You are on page 1of 5

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH

YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

Rosliana Daud1, Faisal Asdar2, Rusly3


1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Harga diri rendah merupakan evaluasi hasil yang dibuat individu dan kebiasaan memandang
dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap
kemampuan, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan (Coopersmith, 1998). Menurut WHO tahun
2001 menyatakan paling tidak 1-4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya. Berdasarkan
data Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2000 mencapai 5 juta orang. Berdasarkan
data medical record dirumah sakit jiwa Provsu Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik penderita harga diri rendah di RSKD Provinsi Sulawesi selatan bulan februari 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriotif dengan metode observasional dengan
teknik pengambilan sampel proportionate random sampling. Lokasi penelitian ini adalah di RSKD
Provinsi Sulawesi Selatan. Populasi pada penelitian in adalah semua klien harga diri rendah yang
menjalani rawat inap di RSKD Provinsi Sulawesi selatan tahun 2012 sebanyak 124 orang dengan
sampel 55 orang. Data yang diperoleh adalah data sekunder yang diperoleh dari medical record.
Hasil yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa klien harga diri rendah yang rawat inap di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan
februari 2013 paling banyak kelompok umur 11-17 tahun sebesar 36,4% , paling banyak adalah
penderita laki-laki sebesar 58,2% , paling banyak berpendidikan SMP 32,7%, paling banyak yang
berstatus belum menikah 43,6%. Berdasarkan penelitian ini disarankan agar perawat sebaiknya
melakukan penerapan asuhan keperawatan sesuai interversi protab keperawatan jiwa dari SP1-SP 2.

Kata Kunci : Karakteristik penderita, harga diri rendah

PENDAHULUAN pendahuluan tercatat bahwa jumlah pasien


Harga diri adalah perasaan negatif gangguan jiwa kategori skizofrenia paranoid
terhadap diri sendiri,hilangnya percaya diri dan sebanyak 1.814 pasien rawat inap yang keluar
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan masuk dan 23.522 pasien rawat jalan.
(Keliat, 1998). Menurut klasifikasi Diagnostic Sedangkan tahun 2009 tercatat sebanyak
and Statisyical Manual of Mental Disorder Text 1.929 pasien rawat inap yang keluar masuk
Revision (DSM IV, TR 2000), harga diri rendah dan 12.377 pasien rawat jalan.Sementara
merupakan salah satu jenis gangguan jiwa jumlah pasien yang menderita skizofrenia
kategori gangguan kepribadian (Videbeck, paranoid sebanyak 1.581 pasien rawat inap
2008). dan 9.532 pasien rawat jalan.
World Health Organitation(WHO) tahun Pada penelitian gambaran penderita
2001 menyatakan paling tidak 1 dari 4 orang harga diri rendah rawat inap di RSKD Provinsi
atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya. Sulawesi Selatan, pada tahun 2009
Sedangkan menurut Dharmono (2007), menyatakan bahwa dari 124 penderita harga
penelitian yang dilakukan World Health diri rendah distribusi berdasarkan umur paling
Organitation di berbagai negara menunjukkan banyak pada usia muda yaitu pada kelompok
bahwa sebesar 20 – 30 % pasien yang datang umur 11-17 tahun sebesar 36,4% distribusi
ke pelayanan kesehatan menunjukkan gejala berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada
gangguan jiwa. Departement of Human laki-laki sebesar 58,2%, distribusi tingkat
Service (1999), memperkirakan 51 juta pendidikan paling banyak tingkat pendidikan
penduduk Amerika didiagnosis mengalami SMP 32,7%, distribusi berdasarkan status
gangguan jiwa (Videbeck, 2008). perkawinan paling banyak pada status yang
Berdasarkan data Departemen belum menikah sebesar 43,6%.
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2000 Berdasarkan latar belakang yang
mencapai 2,5 juta orang. Berdasarkan data terpapar diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
medical record di Rumah Sakit Jiwa Provsu tentang karakteristik penderita harga diri
Medan yang diperoleh melalui survei

