You are on page 1of 207

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA


PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Anni Sulthoniyah
NIM 132140041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017

i
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama mahasiswa : Anni Sulthoniyah

NIM : 132140041

Program Studi : Pendidikan Matematika

Dengan ini menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-

benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti/ dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat,

saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
1. “Kesuksesan bukan akhir, kegagalan bukan hal yang fatal. Itu adalah
keberanian untuk melanjutkan apa yang penting”
(Winston Churchill)
2. “Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah”
(HR. Turmudzi)

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
 Kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak
Sarwoko (Alm) dan Ibu Sulistyowati
Andayani yang selalu menjadi motivasi
untukku dan selalu memberikan doa terbaik
dan dukungan.
 Nenekku tercinta yang selalu memberikan
dukungan dan memberikan doa terbaik.
 Adikku tersayang (Dwi Wahyu Saputra)
yang selalu membuat saya termotivasi.
Terimakasih.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan hidayah-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir

Kritis dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Aritmetika Sosial” dapat

peneliti selesaikan dengan baik.

Keberhasilan penyusunan skripsi tidak lepas dari bantuan, arahan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Drs. H. Supriyono, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Purworejo.
2. Yuli Widiyono, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin
penelitian.
3. Riawan Yudi Purwoko, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

perhatian dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. H. Bambang Priyo Darminto, M.Kom, selaku dosen Pembimbing I yang

telah banyak meluangkan banyak waktu, kesabaran serta memberikan arahan

dalam pelaksanaan bimbingan.

5. Nila Kurniasih, M.Si.,selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak

meluangkan banyak waktu, kesabaran serta memberikan arahan dalam

pelaksanaan bimbingan.

vi
vii
ABSTRAK

Anni Sulthoniyah. 132140041. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam


Menyelesaikan Soal Cerita Materi pada Aritmetika Sosial. Skripsi. Progam Studi
Pendidikan Matematika. FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis


siswa dan untuk memperoleh gambaran profil proses berpikir kritis siswa
dalam menyelesaikan soal cerita materi aritmetika sosial. Metode penelitian
ini adalah penelitian fenomenologi. Sampel pada penelitian ini adalah siswa
kelas VII A SMP N 18 Purworejo yang diambil sebanyak 10 siswa. Teknik
yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Data
yang dianalisis pada penelitian ini antara lain jawaban tes siswa dan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 10 siswa yang dijadikan
sampel. Analisa data yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu reduksi
data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kemampuan berpikir kritis
siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi aritmetika sosial menunjukkan
siswa telah mampu dalam merumuskan pokok-pokok permasalahan dari suatu
masalah atau informasi, siswa belum mampu dalam memberikan alasan untuk
menghasilkan argumen yang benar, siswa telah mampu menyelesaikan masalah
dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep, dan siswa juga telah
mampu dalam menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan,
(2) Profil proses berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah
siswa sudah dapat merumuskan pokok-pokok permasalahan, siswa belum dapat
memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar, dapat
menyelesaikan masalah dengan beragam alternative penyelesaian berdasarkan
konsep, dan dapat menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil
penyelidikan.

Kata kunci: berpikir kritis, soal cerita, aritmetika sosial.

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR BAGAN................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Fokus Penelitian................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ............................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
PIKIR ......................................................................................... 7
A. Kajian Teori ......................................................................... 7
B. Tinjauan Pustaka ................................................................. 28
C. Kerangka Berpikir................................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 33
A. Metode Penelitian ................................................................ 33
B. Lokasi Penelitian.................................................................. 33
C. Waktu Penelitian.................................................................. 34
D. Sampel Penelitian ................................................................ 34
E. Sumber Data ........................................................................ 36
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 36
G. Instrumen Penelitian ............................................................ 38
H. Teknik Analisis Data .......................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 43
A. Deskripsi Data...................................................................... 43
B. Analisis Data........................................................................ 44
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................ 69
BAB V PENUTUP................................................................................... 84
A. Simpulan ............................................................................. 84
B. Saran ................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 87
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Perbandingan Penelitian......................................................... 29
Tabel 2. Jadwal Penelitian.................................................................... 34
Tabel 3. Kriteria Pengelompokan Sampel Penelitian........................... 35
Tabel 4. Aturan Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis .............. 41
Tabel 5. Kategori Persentase Kemampuan Berpikir Kritis .................. 42
Tabel 6. Indikator yang Dicapai 10 siswa (sampel) ............................. 69
Tabel 7. Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis per Indikator..... 78
Tabel 8. Persentase Tes Kemampuan Berpikir Kritis per Indikator..... 79

x
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 1. Kerangka Berpikir .................................................................. 32

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian................................... 90
Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan Izin Penelitian ..................... 91
Lampiran 3. Daftar Nilai Ulangan Harian ........................................... 92
Lampiran 4. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis . 93
Lampiran 5. Surat Kesediaan Menjadi Validator ................................ 99
Lampiran 6. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ..................... 102
Lampiran 7. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis (1) ....................... 103
Lampiran 8. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis (2) ....................... 104
Lampiran 9. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Kemampuan
Berpikir Kritis (1) ........................................................... 105
Lampiran 10. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Kemampuan
Berpikir Kritis (2)............................................................ 109
Lampiran 11. Aturan Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis ....... 109
Lampiran 12. Pedoman Wawancara Kemampuan Berpikir Kritis ........ 115
Lampiran 13. Daftar Siswa Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas VII A
SMP N 18 Purworejo ...................................................... 117
Lampiran 14. Daftar Siswa Tes dan Wawancara Kemampuan Berpikir
Kritis Kelas VII A SMP N 18 Purworejo ....................... 119
Lampiran 15. Lembar Jawab Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas
VII A SMP N 18 Purworejo............................................ 120
Lampiran 16. Lembar Jawab Tes Kemampuan Berpikir Kritis Sampel 150
Lampiran17. Hasil Wawancara Sampel ............................................... 165
Lampiran18. Hasil Catatan Lapangan Sampel ..................................... 186
Lampiran19. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII A
SMP N 18 Purworejo ...................................................... 189
Lampiran 20. Daftar Siswa Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Rendah 190
Lampiran 21. Daftar Siswa Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Sedang 191
Lampiran 22. Daftar Siswa Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi 192
Lampiran 23. Perhitungan Persentase Tes Kemampuan Berpikir Kritis per
Indikator .......................................................................... 193
Lampiran 24. Kartu Kendali Pembimbingan Skripsi ............................ 194

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu dasar yang berperan penting dan sering

digunakan di dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya digunakan dalam transaksi

perdagangan, pertukangan, dalam membuat baju yang dilakukan oleh

penjahit, pembelajaran di sekolah, dan lain sebagainya. Matematika juga bisa

dikatakan sebagai sumber dari segala ilmu dan pada perkembangannya tidak

bergantung dengan ilmu lain. Banyak ilmu lain yang penemuan dan

pengembangannya bergantung dari matematika. Contohnya: banyak teori-

teori dan cabang-cabang dari ilmu fisika dan kimia yang ditemukan dan

dikembangkan melalui konsep kalkulus, sehingga inilah alasan mengapa

matematika dijuluki sebagai ratunya ilmu.

Sebagian besar orang menganggap matematika adalah ilmu yang sulit

untuk dipelajari. Namun, ada juga yang menganggap matematika adalah ilmu

yang mudah dan menyenangkan. Dalam pembelajaran matematika, sebagai

guru haruslah pandai dalam menghidupkan suasana. Suasana yang aman,

nyaman, dan tidak pasif.

Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan anak dalam

pembelajaran matematika yaitu penciptaan lingkungan pembelajaran yang

kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan proses pembelajaran, baik dari lingkungan fisik maupun

1
2

lingkungan sosial. Lingkungan fisik, seperti sarana dan prasarana kelas,

alat/media belajar, dan lain-lain (yang berada di dalam ruang kelas).

Sedangkan lingkungan sosial, seperti interaksi yang terjadi dalam proses

pembelajaran, baik interaksi antar siswa dengan siswa, interaksi guru dengan

siswa, interaksi antar guru dengan guru, dan lain sebagainya. Kondusif dalam

hal ini, maksudnya adalah kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung

berlangsungnya proses pembelajaran. Jadi, sebagai guru diharapkan untuk

bisa menghidupkan suasana kelas agar siswa tidak pasif. Siswa pasif, bisa

juga dikarenakan adanya siswa tidak paham terhadap materi, siswa takut

untuk bertanya, bisa juga dikarenakan adanya penerapan metode

pembelajaran yang terpusat pada guru. Penerapan metode pembelajaran yang

terpusat pada guru mengakibatkan siswa cenderung pasif, karena siswa hanya

menyimak dan menerima penjelasan gurunya dalam memberikan contoh soal

beserta cara dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan

pembelajaran matematika. Hal tersebut mengakibatkan bahwa dalam

menyelesaikan soal, siswa cenderung untuk menghafal rumus yang sudah

diberikan, melakukan perhitungan dan langkah-langkah menyelesaikannya

sesuai dengan apa yang guru contohkan atau langkah-langkah penyelesaian

yang sudah ada di buku teks, sehingga mengakibatkan kurangnya

kemampuan berpikir kritis yang dimiliki siswa.

Susanto, (2013:121) mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah

suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubung

dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan. Sedangkan


3

Badawi (2015) mengatakan bahwa berpikir kritis merupakan salah satu

kemampuan yang ingin dikembangkan dalam proses pendidikan, khususnya

pendidikan matematika. Berdasarkan hal tersebut, guru diharapkan untuk

mampu merealisasikan dalam pembelajaran terhadap kemampuan

mengaplikasikan, mengaktifkan dan mengembangkan kemampuan berpikir

kritis pada siswa.

Arah pembelajaran matematika di sekolah saat ini dalam menciptakan

pembelajaran matematika agar lebih bermakna adalah dengan adanya

penggunaan konteks dalam pembelajaran matematika, maksudnya adalah

menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut tentunya seorang guru dalam mengajarkan

matematika masih mengalami kesulitan. Guru masih berpangku tangan

dengan berbagai sumber seperti buku teks maupun LKS yang pada umumnya

belum memuat soal-soal yang memacu siswa pada taraf berpikir kritis,

sehingga sebagai seorang guru harus mampu membuat soal sendiri sesuai

dengan konteks dan kehidupan nyata siswanya serta dapat memacu siswa

pada taraf berpikir kritis. Soal yang sesuai dengan hal tersebut adalah soal

cerita. Guru dalam membuat soal harus melihat taksonomi bloom, agar soal

dapat sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi dan tuntutan

kehidupan sehari-hari. Guru dapat membuat soal sesuai dengan tingkatannya,

mulai dari tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.
4

Di dalam prinsip matematika terdapat fungsi aritmetika yaitu suatu

fungsi matematika yang terdiri dari penjumlahan, pengurangan, perkalian,

dan pembagian. Di bangku SMP khususnya kelas VII, siswa mulai mengenal

materi aritmetika sosial. Aritmetika sosial merupakan ilmu yang mempelajari

tentang matematika dalam kehidupan sehari-hari mengenai kegiatan yang

terkait dengan dunia perekonomian, antara lain: penjualan, pembelian,

keuntungan, kerugian, bunga, pajak, bruto, neto, tara. Soal yang berkaitan

dengan materi aritmetika sosial adalah soal cerita. Untuk dapat

menyelesaikan soal cerita materi aritmetika sosial, diperlukan kemampuan

berpikir kritis yang lebih tinggi, kemampuan berpikir dari siswa untuk

mampu menganalisis soal, mampu mengidentifikasi pertanyaan, dan mampu

menentukan penyelesaian secara sistematis dan benar.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus penelitiannya adalah

kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun sub-sub fokus yang terkait dengan

topik penelitian adalah indikator kemampuan berpikir kritis, soal cerita, profil

proses berpikir kritis siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

cerita materi aritmetika sosial?


5

2. Bagaimana profil proses berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

cerita materi aritmetika sosial?

D. Tujuan Penelitian

Ditinjau dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

cerita materi aritmetika sosial.

2. Untuk memperoleh gambaran profil proses berpikir kritis siswa dalam

menyelesaikan soal cerita materi aritmetika sosial.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi kajian yang bermanfaat.

Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan pengetahuan

tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal cerita

materi aritmetika sosial. Sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar

dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar selanjutnya, serta dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terutama dalam

menyelesaikan soal cerita.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan

pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang sudah diperoleh di


6

bangku kuliah terhadap masalah yang dihadapi di bidang pendidikan

agar menjadi guru yang profesional di masa mendatang.

b. Bagi sekolah, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat

dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk dijadikan sebagai

salah satu bahan alternatif dalam kemajuan semua pembelajaran di

sekolah, terutama pembelajaran matematika.

c. Bagi guru, khususnya pada guru matematika diharapkan dengan

adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam

menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan

soal cerita materi aritmetika sosial, agar dikemudian hari guru dapat

menggunakan metode pembelajaran yang tepat guna untuk

meningkatkan kualitas belajar mengajar di kelas.

d. Bagi siswa, yaitu sebagai pengetahuan tentang kemampuan berpikir

kritis agar siswa dapat berlatih dengan matang, ulet serta percaya diri,

dan sungguh-sungguh dalam memecahkan masalah matematika.

e. Bagi peneliti lain, sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya untuk

meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.


7

BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA DAN
KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Berpikir Kritis

a. Berpikir

Arti kata dasar “pikir” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2010:767) adalah akal budi, ingatan, angan-angan. Berpikir artinya

menggunakan akal budi untuk mengingat sesuatu, mempertimbangkan

sesuatu, dan memutuskan sesuatu. Dalam menjelaskan pengertian secara

tepat, beberapa ahli mencoba untuk memaparkan definisi sebagaimana

dikutip oleh Kuswana (2011:2), seperti di bawah ini.

1) Menurut Ross (1955), “Berpikir merupakan aktivitas mental dalam

aspek teori dasar mengenai objek psikologis”.

2) Menurut Valentine (1965), “Berpikir dalam kajian psikologis secara

tegas menelaah proses dan pemeliharaan untuk suatu aktivitas yang

berisi mengenai “bagaimana” yang dihubungkan dengan gagasan-

gagasan yang diarahkan untuk beberapa tujuan yang diharapkan”.

3) Menurut Garret (1966), “Berpikir merupakan perilaku yang sering kali

tersembunyi atau setengah tersembunyi di dalam lambang atau

gambaran, ide, konsep yang dilakukan seseorang”.

4) Menurut Gilmer (1970), “Berpikir merupakan suatu pemecahan

masalah dan proses penggunaan gagasan atau lambang-lambang

7
8

pengganti suatu aktivitas yang tampak secara fisik”. Selain itu, ia

mendefinisikan bahwa berpikir merupakan suatu proses dari penyajian

suatu peristiwa internal dan eksternal, kepemilikan masa lalu, masa

sekarang, dan masa depan yang satu sama lain saling interaksi.

Karya John Dewey (1933) dalam pengantar berpikir klasik How We

Think sebagaimana dikutip oleh Kuswana (2011:5) memberikan gambaran

bagaimana mengistilahkan berpikir.

1) Berpikir sebagai “aliran kesadaran” dan “ketidaksadaran” dalam


kehidupan sehari-hari yang dapat dikendalikan, mengalirnya ide-ide
melalui otak, termasuk bermimpi dan melamun.
2) Berpikir sebagai imajinasi atau kesadaran yang biasanya dibatasi untuk
hal-hal yang secara tidak langsung dirasakan, karena kita cenderung
mengatakan “aku melihat sebatang pohon” daripada “aku pikir sebatang
pohon”, jika di depan mata terdapat sebatang pohon.
3) Berpikir sebagai sinonim dengan keyakinan terhadap sajian data
laporan, “saya pikir besok akan hujan.” Dalam pengertian ini, sangat
kontras dengan tingkat pengetahuan dan kepercayaan yang
diekspresikan.
4) Berpikir reflektif sebagai mata rantai pemikiran intelektual, melalui
penyelidikan untuk menyimpulkan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah

kemampuan seseorang dalam mengingat, mempertimbangkan sesuatu serta

dapat mengambil keputusan suatu masalah yang dihadapi. Manusia dapat

berpikir juga dengan melibatkan kesadaran. Berpikir merupakan kemampuan

yang sangat penting dan diperlukan oleh semua orang. Berpikir tidak terlepas

dari aktivitas manusia, karena berpikir juga merupakan ciri yang digunakan

untuk membedakan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Dalam

kehidupan sehari-hari, manusia sangatlah membutuhkan kemampuan

tersebut. Kemampuan tersebut bisa dilakukan dalam berinteraksi. Berinteraksi


9

juga memerlukan kemampuan berpikir. Misalnya, ketika interaksi antara si A

dan si B. Mereka membicarakan mengenai kuliah. Pembicaraan tersebut juga

memerlukan kemampuan berpikir. Berpikir tentang percakapan apa yang

pantas untuk memulai pembicaraan tersebut.

b. Berpikir Kritis

Susanto (2013:121), “berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara

berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubung dengan konsep yang

diberikan atau masalah yang dipaparkan”. Menurut Tapilouw (1997) dalam

Susanto (2013:122), “berpikir kritis merupakan cara berpikir disiplin dan

dikendalikan oleh kesadaran”. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir yang

mengikuti alur, rambu-rambu yang logis dan benar. Rambu-rambu yang logis

dan benar di sini mempunyai arti bahwa cara berpikir ini berdasarkan teori

atau fakta yang ada.

Menurut Ennis (1981) dalam Susanto (2013:121), “berpikir kritis

adalah suatu berpikir dengan tujuan membuat keputusan masuk akal tentang

apa yang diyakini atau dilakukan”. Ennis juga menyebutkan ada enam unsur

dasar dalam berpikir kritis yang disingkat dengan FRISCO, yaitu Focus

(fokus), Reason (alasan), Inference (menyimpulkan), Situation (situasi),

Clarity (kejelasan), dan Overview (pandangan menyeluruh).

Menurut Halpen (1966) dalam Susanto (2013:122), “berpikir kritis

adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan

tujuan”. Keterampilan atau strategi kognitif adalah keterampilan yang harus

dikembangkan. Karena keterampilan tersebut sangat berperan penting dalam


10

pembelajaran. Anggelo (1955:6) dalam Susanto (2013:122) juga berpendapat

bahwa berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang

tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, menyintesis, mengenal

permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.

Menurut Beyer (1987) dalam Rasiman (2012), “berpikir kritis sebagai

kegiatan menilai dengan akurat, kepercayaan, dan dengan menggunakan

argumen”. Sedangkan menurut Paul Ernest (1991) dalam Rasiman (2012).

“berpikir kritis sebagai kemampuan membuat kesimpulan berdasarkan pada

observasi dan informasi”. Dari hal tersebut terlihat bahwa seseorang dapat

dikatakan memiliki berpikir kritis apabila dapat menggunakan argumen dan

dapat memberikan alasan dengan benar, serta dapat membuat kesimpulan

berdasarkan informasi atau masalah dengan jelas dan logis.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa berpikir kritis adalah kemampuan menganalisis atau menelaah suatu

ide atau gagasan setelah memahami suatu ide atau gagasan tersebut. Berpikir

kritis juga dianggap sebagai kemampuan yang perlu untuk dikembangkan

agar meningkatnya kualitas apa yang ada pada diri seseorang. Kemampuan

berpikir kritis juga menggunakan logika. Logika sangatlah penting untuk

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan suatu kegiatan

apapun, manusia diperlukan untuk menggunakan logika. Logika merupakan

kemampuan dalam memecahkan suatu masalah dengan menggunakan

pemikiran dan pengetahuan disertai dengan kebenarannya dan pola-pola

tertentu.
11

Beberapa ahli seperti di bawah ini sebagaimana dikutip oleh Susanto

(2013:122) mengungkapkan bahwa berpikir kritis dapat diinterpretasikan

dalam berbagai cara:

1) Menurut Fister (1995) misalnya, mengemukakan bahwa proses berpikir

kritis adalah menjelaskan bagaimana sesuatu itu dipikirkan.

2) Menurut Baron dan Sternberg (1987:10), mengemukakan lima kunci

dalam berpikir kritis, yaitu: praktis, reflektif, masuk akal, keyakinan,

dan tindakan.

