalah
amilosa, yang hanya memiliki rantai lurus.Sedangkan bentuk pati yang lebih kompleks
adalah amilopektin yang merupakan polimer bercabang dengan ikatan α 1-6 pada titik
percabangan

b. Glikogen
Glikogen adalah polisakarida simpanan dalam tubuh hewan.Struktur glikogen mirip
dengan amilopektin, namun memiliki lebih banyak percabangan.Manusia dan vertebrata
lainnya menyimpan glikogen pada sel hati dan sel otot. Glikogen dalam sel akan
dihidrolisis bila terjadi peningkatan permintaan gula dalam tubuh. Hanya saja, energi yang
dihasilkan tidak seberapa sehingga tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi dalam
jangka lama.
c. Dekstran
Dekstran adalah polisakarida pada bakteri dan khamir yang terdiri atas poli-D-hlukosa
rantai α 1-6, yang memiliki cabang α 1-3 dan beberapa memiliki cabnga α 1-2 atau α 1-4.
Plak di permukaan gigi yang disebabkan oleh bakteri diketahui kayak akan dekstran.
Dekstran juga telah diproduksi secara kimia menghasilkan dekstran sintetis.

2. Polisakarida Struktural
a. Selulosa
Selulosa adalah komponen utama penyusun dinding seltumbuhan.Selulosa adalah
senyawa paling berlimpah di bumi, yaitu diproduksi hampir 100 miliar ton per tahun.Ikatan
glikosidik selulosa berbeda dengan pati yaitu monomer selulosa seluruhnya terdapat dalam
konfigurasi beta.

b. Kitin
Kitin adalah karbohidrat penyusun eksoskeletonartropoda (serangga, laba-laba,
krustase). Kitin terdiri atas monomer glukosa dengan cabang yang mengandung nitrogen.
Kitin murni menyerupai kulit, namun akan mengeras ketika dilapisi dengan kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel cendawan.
Kitin telah digunakan untuk membuat benang operasi yang kuat dan fleksibel dan akan
terurai setelah luka atau sayatan sembuh.

2.4 Polisakarida Terpenting


Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan
monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari polisakarida akan
menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa. Berikut
beberapa polisakarida terpenting:
1. Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel pelindung
seperti batang, dahan, daun dari tumbuh-tumbuhan.
2. Pati / Amilum
Pati terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan.
3. Glikogen
Polisakarida ini merupakan cadangan energi pada hewan dan manusia yang disimpan
di hati dan otot sebagai granula.Glikogen serupa dengan amilopektin.

2.5 Sifat Fisika Polisakarida


Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida yang tersusun dalam rantai
bercabang atau lurus. Derajat polimerisasi polisakarida dinyatakan dalam DP (Degree of
Polymerization), contoh : DP selulosa sebesar 7000 – 15000. Polisakarida juga biasa disebut
sebagai glikan. Berdasarkan unit pembentuknya, glikan terbagi menjadi 2 kelompok :
homoglikan (selulosa, pati, amilopektin) dan heteroglikan (algin, guar gum).
2.6 Sifat Kimia Polisakarida
 Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu molekul
tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari 1,4’-β-D-glukosa. Hidrolisis
selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan D-glukosa.

Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang dapat memecahkan ikatan α-
glikosida, tetapi tidak terdapat enzim untuk memecahkan ikatan β-glikosida yang
terdapat dalam selulosa sehingga manusia tidak dapat mencerna selulosa.Dalam sistem
pencernaan hewan herbivora terdapat beberapa bakteri yang memiliki enzim β-glikosida
sehingga hewan jenis ini dapat menghidrolisis selulosa.Contoh hewan yang memiliki
bakteri tersebut adalah rayap, sehingga dapat menjadikan kayu sebagai makanan
utamanya.Selulosa sering digunakan dalam pembuatan plastik.Selulosa nitrat digunakan
sebagai bahan peledak, campurannya dengan kamper menghasilkan lapisan film
(seluloid).

 Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa.
Jika dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu
amilosa dan amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah
monomernya.
- Amilosa adalah polimer linier dari α-D-glukosa yang dihubungkan dengan
ikatan 1,4-α. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau
lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan
iodium.Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati.

- Molekul amilopektin lebih besar dari amilosa.Strukturnya bercabang. Rantai


utama mengandung α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-α. Tiap
molekul glukosa pada titik percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6'-α.
Hidrolisis lengkap pati akan menghasilkan D-glukosa. Hidrolisis dengan enzim
tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltose

 Glikogen merupakan polimer glukosa dengan ikatan α (1-6).


