Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat secara berkeadilan.
Penentuan prioritas dan pemanfaatan sumberdaya mineral, batubara, dan
sumberdaya geologi lainnya mengalami perkembangan yang signifikan seiring
dengan perkembangan informasi yang semakin maju dan pesat. Media informasi
memegang peranan penting bagi para stakeholder yang berkepentingan terhadap
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam ini. Informasi dapat menjadi
sebuah pijakan dalam mengambil tindakan atau mambuat keputusan yang tepat
untuk menghasilkan output yang baik. Dengan sistem teknologi informasi saat ini
dapat menjadi sarana penunjang dalam mengolah dan menyajikan informasi
secara cepat, mudah dimengerti dan aplikatif. Salah satu teknologi informasi saat
ini yang berkembang untuk penentuan prioritas dan kebijakan dalam pengelolaan
sumberdaya alam adalah teknologi aplikasi Geographic Information System (GIS)
atau Sistem Informasi Geografis (Prahasta, 2009).
Pengelolaan pertambangan yang baik melalui aplikasi Sistem Informasi
Geografis diharapkan dapat menyajikan informasi detail dan akurat terhadap
potensi sumberdaya mineral di Kabupaten Bombana. Dan dapat mejadi media
untuk pengambilan keputusan untuk mengontrol, mengawas, dan menjadi arahan
kinerja Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bombana yang mempunyai
visi “Terwujudnya pemberdayaan potensi pertambangan dan energi yang
berkualitas, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan”.
Peranan sumberdaya mineral dalam pengelolaannya adalah penyediaan,
pemanfaatan dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan,
berkelanjutan, rasional, optimal, dan terpadu. Dalam hal ini tanggung jawab
Pemerintah Kabupaten sesuai dengan Undang-Undang Pertambangan Mineral
Nomor 4 tahun 2009 pasal 8 di antaranya yaitu pengelolaan informasi geologi,
informasi potensi mineral dan batubara, serta informasi pertambangan pada
wilayah kabupaten/kota.
Kabupaten Bombana merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sulawesi Tenggara yang mempunyai potensi mineral yang cukup besar dan
tersebar di beberapa kecamatan. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
2
Bombana memberikan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) kepada perusahaan-
perusahaan untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan operasi produksi pada
potensi sumberdaya mineral seperti emas, nikel, kromit, galena, pasir besi,
tembaga, dan pasir kuarsa. Secara umum jenis endapan emas di daerah Rarowatu,
Rarowatu Utara, Poleang Utara, Mataosu, Lantari Jaya, Tontonunu bagian timur
adalah emas placer dengan kadar yang sangat bervariasi. Di beberapa tempat juga
menunjukkan indikasi endapan emas primer dengan kandungan yang belum
diketahui. Meskipun tidak secara keseluruhan, tetapi indikasi endapan nikel laterit
memperlihatkan di beberapa lokasi dijumpai kadar Ni (nikel) lebih dari 1%
dengan ketebalan laterit secara umum lebih dari dua meter. Lokasi-lokasi yang
mengindikasikan keberadaan laterit nikel yang memiliki potensi cukup baik ada di
pulau Kabaena. Kromit dijumpai di daerah Batuawu - Pangkalaero - Purano. Pasir
kuarsa dijumpai di daerah Waemputtang – Padang Pa’jongang’e Kecamatan
Poleang Timur dan daerah Rakadua Kecamatan Poleang Barat dengan penyebaran
hingga puluhan ribu hektar dan ketebalan hingga puluhan meter (Rencana Induk
Pertambangan Daerah Kabupaten Bombana, 2011).
Menurut Idrus dan Prihatmoko (2011), sumber mineralisasi emas primer
pada endapan emas placer Langkowala (Bombana) kemungkinan berasosiasi
dengan vein/veinlets kuarsa pembawa emas yang berasal dari batuan metamorf
sekis mika, pilit dan metasedimen dari Pompangeo Metamorphic Complex (PMC)
di area ini.
Penerapan Teknologi Sistem Informasi Geografis sangat penting untuk
instansi Pemerintah Kabupaten Bombana antara lain sebagai pengolah data untuk
memberikan informasi berupa ijin pertambangan serta potensi pertambangan.
Hingga saat ini masih belum ada pengelolaan data yang informatif dan
kebanyakan data dimuat dalam bentuk file terpisah dari data spasialnya, yang
menyebabkan kesulitan dalam pencarian informasi data yang menyangkut
informasi kewilayahan yang telah diberikan ijin pertambangan. Saat ini data
perijinan maupun peta pertambangan sudah lengkap namun data tersebut tidak
terorganisir dengan baik sehingga dalam memberikan informasi masih kurang
cepat dan akurat.
3
Penambahan volume dan jenis data dalam kegiatan pertambangan,
memerlukan sistem pengelola data yang terintegritasi. Integrits data yang baik
akan menghasilkan efisiensi baik dari segi biaya ataupun waktu. SIG merupakan
alat bantu yang berfungsi untuk meningkatkan optimalisasi data yang berkaitan
dengan spasial atau koordinat geografis baik secara manual maupun otomatis
dengan komputer (digital).
4
Penelitian ini terbatas pada pengelolaan data spasial sumberdaya mineral
dalam wilayah studi di Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara dengan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis, di antaranya yaitu pengelolaan
data spasial dan atributnya.
5
1.7 Lokasi Penelitian
Daerah penelitian berada di wilayah Kabupaten Bombana, Provinsi
Sulawesi Tenggara yang mempunyai potensi cukup besar akan sumberdaya alam.
Wilayah Kabupaten Bombana mempunyai luas 3.316,16 km2 atau 31.616 Ha, di
mana daerah perairan laut diperkirakan seluas ± 11.837,31 km2 yang terdiri dari
22 kecamatan (Kabaena, Kabaena Timur, Kabaena Barat, dll) dan 139
desa/kelurahan. Apabila ditinjau dari peta Propinsi Sulawesi Tenggara, secara
geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke
selatan di antara 40 22’ 59,4” – 50 28’ 26,7” LS (sepanjang ± 180 km) dan
membentang dari Barat ke Timur di antara 1210 27’ 46,7” – 1220 10’ 9,4” BT
(sepanjang ± 154 km). Sedangkan secara administratif letak Kabupaten Bombana
yaitu (Gambar 1.1):
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara Provinsi Sulawesi
Tenggara dan Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores
Sebelah barat berbatasan dengan Teluk Bone
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi
Tenggara dan Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara.
6
PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2011
7
Tabel 1.1. Luas daerah dan pembagian daerah administrasi menurut kecamatan
serta jarak dari Ibukota Kabupaten Bombana Tahun 2009
(sumber: Bombana dalam angka, 2010)