3) Menurut Fisher (1995) membagi strategi berpikir kritis ke dalam tiga

jenis, yaitu: strategi afektif, kemampuan makro, dan keterampilan

mikro. Ketiga jenis strategi ini satu sama lain saling berkaitan. Pertama,

strategi afektif bertujuan untuk meningkatkan berpikir independen

dengan sikap menguasai atau percaya diri; misalnya, saya dapat

mengerjakannya sendiri. Kedua, kemampuan makro adalah proses yang

terlibat dalam berpikir, mengorganisasikan keterampilan dasar yang

terpisah pada saat urutan yang diperluas dari pikiran, tujuannya tidak

untuk menghasilkan suatu keterampilan-keterampilan yang saling

terpisah, tetapi terpadu dan mampu berpikir komprehensif. Ketiga,

keterampilan mikro adalah keterampilan yang menekankan pada

kemampuan global.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menginterpretasikan

berpikir kritis itu dengan cara menggunakan logika beserta teori dan fakta-

fakta yang ada, harus bisa menjelaskan bagaimana sesuatu itu dapat
12

dijelaskan dengan baik. Berpikir kritis itu belajar bagaimana bisa bagaimana

bertanya, kapan bertanya, dan metode penalaran apa yang sesuai dengan

suatu pokok masalah. Bisa belajar untuk menghafal, memahami, dan

menganalisis dengan baik.

c. Indikator Berpikir Kritis

Banyak yang berpendapat mengenai indikator berpikir kritis. Menurut

Watson & Glaser (2008:3) sebagaimana dikutip oleh Badawi bahwa indikator

berpikir kritis adalah sebagai berikut:

1) Penarikan kesimpulan, yaitu membedakan antara derajat kebenaran atau


kesalahan dari suatu kesimpulan yang diambil dari data yang diberikan.
Dalam tes bagian ini, setiap latihan dimulai dengan pernyataan dari
fakta dianggap benar. Setelah diberikan pernyataan tentang fakta, akan
ditemukan beberapa kesimpulan yang memungkinkan, yaitu
kesimpulan yang mungkin akan ditarik oleh beberapa orang
berdasarkan fakta yang telah diberikan. Pada tes penarikan kesimpulan
ini akan diberikan beberapa pilihan jawaban untuk setiap kesimpulan
yang diajukan. Pilihan jawaban tersebut meliputi benar, mungkin benar,
dibutuhkan informasi tambahan, mungkin salah, dan salah. Benar, jika
kesimpulan tersebut benar berdasarkan alasan yang masuk akal.
Mungkin benar, jika kesimpulan tersebut mempunyai kemungkinan
lebih untuk benar daripada salah tetapi tidak benar berdasarkan alasan
yang masuk akal. Dibutuhkan informasi tambahan, jika belum cukup
data untuk membuat keputusan berdasarkan fakta yang disajikan.
Mungkin salah, jika kesimpulan tersebut mempunyai kemungkinan
lebih untuk salah daripada benar tetapi belum cukup bukti untuk
menyalahkan. Salah, jika kesimpulan tersebut benar-benar salah karena
salah dalam menggambarkan fakta yang disajikan.
2) Asumsi, menyadari dugaan atau prasangka tak tertulis dari pernyataan
atau premis yang diberikan. Pada tes asumsi ini terdapat dua pilihan
untuk masing-masing asumsi yang diajukan, yaitu asumsi benar dan
asumsi salah. Asumsi benar, jika asumsi yang diberikan dapat diambil
untuk diberikan dalam pernyataan dan logis untuk dibenarkan. Asumsi
salah, jika asumsi tidak perlu diambil untuk diberikan dalam pernyataan
dan tidak logis untuk dibenarkan.
3) Deduksi, menentukan apakah kesimpulan tertentu harus mengikuti
informasi dari pernyataan atau premis yang diberikan. Dalam bagian
ini, setiap soal terdiri dari beberapa pernyataan (premis) yang diikuti
oleh beberapa kesimpulan. Untuk keperluan tes ini, pernyataan dalam
13

setiap soal dianggap benar tanpa pengecualian. Setelah pernyataan,


akan diberikan simpulan dengan dua pilihan jawaban, yaitu kesimpulan
sesuai dan kesimpulan tidak sesuai. Kesimpulan sesuai, jika simpulan
yang diberikan sesuai dan mengikuti pernyataan yang disajikan.
Kesimpulan tidak sesuai, jika simpulan yang diberikan tidak sesuai dan
tidak mengikuti pernyataan yang disajikan.
4) Menafsirkan informasi, mengukur bukti-bukti dan memutuskan apakah
generalisasi atau kesimpulan berdasarkan data yang diberikan benar.
Pada indikator ini siswa akan diberikan beberapa pernyataan yang
diikuti oleh beberapa kesimpulan yang disarankan. Kemudian siswa
diminta menafsirkan informasi yang terdapat pada kesimpulan apakah
memenuhi atau sesuai dengan pernyataan yang disajikan atau tidak.
Kesimpulan sesuai, jika kesimpulan sesuai dengan pernyataan yang
disajikan. Kesimpulan tidak sesuai, jika kesimpulan tidak sesuai dengan
pernyataan yang disajikan, maka kesimpulan tidak sesuai.
5) Menganalisis argumen, membedakan antara argumen yang kuat dan
relevan dengan argumen yang lemah atau tidak relevan dengan isu
tertentu. Argumen kuat, jika argumen itu penting dan berkaitan
langsung dengan pertanyaan. Argumen lemah, jika argumen itu tidak
langsung berkaitan dengan pertanyaan (meskipun mungkin secara
umum itu penting), atau kurang penting, atau hanya berkaitan dengan
aspek yang sepele dari pertanyaan.

Menurut Ennis sebagaimana dikutip oleh Susanto (2013:123)

mengklasifikasikan berpikir kritis ke dalam dua bagian, yaitu:

1) Aspek umum
Yang berkaitan dengan aspek umum, terdiri atas:
a) Aspek kemampuan (abilities), yang meliputi:
(1) memfokuskan pada suatu isu spesifik;
(2) menyimpan maksud utama dalam pikiran;
(3) mengklasifikasi dengan pertanyaan-pertanyaan;
(4) menjelaskan pertanyaan-pertanyaan;
(5) memerhatikan pendapat siswa, baik salah maupun benar, dan
mendiskusikannya;
(6) mengkoneksikan pengetahuan sebelumnya dengan yang baru
(7) secara tepat menggunakan pernyataan dan simbol;
(8) menyediakan informasi dalam suatu cara yang sistematis,
menekankan pada urutan logis;
(9) kekonsistenan dalam pertanyaan-pertanyaan.
b) Aspek disposisi (disposition), yang meliputi:
(1) menekankan kebutuhan untuk mengidentifikasikan tujuan
dan apa yang harus dikerjakan sebelum menjawab;
(2) menekankan kebutuhan untuk mengidentifikasikan informasi
yang diberikan sebelum menjawab;
14

(3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari


informasi yang diperlukan;
(4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji solusi
yang diperoleh;
(5) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan informasi dengan menggunakan tabel,
grafik, dan lain-lain.
2) Aspek yang berkaitan dengan materi pelajaran, meliputi:
a) Konsep
b) Generalisasi
c) Algoritme
d) Pemecahan masalah
Berikut ini merupakan indikator-indikator dari masing-masing aspek
berpikir kritis yang berkaitan dengan dengan materi pelajaran, yaitu:
1) Memberikan penjelasan sederhana, yang meliputi:
a) memfokuskan pertanyaan;
b) menganalisis pertanyaan;
c) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan atau tantangan.
2) Membangun keterampilan dasar, yang meliputi:
a) mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya;
b) mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi;
3) Menyimpulkan, yang meliputi:
a) mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi;
b) menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi;
c) membuat dan menentukan nilai pertimbangan.
4) Memberikan penjelasan lanjut, yang meliputi:
a) mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga
dimensi;
b) mengidentifikasi asumsi.
5) Mengatur strategi dan taktik, yang meliputi:
a) menentukan tindakan;
b) berinteraksi dengan orang lain.

Menurut Perkins & Murphy sebagaimana dikutip oleh Lestari (2016),

mengklasifikasikan indikator berpikir kritis menjadi 4 tahap, yang meliputi:

1) Klarifikasi, merumuskan pokok-pokok permasalahan.

2) Assessment, kemampuan memberikan alasan untuk menghasilkan

kesimpulan yang benar.

3) Inferensi, menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil

penyelidikan.
15

4) Strategi dan Taktik, menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam

kelas dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, guru juga

diperlukan untuk memberikan beberapa latihan soal yang mengacu pada pola

pikir siswa untuk dikerjakan. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat terbiasa

dalam mengerjakan soal serta dalam menumbuhkembangkan kemampuan

berpikir kritis sesuai dengan indikatornya. Latihan soal ini harus dilakukan

secara kontinu, intensif dan terencana sehingga siswa dapat terlatih dalam

proses menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis. Upaya dalam

menumbuhkembangkan kemampuan proses berpikir kritis memang

merupakan kewajiban seorang guru. Jadi, dalam proses pembelajaran guru

harus dapat melahirkan cara berpikir kritis pada siswa.

Indikator berpikir kritis yang dimaksudkan dalam penelitian ini

mengacu pada indikator berpikir kritis menurut Perkins & Murphy, yaitu

meliputi:

1) Merumuskan pokok-pokok permasalahan (Klarifikasi).

2) Kemampuan memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang

benar (Assessment).

3) Menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (Strategi dan Taktik).

4) Menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(Inferensi).
16

2. Soal Cerita

Soal cerita adalah soal yang menyajikan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari dalam bentuk narasi atau cerita. Soal cerita biasanya

diwujudkan dalam kalimat yang di dalamnya terdapat persoalan atau

permasalahan yang penyelesaiannya menggunakan keterampilan berhitung

(Budiyono, 2008:8). Soal cerita yang berkaitan dengan kontekstual dan

taksonomi bloom merupakan soal yang pantas untuk diberikan pada siswa

dalam menyajikan soal sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki

dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Soal ini

juga lebih cocok ketika soal yang diberikan untuk menumbuhkembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa adalah soal cerita bentuk uraian. Dalam

menyelesaikan soal cerita, terlebih yang berupa soal uraian, siswa diharapkan

dapat menuliskan serta menjelaskan secara runtut proses penyelesaian

masalah yang diberikan dengan cara memilih dan mengidentifikasi kondisi

dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana

penyelesaian dan mengorganisasi keterampilan yang telah dimiliki

sebelumnya (Hartini, 2008:28). Dalam mengerjakan soal cerita bentuk uraian

ini, siswa diharuskan untuk dapat menentukan apa yang telah diketahui dari

soal tersebut, kemudian menentukan apa yang ditanya, setelah itu baru

menentukan penyelesaiannya menggunakan langkah-langkah yang tepat dan

sistematis.

Kompetensi yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal

cerita yaitu 1) kemampuan verbal, yaitu kemampuan dalam memahami soal


17

dan menginterpretasikannya sehingga dapat mengubahnya ke dalam model

matematika dan 2) kemampuan algoritma, yaitu kemampuan siswa untuk

menentukan algoritma yang tepat dalam menyelesaikan soal, ketelitian

perhitungan serta kemampuan siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil

perhitungan yang siswa lakukan dan mengaitkannya dengan soal awal yang

akan diselesaikan (Hartini, 2008:10).

Dalam menyelesaikan soal cerita, siswa sering merasa kesulitan.

Terutama soal cerita dalam bentuk uraian. Siswa harus mengidentifikasikan

soal tersebut terlebih dulu, dan menuliskan secara sistematis dan langkah-

langkah yang benar. Menurut Davis & Mc Killip, sebagaimana dikutip oleh

Budiyono (2008:2), “many teachers do not feel very successful in teaching

story problems; many students find story problem one of the most difficult

challenges in mathematics and do not like them”.

3. Materi Aritmetika Sosial

Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah aljabar dengan mengambil

materi pokok aritmetika sosial. Kompetensi dasar dalam materi tersebut

adalah menganalisis aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan,

keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara) dan

menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto,

neto, tara).

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak mungkin terlepas dari

kegiatan yang terkait dengan aritmetika sosial. Dalam aritmetika sosial ini
18

membahas tentang kegiatan yang terkait dengan dunia perekonomian, antara

lain: penjualan, pembelian, keuntungan, kerugian, bunga, diskon, pajak,

bruto, neto, tara. Di dalam materi tersebut, siswa akan diajak untuk

menemukan dan memahami rumus terkait dengan kegiatan aritmetika sosial.

Diharapkan rumus tersebut, tidak hanya sekedar dihafal, namun juga benar-

benar dipahami. Dalam mempelajari materi tersebut, siswa diharapkan untuk

memahami tentang aktivitas di sekitar yang terkait dengan aritmetika sosial.

Selain itu, siswa juga diharapkan bisa mengambil keputusan yang bijak jika

suatu ketika dihadapkan pada suatu permasalahan terkait aritmetika sosial.

Berikut adalah uraian materi tersebut:

a. Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi

Harga penjualan diperoleh dari harga suatu barang yang dijual dan

harga pembelian diperoleh dari harga suatu barang yang dibeli.

Keuntungan diperoleh jika harga penjualan lebih tinggi daripada harga

pembelian, sedangkan kerugian diperoleh jika harga penjualan lebih

rendah daripada harga pembelian. Dapat disimpulkan sebagai berikut:

= −

= −

Keterangan:

U = Keuntungan

R = Rugi

HJ = Harga jual (total pemasukan)


19

HB = Harga beli (modal)

Contoh:

Toko Mawar menjual 1 kuintal gula dengan harga Rp 5.000,00 per kg.

keuntungan dari penjualan tiap kilogram sebesar Rp 500,00. Berapakah

harga pembelian 1 kuintal gula tersebut? (1 kuintal = 100 kg)

Jawab:

Diketahui : Harga penjualan gula Rp 5.000,00 per kg

Jumlah gula yang dijual adalah 1 kuintal atau 100 kg

Keuntungan tiap kg Rp 500,00

Ditanya : Harga pembelian 1 kuintal gula.

Penyelesaian :

Harga penjualan 1 kuintal gula = 100 × Harga penjualan 1 kg gula

= 100 × Rp 5.000,00

= Rp 500.000,00

Keuntungan 1 kuintal gula = 100 × Keuntungan tiap kg gula

= 100 × Rp 500,00

= Rp 50.000,00

Keuntungan terjadi apabila harga penjualan lebih dari harga pembelian.

Harga pembelian 1 kuintal gula = Harga penjualan – Keuntungan

= Rp 500.000,00 – Rp 50.000,00

= Rp 450.000,00

Jadi, harga pembelian 1 kuintal gula adalah Rp 450.000,00.


20

b. Persentase Untung atau Rugi

Besarnya untung atau rugi dapat dinyatakan dalam persen (%).

Persentase keuntungan digunakan untuk mengetahui persentase

keuntungan dari suatu penjualan terhadap modal yang dikeluarkan.

Sedangkan persentase kerugian digunakan untuk mengetahui persentase

kerugian dari suatu penjualan terhadap modal yang dikeluarkan.

= × 100%

Keterangan:

PU = Persentase keuntungan

HB = Harga beli (modal)

HJ = Harga jual (total pemasukan)

Contoh:

Pak Dedi membeli sebuah motor bekas dengan harga Rp 4.000.000,00.

Dalam waktu satu minggu, motor tersebut dijual kembali dengan harga

Rp 4.200.000,00. Tentukan persentase keuntungan Pak Dedi!

Jawab:

Diketahui : Harga beli motor Rp 4.000.000,00

Harga jual motor Rp 4.200.000,00

Ditanya : Persentase keuntungan Pak Dedi.

Penyelesaian :

U = HJ – HB

= 4.200.000,00 – 4.000.000,00
21

= 200.000,00

PU = × 100%

.
= . .
× 100%

= 5%

Jadi, persentase keuntungan yang diperoleh Pak Dedi adalah 5%.

Berikut rumus untuk menentukan persentase kerugian.

= × 100%

Keterangan:

PR = Persentase kerugian

HB = Harga beli (modal)

HJ = Harga jual (total pemasukan)

Contoh:

Pak Rudi membeli sepetak tanah dengan harga Rp 40.000.000,00. Karena

terkendala masalah keluarga, Pak Rudi terpaksa menjual tanah tersebut

dengan harga Rp 38.000.000,00. Tentukan persentase kerugian yang

ditanggung oleh Pak Rudi!

Jawab:

Diketahui : Harga beli tanah Rp 40.000.000,00

Harga jual tanah Rp 38.000.000,00

Ditanya : Persentase kerugian yang ditanggung oleh Pak Rudi.

Penyelesaian :

R = HJ – HB
22

= 40.000.000,00 – 38.000.000,00

= 2.000.000,00

PR = × 100%

. .
= . .
× 100%

= 5%

Jadi, persentase kerugian yang ditanggung oleh Pak Rudi adalah 5%.

c. Diskon dan Pajak

Diskon adalah potongan atau pengurangan nilai terhadap nilai atau

harga awal. Biasanya di toko, minimarket, supermarket, atau tempat-

tempat jualan lainnya kadang kita menjumpai tulisan diskon 10%, diskon

20%, diskon 50%, dan lain sebagainya. Sedangkan pajak adalah besaran

nilai suatu barang atau jasa yang wajib dibayarkan oleh masyarakat kepada

Pemerintah. Pada materi ini yang perlu dipahami adalah bagaimana cara

menghitung besaran pajak secara sederhana. Biasanya pajak diatur oleh

perundang-undangan sesuai dengan jenis pajak. Dalam transaksi jual beli

terdapat jenis pajak yang harus dibayar oleh pembeli, yaitu Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

PPN adalah pajak yang harus dibayarkan oleh pembeli kepada

penjual atas konsumsi/pembelian barang atau jasa. Penjual tersebut

mewakili pemerintah untuk menerima pembayaran pajak dari pembeli

untuk disetorkan ke kas negara. Biasanya besarnya PPN adalah 10% dari

harga jual.
23

Jenis pajak berikutnya yang terkait dengan transaksi jual beli yaitu

pajak UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Besarnya pajak

UMKM sebesar 1% dari nilai omzet. Omzet adalah jumlah uang hasil

penjualan barang dagangan tertentu selama suatu masa jual (satu hari/satu

bulan/satu tahun).

Contoh:

Pak Agus berhasil menjual bakso setiap hari sebanyak 1.000 mangkok

dengan harga per mangkok Rp 10.000,00. Untuk menarik pelanggan, Pak

Agus memberikan diskon 10% setiap mangkoknya. Berapakah pajak

UMKM yang harus dibayar Pak Agus dalam satu bulan?

Jawab:

Diketahui : Banyak bakso yang dijual adalah 1.000 mangkok per hari

Harga bakso per mangkok Rp 10.000,00

Diskon 10% setiap mangkok

Ditanya : Pajak UMKM yang harus dibayar Pak Agus dalam 1 bulan.

Penyelesaian :

Omzet sehari = 1.000 × (10.000 × (100% – 10%))

= 1.000 × 9.000

= 9.000.000

Omzet sebulan = 9.000.000 × 30

= 270.000.000

Pajak UMKM = Omzet sebulan × Tarif pajak UMKM

= 270.000.000 × 1%
24

= 2.700.000

Jadi, Pak Agus harus menyetor pajak UMKM atas usahanya sebesar

Rp 2.700.000,00 sebulan ke kas negara melalui kantor bank terdekat.

d. Bruto, Neto, dan Tara

Istilah Bruto diartikan sebagai berat dari suatu benda dengan

pembungkusnya. Bruto juga dikenal dengan istilah berat kotor. Misal,

dalam suatu kemasan snack tertuliskan bruto adalah 350 gram. Ini berarti

bahwa berat snack dengan pembungkusnya adalah 350 gram.

Istilah Neto diartikan sebagai berat dari suatu benda tanpa

pembungkus benda tersebut. Neto juga dikenal dengan istilah berat bersih.

Misal dalam bungkus suatu snack tertuliskan neto 300 gram. Ini bermakna

bahwa berat snack tersebut tanpa plastik pembungkusnya adalah 300 gram.

Istilah Tara diartikan sebagai selisih antara bruto dengan neto.

Misal diketahui pada bungkus snack tertuliskan bruto 350 gram,

sedangkan netonya adalah 300 gram. Ini berarti bahwa taranya adalah 50

gram. Atau secara sederhana berat pembungkus dari snack tersebut tanpa

isinya.

Dari penjelasan ketiga istilah di atas, sehingga dapat diperoleh

rumus sebagai berikut:

Bruto = Neto + Tara

Neto = Bruto – Tara

Tara = Bruto – Neto


25

Contoh:

Mega membeli tepung sebanyak satu karung dengan bruto 40 kg, berat

karung ditaksir sebesar 2,5%. Jika harga tepung per kg adalah

Rp 5.000,00, tentukan jumlah uang yang harus dibayar Mega!

Jawab:

Diketahui : Bruto 40 kg

Tara 2,5%

Harga tepung per kg Rp 5.000,00

Ditanya : Jumlah uang yang harus dibayar Mega.

Penyelesaian :

Berat karung (tara) = Persen tara × Bruto

= 2,5% × 40 kg
,
= × 40 kg

= 1 kg

Berat bersih = Bruto – Tara

= 40 kg – 1 kg

= 39 kg

Jumlah uang yang harus dibayar Mega = Berat bersih × Harga tepung

= 39 × Rp 5.000,00

= Rp 195.000,00

Jadi, jumlah uang yang harus dibayar adalah Rp 195.000,00.


