You are on page 1of 11

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

4.1 Analisis Kasus


Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Skabies. Diagnosis ini diperoleh
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan
keluhan pasien yaitu: keluhan gatal pada seluruh tubuh terutama pada daerah
lipatan yang dirasakan terutama pada malam hari dan ditemukannya gejala
gatal serupa pada seluruh anggota keluarga yang tinggal serumah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan lesi berupa papul-papul milier sewarna kulit
sebagian eritematosa tersebar di seluruh tubuh terutama di daerah lipatan paha
dan bokong, sela jari tangan dan kaki, sebagian berupa pustul dan erosi dan
tampak bekas garukan/scratch mark. Penegakkan diagnosis skabies dilakukan
atas dasar terpenuhinya 2 dari 4 tanda kardinal, yaitu pruritus nokturna,
menyerang manusia secara berkelompok, ditemukannya terowongan, dan
ditemukannya tungau.4,5 PAda kasus ini skabies ditegakkan berdasarkan
temuan berupa pruritus nocturnal, dan menyerang manusia secara
berkelompok. Diagnosis pasti ditetapkan dengan menemukan tungau atau
telur, namun tungau sulit ditemukan. Dari 900 pasien skabies rata-rata hanya
terdapat 11 tungau per penderita dan pada sebagian besar penderita hanya
terdapat 1-5 tungau per penderita.6 Selain itu, skabies juga dapat menyerupai
berbagai macam penyakit sehingga disebut juga the great imitator.6
Pada kunjungan ke puskesmas 4 ulu pertama kali terapi medikamentosa
yang diberikan adalah Permetrin krim 5% yang dioleskan pada seluruh tubuh
kecuali bagian wajah. Hal ini sesuai dengan tatalaksana skabies. Pasien juga
diberikan antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi rasa gatal yaitu
klortrimeton sekali sehari pada malam hari. Permetrin sebagai anti skabies
lebih poten jika dibandingkan dengan lindan (gameksan) atau krotamiton, juga
lebih poten dan aman pada bayi dan anak. Obat ini efektif untuk kasus skabies
yang gagal dengan pengobatan skabies lain khususnya lindan. Penularan

53
54

skabies terutama melalui kontak langsung yang erat, maka untuk keberhasilan
terapi seluruh keluarga yang tinggal dalam 1 rumah harus diobati dengan anti
skabies secara serentak.
Penularan melalui kontak tidak langsung seperti melalui perlengkapan
tidur, pakaian, atau handuk memegang peranan penting, maka dilakukan
edukasi kepada keluarga pasien untuk mencuci pakaian, sprei, gorden dan
menjemur sofa dan tempat tidur. Hal ini dilakukan untuk mematikan semua
tungau dewasa dan telur sehingga tidak terjadi kekambuhan.6
Dalam menatalaksana pasien, seorang dokter perlu memperhatikan
pasien seutuhnya, tidak hanya tanda dan gejala penyakit namun juga
psikologisnya. Pembinaan keluarga yang dilakukan pada kasus ini tidak hanya
mengenai penyakit pasien, tetapi juga mengenai masalah-masalah lainnya
seperti fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan keluarga, perilaku
kesehatan keluarga, dan lingkungan.9
Masalah ekonomi yang dialami adalah tidak adanya tabungan keluarga.
Hal ini karena rendahnya pendapatan keluarga sehingga hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan sandang. Keluarga dimotivasi untuk
mencari pekerjaan atau sumber pendapatan melalui pemanfaatan waktu luang,
seperti berdagang atau menjadi pramuwisma paruh waktu. Masalah
lingkungan rumah pada keluarga adalah ventilasi dan penerangan di dalam
rumah yang masih kurang serta banyaknya pakaian ditumpuk dan digantung di
sembarang tempat, yang merupakan lingkungan yang baik untuk berkembang
biaknya parasit seperti skabies. Keluarga dimotivasi untuk memperbaiki
ventilasi dan penerangan dengan membuka pintu rumah pada siang hari dan
menggunakan kipas angin yang selalu dibersihkan, serta selalu mencuci dan
menyeterika pakaian setelah digunakan dan menyimpannya dalam lemari.
Intervensi yang dilakukan terhadap lingkungan adalah memberi
penyuluhan mengenai skabies (gejala, penatalaksanaan, penyebaran penyakit,
dan pencegahannya) terhadap warga masyarakat dalam satu RW. Selain itu,
tenemuan kasus skabies pada lingkungan telah dilaporkan kepada Puskesmas
setempat. Setelah dilakukan pelaporan ke pihak Puskesmas, mereka hanya
55