449
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
rendah yang rawat inap di RSKD Provinsi Berdasarkan tabel 1, menunjukkan
Sulawesi Selatan. bahwa penderita harga diri rendah terbanyak
pada kelompok umur adalah 11-17 tahun
BAHAN DAN METODE sebanyak 20 orang (36,4%) sedangkan jumlah
Lokasi, populasi dan sampel penderita harga diri rendah yang paling sedikit
Berdasarkan permasalahan yang diteliti pada kelompoknt umur 39- 46 tahun sebanyak
dalam penelitian ini maka peneliti 5 orang ( 9,1% ).
menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan metode observasional. Penelitian ini Tabel 2. Distribusi penderita harga diri rendah
dilaksanakan di RSKD Provinsi Sulawesi yang rawat inap berdasarkan jenis kelamin di
Selatan pada tanggal 31 Januari–28 Februari ruang perawatan kenanga RSKD Provinsi
2013. Populasi dalam penelitian ini adalah Sulsel
semua penderita harga diri rendah yang Karakteristik
menjalani rawat inap di RSKD Provinsi n %
Jenis Kelamin
Sulawesi Selatan dengan total populasi 124
Laki-laki 32 58,2
orang pasien. Teknik pengambilan besar
sampel yang digunakan pada penelitian ini Perempuan 23 41,8
adalah dengan menggunakan rumus Total 55 100
notoadmojo, (2002) dan proportionate random Data Sekunder 2013
sampling didapatkan 55 orang pasien.
Berdasarkan tabel 2 diatas
Pengumpulan data menunjukkan bahwa penderita laki-laki lebih
Data yang digunakan dalam penelitian banyak dari pada perempuan, yaitu laki- laki
ini adalah data sekunder yang diperoleh dari sebanyak 32 orang, sedangkan perempuan
status pasien rawat inap di RSKD Provinsi sebanyak 23 orang ( 41,8 % ).
Sulawesi Selatan dengan pengolahan data
sebagai berikut : Tabel. 3. Distribusi penderita harga diri rendah
1. Editing yang rawat inap berdasarkan tingkat
Dilakukan setelah data terkumpul pendidikan di ruang perawatan kenanga
untuk memeriksa kelengkapan data, RSKD Provinsi Sulsel
kesinambungan data dan memeriksa
keseragaman data. Karakteristik
N %
2. Koding Pendidikan
Dilakukan untuk memudahkan SD 11 20
pengolahan data, yaitu memberikan SMP 18 32,7
simbol-simbol dari setiap data yang telah SMA 14 25,5
dikumpukan. Diploma 9 16,4
3. Tabulasi S1 3 5,5
Mengelompokkan data kedalam Total 55 100
suatu tabel yang memuat sifat masing- Data sekunder 2013
masing variabel dan sesuai dengan tujuan
penelitian pengolahan data akan dilakukan Berdasarkan tabel 3 diatas
dengan menggunakan program komputer menunjukkan bahwa jumlah penderita harga
dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk diri rendah paling banyak pada tingkat
tabel. pendidikan SMP yaitu 18 orang ( 32,7 % )
sedangkan yang paling sedikit adalah
HASIL PENELITIAN penderita harga diri rendah yang mencapai
Tabel 1. Distribusi penderita harga diri rendah jenjang pendidikan adalah S1 3 orang (5,5%).
yang rawat inap berdasarkan umur di ruang
perawatan kenanga RSKD Provinsi Sulsel Tabel 4. Distribusi penderita harga diri rendah
Karakteristik Umur n % yang rawat inap berdasarkan status
11 - 17 Thn 20 36,4 perkawinan di ruang perawatan kenanga
18 -24 Thn 12 21,8 RSKD Provinsi Sulsel
25 - 31 Thn 10 18,2
32 - 38 Thn 8 14,5
39- 46 Thn 5 9,1
Total 55 100
Data sekunder 2013