26

e. Bunga Tunggal

Bunga tunggal adalah bunga uang yang diperoleh pada setiap akhir

jangka waktu tertentu yang tidak mempengaruhi besarnya modal. Modal

dalam hal ini besarnya tetap dan tidak berubah. Besarnya bunga

berbanding senilai dengan persentase dan lama waktunya, dan umumnya

berbanding senilai pula dengan besarnya modal. Jika modal sebesar M

ditabung dengan bunga b% setahun, maka besarnya bunga tunggal (B)

dirumuskan sebagai berikut:

1) Setelah t tahun, besarnya bunga:

= × ×

2) Setelah t bulan, besarnya bunga:

= × ×

3) Setelah t hari (satu tahun adalah 365 hari), besarnya bunga:

= × ×

Contoh:

Pada tanggal 2 Desember 2013, Nurwahid menabung di Bank sebesar

Rp 500.000,00 dengan bunga tunggal 10% per tahun. Enam bulan

kemudian, dia ingin mengambil tabungannya untuk membeli sepeda

seharga Rp 600.000,00, tapi Nurwahid khawatir tabungannya tidak cukup

untuk membeli sepeda tersebut. Apa sebaiknya yang dilakukan Nurwahid?

Apakah dia mampu membeli sepeda itu, atau haruskah dia menunggu

beberapa bulan lagi? Tuliskan cara kalian menentukan berapa uang

Nurwahid setelah 6 bulan menabung?


27

Jawab:

Diketahui : Tabungan Rp 500.000,00

Bunga tunggal 10% per tahun

Harga sepeda Rp 600.000,00

Ditanya : Dengan uang tabungannya, dalam waktu 6 bulan apakah

Nurwahid bisa membeli sepeda. Jika tidak, berapa bulan dia

harus menunggu.

Penyelesaian :

Besar bunga dalam 1 tahun = 10% × Tabungan

= × Rp 500.000,00

= Rp 50.000,00

Dikarenakan Nurwahid menyimpan uang selama 6 bulan, maka besarnya

bunga adalah:

Besar bunga dalam 6 bulan = × Bunga dalam 1 tahun

= × Rp 50.000,00

= Rp 25.000,00

Uang Nurwahid selama 6 bulan = Tabungan + Bunga

= Rp 500.000,00 + Rp 25.000,00

= Rp 525.000,00

Jadi uang Nurwahid selama 6 bulan adalah sebesar Rp 525.000,00. Karena

harga sepeda Rp 600.000,00 maka uang Nurwahid belum cukup untuk

membeli sepeda, yang dilakukan Nurwahid sebaiknya menunggu minimal

1 tahun 6 bulan lagi (karena setiap enam bulan Nurwahid mendapat


28

tambahan uang sebesar Rp 25.000,00. Jadi kalau Nurwahid menunggu 1

tahun 6 bulan lagi maka dia akan dapat membeli sepeda seharga

Rp 600.000,00.

B. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka memuat uraian yang sistematis tentang informasi-

informasi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang

relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini disusun dari

berbagai referensi hasil penelitian terdahulu, diantaranya yaitu:

1. Karim dan Normaya (2015) dengan judul penelitian “Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan

Menggunakan Model Jucama di Sekolah Menengah Pertama”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa,

mengetahui respon siswa terhadap penerapan model Jucama dalam

pembelajaran matematika, dan mengetahui hubungan antara kemampuan

berpikir kritis dengan respon siswa terhadap model Jucama.

2. Harlinda Fatmawati, Mardiyana, dan Triyanto (2014) dengan judul

penelitian “Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah

Matematika Berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan

Kuadrat”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa, proses berpikir kritis siswa dalam

pemecahan masalah berdasarkan Polya, dan faktor yang mempengaruhi

proses berpikir kritis siswa.


29

3. Mohammad Faizal Amir (2015) dengan judul penelitian “Proses Berpikir

Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Soal

Cerita Matematika Berdasarkan Gaya Belajar”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengidentifikasi proses berpikir kritis siswa sekolah dasar dalam

memecahkan masalah berbentuk soal cerita berdasarkan perbedaan gaya

belajar (visual, auditori, dan kinestetik) siswa.

4. Riki Apriyandi Putra, Fransisca Sudargo, Sri Redjeki, dan Adianto

(2014) dengan judul penelitian “The Analysis of Concepts Mastery and

Critical Thinking Skills on Invertebrate Zoology Course”. Penelitian ini

bertujuan untuk memberikan gambaran umum konsep dan penguasaan

keterampilan berpikir kritis siswa di kelas yang diajarkan Zoologi

invertebrata secara konvensional (tidak atau sedikit penyelidikan).

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan

peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Perbandingan Penelitian

Penelitian
No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan yang akan
dilakukan
1 Karim dan 1. Meneliti tentang 1. Variabel Analisis
Normaya kemampuan yang Kemampuan
(2015), berpikir kritis berkaitan Berpikir Kritis
Kemampuan siswa dengan dalam
Berpikir Kritis 2. Menggunakan kemampu Menyelesaikan
Siswa dalam penelitian an Soal Cerita
Pembelajaran deskriptif berpikir Materi
Matematika kritis Aritmetika
dengan 2. Materi, Sosial
Menggunakan subjek, pada Siswa
Model Jucama lokasi dan Kelas VII SMP
di Sekolah waktu N 18
Menengah penelitian Purworejo
30

Pertama
2 Harlinda 1. Meneliti tentang 1. Variabel
Fatmawati, berpikir kritis yang
Mardiyana, dan siswa berkaitan
Triyanto (2014), 2. Menggunakan dengan
Analisis penelitian kemampu
Berpikir Kritis deskriptif an
Siswa dalam kualitatif berpikir
Pemecahan 3. Menggunakan kritis
Masalah teknik 2. Materi,
Matematika purposive subjek,
Berdasarkan sampling lokasi dan
Polya pada (sampel tujuan) waktu
Pokok Bahasan dalam memilih penelitian
Persamaan subjek
Kuadrat penelitian
3 Mohammad 1. Meneliti tentang 1. Variabel
Faizal Amir proses berpikir yang
(2015), Proses kritis siswa berkaitan
Berpikir Kritis dengan
2. Menggunakan
Siswa Sekolah kemampu
Dasar dalam penelitian an
Memecahkan deskriptif berpikir
Masalah kualitatif kritis
Berbentuk Soal 2. Materi,
Cerita subjek,
Matematika lokasi dan
Berdasarkan waktu
Gaya Belajar penelitian
4 Riki Apriyandi 1. Meneliti 1. Variabel
Putra, Fransisca tentang berpikir yang
Sudargo, Sri kritis siswa berkaitan
Redjeki, dan dengan
2. Menggunakan
Adianto (2014), kemampu
The Analysis of penelitian an
Concepts deskriptif berpikir
Mastery and kritis
Critical
Thinking Skills
on Invertebrate
Zoology Course
31

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit, tidak menarik,

dan menakutkan bagi sebagian siswa. Padahal matematika merupakan ilmu

yang sangat penting dan berguna di dalam kehidupan sehari-hari. Pada

umumnya, permasalahan terbesar siswa ada pada penyelesaian soal

matematika, terutama soal cerita. Sebagian besar siswa menganggap soal

cerita tersebut rumit.

Dalam menyelesaikan soal cerita dibutuhkan proses kemampuan

berpikir. Salah satunya adalah berpikir kritis. Berpikir kritis adalah

kemampuan menganalisis atau menelaah suatu ide atau gagasan setelah

memahami suatu ide atau gagasan tersebut. Berpikir kritis juga dianggap

sebagai kemampuan yang perlu untuk dikembangkan agar meningkatnya

kualitas apa yang ada pada diri seseorang.

Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari penyelesaian

masalah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita secara runtut

sesuai dengan indikator. Adapun indikator berpikir kritis meliputi

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), kemampuan

memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar (assessment),

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan

konsep (strategi dan taktik), serta menarik kesimpulan dengan jelas dan logis

dari hasil penyelidikan (inferensi). Merumuskan pokok-pokok permasalahan

(klarifikasi) dalam soal cerita, artinya siswa dapat menuliskan apa yang

diketahui dengan tepat berdasarkan masalah atau informasi yang ada pada
32

soal. Kemampuan memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang

benar (assessment) dalam soal cerita, artinya siswa dapat memahami maksud

dari informasi yang ditulisnya, mampu memberikan argumen yang tepat

berdasarkan masalah atau informasi yang ada serta dapat memberikan alasan

yang jelas dan logis. Menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik) yang dimaksudkan

dalam soal cerita adalah siswa dapat menyelesaikan masalah dengan tidak

hanya menggunakan satu cara saja, melainkan dengan lebih dari satu cara.

Menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi)

dalam soal cerita, artinya siswa dapat menarik kesimpulan dengan jelas dan

logis dari suatu masalah atau informasi yang terdapat pada soal. Apabila

siswa menyelesaikan soal tersebut sesuai dengan indikator, maka dapat

dikatakan siswa tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

diagram sebagai berikut.


Soal Cerita

Berpikir Kritis

Indikator berpikir kritis, mengacu pada indikator berpikir kritis menurut Perkins & Murphy, yaitu meliputi:
1. Klarifikasi, artinya siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dengan tepat atau merumuskan pokok-
pokok permasalahan.
2. Assessment, artinya siswa dapat memahami maksud dari informasi yang ditulisnya atau kemampuan siswa
dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar.
3. Strategi dan taktik, artinya siswa dapat menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian
berdasarkan konsep.
4. Inferensi, artinya siswa dapat menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan.

Siswa memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi

Bagan 1. Kerangka Berpikir


33

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan dengan judul, tujuan, dan manfaat penelitian ini, maka

metode penelitiannya adalah metode fenomenologi. Penelitian tersebut

termasuk dalam jenis penelitian kualitatif, yang artinya adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah (Moleong, 2012:6). Pendekatan kualitatif dipilih dengan tujuan

mengungkap secara lebih jelas dan rinci mengenai bagaimana kemampuan

berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal cerita.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 18 Purworejo yang terletak di

Kecamatan Kemiri. Alasan memilih pelaksanaan di sekolah tersebut karena

peneliti memilih sekolah yang termasuk kategori favorit di kalangan

masyarakat Kecamatan Kemiri. Peneliti juga melihat jurnal untuk mendaftar

di sekolah tersebut tahun ajaran 2015/2016 bahwa nilai UAN SD yang

dijadikan sebagai syarat masuk sekolah tersebut termasuk dalam kategori

yang tinggi, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti di sekolah tersebut

sesuai dengan judul penelitian yaitu mengenai kemampuan berpikir kritis.

33
34

C. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilaksanakan di SMP N 18 Purworejo yaitu

mulai dari bulan November 2016 – Juni 2017, dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 2. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan
2016 2017
11 12 1 2 3 4 5 6
1 Pengajuan judul dan
penyusunan
proposal
2 Pembuatan
instrumen penelitian
3 Pengumpulan data
4 Pengolahan data
5 Penulisan laporan
penelitian

D. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP N 18 Purworejo.

Sampel tersebut akan diberi tes tertulis berupa soal cerita materi aritmetika

sosial untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Selanjutnya

berdasarkan hasil tes tersebut, sampel akan diteliti lebih lanjut dengan

wawancara. Menurut Moleong (2012:224) mengatakan bahwa maksud

sampling dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjaring sebanyak

mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Oleh sebab itu, pada

penelitian kualitatif tidak ada pengambilan sampel secara acak melainkan

sampel dengan tujuan tertentu (purposive sampling). Adapun tujuannya

adalah untuk menentukan siswa yang akan diteliti lebih lanjut dengan tes dan

wawancara.
35

Dari hasil tes kemampuan berpikir kritis, siswa akan dibagi menjadi 3

kelompok (kategori) yaitu kelompok tingkat rendah, kelompok tingkat

sedang, dan kelompok tingkat tinggi. Dari masing-masing kelompok tersebut

akan dipilih 3 siswa secara acak dari kategori tingkat rendah, 4 siswa secara

acak dari kategori tingkat sedang, dan 3 siswa secara acak dari kategori

tingkat tinggi. Pengelompokan sampel penelitian didasarkan pada rata-rata

nilai tes kemampuan berpikir kritis seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Kriteria Pengelompokan Sampel Penelitian

Kelompok Interval Nilai


Tingkat Rendah < ̅ − SD
Tingkat Sedang ̅− < < ̅ + SD
Tingkat Tinggi > ̅ + SD

Dengan ̅ adalah nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kritis, dengan

menggunakan rumus:


̅=

Keterangan:

= nilai data ke

= banyaknya data

Untuk mencari standar deviasi (SD), akan digunakan rumus sebagai

berikut:

∑ ∑
SD = − ( )

Keterangan:

SD = standar deviasi

= jumlah siswa
36

Setelah dilakukan pengelompokan berdasarkan kategori tersebut,

selanjutnya akan dilakukan wawancara terhadap sampel yang telah dipilih

dari masing-masing kelompok.

E. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sebagaimana dikutip oleh

Moleong (2012:157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti memilih sumber data sebagai

berikut:

1. Kata-kata dan Tindakan

Dalam penelitian ini, maksud dari kata-kata dan tindakan adalah

wawancara. Jadi, sumber data dalam penelitian ini adalah wawancara

dengan orang-orang yang diamati (siswa) yang dipilih oleh peneliti.

2. Data hasil tes

Data hasil tes dalam penelitian ini, yaitu data hasil tes siswa dalam

menyelesaikan soal cerita materi aritmetika sosial.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Catatan Lapangan
37

Catatan lapangan dalam penelitian ini berisi mengenai catatan-

catatan segala kejadian yang terjadi selama penelitian berlangsung dan

peneliti berada di dalam lapangan.

2. Wawancara tak terstruktur

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara dan terwawancara (narasumber). Percakapan ini

adalah percakapan dengan maksud tertentu. Dalam penelitian ini, maksud

tertentu dari percakapan adalah mengenai kemampuan berpikir kritis

siswa. Peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur, karena

sebagaimana yang dinyatakan Moleong (2012:191) wawancara tak

terstruktur jika pewawancara ingin menanyakan sesuatu secara lebih

mendalam lagi pada seorang subjek tertentu dan ingin mencoba

mengungkapkan pengertian suatu peristiwa, situasi atau keadaan tertentu.

Hal ini berkaitan dengan peneliti ingin mengkaji secara mendalam

mengenai penyebab kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pembelajaran.

3. Tes

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan tes. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan soal cerita materi aritmetika sosial, di mana

hasil tes tersebut dianalisa bagaimana pola berpikir kritis siswa.

4. Triangulasi
38

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi adalah teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Apabila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data. Dalam penelitian ini, dipilih triangulasi

teknik yang artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbeda-beda untuk mendapatkan sumber yang sama.

G. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen penelitian sebagai alat bantu dalam

mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut:

1. Peneliti

Dalam penelitian ini, kedudukan peneliti adalah sebagai instrumen

penelitian sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data. Peneliti

berperan penuh sebagai pengamat karena mengamati secara langsung

pada saat penelitian dilaksanakan.

2. Tes

Materi tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi

aritmetika sosial yang diajarkan pada siswa kelas VII semester II (genap)

kurikulum 2013. Kemudian, bentuk tes yang digunakan adalah soal cerita

bentuk uraian. Digunakannya tes bentuk uraian, karena memiliki

kebaikan-kebaikan seperti yang diungkapkan Arikunto (2012:178).


39

a. Mudah disiapkan dan disusun.


b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau
beruntung-untungan.
c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.
d. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengutarakan maksudnya
dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang
diteskan.

Agar instrumen yang berupa tes tersebut akurat, maka perlu

dilakukan validasi untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid

atau tidak. Instrumen tersebut dikonsultasikan kepada para ahli. Soal-soal

tes juga perla dilakukan analisis soal, tujuannnya yaitu untuk

mengidentifikasi soal yang baik, kurang baik, dan tidak baik. Analisis

soal meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran mudah, sedang, atau

sukar, dan mempunyai daya pembeda.

Adapun langkah-langkah dalam menyusun soal tes kemampuan

berpikir kritis pada penelitian ini, yaitu:

a. Melakukan pembatasan terhadap materi yang akan diujikan, yaitu

materi aritmetika sosial.

b. Menentukan bentuk soal, yaitu soal cerita berbentuk uraian.

c. Menentukan jumlah butir soal, yaitu 2 butir soal.

d. Menentukan waktu tes, yaitu 2 × 40 menit.

e. Menyusun kisi-kisi tes kemampuan berpikir kritis.

f. Menyusun soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

g. Melakukan validasi instrumen tes.

h. Melakukan revisi instrumen tes apabila diperlukan.


40

i. Melakukan uji coba tes tersebut.

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan

wawancara. Pedoman tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai

kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang

diberikan oleh peneliti.

H. Teknik Analisis Data

Didasarkan pada Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh Su-

giyono (2011:247), tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini yaitu

reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah bentuk analisis yang berarti menajamkan,

mengurangkan, membuang yang tidak perlu. Dalam penelitian ini,

maksudnya adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya,

sehingga data diperoleh berupa gambaran yang jelas agar memudahkan

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian data

Penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan semua informasi

yang disusun dengan benar agar memungkinkan adanya penarikan

kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif disajikan dalam

bentuk teks naratif. Pada tahap ini, untuk memperoleh data kemampuan
41

berpikir kritis dari jawaban tes yang terdiri dari dua soal uraian yang

dikerjakan siswa (yang menjadi sampel), akan dilakukan penskoran

terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Berikut kriteria penskoran

yang digunakan.

Tabel 4. Aturan Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis

No. Indikator Berpikir Respon Siswa terhadap Soal Skor


Kritis
1 Merumuskan Mengidentifikasi informasi yang 1
pokok-pokok diketahui dan ditanyakan dengan tidak
permasalahan jelas, tidak tepat, dan tidak teliti.
(Klarifikasi) Mengidentifikasi informasi yang 2
diketahui dan ditanyakan dengan jelas,
tepat, dan tidak teliti.
Mengidentifikasi informasi yang 3
diketahui dan ditanyakan dengan jelas,
tepat, dan teliti.
2 Kemampuan Memberikan alasan secara tidak jelas, 1
memberikan alasan tidak tepat, dan tidak relevan.
untuk menghasilkan Memberikan alasan secara jelas, tepat, 2
argumen yang dan tidak relevan.
benar (Assessment) Memberikan alasan secara jelas, tepat, 3
dan relevan.
3 Menyelesaikan Menyelesaikan masalah dengan 1
masalah dengan penyelesaian yang tidak tepat dan
beragam alternatif perhitungan yang tidak tepat.
penyelesaian Menyelesaikan masalah dengan 2
berdasarkan konsep penyelesaian yang tepat dan
(Strategi dan perhitungan yang tidak tepat.
Taktik) Menyelesaikan masalah dengan 3
penyelesaian yang tepat dan
perhitungan yang tepat.
4 Menarik Menghasilkan kesimpulan yang tidak 1
kesimpulan dengan jelas dan tidak tepat.
jelas dan logis dari Menghasilkan kesimpulan yang jelas 2
hasil penyelidikan dan tidak tepat.
(Inferensi) Menghasilkan kesimpulan yang jelas 3
dan tepat.
Adapun cara perhitungan nilai persentase adalah sebagi berikut:

Nilai persentase = × 100%


42

Nilai persentase kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari

perhitungan kemudian dikategorikan sesuai tabel berikut.

Tabel 5. Kategori Persentase Kemampuan Berpikir Kritis

Interpretasi (%) Kategori


81,25 < ≤ 100 Sangat Tinggi
71,5 < ≤ 81,25 Tinggi
62,5 < ≤ 71,5 Sedang
43,75 < ≤ 62,5 Rendah
0 < ≤ 43,75 Sangat Rendah
Adaptasi Setyowati (2011) dalam Karim dan Normaya (2015:96)

3. Verifikasi

Verifikasi dalam penelitian ini, maksudnya adalah menarik

kesimpulan. Untuk bisa menarik kesimpulan dengan benar, perlu

didukung adanya bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti ke

lapangan mengumpulkan data. Dalam hal ini, bisa dilakukan dengan cara

membandingkan hasil pekerjaan tes siswa dengan hasil wawancara dari

siswa yang telah dipilih oleh peneliti.


43

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan

pembahasan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

dan untuk memperoleh gambaran profil proses berpikir kritis siswa dalam

menyelesaikan soal cerita materi aritmetika sosial. Penelitian ini dilaksanakan

selama dua hari yaitu pada hari Kamis, 18 Mei 2017 dan hari Rabu, 24 Mei

2017 di SMP N 18 Purworejo.

Penelitian pertama, dilaksanakan di dalam kelas setelah pulang

sekolah dan mengambil sampel satu kelas yaitu kelas VII A dengan

menggunakan sampel yang mempunyai tujuan tertentu (purposive sampling).