dapat menyediakan Salep 2-4 untuk pengobatan skabies. Salep 2-4 yang
mengandung belerang endap (sulfur presipitatum) dengan konsentrasi 4-20%
tidak efektif terhadap stadium telur, oleh karena itu penggunaannya tidak
boleh kurang dari tiga hari. Kekurangan lain dari obat ini yaitu berbau,
lengket, mengotori pakaian, dan kadang mengiritasi kulit.4,6

4.1.1 Hasil Kunjungan Rumah


a. Kondisi Pasien
Saat kunjungan rumah pertama, keluhan yang dirasakan pasien masih
dirasakan namun sudah mulai berkurang.
b. Pekerjaan
Pasien berumur 11 tahun, masih sekolah, pekerjaannya pelajar.
c. Lokasi
Rumah pasien terletak di Jl. Kyai H. Asyik Lr. Binjai, RT 13/11,
Palembang.
d. Kondisi rumah
Ukuran rumah 10 x 10 m2, berada di lingkungan perumahan biasa
dengan kepemilikan orang tua. Lingkungan tempat tinggal merupakan
suatu pemukiman yang padat, kumuh dan lembab. Bentuk bangunan
bertingkat, lantai keramik, dinding tembok, dan atap dari genting.
Ventilasi rumah berukuran kurang dari 25% dari luas ruangan,
pencahayaan dapat masuk ke dalam rumah tetapi tingkat
kelembapannya agak tinggi karena rumah ini rendah, ventilasi yang
ada kurang. Sumber air berasal dari PDAM. Terdapat 1 kamar mandi
dengan ukuran 3x2 m2, dengan WC tertutup dan terdapat closet
jongkok.
- Pembagian ruangan
Di dalam rumah tersebut terdapat ruang tamu sekaligus ruang
keluarga ukuran 4x5 m2, ruang dapur yang langsung menyatu
dengan ruang makan 5x3 m2, tiga kamar tidur ukuran 2x2 m2, satu
ruang untuk mencuci baju dan terdapat 1 kamar mandi dalam
56

rumah. Jendela terdapat pada ruang tamu ukuran 0,4x0,3 m2, dan
0,5x1,2 m2. Dan di dapur ukuran 0,4x 0,4 m2.
- Ventilasi
Tabel 4.1 Rincian Perbandingan Jendela dan Ventilasi dengan Luas Ruangan
Ukuran Ukuran Perban Ket.
Ruang
Jendela Ventilasi Ruangan dingan
Ruang tamu 1x1,5 m 0,4x0,3m 4x5 m >25% 2 buah

Kamar Tidur - 2x1m 2x2m >25%

Dapur - 0,4x0,4 m 5x3 m >25% 1 buah

Kamar mandi - 0,5x0,3m 1,5x3 m >25%

- Pencahayaan
Rumah pasien mendapatkan pencahayaan yang kurang baik dari
matahari. matahari pagi biasanya masuk ke dalam rumah melalui
jendela di ruang tamu dan dapur.

- Sanitasi Dasar
1. Sumber air bersih
Sumber air yang digunakan untuk minum, mandi dan mencuci
berasal dari air ledeng/PAM.
2. Jamban Keluarga
Pasien memiliki jamban keluarga dirumahnya (WC jongkok).
Kondisi bersih dan mudah dibersihkan, lokasinya ada didalam
rumah.
3. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Limbah rumah tangga semua disalurkan ke selokan dekat
rumah.
57

4. Tempat Sampah
Sampah dibuang di bak sampah yang terletak depan rumah
rumah
5. Halaman
Kondisi halaman rumah pasien bersebelahan dengan tembok
halaman tetangga. Untuk menjemur pakaian biasanya pasien
menjemur di teras belakang rumah.
6. Kandang
Tidak mempunyai kandang

