Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.1 Cengkeh
Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal akan kekayaan
alamnya karena memiliki berbagai jenis tumbuhan yang dapat berkhasiat
sebagai obat. Oleh karena itu, dilakukan berbagai macam penelitian dan
pengujian agar khasiat tumbuhan sebagai obat tersebut dapat bersifat lebih
rasional dan dipercaya di kalangan masyarakat. Salah satu tanaman yang dapat
berkhasiat sebagai obat adalah cengkeh. Tanaman cengkeh, dalam bahasa
Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga
pohon Myrtaceae. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda)
dan Madagaskar, cengkeh juga tumbuh subur di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.
Tanaman cengkeh di Indonesia ±95% diusahakan oleh rakyat dalam
bentuk perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh provinsi. Sisanya sebesar 5%
diusahakan oleh perkebunan swasta dan perkebunan negara. Cengkeh
merupakan tanaman rempah yang termasuk dalam komoditas sektor
perkebunan yang mempunyai peranan cukup penting, antara lain sebagai
penyumbang pendapatan petani dan sebagai sarana untuk pemerataan wilayah
pembangunan, serta turut serta dalam pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan. Cengkeh digunakan sebagai periang dalam industri karena
memiliki aroma khas yang berasal dari minyak atsiri yang terdapat dalam
jumlah yang cukup besar, baik dalam bunga (10-20%), tangkai (5-10%),
maupun daun (1-4%). Minyak atsiri dari bunga cengkeh memiliki kualitas
terbaik dan harganya mahal karena rendemennya tinggi dan mengandung
eugenol mencapai 80-90%. Selain itu minyak cengkeh mempunyai komponen
eugenol dalam jumlah besar (70-80%). Minyak cengkeh umumnya diisolasi
dari bunga cengkeh kering. Proses pengeringan bertujuan sebagai teknik
pengawetan bunga cengkeh setelah panen untuk keperluan berbagai industri
makanan, farmasi, dan kosmetik. Hasil tanaman cengkeh dari tahun ke tahun
tidak sama, pada satu waktu hasilnya cukup tinggi dan lain waktu hasilnya
rendah sekali (sangat berfluktuasi). Oleh karena itu pada tanaman cengkeh
dikenal musim panen besar dan musim panen kecil yang perbedaannya sangat
tajam yang mencapai sekitar 60%. Hal ini merugikan petani cengkeh karena
pendapatannya menjadi tidak stabil. Selain itu hal ini kadang-kadang
menyebabkan adanya kelebihan suplai cengkeh yang menyebabkan fluktuasi
harga yang sangat tajam. Komposisi kimia bunga cengkeh dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Komposisi kimia bunga cengkeh
Komponen Bunga cengkeh basah Bunga cengkeh kering
Eks. Indonesia % Eks. Zanzibar %
Kadar air 75.1 5.0-8.3
Kadar abu 1.6 5.3-7.6
Kadar minyak atsiri 5.2 14.0-21.0
Kadar fixed oil & 0.8 5.0-10.0
resin
Kadar protein 0.2 5.0-7.0
Kadar serat kasar 7.6 6.0-9.0
Kadar tannin - 10.0-18.0
Sumber : Salim (1975)
Kandungan fixed oil di dalam bunga cengkeh berkisar antara 5-10 % yang
terdiri dari minyak lemak dan resin. Di samping sebagai sumber bahan flavor
alami, cengkeh juga mengandung unsur unsur nutrisi lain seperti: protein,
vitamin dan mineral seperti terlihat pada Tabel 2.2. Pada tabel tersebut terlihat
bahwa cengkeh mengandung lemak, karbohidrat, dan “food energy” yang cukup
tinggi.
Tabel 2.2. Komponen nutrisi dalam 100 g bunga cengkeh
Komponen USDA (bubuk) ASTA
Air (gr) 6,86 5
Food energy (Kcal) 323 430
Protein(gr) 5,98 6,0
Lemak (gr) 20,06 14,5
Karbohidrat (gr) 61,22 68,8
Abu (gr) 5,88 5,0
Ca (gr) 0,646 0,7
P (mg) 105 110
Na (mg) 243 250
K (mg) 1.102 1.200
Fe (mg) 8,68 9,5
Thiamin (mg) 0,115 0,11
Riboflanin (mg) 0,267 -
Niacin (mg) 1,458 1,5
Asam askorlat 80,81 81
Vit. A (RE) 53 53
Sumber : Tainter dan Grenis. (1993)
Pemisahan kandungan kimia dari serbuk bunga, tangkai bunga dan daun
cengkeh menunjukan bahwa serbuk bunga dan daun cengkeh mengandung
saponin, tannin, alkaloid, glikosida dan flavonoid, sedangkan tangkai bunga
cengkeh mengandung saponin, tannin, glikosida dan flavonoid (Ferdinanti,
2001).