Adapun tujuannya adalah untuk menentukan siswa yang akan diteliti lebih

lanjut dengan tes dan wawancara. Dari hasil tes yang dilakukan di kelas VII

A, akan dibagi menjadi tiga kategori kemampuan berpikir kritis yaitu kategori

rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi. Tes tersebut dilaksanakan oleh

28 siswa dari 31 siswa. Tiga siswa tidak mengikuti tes dikarenakan mereka

merupakan pengurus OSIS yang saat itu bertugas mengurus persiapan

perpisahan kelas IX. Tes tersebut berupa soal uraian tentang aritmetika sosial

yang berjumlah dua butir soal dan sudah divalidasi oleh tiga validator. Satu

soal mencakup semua indikator berpikir kritis diantaranya terdapat empat

indikator, yaitu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi),

43
44

kemampuan memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan menarik kesimpulan dengan

jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi).

Penelitian kedua, dilaksanakan di dalam kelas dan mengambil 10

sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Berdasarkan kategori

rendah diambil 3 sampel. Berdasarkan kategori sedang diambil 4 sampel.

Berdasarkan kategori tinggi diambil 3 sampel. Dari 10 sampel tersebut

dikenakan tes dan wawancara kemampuan berpikir kritis. Soal tes yang

dilakukan pada 10 anak tersebut, berupa soal uraian yang berjumlah dua butir.

Soal tersebut sama dengan soal yang diujikan pada semua anak di kelas VII

A, hanya diganti nama dan angkanya saja. Wawancara yang dilakukan pada

10 anak tersebut, mengalami kesulitan. Kesulitan pada penelitian ini adalah

siswa susah diatur untuk melakukan kegiatan wawancara, tidak lancar dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan merasa pesimis terlebih dahulu.

B. Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam

menyelesaikan soal cerita materi aritmetika sosial dan bagaimana profil

proses berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi aritmetika

sosial.

Ada dua bentuk data dalam kegiatan penelitian ini yaitu hasil

pekerjaan (tes) dari 10 sampel dan hasil wawancara. Dari dua data tersebut
45

akan dijadikan tolok ukur dalam menyimpulkan bagaimana kemampuan

berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi aritmetika sosial

dan bagaimana profil proses berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

cerita materi aritmetika sosial. Berikut hasil pengamatan dari 10 siswa yang

dijadikan sampel dalam mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis dan

wawancara.

1. Sampel 1 (S1)

S1 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori

rendah. Jawaban S1 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S1 hanya

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Hal

tersebut ditunjukkan adanya S1 benar dalam menjawab dan memaparkan

semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada soal. Berikut

paparan jawaban S1 yang menunjukkan bahwa S1 hanya mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi).

Pada soal nomor 2, jawaban S1 menunjukkan bahwa S1 hanya

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Hal

tersebut ditunjukkan adanya S1 benar dalam menjawab dan memaparkan

semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada soal. Berikut

paparan jawaban S1 yang menunjukkan bahwa S1 hanya mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi).


46

Berdasarkan paparan data di atas, S1 hanya mampu merumuskan

pokok-pokok permasalahan (klarifikasi) saja untuk semua soal. Hal

tersebut dikarenakan S1 merasa pesimis terlebih dahulu sebelum

mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis dan pada saat kegiatan

wawancara dilaksanakan S1 sering diam ketika sedang diberi pertanyaan

serta merasa bingung. Berikut hasil wawancara yang menunjukkan

bahwa S1 merasa tidak bisa mengerjakan dan kebingungan.

P : Birrul, tadi kamu ngerjainnya 2 soal ya?


S1 : iya.
P : la itu menurut kamu kategorinya mudah, sedang, apa sulit?
S1 : mudah.
P : mudah?
S1 : iya.
P : kenapa?
S1 : ehm karena….. (diam)
P : kamu sudah bisa?
S1 : belum.
P : belum?
S1 : iya.
P : terus nomor 1 itu ya? Informasi apa saja yang kamu dapat dari
masalah tersebut?
S1 : (diam)

2. Sampel 2 (S2)

S2 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori

rendah. Jawaban S2 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S2 hanya

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Hal

tersebut ditunjukkan adanya S2 benar dalam menjawab dan memaparkan

semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada soal. Berikut
47

paparan jawaban S2 yang menunjukkan bahwa S2 hanya mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi).

Pada kemampuan dalam memberikan alasan untuk menghasilkan

argumen yang benar (assessment), S2 sudah bisa menghasilkan argumen

yang benar namun salah dalam memberikan alasan. Berikut paparan

jawaban S2 yang salah dalam memberikan alasan.

Pada kegiatan wawancara, S2 juga tidak bisa menjelaskan secara

rinci mengenai alasan argumen yang telah disampaikan. Berikut paparan

hasil wawancara S2 yang menunjukkan tidak bisa memberikan alasan

secara rinci untuk menghasilkan argumen yang tepat.

P : itu yang nomor b argumennya sudah benar apa salah?


S2 : salah.
P : kenapa?
S2 : harusnya bukan 5%.

Pada soal nomor 2, jawaban S2 menunjukkan bahwa S2 hanya

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Hal

tersebut ditunjukkan adanya S2 benar dalam menjawab soal dan

memaparkan semua informasi sesuai dengan masalah pada soal. Berikut


48

paparan jawaban S2 yang menunjukkan bahwa S2 hanya mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi).

3. Sampel 3 (S3)

S3 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori

rendah. Jawaban S3 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S3 tidak

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu

dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan menarik

kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi).

Hal tersebut ditunjukkan adanya S3 salah dalam menjawab soal, ada juga

yang kurang lengkap dalam memaparkan informasi sesuai dengan

masalah pada soal, sehingga dapat dikatakan S3 tidak mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Berikut paparan

jawaban S3 yang kurang lengkap dalam memaparkan informasi sesuai

dengan masalah pada soal dan paparan jawaban yang menunjukkan tidak

mampu dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang

benar (assessment), menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan menarik

kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi).


49

Pada soal nomor 2, jawaban S3 menunjukkan bahwa S3 tidak

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu

dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan menarik

kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi).

Hal tersebut ditunjukkan adanya S3 salah dalam menjawab soal, ada juga

yang kurang lengkap dalam memaparkan informasi sesuai dengan

masalah pada soal, sehingga dapat dikatakan S3 tidak mampu dalam

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Berikut paparan

jawaban S3 yang kurang lengkap dalam memaparkan informasi sesuai

dengan masalah pada soal dan paparan jawaban yang menunjukkan tidak

mampu dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang

benar (assessment), menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan menarik

kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi).


50

Pada saat wawancara S3 juga selalu bilang kalau tidak tahu dan

tidak bisa mengerjakan. Berikut hasil paparan wawancara S3.

P : ini informasi apa saja dik yang kamu dapat dari masalah
tersebut?
S3 : (diam) nggak bisa mbak (tertawa)
P : kemudian yang b itu argumennya sudah tepat apa belum?
S3 : nggak tahu mbak.
P : nggak tahu?
S3 : iya.
P : kenapa? Nggak bisa?
S3 : iya.
P : kemudian yang c kamu ngerjainnya pakai berapa cara?
S3 : satu. Ini nggak tahu mbak.
P : kenapa?
S3 : susah.

4. Sampel 4 (S4)

S4 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori

sedang. Jawaban S4 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S4 hanya

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Hal

tersebut ditunjukkan adanya S4 benar dalam menjawab dan memaparkan

semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada soal. Berikut

paparan jawaban S4 yang menunjukkan bahwa S4 hanya mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi).


51

Pada kemampuan dalam memberikan alasan untuk menghasilkan

argumen yang benar (assessment), S4 sudah bisa menghasilkan argumen

yang benar namun salah dalam memberikan alasan. Berikut paparan

jawaban S4 yang salah dalam memberikan alasan.

Berikut hasil wawancara yang menunjukkan bahwa S4 tidak bisa

memberikan alasan yang jelas mengenai argumennya.

P : ehm itu yang b itu kan ada argumen ya? Benar atau salah ya? Itu
argumennya sudah benar atau belum?
S4 : nggak tahu (bingung).
P : yang 1b, kamu jawabannya apa? Bukan? Kalau bukan
argumennya apa? Benar apa salah?
S4 : salah.
P : ya, kamu alasannya apa jawab salah?
S4 : karena soto per mangkok turun menjadi Rp 6.300,00.
P : nomer 1b dik.
S4 : oh 1b. karena tiap bulan bukan 0,5%.

Pada soal nomor 2, jawaban S4 menunjukkan bahwa S4 mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), kemampuan

memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), dan menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil

penyelidikan (inferensi). S4 dikatakan mampu merumuskan pokok-

pokok permasalahan (klarifikasi), karena S4 benar dalam menjawab dan

memaparkan semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada

soal. S4 dikatakan mampu dalam memberikan alasan untuk


52

menghasilkan argumen yang benar (assessment), karena S4 benar dalam

menjawab soal dan memberikan alasan yang tepat. S4 dikatakan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi), karena S4 benar dalam menarik kesimpulan berdasarkan soal.

Jawaban S4 yang menunjukkan bahwa S4 tidak mampu menyelesaikan

masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep

(strategi dan taktik), dikarenakan hanya menggunakan satu cara saja.

Berikut paparan jawaban S4.

Berikut hasil wawancara yang menunjukkan bahwa S4 hanya

menggunakan satu cara saja.

P : kemudian yang nomer c kamu mengerjakannya pakai berapa


cara?
S4 : satu.
P : kenapa?
S4 : karena cuma itu.
P : ada cara lain nggak?
S4 : ada. Tapi nggak ingat.

5. Sampel 5 (S5)

S5 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori

sedang. Jawaban S5 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S5 mampu


53

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu dalam

memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), dan menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil

penyelidikan (inferensi). S5 dikatakan mampu merumuskan pokok-

pokok permasalahan (klarifikasi), karena S5 benar dalam menjawab dan

memaparkan semua informasi yang sesuai dengan masalah yang terdapat

pada soal. S5 dikatakan mampu menyelesaikan masalah dengan beragam

alternatif penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), karena

S5 benar dalam menjawab soal dan dengan menggunakan lebih dari satu

cara yaitu dengan dua cara. S5 dikatakan mampu menarik kesimpulan

dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), karena S5

benar dalam menarik kesimpulan berdasarkan masalah yang terdapat

pada soal dengan jelas dan logis. Berikut paparan jawaban S5.

Dari paparan jawaban di atas, jawaban S5 menunjukkan bahwa S5

tidak mampu dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen


54

yang benar (assessment). Hal tersebut ditunjukkan karena S5 sudah bisa

menghasilkan argumen yang benar namun salah dalam memberikan

alasan. Berikut hasil wawancara yang menunjukkan bahwa S5 tidak bisa

menghasilkan alasan yang tepat untuk argumennya.

P : kemudian yang b itu argumennya sudah tepat apa belum?


S5 : sudah (mengangguk).
P : yang b itu.
S5 : belum belum (menggelengkan kepala)
P : kenapa?
S5 : soalnya ketika 5% dibagi 12 bulan itu hasilnya 0,6%.
P : yakin?
S5 : yakin.

Dari hasil wawancara di atas, S5 sudah benar cara dalam menghitung

bunga per bulannya, namun perhitungannya yang salah.

Pada soal nomor 2, jawaban S5 menunjukkan bahwa S5 mampu

dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi). S5 dikatakan mampu dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar (assessment), karena S5 benar dalam

menjawab soal dan memberikan alasan dengan tepat. S5 dikatakan

mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), karena S5 benar dalam

menjawab soal dan dengan menggunakan lebih dari satu cara yaitu

dengan dua cara. S5 dikatakan mampu menarik kesimpulan dengan jelas

dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), karena S5 benar dalam


55

menarik kesimpulan berdasarkan soal dengan jelas dan logis. Jawaban S5

yang menunjukkan bahwa S5 tidak mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan (klarifikasi), karena S5 menuliskan semua informasi

dengan tidak lengkap. Berikut paparan jawaban S5.

Lanjutan dari paparan jawaban di atas:

6. Sampel 6 (S6)

S6 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori

sedang. Jawaban S6 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S6 hanya


56

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Hal

tersebut ditunjukkan adanya S6 benar dalam menjawab dan memaparkan

semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada soal. Berikut

paparan jawaban S6 yang menunjukkan bahwa S6 hanya mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi).

Pada soal nomor 2, jawaban S6 menunjukkan bahwa S6 sudah

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu

dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi). S6 dikatakan mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan (klarifikasi), karena S6 benar dalam menjawab dan

memaparkan semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada

soal. S6 dikatakan mampu dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar (assessment), karena S6 benar dalam

menjawab soal dan memberikan alasan yang tepat. S6 dikatakan mampu

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), karena S6 benar dalam

menjawab soal dan dengan menggunakan lebih dari satu cara yaitu
57

dengan dua cara. S6 dikatakan mampu menarik kesimpulan dengan jelas

dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), karena S6 benar dalam

menarik kesimpulan berdasarkan soal dengan jelas dan logis. Berikut

paparan jawaban S6.

Lanjutan dari paparan jawaban di atas:


58

Dari paparan jawaban di atas, terlihat bahwa S6 sudah mampu

menguasai soal nomor 2 dengan baik dan teliti karena sudah mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu dalam

memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi). Hal ini dapat dilihat pula dari cuplikan hasil wawancara

berikut.

P : udah yakin sama jawaban kamu itu?


S6 : udah.

7. Sampel 7 (S7)

S7 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori

sedang. Jawaban S7 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S7 hanya

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Hal

tersebut ditunjukkan adanya S7 benar dalam menjawab dan memaparkan

semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada soal. Berikut

paparan jawaban S7 yang menunjukkan bahwa S7 hanya mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi).

Pada soal nomor 2, jawaban S7 menunjukkan bahwa S7 sudah

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu

dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar


59

(assessment), mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi). S7 dikatakan mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan (klarifikasi), karena S7 benar dalam menjawab dan

memaparkan semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada

soal. S7 dikatakan mampu dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar (assessment), karena S7 benar dalam

menjawab soal dan memberikan alasan yang tepat. S7 dikatakan mampu

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), karena S7 benar dalam

menjawab soal dan dengan menggunakan lebih dari satu cara yaitu

dengan dua cara. S7 dikatakan mampu menarik kesimpulan dengan jelas

dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), karena S7 benar dalam

menarik kesimpulan berdasarkan soal dengan jelas dan logis. Berikut

paparan jawaban S7.


60

Dari paparan jawaban di atas, terlihat bahwa S7 sudah mampu

menguasai soal nomor 2 dengan baik dan teliti karena sudah mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu dalam

memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi). Hal ini dapat dilihat pula dari cuplikan hasil wawancara

berikut.

P : yakin sama jawaban kamu itu?


S7 : yakin.

8. Sampel 8 (S8)

S8 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori tinggi.

Jawaban S8 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S8 hanya mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi). Hal tersebut

ditunjukkan adanya S8 benar dalam menjawab dan memaparkan semua

informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada soal. Berikut

paparan jawaban S8 yang menunjukkan bahwa S8 hanya mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi).

Pada kemampuan dalam memberikan alasan untuk menghasilkan

argumen yang benar (assessment), S8 sudah bisa menghasilkan argumen


61

yang benar namun salah dalam memberikan alasan. Berikut paparan

jawaban S8 yang salah dalam memberikan alasan.

Berikut hasil wawancara yang menunjukkan bahwa S8 tidak bisa

menghasilkan alasan yang tepat untuk argumennya.

P : kemudian itu yang nomer b ya, argumennya sudah benar apa


salah?
S8 : salah.
P : alasannya apa?
S8 : karena dalam dalam satu tahun mendapat 5% dan 5% : 12 =
0,41%.
P : oh gitu ya?
S8 : iya.

Dari hasil wawancara di atas, S8 sudah benar cara dalam menghitung

bunga per bulannya, namun perhitungannya yang salah.

Pada kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan beragam

alternatif penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), S8

hanya menggunakan satu cara saja dan hasilnya salah, sehingga pada

kemampuan dalam menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil

penyelidikan (inferensi), S8 menyimpulkan dengan jawaban yang salah.

Berikut paparan jawaban S8.


62

Berdasarkan paparan jawaban di atas, S8 hanya menggunakan satu

cara saja karena lupa dengan cara lainnya. Kemudian, S8 salah dalam

penulisannya yang seharusnya bulan tetapi ditulis tahun, padahal

perhitungannya sudah benar. Itu yang menyebabkan S8 dikatakan tidak

mampu menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil

penyelidikan (inferensi), karena S8 menyimpulkan dengan jawaban yang

salah. Berikut hasil wawancara yang menunjukkan bahwa S8 lupa

dengan cara lainnya.

P : kemudian nomer c itu kamu mengerjakannya berapa cara?


S8 : satu.
P : yang kamu ketahui cuma satu ya caranya ya?
S8 : iya.
P : ada cara lain nggak yang kamu ketahui?
S8 : ada.
P : apa? Kenapa nggak ditulis kalau ada?
S8 : ehm..lupa.
P : lupa? Mau dikerjakan nggak?
S8 : nggak.
P : kenapa?
S8 : kelamaan (tersenyum).
P : boleh nggak kalau aku minta tolong buat dikerjakan sekarang?
S8 : hmm….nggak (tertawa).

Pada soal nomor 2, jawaban S8 menunjukkan bahwa S8 sudah

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu

dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), dan mampu menarik kesimpulan dengan jelas dan logis

dari hasil penyelidikan (inferensi). S8 dikatakan mampu merumuskan

pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), karena S8 benar dalam

menjawab dan memaparkan semua informasi sesuai dengan masalah

pada soal. S8 dikatakan mampu dalam memberikan alasan untuk


63

menghasilkan argumen yang benar (assessment), karena S8 benar dalam

menjawab soal dan memberikan alasan yang tepat. S8 dikatakan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi), karena S8 benar dalam menarik kesimpulan berdasarkan soal.

S8 tidak mampu dalam menyelesaikan masalah dengan beragam

alternatif penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), karena

hanya menggunakan satu cara saja. Berikut paparan jawaban S8.

S8 hanya menggunakan satu cara saja pada soal nomor 2c karena

hanya mengetahui satu cara tersebut. Berikut hasil wawancaranya.

P : kemudian yang c, kamu mengerjakannya dengan berapa cara?


S8 : satu.
P : kenapa cara itu yang kamu gunakan?
S8 : karena lebih mudah.
P : ada cara lain nggak?
S8 : nggak tahu.

9. Sampel 9 (S9)

S9 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori tinggi.

Jawaban S9 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S9 sudah mampu


64

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu menarik

kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi). S9

dikatakan mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi),

karena S9 benar dalam menjawab dan memaparkan semua informasi

sesuai dengan masalah yang terdapat pada soal. S9 dikatakan mampu

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), karena S9 benar dalam

menjawab soal dan dengan menggunakan lebih dari satu cara yaitu

dengan dua cara. S9 dikatakan mampu menarik kesimpulan dengan jelas

dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), karena S9 benar dalam

menarik kesimpulan berdasarkan soal. Jawaban S9 yang menunjukkan

bahwa S9 tidak mampu memberikan alasan untuk menghasilkan

argumen yang benar (assessment), dikarenakan S9 sudah bisa

menghasilkan argumen yang benar namun salah dalam memberikan

alasan. Berikut paparan jawaban S9.


65

Dari paparan jawaban di atas, S9 memang salah pada cara mencari

bunga per bulannya, sehingga menghasilkan jawaban yang salah.

Berikut hasil wawancara yang menunjukkan bahwa S9 tidak bisa

memberikan alasan yang jelas mengenai argumennya.

P : ya,, jadi itu ya konsepnya bunga sama lama menabung. lha


kemudian yang B itu argumennya udah tepat apa belum .
S9 : belum.
P : alasanya kenapa?
S9 : yaa ada yang kurang

Pada soal nomor 2, jawaban S9 menunjukkan bahwa S9 sudah

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu

dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi). S9 dikatakan mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan (klarifikasi), karena S9 benar dalam menjawab dan

memaparkan semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada

soal. S9 dikatakan mampu dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar (assessment), karena S9 benar dalam

menjawab soal dan memberikan alasan yang tepat. S9 dikatakan mampu

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), karena S9 benar dalam

menjawab soal dan dengan menggunakan lebih dari satu cara yaitu

dengan dua cara. S9 dikatakan mampu menarik kesimpulan dengan jelas


66

dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), karena S9 benar dalam

menarik kesimpulan berdasarkan soal dengan jelas dan logis. Berikut

paparan jawaban S9.