2.7 Kegunaan Polisakarida

Polisakarida datang dalam bentuk homoglikan atau heteroglikan. Kedua bentuk dapat
dibuat secara biologis maupun sintetis. Homoglikan biasanya ditemukan di batang tanaman,
sedangkan heteroglikan ditemukan pada hewan. Heteroglikan memberi bentuk jaringan tubuh,
bentuk cairan antara sendi, dan juga bertindak sebagai antikoagulan, bersama dengan banyak
kegunaan penting lainnya. Homoglikan, di sisi lain, terutama berfungsi untuk memperbaiki
kerusakan pada tanaman, seperti kulit pohon patah.
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida dan yang
lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen
dan pati merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia sedangkan
selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi sebagai tulang semu bagi tumbuhan.
Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa
tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena merupakan
sumber serat dalam makanan manusia.

2.8 Tanaman Obat Yang Mengandung Senyawa Polisakarida


1. Lidah Buaya
Lidah buaya dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku dalam pembuatan obat-obatan. Hal ini
dikarenakan dalam tubuh Aloe vera ini terkandung
nutrisi yang disebut polisakarida. Zat satu ini
memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan
enzim pemecah protein (protase) dan asam amino
esensial. Ketika bekerja dengan enzim protase,
polisakarida dalam lidah buaya dapat membantu memecahkan jaringan kulit yang sakit
akibat kerusakan. Misalnya saja kulit yang terluka karena gesekan benda tajam. Sementara,
saat bekerja sama dengan asam amino (NH3), polisakarida berperan dalam penggantian sel
- sel yang telah rusak. Dalam hal ini lidah buaya dikategorikan sebagai zat antibiotik dan
peredam rasa sakit. Selain mengandung polisakarida, gel lidah buaya juga mengandung zat-
zat lain yang berguna bagi tubuh.
a. Simplisia Lidah Buaya

Nama simplisia : Succus Aloe inspissatus


Khasiat : Anti inflamasi; Laksatif; Stomakik; Ekspektoran.
Komposisi :
 Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis: rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar
(laxative), parasitiside. Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas.
 Kandungan Kimia: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, aloesin,
Betabarboloin; Damar.

b. Klasifikasi
 Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
 Ordo: Asparagales
 Famili: Asphodelaceae
 Genus: Aloe
 Spesies: Aloe vera L.
 Nama umum
Indonesia : Lidah buaya
Inggris : Aloe, Medicinal aloe
Pilipina : Sabila
Cina : lu hui
c. Sifat Kimiawi
Tumbuhan ini sangat kaya dengan kandungan kimia, senyawa aktif yang sudah
diketahui antara lain : Anthrskinon(Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin,
aloenin, aloesin), saponin, enzim (oksidase, katalase, lipase, aminase, amylase), vitamin
(B1, B2, B6, B12, Vit C), kalsium, natrium, kalium, mangan, seng, polisakarida,
karbohidrat, asam amino, lemak.
d. Efek Farmakologi
Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini
memiliki sifat ; Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (laxative),
parasitiside,antiseptic,antibiotik. Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan
pankreas. Memperbaiki pankreas.
e. Bagian Tanaman Yang Digunakan
Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan daun, bunga, akar dan pemakaian
segar. Gel lidah buaya digunakan sebagai shampoo, menyuburkan dan menghitamkan
rambut. Di Amerika sebagai pewarna makanan. Sifat antiradangnya untuk mengatasi
sakit maag atau gastritis yang kronis. Lidah buaya efektif menyembuhkan masalah
pencernaan karena mengandung gibberelin dan beberapa jenis polisakarida, Kedua
bahan ini bekerjasama meredakan radang dan memberikan efek dingin di lambung.
f. Penyakit Yang Dapat Disembuhkan Dan Cara Penggunaanya
Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun-temurun dari
berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit
sebagai berikut :
1. Kencing manis (DM). 1 lembar lidah buaya dicuci bersih, buang durinya, potong-
potong, rebus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1,5 gelas. Minum 3 x 0,5 gelas
sehabis makan.
2. Batuk rejan. Daun sekitar 15 - 18 cm, bersihkan duri dan kulitnya direbus dengan 4
gelas jadi 2 gelas, dan ditambah gula batu atau gula aren, minum, sehari 2 kali.
3. Syphilis. Bunga lidah buaya satu gengam ditambah daging 1 potong, rebus, minum.
4. Cacingan, susah buang air kecil. Akar kering 15 - 30 gram, direbus dengan 5 gelas
menjadi 3 gelas , minum 3 kali 1 gelas.
5. Luka terpukul, luka dalam (muntah darah). Bunga kering 10 - 15 gram, direbus
dengan 2 gelas menjadi 1 gelas, minum, teruskan sampai 3-4 kali sampai
perdarahan berhenti.
6. Kencing darah. Daun lidah buaya 15 gram diperas, ditambah 30 gram gula, tambah
air beras secukupnya, minum.
7. Wasir. Daun setengah batang, kira2 15 cm, dibersihkan durinya, cuci, parut.
Tambah 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok makan madu, aduk, saring. Minum
sehari 3 kali.
8. Sembelit. Daun separuh (15 cm), cuci, buang kulit dan durinya, isi dicincang, sedu
dengan 1/2 cangkir air panas, tambahkan 1 sendok makan madu, hangat-hangat
dimakan, sehari 2 kali.
9. Maag . Lidah buaya 1 batang dibersihkan, kupas kulit dan durinya. Rendam 30
menit dalam air garam. Remas sebentar lalu bilas di air mengalir, rebus dengan 3
gelas air sampai mendidih dengan api sedang, dinginkan lalu saring. Minum ½
gelas 3 kali sehari

