You are on page 1of 1

Celah bibir dan langit-langit (CBL) merupakan salah satu kelainan kongenital paling

umum pada daerah orofasial bayi baru lahir yang bisa saja dalam bentuk unilateral ataupun
bilateral. Pada pasien yang mempunyai kelainan CBL juga sering ditemukan adanya kelainan
pada gigi seperti jumlah gigi yg lebih banyak, erupsi ektopik, agenesis, hipoplasia, dan
hipokalsifikasi.
Keberadaan gigi di rongga mulut selama atau segera setelah lahir disebut sebagai gigi
natal atau neonatal. Gigi natal berkembang pada saat periode intrauterine dan hadir pada mulut
bayi saat lahir, sementara gigi neonatal erupsi setelah lahir dalam waktu 30 hari setelah lahir.
Inside CBL di seluruh dunia adalah 1 : 600 kelahiran yang hidup. Istilah CBL
menggambarkan potensi kompleksitas dari deformitas yang mungkin melibatkan hidung, bibir,
alveolus, dan palatum. Hal ini dapat mempengaruhi pernapasan, penampilan, pertumbuhan
gigi, pertumbuhan wajah, cara bicara, dan pendengaran yang dapat menyebabkan implikasi
psikososial.
Lazimnya gigi natal atau neonatal ditemukan secara signifikan lebih tinggi pada pasien
dengan CBL. Kelaziman yang tinggi ini bisa saja disebabkan oleh gangguan gigi terkait dengan
celah alveolar dan lokalisasi gigi yang superfisial di wilayah ini. Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara jenis kelamin dalam beberapa penelitian, sementara Ronk menyebutkan
bahwa hal ini lebih sering terjadi pada wanita. Demikian pula, Kates dkk. Menemukan bahwa
keberadaan gigi natal menjadi dua kali lipat pada wanita dibandingka dengan pria. Di sisi lain,
beberapa peneliti berpendapat bahwa hal ini lebih sering terjadi pada laki-laki atau bahwa tidak
ada perbedaan gender yang nyata.
Yilmaz dkk. menunjukkan bahwa semua gigi neonatal terletak di sisi celah dan
akibatnya di dalam batas pelat cetakan intraoral. Oleh karena itu, mereka menyarankan bahwa
pencabutan gigi neonatal harus dilakukan secara rutin dalam semua kasus dengan CLP yang
akan menjalani perawatan ortopedi pra-bedah. Ekstraksi dilakukan tidak lebih awal dari 10 hari
setelah lahir. Selama 10 hari pertama setelah melahirkan, flora bakteri mungkin tidak efektif
dalam produksi Vitamin K, yang memainkan peran utama dalam sintesis prothrombin. Risiko
perdarahan karena hipoprothrombinemia hadir. Untuk menghindari komplikasi, tes darah
prothrombin juga ditinjau sebelum intervensi

You might also like