10. Sampel 10 (S10)

S10 dalam penelitian ini adalah siswa yang termasuk kategori

tinggi. Jawaban S10 untuk soal nomor 1, menunjukkan bahwa S10 sudah

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu menarik

kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi). S10

dikatakan mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi),

karena S10 benar dalam menjawab dan memaparkan semua informasi

sesuai dengan masalah yang terdapat pada soal. S10 dikatakan mampu

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian


67

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), karena S10 benar dalam

menjawab soal dan dengan menggunakan lebih dari satu cara yaitu

dengan dua cara. S10 dikatakan mampu menarik kesimpulan dengan jelas

dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), karena S10 benar dalam

menarik kesimpulan berdasarkan soal. Jawaban S10 yang menunjukkan

bahwa S10 tidak mampu memberikan alasan untuk menghasilkan

argumen yang benar (assessment), dikarenakan S10 sudah bisa

menghasilkan argumen yang benar namun salah dalam memberikan

alasan. Berikut paparan jawaban S10.

Pada soal nomor 2, jawaban S10 menunjukkan bahwa S10 sudah

mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu

dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi). S10 dikatakan mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan (klarifikasi), karena S10 benar dalam menjawab dan

memaparkan semua informasi sesuai dengan masalah yang terdapat pada


68

soal. S10 dikatakan mampu dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar (assessment), karena S10 benar dalam

menjawab soal dan memberikan alasan yang tepat. S10 dikatakan mampu

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), karena S10 benar dalam

menjawab soal dan dengan menggunakan lebih dari satu cara yaitu

dengan tiga cara. S10 dikatakan mampu menarik kesimpulan dengan jelas

dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), karena S10 benar dalam

menarik kesimpulan berdasarkan soal dengan jelas dan logis. Berikut

paparan jawaban S10.

Lanjutan dari paparan jawaban di atas:

Dari paparan jawaban di atas, terlihat bahwa S 10 sudah mampu

menguasai soal nomor 2 dengan baik dan teliti karena sudah mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu dalam

memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif


69

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan mampu

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi). Hal ini dapat dilihat pula dari cuplikan hasil wawancara

berikut.

P : yakin sama jawaban kamu itu?


S10 : yakin.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan data yang telah disampaikan pada sub bab sebelumnya,

indikator-indikator berpikir kritis yang dicapai 10 siswa yang menjadi sampel

dapat disajikan dengan tabel sebagai berikut.

Tabel 6. Indikator yang Dicapai 10 Siswa (sampel)

Sampel Nomor Soal


1 2
S1 1. Merumuskan pokok-pokok 1. Merumuskan pokok-pokok
permasalahan (klarifikasi) permasalahan (klarifikasi)
S2 1. Merumuskan pokok-pokok 1. Merumuskan pokok-pokok
permasalahan (klarifikasi) permasalahan (klarifikasi)
S3 - -
S4 1. Merumuskan pokok-pokok 1. Merumuskan pokok-pokok
permasalahan (klarifikasi) permasalahan (klarifikasi)
2. Kemampuan memberikan
alasan untuk menghasilkan
argumen yang benar
(assessment)
3. Menarik kesimpulan dengan
jelas dan logis dari hasil
penyelidikan (inferensi)
S5 1. Merumuskan pokok-pokok 1. Kemampuan memberikan
permasalahan (klarifikasi) alasan untuk menghasilkan
2. Menyelesaikan masalah argumen yang benar
dengan beragam alternatif (assessment)
penyelesaian berdasarkan 2. Menyelesaikan masalah
konsep (strategi dan dengan beragam alternatif
taktik) penyelesaian berdasarkan
3. Menarik kesimpulan konsep (strategi dan taktik)
dengan jelas dan logis dari 3. Menarik kesimpulan dengan
70

Sampel Nomor Soal


1 2
hasil penyelidikan jelas dan logis dari hasil
(inferensi) penyelidikan (inferensi)
S6 1. Merumuskan pokok-pokok 1. Merumuskan pokok-pokok
permasalahan (klarifikasi) permasalahan (klarifikasi)
2. Kemampuan memberikan
alasan untuk menghasilkan
argumen yang benar
(assessment)
3. Menyelesaikan masalah
dengan beragam alternatif
penyelesaian berdasarkan
konsep (strategi dan taktik)
4. Menarik kesimpulan dengan
jelas dan logis dari hasil
penyelidikan (inferensi)
S7 1. Merumuskan pokok-pokok 1. Merumuskan pokok-pokok
permasalahan (klarifikasi) permasalahan (klarifikasi)
2. Kemampuan memberikan
alasan untuk menghasilkan
argumen yang benar
(assessment)
3. Menyelesaikan masalah
dengan beragam alternatif
penyelesaian berdasarkan
konsep (strategi dan taktik)
4. Menarik kesimpulan dengan
jelas dan logis dari hasil
penyelidikan (inferensi)
S8 1. Merumuskan pokok-pokok 1. Merumuskan pokok-pokok
permasalahan (klarifikasi) permasalahan (klarifikasi)
2. Kemampuan memberikan
alasan untuk menghasilkan
argumen yang benar
(assessment)
3. Menarik kesimpulan dengan
jelas dan logis dari hasil
penyelidikan (inferensi)
S9 1. Merumuskan pokok- 1. Merumuskan pokok-pokok
pokok permasalahan permasalahan (klarifikasi)
(klarifikasi) 2. Kemampuan memberikan
2. Menyelesaikan masalah alasan untuk menghasilkan
dengan beragam alternatif argumen yang benar
penyelesaian berdasarkan (assessment)
konsep (strategi dan 3. Menyelesaikan masalah
71

Sampel Nomor Soal


1 2
taktik) dengan beragam alternatif
3. Menarik kesimpulan penyelesaian berdasarkan
dengan jelas dan logis dari konsep (strategi dan taktik)
hasil penyelidikan 4. Menarik kesimpulan dengan
(inferensi) jelas dan logis dari hasil
penyelidikan (inferensi)
S10 1. Merumuskan pokok- 1. Merumuskan pokok-pokok
pokok permasalahan permasalahan (klarifikasi)
(klarifikasi) 2. Kemampuan memberikan
2. Menyelesaikan masalah alasan untuk menghasilkan
dengan beragam alternatif argumen yang benar
penyelesaian berdasarkan (assessment)
konsep (strategi dan 3. Menyelesaikan masalah
taktik) dengan beragam alternatif
3. Menarik kesimpulan penyelesaian berdasarkan
dengan jelas dan logis dari konsep (strategi dan taktik)
hasil penyelidikan 4. Menarik kesimpulan dengan
(inferensi) jelas dan logis dari hasil
penyelidikan (inferensi)

Berdasarkan empat indikator penelitian yang terdapat pada dua soal,

dapat ditunjukkan bahwa:

1. S1 sudah mampu dalam merumuskan pokok-pokok permasalahan

(klarifikasi) yang terdapat pada semua soal. Namun, S1 juga tidak

mampu dalam kemampuan memberikan alasan untuk menghasilkan

argumen yang benar (assessment), dalam menyelesaikan masalah

dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep (strategi

dan taktik), dan dalam menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari

hasil penyelidikan (inferensi) yang terdapat pada semua soal. Pada

kemampuan memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang

benar (assessment), S1 tidak memberikan argumen hanya menuliskan


72

perhitungannya saja pada semua soal dan perhitungannya itu salah.

Dalam menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), S1 hanya menggunakan satu

cara dan perhitungannya salah pada soal nomor 1 dan pada soal nomor 2

tidak memakai cara, langsung jawabannya dan jawabannya salah. Dalam

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi), S1 menarik kesimpulan dengan tidak jelas. Dari hasil tes dan

wawancara, S1 terlihat belum mampu menguasai materi dan tidak paham

dengan apa yang dipertanyakan pada soal.

2. S2 sudah mampu dalam merumuskan pokok-pokok permasalahan

(klarifikasi) yang terdapat pada semua soal. Namun, S2 tidak mampu

dalam memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), dalam menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik), dan dalam

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi) yang terdapat pada semua soal. Pada kemampuan

memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), S2 sudah menuliskan argumen yang tepat pada soal nomor

1, namun alasan dalam menjawab argumennya itu salah. Sedangkan

pada soal nomor 2, S2 tidak menghasilkan argumen yang tepat. Dalam

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), S2 tidak menggunakan cara

melainkan langsung menuliskan jawabannya pada semua soal dan


73

jawabannya salah. Dalam menarik kesimpulan dengan jelas dan logis

dari hasil penyelidikan (inferensi), S2 menarik kesimpulan dengan jelas

namun tidak tepat. Dari hasil tes dan wawancara, S2 terlihat belum

mampu menguasai materi, sehingga dalam perhitungannya

menghasilkan perhitungan yang tidak tepat. Namun, S2 sudah paham

dengan apa yang dipertanyakan pada soal.

3. S3 tidak mampu dalam merumuskan pokok-pokok permasalahan

(klarifikasi), hal tersebut dikarenakan S3 tidak memaparkan semua

informasi yang terdapat pada semua soal, yang dipaparkan hanya

sebagian saja. Pada kemampuan dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar (assessment), S3 menjawab dengan

jawaban yang tidak tepat. Dari jawaban tersebut terlihat bahwa S 3 tidak

paham dengan apa yang dipertanyakan dalam soal. Dalam

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik), S3 tidak menyelesaikan

masalah dengan alternatif penyelesaian pada semua soal melainkan

hanya perhitungannya saja dan perhitungannya salah. Dalam menarik

kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), S3

sudah bisa menyimpulkan dengan jelas, namun hasil kesimpulannya

tidak tepat. Hal tersebut berlaku untuk semua soal. Dari hasil tes dan

wawancara, S3 terlihat belum mampu menguasai materi, tidak bisa

menyelesaikan soal dengan baik, sehingga dalam perhitungannya


74

menghasilkan perhitungan yang tidak tepat. Namun, S3 sudah paham

dengan apa yang dipertanyakan pada semua soal.

4. S4 sudah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi)

yang terdapat pada semua soal. Namun, S4 tidak mampu dalam

memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment) yang terdapat pada soal nomor 1. Hal tersebut dikarenakan

S4 sudah bisa beragumen dengan tepat, tetapi tidak bisa menjelaskan

argumennya dengan jelas. S4 sudah mampu dalam memberikan alasan

untuk menghasilkan argumen yang benar (assessment) pada soal nomor

2. Hal tersebut terlihat bahwa S4 sudah bisa beragumen dengan tepat dan

menjelaskan argumennya dengan jelas dan tepat. Dalam menyelesaikan

masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep

(strategi dan taktik), S4 hanya menghasilkan jawabannya saja tanpa

alternatif penyelesaiannya pada soal nomor 1 dan jawabannya salah.

Pada soal nomor 2, S4 hanya menggunakan satu alternatif penyelesaian

saja dan perhitungannya sudah tepat. Dalam menarik kesimpulan dengan

jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi), S4 sudah mampu

memenuhi indikator tersebut pada soal nomor 2 saja. Dari hasil tes dan

wawancara, S4 terlihat sudah agak mampu menguasai materi, sudah

paham dengan apa yang dipertanyakan pada soal, dan sudah mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi) yang terdapat pada

semua soal.
75

5. S5 sudah mampu menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik) dan menarik

kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi)

yang terdapat pada semua soal. S5 tidak mampu merumuskan pokok-

pokok permasalahan (klarifikasi) yang terdapat pada semua soal, hal

tersebut dikarenakan hanya mampu memenuhi pada soal nomor 1 saja.

Pada kemampuan memberikan alasan untuk menghasilkan argumen

yang benar (assessment), S5 hanya mampu memenuhi pada soal nomor 2

saja. Dari hasil tes dan wawancara, S5 terlihat sudah agak mampu

menguasai materi, sudah paham dengan apa yang dipertanyakan pada

soal, dan sudah mampu menyelesaikan masalah dengan beragam

alternatif penyelesaian berdasarkan konsep (strategi dan taktik) dan

menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi) yang terdapat pada semua soal.

6. S6 sudah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi)

yang terdapat pada semua soal. S6 hanya mampu merumuskan pokok-

pokok permasalahan (klarifikasi), mampu dalam memberikan alasan

untuk menghasilkan argumen yang benar (assessment), menyelesaikan

masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep

(strategi dan taktik) dan menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari

hasil penyelidikan (inferensi) pada soal nomor 2 saja. Dari hasil tes dan

wawancara, S6 terlihat sudah agak mampu menguasai materi, sudah

paham dengan apa yang dipertanyakan pada soal, dan sudah mampu
76

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi) yang terdapat pada

semua soal.

7. S7 sudah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi)

yang terdapat pada semua soal. S7 hanya mampu merumuskan pokok-

pokok permasalahan (klarifikasi), mampu dalam memberikan alasan

untuk menghasilkan argumen yang benar (assessment), menyelesaikan

masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep

(strategi dan taktik) dan menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari

hasil penyelidikan (inferensi) pada soal nomor 2 saja. Dari hasil tes dan

wawancara, S7 terlihat sudah agak mampu menguasai materi, sudah

paham dengan apa yang dipertanyakan pada soal, dan sudah mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi) yang terdapat pada

semua soal.

8. S8 sudah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi)

yang terdapat pada semua soal. Pada soal nomor 2, S8 sudah mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), mampu dalam

memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang benar

(assessment), dan menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil

penyelidikan (inferensi). Dari hasil tes dan wawancara, S8 terlihat sudah

agak mampu menguasai materi, sudah paham dengan apa yang

dipertanyakan pada soal, dan sudah mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan (klarifikasi) yang terdapat pada semua soal.


77

9. S9 sudah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi),

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik) dan menarik kesimpulan

dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi) yang terdapat

pada semua soal. S9 hanya mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan (klarifikasi), mampu dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar (assessment), menyelesaikan masalah

dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep (strategi

dan taktik) dan menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil

penyelidikan (inferensi) pada soal nomor 2 saja. Dari hasil tes dan

wawancara, S9 terlihat sudah agak mampu menguasai materi, sudah

paham dengan apa yang dipertanyakan pada soal, dan sudah mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), menyelesaikan

masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep

(strategi dan taktik) dan menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari

hasil penyelidikan (inferensi) yang terdapat pada semua soal.

10. S10 sudah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi),

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik) dan menarik kesimpulan

dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan (inferensi) yang terdapat

pada semua soal. S10 hanya mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan (klarifikasi), mampu dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar (assessment), menyelesaikan masalah


78

dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep (strategi

dan taktik) dan menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil

penyelidikan (inferensi) pada soal nomor 2 saja. Dari hasil tes dan

wawancara, S10 terlihat sudah agak mampu menguasai materi, sudah

paham dengan apa yang dipertanyakan pada soal, dan sudah mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi), menyelesaikan

masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep

(strategi dan taktik) dan menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari

hasil penyelidikan (inferensi) yang terdapat pada semua soal.

Dari hasil tes kemampuan berpikir kritis dari 10 siswa akan

ditunjukkan pada tabel 7 yang diukur berdasarkan pedoman penskoran

kemampuan berpikir kritis siswa. Pedoman penskoran dilakukan per

indikatornya. Masing-masing indikator memperoleh skor maksimal 3 untuk

satu soal. Pada tes ini terdapat dua soal, sehingga skor tiap indikator

memperoleh skor maksimal 6. Berikut tabel penskoran 10 siswa.

Tabel 7. Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis per Indikator

No. Sampel Skor


Indikator Indikator Indikator Indikator
(1) (2) (3) (4)
1 S1 6 2 2 2
2 S2 6 3 2 4
3 S3 4 2 2 4
4 S4 6 5 3 5
5 S5 5 5 6 6
6 S6 6 4 4 5
7 S7 6 4 4 5
8 S8 6 5 3 5
9 S9 6 5 6 6
10 S10 6 5 6 6
Jumlah 57 40 38 48
79

Setelah melihat tabel di atas, kemudian menghitung persentase

menggunakan rumus berikut.

Nilai persentase = × 100%

Berikut tabel persentase kemampuan berpikir kritis siswa per

indikator.

Tabel 8. Persentase Tes Kemampuan Berpikir Kritis per Indikator

No. Indikator Kemampuan Berpikir Persentase Kategori


Kritis (%)
1 Merumuskan pokok-pokok 95 Sangat Tinggi
permasalahan (Klarifikasi)
2 Kemampuan memberikan alasan 66,67 Sedang
untuk menghasilkan argumen yang
benar (Assessment)
3 Menyelesaikan masalah dengan 63,33 Sedang
beragam alternatif penyelesaian
berdasarkan konsep (Strategi dan
Taktik)
4 Menarik kesimpulan dengan jelas 80 Tinggi
dan logis dari hasil penyelidikan
(Inferensi)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir

kritis siswa per indikator tersebar dalam tiga kategori yaitu sangat tinggi,

tinggi, dan sedang. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam merumuskan

pokok-pokok permasalahan (klarifikasi) termasuk dalam kategori sangat

tinggi, menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi) termasuk dalam kategori tinggi, serta kemampuan memberikan

alasan untuk menghasilkan argumen yang benar (assessment) dan

menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan

konsep (strategi dan taktik) termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut
80

sejalan dengan hasil pembahasan dari penelitian Karim dan Normaya (2015)

yang sama dalam mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis yang mana

bahwa kemampuan berpikir kritis siswa per indikator tersebar dalam tiga

kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, dan sedang.

Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis

siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi aritmetika sosial menunjukkan

siswa telah mampu dalam merumuskan pokok-pokok permasalahan dari suatu

masalah atau informasi, siswa belum mampu dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar, siswa telah mampu menyelesaikan

masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep, dan

siswa juga telah mampu dalam menarik kesimpulan dengan jelas dan logis

dari hasil penyelidikan. Setiap orang perlu dan penting memiliki kemampuan

berpikir kritis, karena dengan memiliki kemampuan tersebut dapat membantu

dalam berpikir secara rasional dalam mengatasi atau memecahkan suatu

masalah. Hal tersebut diperkuat dengan adanya pendapat menurut Ennis

(1981) dalam Susanto (2013:121), “berpikir kritis adalah suatu berpikir

dengan tujuan membuat keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini atau

dilakukan”. Ennis juga menyebutkan ada enam unsur dasar dalam berpikir

kritis yang disingkat dengan FRISCO, yaitu Focus (fokus), Reason (alasan),

Inference (menyimpulkan), Situation (situasi), Clarity (kejelasan), dan

Overview (pandangan menyeluruh), sehingga dalam mengatasi atau

memecahkan suatu masalah yang dihadapi perlu menggunakan kemampuan


81

berpikir kritis dan kemampuan tersebut sangatlah penting untuk dimiliki oleh

semua orang.

Proses berpikir kritis siswa merupakan tahapan-tahapan siswa dalam

menentukan hubungan antara informasi tentang suatu masalah dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Pada penelitian ini, akan membahas

tentang gambaran profil proses berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan

soal cerita yang sesuai dengan indikator berpikir kritis. Berikut paparan profil

proses berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal cerita.

1. Merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi)

Berpikir kritis dapat dipahami sebagai menganalisis ide-ide atau

gagasan ke arah yang lebih spesifik dan mengidentifikasi ide tersebut

untuk bisa menjadi suatu informasi ke arah yang lebih sempurna,

sehingga ketika siswa mampu mengidentifikasikan ide untuk menjadi

informasi dari suatu masalah maka siswa dikatakan memiliki

kemampuan berpikir kritis. Dalam penelitian ini siswa sudah dapat

menemukan dan mengidentifikasikan semua informasi dari masalah

yang dihadapi. Hal tersebut sejalan dengan hasil pembahasan dari

penelitian Mohammad Faizal Amir (2015) yaitu siswa dapat

menyebutkan fokus permasalahan.

2. Kemampuan memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang

benar (assessment)

Menurut Beyer (1987) dalam Rasiman (2012), menggambarkan

berpikir kritis sebagai kegiatan menilai dengan akurat, kepercayaan, dan


82

dengan menggunakan argumen. Sehingga ketika siswa bisa dalam

mengambil keputusan yang tepat untuk memutuskan suatu argumen dan

memberikan alasan yang tepat dan jelas dari suatu argumen tersebut,

maka siswa menggunakan proses berpikir kritis. Hal tersebut diperkuat

dengan adanya pendapat menurut Fister (1995) dalam Susanto

(2013:122), “proses berpikir kritis adalah menjelaskan bagaimana

sesuatu itu dipikirkan”. Hal yang dipikirkan ini akan dipertimbangkan

untuk mengambil suatu argumen dengan tepat serta dapat memberikan

suatu penjelasan secara jelas. Namun, dalam penelitian ini tidak ada

siswa yang mampu dalam memberikan alasan untuk menghasilkan

argumen yang benar, sehingga siswa dapat dikatakan belum

menggunakan proses berpikir kritis.

3. Menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik)

Menurut Gilmer (1970) dalam Kuswana (2011:2), “berpikir

merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan

atau lambang-lambang pengganti suatu aktivitas yang tampak secara

fisik”. Dalam menyelesaikan masalah harus menggunakan suatu

aktivitas berpikir dan menyelesaikannya dengan menggunakan konsep

matematika. Pada penelitian ini siswa sudah dapat menyelesaikan

masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep,

sehingga siswa sudah menggunakan aktivitas berpikir.


83

4. Menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi)

Menurut Paul Ernest (1991) dalam Rasiman (2012),

mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan membuat kesimpulan

berdasarkan pada observasi dan informasi. Dari suatu informasi dapat

diambil ide-ide, kemudian mengambil kesimpulan secara jelas dan logis.

Pada penelitian ini, siswa sudah dapat menarik kesimpulan dengan jelas

dan logis dari hasil penyelidikan. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa

siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sudah menggunakan

kemampuan berpikir kritis.


84

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dapat diambil

beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal cerita

materi aritmetika sosial menunjukkan siswa telah mampu dalam

merumuskan pokok-pokok permasalahan dari suatu masalah atau

informasi, siswa belum mampu dalam memberikan alasan untuk

menghasilkan argumen yang benar, siswa telah mampu menyelesaikan

masalah dengan beragam alternatif penyelesaian berdasarkan konsep,

dan siswa juga telah mampu dalam menarik kesimpulan dengan jelas

dan logis dari hasil penyelidikan.

2. Profil proses berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal cerita

adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan pokok-pokok permasalahan (klarifikasi)

Siswa dapat menemukan dan mengidentifikasikan semua informasi

dari masalah yang dihadapi untuk semua soal.

b. Kemampuan memberikan alasan untuk menghasilkan argumen yang

benar (assessment)

Siswa belum bisa dalam mengambil keputusan yang tepat untuk

memutuskan suatu argumen dan memberikan alasan yang tepat dan

jelas dari suatu argumen tersebut untuk semua soal.

84
85

c. Menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif penyelesaian

berdasarkan konsep (strategi dan taktik)

Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan beragam alternatif

penyelesaian berdasarkan konsep untuk semua soal.

d. Menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil penyelidikan

(inferensi)

Siswa dapat menarik kesimpulan dengan jelas dan logis dari hasil

penyelidikan untuk semua soal.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat dianjurkan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi guru hendaknya perlu mengetahui seberapa jauh kemampuan

berpikir kritis siswa untuk dimaksimalkan, agar pada pembelajaran yang

akan datang bisa mendapatkan proses pembelajaran dengan hasil yang

maksimal. Soal-soal yang diberikan kepada siswa hendaknya juga selalu

diarahkan pada kemampuan berpikir kritis agar siswa nantinya mampu

menerapkan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki untuk mengambil

keputusan dan memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan

sehari-hari.

2. Bagi siswa hendaknya terus mengasah cara berpikir kritisnya agar pada

proses pembelajaran bisa mendapatkan hasil yang maksimal dan bisa

menerapkan cara berpikir kritisnya untuk memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari.
86

3. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan

sampel yang lebih banyak agar dapat memperkuat hasil penelitian.


87

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. F. 2015. Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam


Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya
Belajar. Jurnal Math Educator Nusantara. Vol 1 No. 2 Tahun 2015. Diunduh
dari umsida.academia.edu [diakses 18-03-2017].

Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi


Aksara.

As’ari, A.R., Tohir, M., Valentino, E. 2016. Matematika untuk SMP/MTS Kelas
VII Semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud.

Badawi, Ahmad. 2015. Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar dan Kemampuan


Berpikir Kritis dalam Matematika pada Siswa SMP Kelas VII. Skripsi.
Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Budiyono. 2008. Kesalahan Mengerjakan Soal Cerita dalam Pembelajaran


Matematika. Paedagogia. 11(1): 1-8. Diunduh dari www.eprints.uns.ac.id
[diakses 16-11-2016].

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis


dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk


Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Fatmawati, Harlinda. dkk. 2014. Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan
Masalah Matematika Berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan
Kuadrat. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol. 2 No. 9 Tahun
2014:899-910. Diunduh dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id [diakses 18-03-2017]

Hartini. 2008. Analisis Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita pada Kompe-
tensi Dasar Menemukan Sifat dan Menghitung Besaran-besaran Segi Empat
Siswa Kelas VII Semester II SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun

87
88

Pelajaran 2006/2007. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas


Sebelas Maret. Diunduh dari www.digilib.uns.ac.id [diakses 27-11-2016].

Karim & Normaya. 2015. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran
Matematika dengan Menggunakan Model Jucama di Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 3 No. 1 Tahun 2015:92-104.
Diunduh dari ppjp.unlam.ac.id [diakses 18-03-2017].

Kuswana, W.S. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Krismanto, Al dan Rochmitawati. 2009. Modul Matematika SMP Program


Bermutu: Kapita Selekta Pembelajaran Aljabar di Kelas VII SMP. Sleman:
PPPPTK Matematika. Diunduh dari p4tkmatematika.org [diakses 27-11-
2016].

Lestari, S.W. 2016. Analisis Proses Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan
Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Himpunan Ditinjau dari Tipe
Kepribadian Ekstrovert dan Introvert Siswa Kelas VII SMP N 2 Sumber
Cirebon. Skripsi. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo. Diunduh
dari eprints.walisongo.ac.id [diakses 27-11-2016].

Moleong, L.J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Rasiman. 2012. Penelusuran Proses Berpikir Kritis dalam Menyelesaikan Masalah


Matematika bagi Siswa dengan Kemampuan Matematika Tinggi. Jurnal
Pendidikan Matematika. Diunduh dari download.portalgaruda.org [diakses
18-03-2017]

Stanley, William B. 1991. Tinjauan tentang Penelitian dalam Pendidikan Ilmu-


ilmu Sosial. Surabaya: Airlangga University Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Prenadamedia Group.
89

Wagiyo, A., Surati, F., & Supradiarini, I. 2008. Pegangan Belajar Matematika
untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Depdiknas.
90

Lampiran 1
91

Lampiran 2
92

Lampiran 3
93

Lampiran 4
94
95
96
97
98
99

Lampiran 5
100
101
KISI-KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Lampiran 6
Satuan Pendidikan : SMP N 18 Purworejo Materi Pokok : Aritmetika Sosial
Kelas/Semester : VII/II Alokasi Waktu : 2 × 40 menit
Mata Pelajaran : Matematika Bentuk Soal : Uraian
Kurikulum : 2013 Jumlah Soal : 2 (dua)

Kompetensi Dasar Indikator Berpikir Kritis Indikator Soal Nomor Soal


Menyelesaikan a. Merumuskan pokok-pokok Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari- 2
masalah berkaitan permasalahan (Klarifikasi) hari yang berkaitan dengan diskon dan
dengan aritmetika b. Kemampuan memberikan pendapatan.
sosial alasan untuk menghasilkan Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari- 1
argumen yang benar hari yang berkaitan dengan bunga tunggal.
(Assessment)
c. Menyelesaikan masalah
dengan beragam alternatif
penyelesaian berdasarkan
konsep (Strategi dan
Taktik)
d. Menarik kesimpulan
dengan jelas dan logis dari
hasil penyelidikan
(Inferensi)

102
103

Lampiran 7

SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (1)

Kelas/Semester : VII/2
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Aritmetika Sosial
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

Petunjuk:
a. Tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada lembar jawab yang telah
disediakan.
b. Bacalah dengan teliti soal cerita berikut, kemudian kerjakanlah soal-soal di
bawah ini dengan baik dan benar.

Soal!
1. Pak Supardi menabung di bank sebesar Rp 20.000.000,00 dengan suku bu-
nga tunggal 5% tiap tahun. Pada saat diambil, tabungan Pak Supardi menjadi
Rp 21.000.000,00.
a. Apa informasi yang anda peroleh dari masalah di atas?
b. Berdasarkan soal di atas, apakah bunga per bulan 0,5%? Jelaskan!
c. Berapakah lama Pak Supardi menabung?
d. Apa yang dapat anda simpulkan berdasarkan soal (c)?
2. Anisa berhasil menjual soto setiap hari sebanyak 500 mangkok dengan harga
per mangkok Rp 6.000,00. Untuk menarik pelanggan, Anisa memberikan
diskon 10% tiap mangkok.
a. Apa informasi yang anda peroleh dari masalah di atas?
b. Apakah harga soto per mangkok turun menjadi Rp 5.500,00 setelah
mendapat diskon 10% per mangkok? Jelaskan!
c. Berapa pendapatan Anisa dalam sehari?
d. Apa yang dapat anda simpulkan berdasarkan soal (c)?

**SELAMAT MENGERJAKAN**
104

Lampiran 8

SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (2)

Kelas/Semester : VII/2
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Aritmetika Sosial
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

Petunjuk:
a. Tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada lembar jawab yang telah
disediakan.
b. Bacalah dengan teliti soal cerita berikut, kemudian kerjakanlah soal-soal di
bawah ini dengan baik dan benar.

Soal!
1. Ibu Nur menabung di bank sebesar Rp 24.000.000,00 dengan suku bunga
tunggal 5% tiap tahun. Pada saat diambil, tabungan Ibu Nur menjadi Rp
26.000.000,00.
a. Apa informasi yang anda peroleh dari masalah di atas?
b. Berdasarkan soal di atas, apakah bunga per bulan 0,5%? Jelaskan!
c. Berapakah lama Ibu Nur menabung?
d. Apa yang dapat anda simpulkan berdasarkan soal (c)?
2. Aminah berhasil menjual soto setiap hari sebanyak 400 mangkok dengan
harga per mangkok Rp 7.000,00. Untuk menarik pelanggan, Aminah
memberikan diskon 10% tiap mangkok.
a. Apa informasi yang anda peroleh dari masalah di atas?
b. Apakah harga soto per mangkok turun menjadi Rp 6.200,00 setelah
mendapat diskon 10% per mangkok? Jelaskan!
c. Berapa pendapatan Aminah dalam sehari?
d. Apa yang dapat anda simpulkan berdasarkan soal (c)?

**SELAMAT MENGERJAKAN**
105

Lampiran 9

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN


SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (1)

Kelas/Semester : VII/2
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Aritmetika Sosial
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

No. Soal dan Penyelesaian Keterangan Skor


1 Pak Supardi menabung di bank sebesar Rp 20.000.000,00 dengan suku
bunga tunggal 5% tiap tahun. Pada saat diambil, tabungan Pak Supardi
menjadi Rp 21.000.000,00.
a. Apa informasi yang anda peroleh dari masalah di atas?
b. Berdasarkan soal di atas, apakah bunga per bulan 0,5%? Jelaskan!
c. Berapakah lama Pak Supardi menabung?
d. Apa yang dapat anda simpulkan berdasarkan soal (c)?
Penyelesaian
a. Pak Supardi menabung di bank sebesar Merumuskan 3
pokok-pokok
Rp 20.000.000,00 dengan suku bunga
permasalahan
tunggal 5% tiap tahun. Pada saat diambil, (Klarifikasi)
tabungan Pak Supardi menjadi Rp
21.000.000,00
b. Salah. Kemampuan 3
memberikan
Alasannya:
alasan untuk
Bunga per bulan menghasilkan
% argumen yang
= benar
(Assessment)
= ×

= 0,004167
c. Cara I Menyelesaikan 3
masalah
Bunga
dengan
106

= tabungan akhir − tabungan awal beragam


alternatif
= Rp 21.000.000,00 – Rp 20.000.000,00 penyelesaian
= Rp 1.000.000,00 berdasarkan
konsep
Misal: Lama menabung = a (Strategi dan
Persentase bunga = p Taktik)
Tabungan awal = M
Bunga =a× p× M

1.000.000 = × × 20.000.000

= 12

Cara II
Bunga = × × 20.000.000

= 1.000.000
d. Jadi, lama pak Supardi menabung adalah Menarik 3
kesimpulan
12 bulan
dengan jelas
dan logis dari
hasil
penyelidikan
(Inferensi)
Skor Total Nomor 1 12
2 Anisa berhasil menjual soto setiap hari sebanyak 500 mangkok dengan
harga per mangkok Rp 6.000,00. Untuk menarik pelanggan, Anisa
memberikan diskon 10% tiap mangkok.
a. Apa informasi yang anda peroleh dari masalah di atas?
b. Apakah harga soto per mangkok turun menjadi Rp 5.500,00 setelah
mendapat diskon 10% per mangkok? Jelaskan!
c. Berapa pendapatan Anisa dalam sehari?
d. Apa yang dapat anda simpulkan berdasarkan soal (c)?
Penyelesaian
a. Anisa berhasil menjual soto setiap hari Merumuskan 3
pokok-pokok
sebanyak 500 mangkok dengan harga per
permasalahan
(Klarifikasi)
107

mangkok Rp 6.000,00. Untuk menarik


pelanggan, Anisa memberikan diskon
10% tiap mangkok
b. Salah. Kemampuan 3
memberikan
Alasannya:
alasan untuk
Diskon = × Rp 6.000,00 = Rp 600,00 menghasilkan
argumen yang
Harga per mangkok benar
(Assessment)
= Rp 6.000,00 − Rp 600,00
= Rp 5.400,00
c. Cara I Menyelesaikan 3
masalah
Mencari diskon terlebih dahulu.
dengan
Diskon = × Rp 6.000,00 = Rp 600,00 beragam
alternatif
Kemudian mencari harga per mangkok. penyelesaian
berdasarkan
Harga per mangkok
konsep
= Rp 6.000,00 − Rp 600,00 (Strategi dan
Taktik)
= Rp 5.400,00
Setelah itu, baru mencari pendapatan
Anisa dalam sehari.
Pendapatan Anisa dalam sehari
= banyak soto yang dijual × harga per
mangkok
= 500 × Rp 5.400,00
= Rp 2.700.000,00

Cara II
Pendapatan Anisa dalam sehari
= banyak soto yang dijual × harga per
mangkok
= 500 × (Rp 6.000,00 − (10% × Rp
6.000,00))
108

= 500 × (Rp 6.000,00 − Rp 600,00)


= 500 × Rp 5.400,00
= Rp 2.700.000,00
d. Jadi, pendapatan Anisa dalam sehari Menarik 3
kesimpulan
adalah Rp 2.700.000,00.
dengan jelas
dan logis dari
hasil
penyelidikan
(Inferensi)
Skor Total Nomor 2 12
109

Lampiran 10

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN


SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (2)

Kelas/Semester : VII/2
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Aritmetika Sosial
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

No. Soal dan Penyelesaian Keterangan Skor


1 Ibu Nur menabung di bank sebesar Rp 24.000.000,00 dengan suku
bunga tunggal 5% tiap tahun. Pada saat diambil, tabungan Ibu Nur
menjadi Rp 26.000.000,00.
a. Apa informasi yang anda peroleh dari masalah di atas?
b. Berdasarkan soal di atas, apakah bunga per bulan 0,5%? Jelaskan!
c. Berapakah lama Ibu Nur menabung?
d. Apa yang dapat anda simpulkan berdasarkan soal (c)?
Penyelesaian
a. Ibu Nur menabung di bank sebesar Rp Merumuskan 3
pokok-pokok
24.000.000,00 dengan suku bunga
permasalahan
tunggal 5% tiap tahun. Pada saat diambil, (Klarifikasi)
tabungan Pak Supardi menjadi Rp
26.000.000,00
b. Salah. Kemampuan 3
memberikan
Alasannya:
alasan untuk
Bunga per bulan menghasilkan
% argumen yang
= benar
(Assessment)
= ×

= 0,004167
c. Cara I Menyelesaikan 3
masalah
Bunga
dengan
110

= tabungan akhir − tabungan awal beragam


alternatif
= Rp 26.000.000,00 – Rp 24.000.000,00 penyelesaian
= Rp 2.000.000,00 berdasarkan
konsep
Misal: Lama menabung = a (Strategi dan
Persentase bunga = p Taktik)
Tabungan awal = M
Bunga =a× p× M

2.000.000 = × × 24.000.000

= 20

Cara II
Bunga = × × 24.000.000

= 2.000.000
d. Jadi, lama Ibu Nur menabung adalah 20 Menarik 3
kesimpulan
bulan
dengan jelas
dan logis dari
hasil
penyelidikan
(Inferensi)
Skor Total Nomor 1 12
2 Aminah berhasil menjual soto setiap hari sebanyak 400 mangkok
dengan harga per mangkok Rp 7.000,00. Untuk menarik pelanggan,
Aminah memberikan diskon 10% tiap mangkok.
a. Apa informasi yang anda peroleh dari masalah di atas?
b. Apakah harga soto per mangkok turun menjadi Rp 6.200,00 setelah
mendapat diskon 10% per mangkok? Jelaskan!
c. Berapa pendapatan Aminah dalam sehari?
d. Apa yang dapat anda simpulkan berdasarkan soal (c)?
Penyelesaian
a. Aminah berhasil menjual soto setiap hari Merumuskan 3
pokok-pokok
sebanyak 400 mangkok dengan harga per
permasalahan
(Klarifikasi)
111

mangkok Rp 7.000,00. Untuk menarik


pelanggan, Aminah memberikan diskon
10% tiap mangkok
b. Salah. Kemampuan 3
memberikan
Alasannya:
alasan untuk
Diskon = × Rp 7.000,00 = Rp 700,00 menghasilkan
argumen yang
Harga per mangkok benar
(Assessment)
= Rp 7.000,00 − Rp 700,00
= Rp 6.300,00
c. Cara I Menyelesaikan 3
masalah
Mencari diskon terlebih dahulu.
dengan
Diskon = × Rp 7.000,00 = Rp 700,00 beragam
alternatif
Kemudian mencari harga per mangkok. penyelesaian
berdasarkan
Harga per mangkok
konsep
= Rp 7.000,00 − Rp 700,00 (Strategi dan
Taktik)
= Rp 6.300,00
Setelah itu, baru mencari pendapatan
Anisa dalam sehari.
Pendapatan Anisa dalam sehari
= banyak soto yang dijual × harga per
mangkok
= 400 × Rp 6.300,00
= Rp 2.520.000,00

Cara II
Pendapatan Anisa dalam sehari
= banyak soto yang dijual × harga per
mangkok
= 400 × (Rp 7.000,00 − (10% × Rp
7.000,00))
112

= 400 × (Rp 7.000,00 − Rp 700,00)


= 500 × Rp 6.300,00
= Rp 2.520.000,00
d. Jadi, pendapatan Anisa dalam sehari Menarik 3
kesimpulan
adalah Rp 2.520.000,00.
dengan jelas
dan logis dari
hasil
penyelidikan
(Inferensi)
Skor Total Nomor 2 12
109
113

Lampiran 11

ATURAN PENSKORAN
TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

No. Indikator Respon Siswa terhadap Soal Skor


Berpikir Kritis
1 Merumuskan Mengidentifikasi informasi yang diketahui 1
pokok-pokok
dan ditanyakan dengan tidak jelas, tidak
permasalahan
(Klarifikasi) tepat, dan tidak teliti.
Mengidentifikasi informasi yang diketahui 2
dan ditanyakan dengan jelas, tepat, dan
tidak teliti.
Mengidentifikasi informasi yang diketahui 3
dan ditanyakan dengan jelas, tepat, dan
teliti.
2 Kemampuan Memberikan alasan secara tidak jelas, 1
memberikan
tidak tepat, dan tidak relevan.
alasan untuk
menghasilkan Memberikan alasan secara jelas, tepat, dan 2
argumen yang
tidak relevan.
benar
(Assessment) Memberikan alasan secara jelas, tepat, dan 3
relevan.
3 Menyelesaikan Menyelesaikan masalah dengan 1
masalah dengan
penyelesaian yang tidak tepat dan
beragam alternatif
penyelesaian perhitungan yang tidak tepat.
berdasarkan
Menyelesaikan masalah dengan 2
konsep (Strategi
dan Taktik) penyelesaian yang tepat dan perhitungan
yang tidak tepat.
Menyelesaikan masalah dengan 3
penyelesaian yang tepat dan perhitungan
yang tepat.
110
114

4 Menarik Menghasilkan kesimpulan yang tidak jelas 1


kesimpulan dan tidak tepat.
dengan jelas dan Menghasilkan kesimpulan yang jelas dan 2
logis dari hasil tidak tepat.
penyelidikan Menghasilkan kesimpulan yang jelas dan 3
(Inferensi) tepat.
115

Lampiran 12

PEDOMAN WAWANCARA

No. Pertanyaan Indikator


Berpikir Kritis
1 Informasi apa yang anda dapat pada masalah yang Merumuskan
pokok-pokok
tertera pada soal tersebut?
permasalahan
(Klarifikasi)
2 Apa yang ditanyakan dalam soal tersebut? Merumuskan
pokok-pokok
permasalahan
(Klarifikasi)
3 Pengetahuan atau konsep apa saja yang dibutuhkan Merumuskan
pokok-pokok
untuk menyelesaikan masalah tersebut?
permasalahan
(Klarifikasi)
4 Apa yang dimaksud dari informasi yang telah anda Kemampuan
memberikan
sebutkan tadi?
alasan untuk
menghasilkan
argumen yang
benar
(Assessment)
5 Bagaimana cara anda untuk bisa menjawab soal Kemampuan
memberikan
tersebut?
alasan untuk
menghasilkan
argumen yang
benar
(Assessment)
6 Apakah semua informasi yang telah anda sebutkan Kemampuan
memberikan
akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
alasan untuk
tersebut? menghasilkan
argumen yang
benar
(Assessment)
7 Mengapa cara tersebut yang anda lakukan? Menyelesaikan
masalah dengan
beragam
alternatif
penyelesaian
berdasarkan
116

konsep (Strategi
dan Taktik)
8 Adakah cara lain agar dapat menyelesaikan soal Menyelesaikan
masalah dengan
tersebut?
beragam
alternatif
penyelesaian
berdasarkan
konsep (Strategi
dan Taktik)
9 Tolong selesaikan soal tersebut dengan cara yang Menyelesaikan
masalah dengan
anda kuasai!
beragam
alternatif
penyelesaian
berdasarkan
konsep (Strategi
dan Taktik)
10 Apa kesimpulan yang anda dapat dari soal tersebut? Menarik
kesimpulan
dengan jelas dan
logis dari hasil
penyelidikan
(Inferensi)
11 Apakah anda yakin dengan jawaban yang telah anda Menarik
kesimpulan
selesaikan?
dengan jelas dan
logis dari hasil
penyelidikan
(Inferensi)

Catatan:
Wawancara dapat berkembang selama di lapangan.
102
117

Lampiran 13
103
118
104
119

Lampiran 14
105
120

Lampiran 15
106
121
107
122
108
123
109
124
110
125
111
126
112
127
113
128
114
129
115
130
116
131
132
117
118
133
119
134
120
135
136
121
122
137
138
123
124
139
125
140
126
141
142
127
143
128
129
144
145
130
146
131
147
132
148
133
134
149
150
135

Lampiran 16
151
136
137
152
138
153
154
139
155
140
141
156
142
157
143
158
144
159
145
160
146
161
147
162
163
148
164
149
150
165

Lampiran 17

WAWANCARA BIRRUL WALIDAIN ( S1)

P : Birrul, tadi kamu ngerjainnya dua soal ya?