4.1.2 Identifikasi Fungsi Keluarga


1. Fungsi Biologis dan Reproduksi
Penderita merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Riwayat
penyakit yang sama ada.
2. Fungsi Afektif
Hubungan antara anak dengan orang tua, orang tua dengan anak,
anak dengan anak, dan dengan keluarga lainnya yang tinggal serumah
maupun tidak serumah berlangsung baik. Dalam keluarga ini, juga
diketahui terdapat pemenuhan secara psikologi pada semua anggota
keluarga. Keluarga ini sering berkumpul untuk sholat berjamaah,
makan bersama, dan beristirahat dirumah. Komunikasi dalam keluarga
berlangsung dengan baik.
3. Fungsi Sosial
Penderita akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan beberapa
tetangganya. Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan
cara musyawarah dengan kepala keluarga sebagai pengambil
keputusan akhir dan hubungan kekeluargaan tetap berjalan dengan
baik sampai sekarang. Dalam pandangan terhadap suatu masalah,
keluarga ini menganggap masalah sebagai cobaan dan ujian tetapi
harus dihadapi dan dijalani bersama.
58

4. Fungsi Penguasaan Masalah


Manajemen keluarga dalam menghadapi masalah internal atau
eksternal baik. Pembuatan keputusan akhir dalam menghadapi
masalah eksternal dan internal dipegang oleh Tn. M. Amin selaku
kepala keluarga. Namun, proses pengambilan keputusan tetap
berlangsung secara musyawarah di antara semua anggota keluarga.
5. Fungsi Ekonomi
Pemenuhan kebutuhan finansial dalam keluarga dipegang oleh Tn.
M. Amin selaku kepala keluarga. Untuk efisiensi dan efektifitas
penggunaan dana di dalam keluarga dikelola oleh Ny. Erna selaku ibu.
6. Fungsi Religius
Semua anggota keluarga menjalankan ibadahnya dengan baik.
7. Fungsi Pendidikan
Penderita masih bersekolah di bangku SMP.

Pola Makan Keluarga


Os mengaku makan 2 kali sehari. Jenis makanan yang biasanya
dikosumsi yaitu nasi, ikan, ayam, telur, ikan asin, dll. Menurut ibu os, os
tidak mau makan sayur. Jenis minuman yang sering dikonsumsi yaitu air
putih dan teh.

Perilaku Kesehatan Keluarga


Bila terdapat anggota keluarga yang mengeluh sakit, biasanya langsung
dibawa ke bidan atau puskesmas.
59

4.1.3 Perangkat Penilaian Keluarga


1. Daftar Anggota Yang Tinggal dalam Satu rumah

Genogram

Ket:

: laki – laki : Pasien : Skabies

: Perempuan : Meninggal : Hipertensi

4.1.4 Interpretasi Nilai APGAR dan SCREEM Keluarga


APGAR score Keluarga Tn. M. Amin : (10+10+10) / 3 = 10. Kesimpulan :
keluarganya dinilai baik (High Functional Family). Dapat dikatakan fungsi
fisiologis dalam keluarga sehat. Waktu untuk berkumpul dengan anggota
keluarga lainnya cukup serta komunikasi tetap terjaga. Anggota keluarga
lainnya juga siap membantu apabila salah satu anggota keluarga mengalami
masalah.
60

