You are on page 1of 5

LAPORAN SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN TERAPI

INSULIN DIRUANG ICU

Inisial pasien : Tn A (50 tahun) Diagnosa medis : Diabetes

Tanggal masuk : 5-4-2018 No RM : 044763

I. Jenis Tindakan
A. Tindakan Keperawatan
Penyuntikan insulin adalah terapi pemberian insulin kepada klien atau
pasien yang mengalami kekurangan hormon insulin di dalam tubuhnya.
Tetapi insulin umunya diberikan dengan suntikan dibawah kulit
(subcutan). Insulin merupakan terapi terakhir untuk penderita DM
(Diabetes Melitus). Terapi ini baru dilakukan bila pankreas tidak bisa lagi
memproduksi insulin.
B. Kasus
Ny. R (58 tahun) mengeluh nyeri pada payudara setelah menjalani
operasi pengangkatan tumor payudara,saat ini luka kotor disertai nanah,
Skala nyeri 7. Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu: 392gr/dl.Ny. R
mengatakan sering mengeluh sering kencing, sering haus dan cepat lapar,
pasien sudah menderita sakit DM sejak 1 tahun yang lalu.
II. Data Pasien dan Diagnosa keperawatan
Ds: pasien mengatakan sering kencing, sering haus dan cepat lapar.
Do: tampak luka post op kotor,GDS: 392 gr/dl.
TD: 140/90 mmHg, HR: 99x/m, RR: 20x/m, T:36,3°c.
Diagnosa Keperawatan: Resiko Ketidakseimbangan Nutrisi;kurang dari
kebutuhan tubuh.
III. Tujuan
Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan diabetes mellitus.
IV. Indikasi dan kontra indikasi
A. Indikasi
1. Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena
produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
2. Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila
terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
3. Menyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang
memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan
energi yang meningkat, secara berahap akan memerlukan insulin
oksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi
peningkatan kebutuhan insulin.
4. Keadaan stres berat, seperti infeksi berat, pembedahan, serangan
jantung, stroke.
5. Diabetes yang timbul di kala kehamilan, bila pengaturan makan saja
tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
6. Keadaan ketoasidosis diabetik (suatu gangguan metabolik karena
adanya keton yang diproduksi secara berlebihan dan mengancam
kehidupan yang ditandai dengan hiperglikemia, asidosis metabolik,
dehidrasi, dan perubahan tingkat kesadaran).
B. Kontra Indikasi
Alergi terhadap obat hipoglikemik oral.
V. Prosedur Tindakan
A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Catatan pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit insulin
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Bak injeksi
6. Bengkok
7. Sarung tangan steril
B. PROSEDUR KERJA
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan steril
3. Pasang sampiran bila diperlukan
4. Kumpulkan peralatan dan periksa urutan medikasi terhadap rute, dan
waktu pemberian
5. Siapkan medikasi (obat) ampul atau vial
6. Pilih tempat penyuntikkan yang tepat. Palpasi tempat tersebut
terhadap edema, massa, atau nyeri tekan. Hindari area yang terdapat
jaringan parut, memar, lecet atau infeksi
7. Dalam kasus penyuntikkan insulin yang berulang setiap hari, jangan
gunakan tempat penyuntikan yang sama. Rotasikan tempat suntikan
untuk mencegah pembentukkan jaringan parut subkutan
8. Minta klien untuk melemaskan lengan atau tungkainya, tempat
dimana suntikkan akan diberikan
9. Bersihkan tempat suntikan dengan kapas alkohol
10. Pegang spuit diantara ibu jari dan jari telunjuk dari tangan anda yang
dominan
11. Suntikkan jarum spuit dengan cepat dan kuat pada sudut 450 atau 900
12. Pada saat jarum memasuki tempat suntikan, pegang ujung bawah
barel spuit. Hindari gerakan spuit
13. Dengan perlahan tarik kebelakang plunger untuk mengaspirasi obat.
Jika terlihat darah di dalam spuit, tarik kembali jarum, buang spuit,
dan ulangi persipan obat. Jika tidak terlihat darah, suntikkan obat
dengan perlahan
14. Setelah obat masuk semua ke jaringan tubuh klien/pasien, cabut
jarum dengan cepat sambil meletakkan kapas alkohol tepat di tempat
suntikan
15. Masase tempat suntikan dengan perlahan kecuali pada penyuntikan
heparin
16. Buang jarum tidan berpenutup dan letakkan spuit ke dalam tempat
yang telah disediakan
17. Lepaskan sarung tangan
18. Klien dirapikan dan atur posisi pasien dengan baik
19. Alat-alat dibereskan dan cuci tangan
20. Tulis tanggal dan waktu pemberian obat pada lembar catatan
perawat.
VI. Evaluasi tindakan
S: pasien mengetakan merasa lebih baik,
O: GDS: 110gr/dl
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi:
 Monitor kadar gula darah
 pertahankan terapi insulin
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul Hidayat. Buku Saku Praktikukm Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta. EGC : 2014.
Kee, Joyce L. Farmakologi. Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta. EGC :
2016.
Sony Wibisono (2011). Insulin Treatment in Diabetes Mellitus Type 2.
Workshop Sumetsu-7, Mecarsu-7, Sobu-2.Surabaya, 11 Februari
Sri Murtiwi A. (2011). Insulin and Its Analogue (Focus on Aspart, Detemir,
and Biphasic Insulin Aspart). Workshop Sumetsu-7, Mecarsu-7,
Sobu-2. Surabaya, 11 Februari
Askandar Tjokroprawiro (2011). Practical Formula of Insulin Use in Daily
Practice. Joint Symposium Sumetsu-7, Mecarsu-7, Sobu-2.
Surabaya, 12-13 Februari
American Diabetes association (2011). Standart of Medical Care in Diabetes-
2011. Diabetes Care 34(supl 1),521
Bolli CB,et al (1999). Insulin Analogue and Their Potensial in the
Management of Diabetess Mellitus. Diabetologia 42, 1151
PB Perkeni (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta, Jun

You might also like