S1 : iya.
P : la itu menurut kamu kategorinya mudah, sedang, apa sulit?
S1 : mudah.
P : mudah?
S1 : iya.
P : kenapa?
S1 : ehm karena….. (diam)
P : kamu sudah bisa?
S1 : belum.
P : belum?
S1 : iya.
P : terus nomor 1 itu ya? Informasi apa saja yang kamu dapat dari masalah
tersebut?
S1 : (diam)
P : ini lho ini kan jawaban kamu (nunjuk ke jawaban S1) la ini informasinya
ya? La berarti ini kan jawabannya kan? Apa?
S1 : soal.
P : iya ini informasinya apa yang kamu dapat dari masalah tersebut? (nunjuk
lembar jawab S1)
S1 : (diam)
P : dibaca dik, ini kan jawaban kamu kan?
S1 : apa sih? (bingung)
P : informasi apa yang kamu dapat dari masalah tersebut? Ini kan jawaban
1a ya, dibaca dek informasi apa yang kamu tulis dari masalah tersebut?
S1 : dibaca?
P : iya.
S1 : ibu Nur menabung sebesar Rp 24.000.000,00 (sambil terbata-bata).
P : yang lantang bacanya dek.
S1 : (melanjutkan jawaban) dengan suku bunga 5% tiap tahun, pada saat
diambil tabungan ibu Nur menjadi Rp 26.000.000,00. Udah.
P : udah?
S1 : iya.
P : itu nomor b itu argumennya sudah benar apa belum?
S1 : belum.
P : kenapa?
S1 : karena saya tidak tahu.
P : tapi ini jawabannya salah ya yang b ya?
S1 : iya.
P : itu nomor c kamu ngerjainnya pakai berapa cara?
166
151

S1 : satu.
P : ada cara lain nggak?
S1 : nggak.
P : kenapa cara itu?
S1 : karena cuma ini.
P : yang kamu bisa?
S1 : heem.
P : kesimpulan yang kamu dapat apa?
S1 : (diam)
P : kesimpulan yang kamu dapat apa?
S1 : dibaca lagi mbak?
P : iya.
S1 : Rp 24.000.000,00 – Rp 26.000.000,00= Rp 18.000.000,00. Udah.
P : oke. Terus nomor 2. Informasi apa yang kamu dapat?
S1 : (diam)
P : dibaca lagi. Ini nomor a informasi apa yang kamu dapat?
S1 : Aminah berhasil menjual (diam)
P : menjual apa? Soto?
S1 : heem.
P : selama berapa?
S1 : tiap hari. Banyak 400 mangkok dengan harga Rp 7.000,00 dan diberikan
diskon 10%.
P : itu yang b argumennya sudah tepat apa belum?
S1 : belum.
P : kenapa?
S1 : belum bisa.
P : kemudian yang c ada berapa cara kamu mengerjakan?
S1 : satu.
P : yang d kamu kesimpulannya apa?
S1 : (diam) belum tahu.
P : kemudian yakin sama jawaban kamu?
S1 : nggak yakin (senyum)
P : kenapa? Nggak bisa?
S1 : nggak bisa.
P : yaudah makasih.
S1 : iya.
152
167

WAWANCARA RAHMATUN NISA (S2)

P : dek Nisa, tadi udah ngerjain dua soal ya? Itu kategori mudah, sedang apa
sulit?
S2 : ada yang sulit ada yang susah.
P : ada yang sulit ada yang susah? Sulit sama susah bedanya apa?
S2 : oh ada yang sulit ada yang gampang.
P : kemudian pertanyaan yang kaitan dengan nomor 1 ya?
S2 : iya.
P : informasi apa yang kamu dapat dari soal itu?
S2 : ibu Nur menabung di bank Rp 24.000.000,00 dengan bunga 5% tiap
tahun dan diambil menjadi Rp 26.000.000,00.
P : itu yang nomor b argumennya sudah benar apa salah?
S2 : salah.
P : kenapa?
S2 : harusnya bukan 5%.
P : kemudian yang nomor c kamu ngerjainnya pakai berapa cara?
S2 : nggak tahu.
P : nggak tahu?
S2 : iya.
P : terus kesimpulan yang kamu dapat apa?
S2 : kesimpulannya ibu Nur menabung selama satu tahun.
P : yang nomor 2, informasi yang kamu dapat apa?
S2 : Aminah menjual soto, soto yang dijual sebanyak 400 mangkok dengan
harga 7.000 per mangkok. Untuk menarik pelanggan, Aminah
memberikan diskon 10%.
P : kemudian yang b itu argumennya sudah tepat belum?
S2 : sebenarnya salah, tapi nggak tahu caranya, jadi ngerjainnya benar.
P : la ini benar apa salah? (menunjuk ke lembar jawab)
S2 : sebenarnya salah tapi ini kurang teliti jadi nulisnya benar.
P : yang nomor c ini kamu ngerjainnya pakai berapa cara?
S2 : satu.
P : ada cara lain nggak yang kamu ketahui?
S2 : nggak.
P : kesimpulan yang kamu dapat apa?
S2 : Aminah mendapat uang sebesar 2.480.000.
P : yakin dengan jawaban kamu?
S2 : sebenarnya nggak.
P : kenapa?
S2 : kurang teliti.
P : makasih ya.
S2 : iya.
153
168

WAWANCARA UNGGUL SUDRAJAT (S3)

P : Unggul, tadi kamu ngerjain dua soal ya?


S3 : iya.
P : itu kategori mudah, sedang, apa sulit?
S3 : mudah.
P : kenapa?
S3 : karena nggak bisa mbak (tertawa)
P : kemudian ini nomor 1 ya pertanyaan kaitan nomor 1.
S3 : iya.
P : ini informasi apa saja dik yang kamu dapat dari masalah tersebut?
S3 : (diam) nggak bisa mbak (tertawa)
P : tinggal dibaca aja jawaban kamu. Ini informasinya yang a ya? Tinggal
dibaca aja.
S3 : ini? (menunjuk pada lembar jawabnya).
P : iya.
S3 : dibaca semua?
P : ya kamu tadi jawabnya apa? Tinggal dibaca aja.
S3 : ibu Nur menabung di bank sebesar 24.000.000 dengan suku bunga
tunggal 5% tiap tahun.
P : kemudian kamu dapat informasi itu darimana?
S3 : dari soal sini.
P : kemudian yang b itu argumennya sudah tepat apa belum?
S3 : nggak tahu mbak.
P : nggak tahu?
S3 : iya.
P : kenapa? Nggak bisa?
S3 : iya.
P : kemudian yang c kamu ngerjainnya pakai berapa cara?
S3 : satu. Ini nggak tahu mbak.
P : kenapa?
S3 : susah.
P : yang d kesimpulan yang kamu dapat apa?
S3 : kesimpulan berdasarkan soal c.
P : iya apa kesimpulannya?
S3 : dibaca mbak?
P : iya dibaca.
S3 : ibu Nur menabung selama 20 tahun.
P : kemudian yang nomor 2 ya? Informasi apa yang kamu dapat?
S3 : Aminah menjual soto setiap hari 400 mangkok dengan harga 7.000.
P : nomor b itu argumennya sudah tepat belum?
S3 : (diam)
P : tahu nggak?
S3 : nggak tahu.
P : kemudian yang nomor c kamu ngerjainnya pakai berapa cara dik?
S3 : nggak tahu.
154
169

P : ini kamu ngerjainnya ada berapa cara?


S3 : (diam)
P : bisa nggak?
S3 : nggak (menggelengkan kepala).
P : terus kesimpulan yang kamu dapat apa?
S3 : (diam)
P : ini jawaban kamu kesimpulannya apa?
S3 : pendapatan Aminah dalam sehari Rp 800.000,00.
P : yakin sama jawaban kamu itu?
S3 : yakin.
P : yaudah makasih ya.
S3 : iya.
155
170

WAWANCARA AHMAD ALBAR (S4)

P : kamu namanya siapa? Ahmad Albar ya?


S4 : iya (mengangguk).
P : kamu kan tadi mengerjakan dua soal ya? Itu kategorinya apa? Mudah,
sedang, tinggi?
S4 : (diam, bingung).
P : kategori apa? Mudah, sedang, apa sulit?
S4 : nggak sulit (menggelengkan kepala), cuma caranya kurang paham.
P : kurang paham? Sama apa? Kata-katanya apa gimana?
S4 : nggak. Cuma nomor 1c.
P : 1c? oh nggak paham ya sama caranya?
S4 : tapi udah tau jawabannya.
P : udah tau jawabannya? Tapi?
S4 : caranya nggak saya tulis.
P : o ya kenapa?
S4 : takut salah.
P : takut salah? (senyum)
S4 : (tertawa).
P : kemudian ini pertanyaan kaitan dengan nomor 1 ya?
S4 : (mengangguk)
P : informasi apa saja yang kamu dapat dari masalah tersebut?
S4 : ibu Nur menabung Rp 24.000.000,00 dan diambil menjadi Rp
26.000.000,00.
P : kenapa bisa jadi Rp 26.000.000,00?
S4 : karena ada bunga tunggalnya 5%.
P : oh ya. Itu 5%nya tiap bulan apa tiap tahun?
S4 : tiap tahun.
P : iya tiap tahun. Kemudian kamu mendapat informasi itu darimana?
S4 : dari soal.
P : diapakan soalnya?
S4 : ditulis lagi.
P : oh dibaca dulu berarti terus ditulis lagi?
S4 : (mengangguk sambil tersenyum).
P : ehm itu yang b itu kan ada argumen ya? Benar atau salah ya? Itu
argumennya sudah benar atau belum?
S4 : nggak tahu (bingung).
P : yang 1b, kamu jawabannya apa? Bukan? Kalau bukan argumennya apa
benar apa salah?
S4 : salah.
P : ya, kamu alasannya apa jawab salah?
S4 : karena soto per mangkok turun menjadi Rp 6.300,00.
P : nomer 1b dek.
S4 : oh 1b. karena tiap bulan bukan 0,5%.
P : oh ya. Kemudian, nomer c itu kamu ngerjainnya pakai berapa cara?
S4 : dua cara.
156
171

P : dua cara?
S4 : nggak tahu (tertawa).
P : ini kamu ngerjainnya pakai berapa cara?
S4 : nggak tahu.
P : ini (menunjuk pada jawaban S4).
S4 : satu.
P : satu? Kenapa satu?
S4 : karena nggak tahu yang lain (tertawa).
P : oh. Kenapa cara ini yang digunakan?
S4 : lebih mudah.
P : kemudian yang nomor D ini, kesimpulannya yang kamu dapat apa?
S4 : ibu Nur menabung di bank selama satu tahun dengan tabungan Rp
24.000.000,00 dan mendapat Rp 26.000.000,00.
P : yakin dengan jawaban kamu itu?
S4 : nggak.
P : kenapa?
S4 : nggak tahu.
P : bingung ya?
S4 : iya.
P : ini kaitan dengan soal nomor 2 ya?
S4 : (mengangguk).
P : informasi apa sajakah yang diperoleh berdasarkan masalah di atas?
S4 : ibu Aminah menjual 400 mangkok tiap hari dan diskon 10%.
P : sudah itu thok?
S4 : iya.
P : kemudian kamu dapet informasi ini darimana?
S4 : dari soal.
P : terus ditulis ulang lagi?
S4 : iya.
P : pengetahuan apa saja yang kamu dapat untuk mengerjakan nomer 2 ini?
S4 : pengetahuan tentang aritmetika sosial.
P : tentang apa? Aritmetikanya tentang apa?
S4 : tentang diskon, pendapatan.
P : kemudian yang nomer b itu argumennya sudah benar atau salah?
S4 : salah.
P : salah, kenapa?
S4 : karena Rp 6.300,00 bukan Rp 6.200,00.
P : kemudian yang nomer c kamu mengerjakannya pakai berapa cara?
S4 : satu.
P : kenapa?
S4 : karena cuma itu.
P : ada cara lain nggak?
S4 : ada. Tapi nggak ingat.
P : kemudian kesimpulan yang kamu dapat apa?
S4 : ibu Aminah menjual soto tiap mangkok dengan diskon 10% dan
mendapatkan uang Rp 2.520.000,00.
157
172

P : oh ya. Yakin dengan jawaban kamu itu?


S4 : yakin.
P : oh ya terimakasih.
S4 : iya.
173
158

WAWANCARA DEAN SUKMA PRATIWI (S5)

P : itu tadi ada 2 soal? Itu kategori mudah, sedang apa sulit?
S5 : hmm sedang.
P : sedang? Kenapa?
S5 : soalnya ada yang sulit ada yang mudah.
P : oh ya, kemudian ini pertanyaan kaitan nomor 1 ya?
S5 : iya.
P : informasi apa saja yang kamu dapat dari masalah tersebut?
S5 : ibu Nur menabung di bank, lalu dia mendapat suku bunga tunggal
sebesar 5%. Ketika diambil uangnya bertambah sebesar Rp 2.000.000,00.
P : sudah?
S5 : iya.
P : bagaimana kamu mendapatkan informasi itu?
S5 : karena ketika ibu Nur menabung sebesar Rp 24.000.000,00. Ketika ia
ambil uangnya menjadi Rp 26.000.000,00.
P : informasinya kamu dapat darimana?
S5 : dari soal.
P : ya berarti dibaca dulu ya?
S5 : iya.
P : kemudian ditulis ulang?
S5 : iya.
P : kemudian yang b itu argumennya sudah tepat apa belum?
S5 : sudah (mengangguk).
P : yang b itu.
S5 : belum belum (menggelengkan kepala)
P : kenapa?
S5 : soalnya ketika 5% dibagi 12 bulan itu hasilnya 0,6%.
P : yakin?
S5 : yakin.
P : kemudian yang nomer c itu, kamu ngerjainnya pakai berapa cara?
S5 : dua.
P : dua? Kenapa?
S5 : yang pertama kan belum diketahui berapa bulannya jadi diganti . per
1 tahun. 1 tahun itu kan ada 12 bulan. Jadi per 12 kali persennya
(5/100) kali modalnya Rp 24.000.000,00 hasilnya 100.000 . lalu yang
hasil selisih dari modal sama yang bertambah itu. Rp 26.000.000 –
Rp 24.000.000,00 hasilnya Rp 2.000.000,00 = 100.000 . terus 2.000.000
dibagi 100.000 = . Berarti hasilnya hmm ibu Nur menabung selama 20
bulan.
P : ada lagi nggak cara yang kamu ketahui?
S5 : sama satu lagi. /12 kali modal yang ditabung hasilnya 2.000.000 . terus
yang 5% dikalikan 2.000.000 = 100.000 . kemudian 2.000.000 dibagi
100.000 hasilnya 20 bulan.
P : kamu kan udah mengerjakan dua cara? Ada cara lain nggak?
S5 : nggak ada.
159
174

P : lalu kesimpulan yang kamu dapat apa?


S5 : ibu Nur menabung selama selama 20 bulan lamanya. Selama menabung
ibu Nur mendapat bunga tunggal sebesar Rp 2.000.000,00.
P : yakin?
S5 : yakin.
P : yang nomor 2 ya?
S5 : iya.
P : informasi apa yang kamu dapat?
S5 : informasi yang didapat adalah Aminah berjualan soto. Hal yang
dilakukan oleh Aminah yaitu dengan memberikan diskon sebesar 10%
tiap mangkoknya.
P : hmm kamu dapet darimana informasinya?
S5 : soalnya.
P : oh ya. Itu yang b argumennya sudah tepat atau belum?
S5 : belum.
P : belum? kenapa?
S5 : karena harga soto per mangkoknya setelah diberikan diskon 10% itu
adalah Rp 6.300,00 bukan Rp 6.200,00.
P : kamu yakin?
S5 : iya.
P : itu yang nomer c kamu ada berapa cara?
S5 : dua.
P : dua?
S5 : iya.
P : Kamu kenapa pakai cara itu?
S5 : karena lebih mudah aja.
P : ada cara lain nggak?
S5 : nggak.
P : kemudian nomer d itu, kesimpulannya apa yang kamu dapat?
S5 : dengan memberikan diskon 10% tiap mangkok, Aminah dapat menjual
sebanyak 400 mangkok. Dia mendapat uang dari hasil menjual sotonya
dalam sehari yaitu Rp 2.520.000,00.
P : kamu yakin dengan jawaban kamu itu?
S5 : iya.
P : yaudah makasih.
S5 : iya.
160
175

WAWANCARA INDRA BAYU LAKSONO (S6)

P : Indra, tadi kamu mengerjakan dua soal? Itu kategori mudah, sedang, apa
sulit?
S6 : sedang.
P : sedang?
S6 : iya.
P : kenapa?
S6 : tapi yang ini (menunjuk ke lembar jawabannya) susah.
P : kenapa?
S6 : ya gitulah (senyum)
P : terus ini pertanyaan yang kaitannya dengan nomor 1 ya?
S6 : iya.
P : informasi apa saja yang kamu dapat dari masalah tersebut?
S6 : ibu Nur menabung sebesar Rp 24.000.000 dengan suku bunga tunggal
5% per tahun. Saat diambil tabungannya menjadi 26.000.000.
P : kemudian kamu bagaimana cara mendapatkan informasi itu?
S6 : dari sini (menunjuk ke soal)
P : dibaca lalu ditulis lagi ya?
S6 : iya.
P : pengetahuan atau konsep apa saja yang kamu dapat?
S6 : (diam)
P : kamu mengerjakannya pakai konsep apa saja si?
S6 : bingung.
P : ini materi apa dik?
S6 : bunga.
P : berarti konsepnya bunga ya?
S6 : iya.
P : sama?
S6 : lama menabung.
P : terus nomor b, itu argumennya sudah benar apa belum?
S6 : sudah.
P : oh. Kemudian yang ini c kamu ada berapa cara mengerjakannya?
S6 : satu.
P : kenapa?
S6 : bingung.
P : ada cara lain nggak?
S6 : nggak.
P : kemudian yang nomor d itu kesimpulan yang kamu dapat apa?
S6 : jadi ibu Nur menabung selama 18 bulan dan mendapat uang tambahan
menjadi 26.000.000.
P : kamu yakin dengan jawaban itu?
S6 : (diam)
P : yakin nggak?
S6 : nggak begitu.
P : kemudian yang nomor 2, informasi apa saja yang kamu dapat dari soal
176
161

tersebut?
S6 : Aminah menjual soto sebanyak 400 mangkok dengan harga 7.000 per
porsi.
P : kemudian apalagi?
S6 : Aminah memberi diskon tiap mangkok 10% untuk menarik pelanggan.
P : dah itu?
S6 : iya.
P : kamu dapetin informasi itu darimana?
S6 : dari baca ini (menunjukkan soal)
P : baca soal ya?
S6 : iya.
P : kemudian yang nomor b itu argumennya sudah tepat apa belum?
S6 : belum.
P : kenapa?
S6 : ya karena yang benar itu seporsi harganya 6.300.
P : sudah ya?
S6 : iya.
P : kemudian yang nomor c itu kamu ngerjainnya pakai berapa cara?
S6 : dua.
P : kenapa?
S6 : karena yang saya bisa.
P : ada cara lain nggak yang kamu ketahui?
S6 : nggak tahu.
P : kemudian yang nomor d itu kesimpulannya apa?
S6 : jadi berdasarkan soal c, Aminah mendapat pendapatan sebesar 2.800.000
tetapi setelah didiskon per mangkok pendapatan Aminah menjadi
Rp 2.520.000,00. Harga semua porsi setelah didiskon berkurang 280.000.
Jadi dari 2.800.000 dikurangi 280.000 sama dengan 2.520.000.
P : udah yakin sama jawaban kamu itu?
S6 : udah.
P : makasih ya.
S6 : iya.
162
177