2. Buah Mengkudu

Buah mengkudu merupakan salah satu buah


yang mengandung polisakarida. Zat polisakarida
inilah yang dapat digunakan sebagai immunodulator.
Immunodulator merupakan penambah atau
meningkatkan daya tahan tubuh.Polisakarida yang
ada dalam buah mengkudu yang berkhasiat sebagai
immunodulator yaitu galaktosa, arabinosa, asam
glukoronat, dan rhamnosa strukturnya dibawah ini:
Sifat fisika dari polisakarida tidak tahan terhadap panas, jika dilakukan pemanasan
zat polisakarida akan berkurang atau akan hilang. Polisakarida pada buah mengkudu
Bersifat polar, larut dalam air dan etanol danTidak larut dalam kloroform dan benzene.
Sedangkan Sifat Kimia Tersusun oleh sakarida dan Berat Molekul ± 1 juta g/mol.
Mekanisme zat aktif (polisakarida) sebagai imunomodulator adalah : Mengaktifkan
cannabinoid-2 (CB2) menghambat Cannabinoid-1 (CB1) penurunan produksi IL4
meningkatkan produksi IFN-g. Cannabinoid-2 merupakan reseptor pada sistem saraf
perifer pada otak kecil yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
a. Simplisia Mengkudu
Nama simplisia : simplisia akar ( Morindae citrifoliae Radix ), simplisia daun (
Morindae citrifoliae Folium ), dan simplisia buah ( Morindae citrifoliae Fructus ) .
Khasiat : Jantung, Kanker, Darah Tinggi, Masalah Seksualtas, Sulit Tidur, Anti-
bakteri dan lain-lainnya..
Kandungan Kimia : damnacanthal, alizarin, scopoletin, xeronine

b. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Morinda
Spesies: Morinda citrifolia L.
c. Kandungan
Senyawa kimia dalam tanaman terdiri dari dua bagian, yaitu senyawa metabolit primer
atau yang disebut dengan senyawa bermolekul besar dan senyawa metabolit sekunder
atau yang disebut dengan senyawa bermolekul kecil. Senyawa metabolit sekunder yang
terkandung dalam tanaman mengkudu diantaranya alkaloid dan antrakuinon yang
berfungsi sebagai antibakteri dan anti kanker. Menurut Solomon (2002) senyawa
antrakuinon, alkaloid dan glikosida terdapat hampir pada semua bagian tanaman
mengkudu terutama bagian daun dan buahnya yang berfungsi untuk mengobati masalah
pencernaan dan gangguan jantung.
d. Manfaat
Buah mengkudu mempunyai pengaruh hipotensi, yaitu menurunkan tahanan aliran
darah atau vasodilatasi pembuluh darah tungkai bawah kelinci, sedangkan ekstrak
alkohol buah mengkudu memberikan efek menurunkan tahanan perifer dengan
vasodilatasi, menurunkan frekuensi, dan kekuatan denyut jantung kelinci. Ekstrak
alkohol buah mengkudu ini juga dapat menurunkan tekanan darah arteri femoralis
kelinci. Dibandingkan dengan alpranolol efeknya dalam menurunkan tekanan darah
kelinci lebih lemah.
e. Khasiat Kimia
Buah mengkudu (M. citrifolia, L.) mengandung scopoletin, sebagai analgesik,
antiradang, antibakteri. Glikosida, sebagai antibakteri, antikanker, imunostimulan.
Alizarin, Acubin, L. Asperuloside, dan flavonoid sebagai antibakteri. Vitamin C,
sebagai antioksidan.
BAB III

You might also like