4.1.5 Identifikasi Pengetahuan, Sikap, Perilaku (PSP)


PSP KELUARGA TENTANG KESEHATAN DASAR
1. Pencegahan Penyakit
Agar tidak terjangkit penyakit, keluarga ini biasanya menggunakan
obat nyamuk bakar pada saat malam hari untuk mengurangi frekuensi
nyamuk, keluraga pasien ini dapat menjaga kebersihan diri,
kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah, hal ini terlihat dari
lingkungan rumah yang agak rapi dan lingkungan sekitar rumah yang
tergolong baik.
2. Gizi Keluarga
Keluarga mengaku makan 2 kali sehari. Jenis makanan yang biasanya
dikosumsi yaitu nasi, ikan, ayam, telur, ikan asin, dll. Menurut ibu os,
os tidak mau makan sayur. Jenis minuman yang sering dikonsumsi
yaitu air putih dan teh.
3. Higiene dan Sanitasi Lingkungan
Hygiene dan sanitasi lingkungan rumah pasien kurang baik, hal ini
terlihat dari lingkungan sekitaran rumah yang terlihat kotor seperti di
halaman belakang rumah dan prilaku hygine keluarga yang kurang
baik. Pasien mengaku membersihkan rumah hampir setiap hari dan
jarang membersihkan lingkungan sekitar rumah dikarenakan pasien
juga sibuk mengurus cucunya.
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Tatanan Rumah
Tangga.
No. Indikator Jawaban
1 Seluruh anggota keluarga tidak merokok Ya
2 Persalinan tenaga kesehatan Ya
3 ASI eksklusif Ya
4 Imunisasi Ya
5 Balita ditimbang Ya
6 Sarapan pagi Ya
61

7 Makan buah dan sayur Tidak


8 Ada kartu kepesertaan asuransi kesehatan (JPKM) Ya
9 Keluarga melakukan kebiasaan cuci tangan dengan air Ya
bersih dan sabun, sebelum makan dan sesudah BAB
10 Keluarga melakukan kebiasaan gosok gigi sebelum Ya
tidur
11 Olah raga min. 3x seminggu Tidak
12 Jamban keluarga Ya
13 Air bersih dan bebas jentik Tidak
14 Tersedia tempat sampah di dalam/di luar rumah Ya
15 SPAL Ya
16 Ventilasi Ya
17 Kepadatan Ya
18 Seluruh lantai rumah di semen atau ubin atau kayu Ya

Klasifikasi:
Sehat I : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan.
Sehat II : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan.
Sehat III : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 11-15 pertanyaan.
Sehat IV : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 16-18 pertanyaan.
Berdasarkan jumlah nilai identifikasi PHBS pada pasien ini adalah 15 dan
masuk dalam klasifikasi Sehat III. Keluarga masih memiliki perilaku sehat.

a. Pedoman Umum Gizi Seimbang


No Pedoman Umum Gizi Seimbang Ya Tidak
1 Makanlah makanan yang fungsinya untuk √
memenuhi kecukupan stok energy dalam tubuh
2 Makanlah semua ragam aneka makanan (yang √
pasti halal dan mengandung hewani)
3 Makan sumber karbohidrat, contohnya beras, √
62

jagung,kentang, umbi-umbian, tebu, gandum


dll, setengah dari kebutuhan energy
4 Batasi konsumsi lemak atau minyak yang √
berlebih
5 Gunakan garam yang beryodium √

6 Makanlah makanan sumber zat besi, contohnya √


di sayuran yang hijau dan buah-buahan.
7 Berikan ASI saja sampai bayi umur 6 bulan √
8 Biasakan untuk makan di pagi hari √
9 Minumlah air putih yang bersih, aman, dan √
cukup jumlahnya
10 Olahraga secara teratur dan berjemurlah paling √
tidak 10 menit setiap hari
11 Say no to alcohol, rokok dan obat-obatan √
terlarang
12 Makanlah sesuai dengan kebutuhan dan √
pastikan makanan tersebut aman dipencernaan
13 Bacalah label pada kemasan makanan, pasikan √
komposisinya aman dan teliti kadaluarsanya.
Jumlah 10 3

Pasien telah melaksanakan PUGS sebesar 76,9%.


Berdasarkan hasil analisis di atas, yang masih harus diperbaiki kebiasaan
olahraga, makan sesuai kebutuhan dan pengecekan tanggal kadaluarsa
makanan dan memastikan makanan aman untuk dicerna.
63

4.1.6 Diagnosis Kedokteran Keluarga


DIAGNOSIS KESEHATAN KELUARGA
(Bentuk, fungsi yang terganggu, faktor-faktor yang mempengaruhi dan
dipengaruhi
a. Bentuk : keluarga sehat

b. Fungsi yang terganggu : -

c. Faktor yang mempengaruhi :


- Faktor lingkungan
- Faktor Higiene

d. Faktor yang dipengaruhi :


- Penyakit Skabies

You might also like