WAWANCARA YAYUK PRANANINGRUM (S7)

P : dik Yayuk, tadi udah ngerjain dua soal ya? Itu kategotinya mudah,
sedang, apa sulit?
S7 : kalau menurut saya yang nomor 1 agak sulit, kalau yang nomor 2 mudah.
P : itu nomor 1 informasi apa saja yang kamu dapat dari masalah tersebut?
S7 : ibu Nur menabung Rp 24.000.000 suku bunganya 5% hasil tabungannya
Rp 26.000.000.
P : kemudian kamu dapatin informasi ini darimana?
S7 : dari soal.
P : dibaca ya?
S7 : iya.
P : ini nomor b ini, argumennya sudah tepat apa belum?
S7 : belum.
P : ini jawabannya yang benar apa? Ini? (menunjuk pada jawaban S7).
S7 : kayaknya sebenarnya jawabannya bukan itu. Tapi ya…
P : nggak tahu caranya ya?
S7 : iya.
P : kemudian yang c itu kamu mengerjakannya ada berapa cara?
S7 : dua.
P : kenapa pakai cara itu?
S7 : bisanya cuma itu.
P : ad cara lain nggak yang kamu tahu?
S7 : nggak.
P : yang d kesimpulannya apa yang kamu dapat?
S7 : ibu Nur menabung di bank selama 12 bulan atau 1 tahun dan
memperoleh uang 26.000.000.
P : terus nomor 2 ya? informasi apa saja yang kamu dapat?
S7 : informasinya banyak soto yang dijual 400 mangkok. Harga per mangkok
Rp 7.000. kemudian Aminah memberikan diskon sebesar 10% untuk
menarik pelanggan.
P : kemudian yang nomor b argumennya sudah tepat apa belum?
S7 : sudah.
P : sudah? Yang nomor b ini lho (menunjuk ke soal)
S7 : oh belum..
P : kenapa?
S7 : karena harusnya itu 6.300 bukan 6.200.
P : kemudian yang c kamu mengerjakannya pakai berapa cara?
S7 : dua.
P : ada cara lain nggak yang kamu ketahui?
S7 : belum.
P : kamu bisanya itu?
S7 : iya.
P : kemudian, kesimpulannya yang kamu dapat apa?
S7 : jadi penghasilan Aminah dalam satu hari adalah Rp 2.520.000,00.
P : yakin sama jawaban kamu itu?
163
178

S7 : yakin.
P : iya makasih ya.
S7 : iya.
164
179

WAWANCARA ALWI KIPRASETYO (S8)

P : Alwi, tadi kamu ngerjain dua soal ya? La itu kategori mudah, sedang, apa
sulit?
S8 : mudah.
P : mudah. Yakin mudah?
S8 : iya.
P : kenapa?
S8 : karena tidak ada soal yang membingungkan.
P : oh ya, kemudian kaitan dengan nomer 1 ya. Informasi apa saja yang
kamu dapat dari masalah tersebut?
S8 : kesimpulan dari ibu Nur menabung.
P : informasinya apa saja?
S8 : ibu Nur menabung sebesar Rp 24.000.000,00 dengan suku bunga tunggal
5% tiap tahun dan pada saat diambil tabungan ibu Nur menjadi
Rp26.000.000,00.
P : kemudian apa saja yang ditanyakan pada soal tersebut?
S8 : menanyakan tentang apakah benar bunga dalam satu bulan tabungan ibu
Nur 0,5%?
P : ada lagi tidak yang ditanyakan?
S8 : ada.
P : apa?
S8 : mencari lama menabung ibu Nur?
P : terus ada lagi nggak?
S8 : ada.
P : apa?
S8 : menyimpulkan jawaban soal c.
P : oh ya. Kemudian, pengetahuan atau konsep apa saja yang kamu gunakan
untuk mengerjakan soal tersebut?
S8 : konsepnya dengan cara membaca soal berulang-ulang.
P : membaca soal berulang-ulang?
S8 : iya.
P : terus konsep apa saja yang kamu gunakan untuk menghitung itu?
S8 : konsep aritmetika.
P : tentang apa?
S8 : tentang menghitung bunga atau diskon.
P : nomor 1 menghitung apa?
S8 : tentang cara menghitung bunga dan lama menabung.
P : oh ya berarti konsepnya itu yaa…
S8 : iya.
P : kemudian itu yang nomer b ya, argumennya sudah benar apa salah?
S8 : salah.
P : alasannya apa?
S8 : karena dalam dalam satu tahun mendapat 5% dan 5% : 12 = 0,41%.
P : oh gitu ya?
S8 : iya.
180
165

P : kemudian nomor c itu kamu mengerjakannya berapa cara?


S8 : satu.
P : yang kamu ketahui cuma satu ya caranya?
S8 : iya.
P : ada cara lain nggak yang kamu ketahui?
S8 : ada.
P : apa? Kenapa nggak ditulis kalau ada?
S8 : ehm..lupa.
P : lupa? Mau dikerjakan nggak?
S8 : nggak.
P : kenapa?
S8 : kelamaan (tersenyum).
P : boleh nggak kalau aku minta tolong buat dikerjakan sekarang?
S8 : hmm….nggak (tertawa).
P : yaudah. Itu kesimpulan apa yang kamu dapat dari soal itu?
S8 : kesimpulannya ibu Nur menabung Rp 24.000.000,00 kemudian suku
bunga tunggal 5% tiap tahun. Ketika diambil tabungan ibu Nur menjadi
Rp26.000.000,00.
P : kemudian yang nomer 2, informasi apa saja yang kamu dapat?
S8 : ibu Aminah menjual soto setiap hari 400 porsi dengan harga per porsi
Rp7.000,00 , untuk menarik harga memberikan diskon 10% tiap
mangkok.
P : kamu cara dapetin informasi itu bagaimana?
S8 : dengan membaca soal secara berulang-ulang.
P : kemudian yang b, itu argumen sudah benar apa belum?
S8 : belum.
P : kenapa?
S8 : karena setelah mendapat diskon 10% harga soto bukan Rp 6.200,00
tetapi Rp 6.300,00.
P : kemudian yang c, kamu mengerjakannya dengan berapa cara?
S8 : satu.
P : kenapa cara itu yang kamu gunakan?
S8 : karena lebih mudah.
P : ada cara lain nggak?
S8 : nggak tahu.
P : kemudian apa kesimpulan yang kamu dapat?
S8 : kesimpulannya Aminah menjual soto satu mangkok Rp 7.000,00 dengan
diskon 10%, harga setelah didiskon menjadi Rp 6.300,00. Jadi
pendapatan ibu Aminah selama satu hari Rp 2.520.000,00.
P : sudah yakin dengan jawaban kamu?
S8 : sudah.
P : terimakasih ya..
S8 : iya.
166
181

WAWANCARA DEVANDA CAHYANINGRUM (S9)

P : itu tadi kan kamu mengerjakan dua soal ya? itu kategori mudah, sedang
atau susah?
S9 : sedang
P : kenapa?
S9 : karena sudah pernah di pelajari
P : o ya nomor 1 ya. informasi apa saja yang pernah kamu dapat dari
masalah tersebut?
S9 : ibu Nur menabung di Bank sebesar Rp 24.000.000,00 dengan bunga
5% tiap tahun setelah diambil sisanya menjadi Rp 26.000.000,00.
P : lha kemudian bagaimana cara anda itu mendapat informasi itu dengan
cara apa?
S9 : dengan cara membaca.
P : dengan cara membaca itu tok?
S9 : iya.
P : kemudian pengetahuan atau konsep apa saja yang kamu gunakan untuk
mengerjakan soal tersebut nomer satu itu?
S9 : konsepnya….(bingung)
P : kan katanya sudah pernah dipelajari. Konsepnya pakai apa saja?
S9 : konsep bunga sama lama menabung.
P : ya,, jadi itu ya konsepnya bunga sama lama menabung. lha kemudian
yang B itu argumennya sudah tepat apa belum.
S9 : belum.
P : alasanya kenapa?
S9 : yaa ada yang kurang
P : kemudian yang C itu kamu mengerjakan dengan berapa cara?
S9 : dengan 2 cara.
P : 2? kenapa?
S9 : hm karena lebih mudah.
P : ada cara lain nggak?
S9 : nggak.
P : kemudian yang D itu kamu kesimpulannya apa si yang kamu dapat dari
itu?
S9 : saya menyimpulkan bahwa ibu Nur menabung di bank selama 20 bulan.
P : 20 bulan?
S9 : iya.
P : yakin nggak kamu dengan jawaban itu?
S9 : insyaAllah yakin.
P : kemudian yang nomor 2 ya, itu kategori mudah, sedang atau sulit?
S9 : sedang.
P : yaa, kemudian informasi apa sajakah yang kamu dapat dari itu.
S9 : Aminah menjual soto setiap sebanyak 400 mangkok dengan harga per
mangkok Rp 7000,00. Aminah memberikan diskon 10% tiap mangkok
untuk menarik pelanggan.
P : kemudian konsep apa sajakah yang di gunakan dalam mengerjakan soal
167
182

tersebut?
S9 : diskon sama pendapatan.
P : kemudian yang C itu kamu mengerjakan dengan berapa cara?
S9 : dua.
P : ada cara lain nggak?
S9 : nggak.
P : kenapa kamu pakai cara itu?
S9 : karena lebih mudah.
P : kesimpulannya yang kamu dapat itu apa?
S9 : saya menyimpulkan bahwa pendapatan Aminah dalam 1 hari
Rp 2.520.000,00.
P : yakin dengan jawaban itu?
S9 : nggak.
P : kenapa?
S9 : hm karena salah tulis ini seharusnya Rp 2.520.000,00 tapi malah
Rp1.520.000,00.
P : oh ya diganti ya angka 2.
S9 : iya.
183
168

WAWANCARA HAYATUL HUSNAH SOPIANI (S10)

P : dik Hayatul, tadi kamu kan udah ngerjain dua soal ya? Nah dua soal itu
termasuk kategori apa? mudah, sedang apa sulit?
S10 : sedang.
P : kenapa?
S10 : karena lebih gampang dihitungnya.
P : oh ya kan ada dua soal ya. Nah sekarang pertanyaannya kaitannya
dengan nomor 1. Nah apa informasi yang anda dapat dari soal tersebut?
S10 : informasinya tentang permasalahan tentang mendapatkan menghitung
berapa lama ibu Nur menabung dan cara menghitung bunga per
bulannya.
P : tadi kamu jawabannya apa yang ada pertanyaan apa informasi yang kamu
peroleh dari masalah itu?
S10 : ehm.. tabungan ibu Nur yang ditabung sebesar Rp 24.000.000,00, suku
bunga tunggal per tahunnya 5%. Setelah diambil tabungan ibu Nur
menjadi Rp 26.000.000,00.
P : oh ya. Kemudian kamu dapat informasi itu darimana?
S10 : dari soalnya.
P : diapakan?
S10 : ehm.. (diam)
P : dibaca?
S10 : (mengangguk)
P : dibaca atau dipahami atau bagaimana?
S10 : dipahami.
P : dibaca dan dipahami, gitu ya?
S10 : iya.
P : kemudian apa saja yang ditanyakan dalam soal tersebut?
S10 : ehm..informasi dari masalah tersebut, apakah betul bunga per bulannya
5%, lama ibu Nur menabung, dan kesimpulan berdasarkan lama ibu Nur
menabung.
P : oh ya. Kemudian pengetahuan atau konsep apa saja yang kamu peroleh
dari masalah tersebut untuk menyelesaikan masalah tersebut?
S10 : (diam)
P : pengetahuan atau konsep apa saja yang kamu butuhkan untuk
menyelesaikan soal tersebut?
S10 : (diam, bingung)
P : nah ini kan nomor 1 ya? La tadi kan pertanyaannya apa? Mencari berapa
lama menabung ya? Sama bunga per bulan ya?
S10 : iya.
P : nah disitu pengetahuan atau konsep apa saja si yang kamu gunakan untuk
mencari itu? Jadi apa?
S10 : ehm… tabungan per tahunnya..
P : heem. Sama?
S10 : tabungan awal dan tabungan pada saat diambil.
P : heem berarti konsepnya menabung itu ya?
169
184

S10 : iya.
P : kemudian bagaimana cara anda untuk bisa menjawab soal ini? Misal
yang soal B ini, caranya gimana ini? Argumennya sudah tepat belum
yang B ini?
S10 : belum.
P : belum? Alasannya apa?
S10 : ehm harusnya itu bunga per bulannya 0,6%.
P : 0,6%?
S10 : iya.
P : kemudian yang C itu bagaimana cara anda menjawab soal itu?
S10 : ehm..dengan bunga per tahunnya itu setelah dihitung 5/100, eh 5% dikali
24.000.000 itu hasilnya 1.200.000. Terus dicari bunga per bulannya.
1.200.000 dibagi 12 sama dengan 100.000. Jadi lama menabungnya,
tabungan pada saat diambil dikurangi tabungan awal dibagi 100.000
hasilnya 20 bulan.
P : oh.. apakah semua informasi yang telah anda sebutkan tadi bisa untuk
menyelesaikan soal tersebut?
S10 : bisa.
P : hm yang C kamu pakai berapa cara?
S10 : dua.
P : dua? Mengapa cara ini yang kamu pakai?
S10 : karena lebih mudah caranya.
P : ada cara lain nggak selain itu?
S10 : nggak.
P : nggak? Oh ya. Kamu yakin sama jawaban kamu itu?
S10 : yakin.
P : kemudian apa kesimpulan yang kamu dapat dari soal tersebut?
S10 : ibu Nur menabung selama 20 bulan dan pada saat diambil setelah
mendapat suku bunga tunggal itu jadi 26.000.000.
P : oh ya. Yakin dengan jawaban anda?
S10 : yakin.
P : kemudian ini pertanyaan yang kaitan dengan soal nomor 2 ya?
S10 : iya.
P : nomor 2 ini termasuk kategori apa?
S10 : sedang.
P : kenapa?
S10 : hmm… hitungannya jadi lebih rumit.
P : lebih rumit ya?
S10 : iya.
P : kemudian informasi apa saja yang kamu dapat dari soal tersebut?
S10 : ehm… Aminah menjual 400 mangkok soto setiap hari. Harga satu
mangkok soto 7.000. setiap satu mangkok soto itu mendapat diskon 10%.
P : kemudian apa yang ditanyakan dalam soal tersebut?
S10 : emm…informasi terus harga soto per mangkok setelah didiskon,
pendapatan Aminah dalam sehari, dan kesimpulan berdasarkan
pendapatan Aminah dalam sehari.
170
185

P : pengetahuan atau konsep apa saja yang digunakan dalam menyelesaikan


soal tersebut?
S10 : emm..harga per mangkoknya, pendapatan Aminah dalam sehari serta
diskon.
P : bagaimana cara anda bisa menjawab soal tersebut?
S10 : emm….berdasarkan harga per mangkoknya, jumlah penjualan, terus
diskonnya.
P : terus soal yang nomor b, argumennya sudah tepat apa belum?
S10 : belum.
P : kenapa?
S10 : harusnya kalau harga soto setelah didiskon 10% itu harga setelah
didiskonnya 6.300.
P : oh gitu ya?
S10 : iya.
P : kemudian itu nomor c kamu jawabnya pakai berapa cara?
S10 : pakai tiga cara.
P : ada cara lain nggak?
S10 : nggak.
P : kenapa kamu pakai cara itu?
S10 : pakai cara yang mudah dipahami.
P : apa kesimpulan yang kamu dapat dari masalah tersebut?
S10 : emm…pendapatan Aminah setelah menjual 400 mangkok setiap hari itu
Rp 2.520.000,00.
P : udah?
S10 : iya.
P : yakin sama jawaban kamu itu?
S10 : yakin.
P : yaudah, makasih ya.
S10 : iya.
171
186

Lampiran 18
187
172
188
173
189
174

Lampiran 19

Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas VII A

No. Nama Skor ( )


1 Ahmad Albar 18 324
2 Alwi Kiprasetyo 21 441
3 Anwar Baihaqi 14 196
4 Birrul Walidain 10 100
5 Dean Sukma Pratiwi 20 400
6 Devanda Cahyaningrum 21 441
7 Dina Efiliana 18 324
8 Dwi Afriyansyah 16 256
9 Fajar Pramana Putra 21 441
10 Feri Andrian 13 169
11 Gentong Kusuma Susanto 19 361
12 Hayatul Husnah Sopiani 23 529
13 Imam Muchtar 19 361
14 Indra Bayu Laksono 19 361
15 Lulu Il Alfiyani 19 361
16 Luthfi Setiawan 14 196
17 Mahmudin 11 121
18 Maratur Rohmah - -
19 Mathan Anas 15 225
20 Mukti Ristianto 15 225
21 Mustaqimah 21 441
22 Nafisatun Nimah 11 121
23 Novieka Anggraeni 22 484
24 Nur Latifah Kurniawati 21 441
25 Oktavia Indriyani 11 121
26 Puput Nur Fitria - -
27 Rahmahtun Nisa 12 144
28 Unggul Sudrajat 10 100
29 Wanda Sukma Ramadhan 21 441
30 Yayuk Prananingrum 13 169
31 Yunita Dewi Fransiska - -
Jumlah 468 8.294

Menghitung rata-rata ( ̅ ) dan Simpangan Deviasi (SD) :



̅= = = 16,7142857 = 16,71

∑ ∑
SD = − ( ) = − ( ) = − = √16,84 = 4,10
190
175

Lampiran 20

Daftar Siswa Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Rendah

No. Nama Skor ( ) Nilai


1 Birrul Walidain 10 41,67
2 Mahmudin 11 45,83
3 Nafisatun Nimah 11 45,83
4 Oktavia Indriyani 11 45,83
5 Rahmahtun Nisa 12 50
6 Unggul Sudrajat 10 41,67

Nilai = × 100

Total Skor = 24

Kategori rendah = < ̅ − SD

= < 16,71 − 4,10

= < 12,61
191
176

Lampiran 21

Daftar Siswa Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Sedang

No. Nama Skor ( ) Nilai


1 Ahmad Albar 18 75
2 Anwar Baihaqi 14 58,33
3 Dean Sukma Pratiwi 20 83,33
4 Dina Efiliana 18 75
5 Dwi Afriyansyah 16 66,67
6 Feri Andrian 13 54,17
7 Gentong Kusuma Susanto 19 79,17
8 Imam Muchtar 19 79,17
9 Indra Bayu Laksono 19 79,17
10 Lulu Il Alfiyani 19 79,17
11 Luthfi Setiawan 14 58,33
12 Mathan Anas 15 62,5
13 Mukti Ristianto 15 62,5
14 Yayuk Prananingrum 13 54,17

Nilai = × 100

Total Skor = 24

Kategori sedang = ̅ − SD < < ̅ + SD

= 12,61 < < 16,71 + 4,10

= 12,61 < < 20,81


192
177

Lampiran 22

Daftar Siswa Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi

No. Nama Skor ( ) Nilai


1 Alwi Kiprasetyo 21 87,5
2 Devanda Cahyaningrum 21 87,5
3 Fajar Pramana Putra 21 87,5
4 Hayatul Husnah Sopiani 23 95,83
5 Mustaqimah 21 87,5
6 Novieka Anggraeni 22 91,67
7 Nur Latifah Kurniawati 21 87,5
8 Wanda Sukma Ramadhan 21 87,5

Nilai = × 100

Total Skor = 24

Kategori tinggi = > ̅ + SD

= > 20,81
193
178

Lampiran 23

Nilai persentase = × 100%

Skor Maksimal = 60

Indikator (1) = × 100% = 95%

Indikator (2) = × 100% = 66,67%

Indikator (3) = × 100% = 63,33%

Indikator (4) = × 100% = 80%


194
1

Lampiran 24
194
195
2

You might also like