2.4 Eugenol
Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan
rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-propenil) fenol.
Eugenol dapat dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-
senyawa fenol yang mempunyai warna bening hingga kuning pucat, kental
seperti minyak. Sumber alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula pada
pala, kulit manis, dan salam. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut
pada pelarut organik. Aromanya menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkeh
kering, sehingga sering menjadi komponen untuk menyegarkan mulut. Saat ini
senyawa eugenol banyak dibutuhkan oleh banyak industri. Indonesia
merupakan negara penghasil utama minyak cengkeh di dunia, namun sebagian
besar kebutuhan eugenol untuk berbagai industri di Indonesia masih harus
dicukupi dari produk impor luar negeri. Hal tersebut terjadi karena sebagian
besar komoditi minyak cengkeh Indonesia (±90%) diekspor keluar negeri masih
dalam bentuk bahan minyak mentah dan hanya dalam jumlah terbatas saja yang
diolah di dalam negeri menjadi senyawa eugenol.
Eugenol merupakan suatu alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga
dapat bereaksi dengan basa kuat. Eugenol dari minyak daun cengkeh dapat
diisolasi dengan penambahan larutan encer dari basa kuat seperti NaOH, KOH
atau Ca(OH)2. Gugusan yang membentuk senyawa eugenol memungkinkan
senyawa ini dapat disintesis menjadi senyawa lain yang bernilai lebih tinggi
seperti isoeugenol, eugenol asetat, isoeugenol asetat, benzil eugenol, benzil
isoeugenol, metil eugenol, eugenol metil eter, eugenol etil eter, isoeugenol metil
eter, vanilin dan sebagainya.
Tabel 2.3. Karakteristik Eugenol
Spesifikasi Nilai
Bobot jenis pada 25°C 1,0540
Bobot jenis pada 20°C 1,0664
Indeks bias pada 20°C 1,5379
Kelarutan dalam alkohol 70% 1:1 atau 1:2
Titik didih (°C) 253 (76 cmHg )
Sumber : Guenther. (1950)
2.7 NaOH
Larutan NaOH berwujud cair, tidak berwarna, larut dalam air, dan memiliki
massa molekul relatifnya 40,00 g/mL. Bersifat basa dan stabil namun kaustik
terhadap mata dan kulit, memiliki titik didih 102°C, dan titik leleh -4°C
sehingga sangat higroskopis (Smith, 2013).
Reaksi minyak cengkeh dengan NaOH bersifat eksoterm karena pada saat
terjadi reaksi penggantian gugus H+ dengan Na+ ada panas yang dilepaskan dari
sistem ke lingkungan. Hal ini ditunjukkan dengan beaker glass terasa hangat.
Warna dari larutannya adalah kuning pekat kecoklatan. NaOH berfungsi untuk
bereaksi secara stoikiometri dengan eugenol pada ekstrak dalam proses
penggaraman sehingga terbentuk Na-eugenolat dan eugenol terpisah dari
senyawa lain pada ekstrak. Na-eugenolat adalah bentuk garam yang memiliki
sifat polar dan larut dalam air. Ketika ditambahkan NaOH, senyawa tersebut
dapat dengan mudah terpisah dari komponen minyak daun cengkeh lain yang
bersifat non polar. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan penguapan dan
penyulingan. Berikut merupakan gambar reaksi yang terjadi.
2.8 HCl
Memiliki nama lain asam muriad dan hidrogen dengan rumus molekul HCl.
Senyawa ini bersifat korosif dan menyebabkan iritasi bila terkena mata dan
kulit. Tidak mudah terbakar, bau menyengat, berwujud cair, dan berwarna
kuning bening. Titik didih pada 85°C, titik lebur sebesar -20°C. Dalam air
sangat reaktif namun bersifat stabil. Penambahan HCl bertujuan untuk mengikat
senyawa non eugenol sehingga diperoleh eugenol bebas dari garam.
Penambahan HCl dilakukan sampai pH berada dalam keadaan asam yaitu
sampai pH 3, hal ini ditunjukkan dengan warna kertas lakmus yang berubah
menjadi merah, dimaksudkan untuk memberikan kondisi asam bagi reaksi
tersebut. Eugenol dalam suasana asam, akan dengan mudah menarik gugus H+
sehingga garam eugenolat dapat bereaksi dengan HCl membentuk eugenol
kembali.