450 Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
timbulnya masalah harga diri rendah pada
Karakteristik remaja.
n %
Status perkawinan Hal ini sesuai dengan teori yang
Menikah 12 21,8 dikemukakan Erikson (1968) yakni
seorang remaja bukan sekedar
Cerai 19 34,5
mempertanyakan siapa dirinya, tapi
Belum Menikah 24 43,6 bagaimana dan dalam konteks apa atau
Total 55 100 dalam kelompok apa dia bisa menjadi
Data sekunder 2013 bermakna dan dimaknakan. Dengan kata
lain, identitas seseorang tergantung pula
Berdasarkan tabel 4 diatas pada bagaimana orang lain
menunjukkan bahwa penderita harga diri mempertimbangkan kehadirannya.
rendah dengan status perkawinan yang belum Kebanyakan orang pada masa remaja
menikah paling banyak 24 orang (43,6 %), awal mengalami simultaneous challenges
sedangkan paling sedikit status yang sudah yang dapat memberikan pengaruh yang
menikah sebanyak 12 orang (21,8 %). rendah terhadap harga diri remaja.
Harga diri menjadi tidak stabil
PEMBAHASAN karena remaja sangat memperhatikan dan
Telah dilakukan penelitian mengenai mempedulikan kesan yang mereka buat
karakteristik penderita harga diri rendah yang terhadap orang lain. Usaha untuk
rawat inap di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan. menyenangkan banyak orang akan
Jumlah pasien harga diri rendah pada periode menghasilkan frustasi. Kegagalan dalam
tersebut adalah 124 orang, dengan jumlah pencapaian pencarian jati diri inilah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 55 menyebabkan remaja rentan mengalami
orang. Hal ingin diketahui dalam penelitian ini harga diri rendah
mengenai karakteristik penderita harga diri 2. Karakteristik penderita harga diri rendah
rendah berdasarkan umur, jenis kelamin, berdasarkan jenis kelamin.
tingkat pendidikan dan status perkawinan. Berdasarkan penelitian ini
Dari data- data yang diperoleh akan didapatkan bahwa penderita harga diri
dibahas berdasarkan urutan variabel yang rendah yang rawat inap di ruang kenanga
diteliti sebagai berikut : RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan
1. Karakteristik penderita harga diri rendah november 2012 paling banyak pada laki-
berdasarkan umur laki, yaitu 32 orang (58,2 %g). Sebagian
Berdasarkan penelitian ini besar penelitian-penelitian menunjukkan
didapatkan bahwa penderita harga diri bahwa perempuan lebih mampu
rendah yang rawat inap di ruang kenanga mengatasi suatu masalah dengan
RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan menggunakan koping yang efektif
November 2012 paling banyak pada dibanding laki-laki. Hal ini dapat
kelompok umur 11- 17 tahun, yaitu 20 disebabkan karena perempuan didalam
orang (36,4 %), dimana kelompok umur menghadapi suatu masalah lebih tenang
tersebut tergolong usia muda. Hal ini dan lebih muda mengungkapkan apa yang
disebabkan karena usia remaja dialami atau dirasakannya dibandingkan
merupakan usia dimana seseorang dalam dengan laki-laki.
pencarian jati diri, dan juga di usia remaja Hal tersebut diatas bertolak
koping individu terhadap stres belum belakang dengan teori yang dikemukakan
terbentuk dengan maksimal sehingga oleh Marini (2008) yakni wanita lebih
seseorang anak remaja sangat rentan terkena gangguan mental
membutuhkan pendampingan dari orang emosional karena disebabkan perubahan
dewasa yakni orang tua. Kegagalan dalam hormonal dan perbedaan karakteristik
pencarian jati diri dan juga pengalaman antara laki-laki dan perempuan, selain
yang buruk seperti penolakan dari orang- perubahan hormonal, karakteristik wanita
orang disekitarnya, kurang mendapat yang lebih mengedepankan emosional
penghargaan dari orang tua, ditambah daripada rasional juga berperan. ketika
dengan tidak adanya pendampingan menghadapi suatu masalah wanita
orang tua pada saat remaja mengalami cenderung menggunakan perasaan.
masalah, sehingga remaja tersebut 3. Karakteristik penderita harga diri rendah
menghadapi masalah dengan berdasarkan tingkat pendidikan.
menggunakan koping yang maladaptif, Berdasarkan penelitian ini
yang pada akhirnya dapat mengakibatkan didapatkan bahwa penderita harga diri
rendah yang rawat inap di ruang kenanga

Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721 451
RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan suami yang dapat membantu dalam
november 2012 paling banyak pada pemecahan suatu masalah.
tingkat pendidikan SMP, yaitu 18 orang Hasil penelitian tersebut sejalan
(32,7%). Seperti pada bahasan dengan teori yang dikemukakan Stuart
sebelumnya pendidikan merupakan dan Sundeen (2001) bahwa orang yang
segala upaya yang direncanakan untuk bercerai, pisah, janda/duda atau belum
mempengaruhi orang lain individu, menikah cenderung beresiko tinggi
kelompok, atau masyarakat sehingga mengalami gangguan kejiwaan harga diri
mereka melakukan apa yang diharapkan rendah dibanding yang sudah menikah.
oleh pelaku pendidikan.
Dari hasil penelitian sebagian besar KESIMPULAN
penderita harga diri rendah tingkat Berdasarkan hasil penelitian tentang
pendidikannya hanya sampai SMP. Hal ini karakteristik penderita harga diri rendah yang
dapat disebabkan karena penderita rawat inap di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan
dengan tingkat pendidikan yang lebih bulan Februari 2013, maka dapat ditarik
tinggi akan lebih mampu mengatasi atau kesimpulan sebgai berikut:
menyelesaikan masalah dengan 1. Berdasarkan umur, klien harga diri rendah
menggunakan koping yang efektif dan yang rawat inap di RSKD Provinsi
konstruktif daripada seseorang dengan Sulawesi Selatan paling banyak usia
pendidikan rendah. Tingkat pendidikan muda yaitu kelompok umur 11-17 tahun
seseorang akan mempengaruhi, pola pikir, dibandingkan kelompok umur lain.
kepribadian dan perilaku seseorang. 2. Berdasarkan jenis kelamin, klien harga diri
Semakin tinggi pendidikan formal, maka rendah yang rawat inap di RSKD Provinsi
perilaku individu diharapkan lebih mudah Sulawesi Selatan bulan februari 2013
dalam mengadopsi pengetahuan baru dan paling banyak adalah laki-laki dibanding
mempunyai kepribadian serta perilaku perempuan.
yang baik. 3. Berdasarkan tingkat pendidikan, klien
Hal ini sesuai dengan teori yang harga diri rendah yang rawat inap di
dikemukakan oleh Soekidjo Notoatmodjo RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan
(2003) yakni Klien dengan pendidikan februari 2013 paling banyak duduk
tinggi akan lebih mampu mengatasi atau dibangku sekolah SMP.
menyelesaikan masalah dengan 4. Berdasarkan status perkawinan, klien
menggunakan koping yang efektif dan harga diri rendah yang rawat inap di
konstruktif daripada seseorang dengan RSKD Provinsi Sulawesi Selatan blan
pendidikan rendah. Semakin tinggi Februari 2013 sebagian besar yang belum
pendidikan seseorang maka akan lebih menikah.
mudah menerima informasi kesehatan
jiwa yang diberikan oleh petugas SARAN
kesehatan sehingga mempengaruhi 1. Teman sejawat
pikiran seseorang dalam mengambil suatu Sebaiknya melakukan pengkajian
keputusan upaya perawatan diri. secara menyeluruh sesuai gambaran
4. Karakteristik penderita harga diri rendah karakteristik pasien dengan Harga Diri
berdasarkan status perkawinan. Rendah sehingga diperoleh penyebab
Berdasarkan penelitian ini pasien tersebut mengalami HDR sehingga
didapatkan bahwa penderita harga diri dapat diberikan intervensi sesuai dengan
rendah yang rawat inap di ruang kenanga kebutuhan pasien.
RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan 2. Peneliti lain
november 2012 paling banyak pada orang Diharapkan peneliti lain dapat
yang belum menikah, yaitu 24 orang (43,6 melakukan penelitian dengan
%). Hal ini kemungkinan disebabkan menambahkan atau mencari karakteriksik
karena seseorang yang telah menikah lainnya pada penderita harga diri rendah.
lebih mampu mengatasi suatu masalah 3. Orang tua
dikarenakan telah memiliki tanggu jawab Sebagian besar penelitian
baru sebagai seorang istri dan ibu menemukan bahwa penderita harga diri
sehingga pemikirannya lebih dewasa dan rendah dari golongan usia remaja, untuk itu
melihat masalah itu secara lebih luas. diharapkan agar orang tua dapat
Disamping itu seseorang yang telah mendampingi anak pada usia remaja agar
menikah memiliki pasang hidup yakni tidak sampai mengalami frustasi hingga
gangguan kejiwaan harga diri rendah.

452 Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Alimul Hidayat. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Cetakan 3. Saemba Medika.
Jakart

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian. Edisi Refisi. Jakarta : Rineka Cipta

Corey, Gerald. (2008). Theory and Practise of Counselingand Psychoterapy, Terj. E. Koswara. Bandung. Refika
Aditama

Dahlan, Sopyudin. (2008). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Salemba
Medika

Fitria, Nita. (2009) Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan
tindakan Keperawatan (LP dan SP). Untuk 7 Diagnosa Keperawatan Jiwa Berat bagi program S-1
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Gail Wiscart Stuart & Sandra J. Sundeen. (1998). Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Alih bahasa Achir Yani S. Hamid.
Jakarta : EGC.

Keliat Budi Ana. (1999). Proses Perawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC

Keliat, B, A & Akemat (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional jiwa. Jakarta : EGC

Notoadmodjo, S. (2007) Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ketiga. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Nursalam & Priani, S. (2001). Metodologi Riset Keperawatan : Pedoman Praktis Penyusunan. Jakarta : Salemba
Medika

Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis,
dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika.
th
Polit & Hungler, B. P (1995). Nursing research : Principle and Methods (5 ed). Philadelpia : J. B Lippincot
Company

Purba J. M, dkk, (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa.
Medan : USU Press

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Stuart, G. W. And Laraia, M. T. (1998). Pinciple and Practice of Psychiatric Nursing.Fifth edition. St. Louis :
Mosby Year Book.

Videbeck, Sheila, L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Cetakan. I. Jakarta : EGC

WHO. (2006). Diambil pada tanggal 28 Oktober 2012, diakses dari http://www.kaskus.us

Yosep Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Cetakan I. Bandung

453
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

You might also like