You are on page 1of 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat
kesehatan artinya untuk membangun SDM di Indonesia dan sebagai model
bagi pelaksanaan pembangunan Nasional yang pada hakikatnya adalah
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Negara Indonesia memiliki
iklim tropis yang memungkinkan berkembangnya penyakit infeksi. Penyakit
thypoid rata-rata menyerang pada usia anak di atas 1 tahun. Karena itu
memerlukan penanganan yang serius karena ana-anak merupakan asep
tersendiri untuk pembangunan kesehatan selanjutnya. Dalam memperhatikan
kesehatan di atas diperlukan yang lebih memadai bagi peningkatan derajat
kesehatan dan pembinaan penyelenggara upaya kesehatan secara menyeluruh
dan terpadu. Hal ini sangat dibutuhkan profesionalisme seorang perawat, yang
lebih baik dan bermutu.
Salah satu masalah kesehatan yang cukup memerlukan perhatian bagi kita
semua adalah penyakit sistem pencernaan yakni “Thypoid”
Sehubungan dengan pentingnya asuhan keperawatan di atas dan sebagai
tugas akhir dalam menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan
keluarga pada klien dengan gangguan sistem Pencernaan “ Thypoid”
2. Tujuan khusus
a. Memperoleh gambaran pengkajian pada klien dengan thypoid.
b. Memperoleh gambaran dalam menetapkan diagnosa keperawatan
yang pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga pada klien
thypoid.
C. Lingkup Pembahasan
Laporan Seminar Akhir Program ini ditujukan untuk pasien dengan
gangguan pencernaan “Thypoid”.
D. Metode penulisan
Dengan menggunakan studi perpustakaan, studi kasus, dan mengadakan
wawancara pada keluarga klien.
E. Manfaat Penulisan
Dengan menggunakan penutup yaitu menyangkut kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Medik
1. Pengertian

Tifus abdominalis (demam tipoid) adalah penyakit infeksi akut yang


biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam 1-2
minggu disertai penurunan kesadaran.

2. Etiologi
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kuman :
a. Salmonella thyposa
b. Salmonella parathypi antigen A, B, dan C
Mempunyai tiga antigen
1. antigen O ( AGO ) : antigen pada bagian yang sama
2. antigen H ( AGH ) : antigen pada bagian flagal ( alat gerak )
3. antigen V1 ( AGV1 ) : antigen pada bagian kapsul membungkus
sama.

3. Patofisiologi

Salmonella thyposa masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan air


yang tercemar. Sebagian kuman di musnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid
perdarahan dan perforosa internal. Kuman menembus lamina propia,
masuk ke dalam limfe, hati dan bagian-bagian lain sistem retikulo
endotelial. Endotoksin salmonella thypi berperan dalam proses inflamasi
lokal pada jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak. Salmonella
thyposa dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen
dan leukosit pada jaringan yang meradang sehingga terjadi demam.
Salmonella thyposa

Saluran pencernaan

Di serap usus halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Kelenjar limfoid usus halus Hati Limfa Endotoksin

Tukak Hepatomegali Splenomegali Demam

Perdarahan dan perforasi usus Nyeri perabaan

4. Tanda dan Gejala


Gejala-gejalanya adalah demam dapat berlangsung terus menerus
minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari
biasanya menurubn pada pagi hari dan meningkat pada sore hari/ malam
hari minggu kedua penderita terus dalam keadaan demam. Minggu ketiga
suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu.
Gangguan pada saluran pencernaan, nafas tidak sedap, bibir kering dan
pecah-pecah, lidah di tutupi selaput kotor, ujung dan tepinya kemerahan,
bisa perut kembung, hati dan limfe membesar timbul rasa nyeri bila
diraba. Biasanya sulit buang air besar tetapi mungkin juga normal bahkan
dapat terjadi diare. Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran penderita
menurun walaupun tidak seberapa dalam yaitu menjadi apatis (acuh- tak
acuh), mengantuk.
5. Komplikasi

a. Usus halus
1. Perdarahan usus
Biasanya ditemukan apabila dilakukan pemeriksaan tinja dengan
Penzidin. Jika perdarahan banyak terjadi melena, dapat disertai
nyeri perut dengan tanda-tanda keringatan.
2. Perforasi usus
Biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada
bagian distal usus.
3. Peritonitis
Ditemukan adanya gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang
hebat, dinding abdomen tegang dan nyeri tekan.
b. Di luar usus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia) yaitu
meningitis, kolesistis, enselopati dan terjadi karena infeksi sekunder
bronkopneumonia.

6. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah tepi
Terdapat gambaran dari semua leukosit (leukopenia) yang kurang dari
normal dan limfositis yang meningkat.
b. Pemeriksaan kultur empedu
terdapat basil salmonella thyposa pada urine dan tinja. Jika tidak
didapatkan basil salmonella thyposa selama pemeriksaan dua kali
berturut-turut maka pasien dinyatakan sembuh.
c. Pemeriksaan Widal
Didapatkan titer antigen O adalah 1/200 atau lebih sedangkan titer
terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk
menegakan diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi setelah
dilakukan imunisasi atau apabila penderita telah lama sembuh.
7. Perawatan

a. Isolasi pasien, disinfeksi pakaian.


b. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi mengingat sakit
yang lama,lemah dan anoreksia.
c. Istrahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah normal
kembali, kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri
kemudian berjalan di ruangan
d. Diit makanan harus menggunakan cukup cairan, kalori dan tinggi
protein, bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak
merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari
e. Bila perlu timbang berat badan anak setiap hari untuk mengetahui
keadaan status nutrisi anak.

8. Pengobatan

a. Cloramfenikol, diberikan dengan dosis tinggi yaitu 100 mg/kg/BB/hari


(maksimal 2 gr/ hari, di berikan 4 kali sehari/oral atau IV dan obat
antipiretik yang lain)
b. Kotrimoksazole diberikan bila pasien tidak serasi / tidak cocok dengan
cloramfenikol
c. Anti biotik seperti Ampisilin, Amoksilin, Visilin diberikan sesuai
indikasi.

B. Konsep Keperawatan

1. Pengertian Proses keperawatan

Proses keperawatan adalah metode sistematika dimana secara


langsung perawat dan bersama-sama menentukan masalah keperawatan,
membuat perencanaan dan implementasi serta mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan tersebut. Tayler, C., dalam Gafar, L.J., (1999:54).
2. Tujuan Proses keperawatan

Tujuan proses keperawatan adalah memberikan pelayanan yang


utama berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam
aspek bio-psiko-sosial yang komprehensif ditujukan pada individu,
keluarga maupun komunitas yang sehat dan sakit.

3. Tahap-Tahap Proses keperawatan

a. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam
proses keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua
data/informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan, dan
dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan:
1. Biodata
Terdiri dari Nama, Tempat tanggal lahir, Umur, Jenis kelamin,
Tanggal MRS, Tanggal dikaji, No.CM, No. Reg, Penanggung
jawab.
Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama yang dirasakan,
riwayat keluhan utama, keluhan lain yang menyertai, diagnosa
medik
b) Riwayat kesehatan masa lalu
Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit sebelumnya,
kebiasaan.
c) Riwayat kesehatan keluarga
1) Genogram 3 generasi
2) Identitas berbagai penyakit turunan
Riwayat kehamilan persalinan
a) Antenatal (Pre natal)
Keadaan kesehatan selama hamil, terdapat tanda-tanda
preeklamsia ataupun eklamsia, penyakit yang diderita
selama masa hamil.
b) Natal
Usia kehamilan, berat badan waktu lahir, jenis persalinan,
keadaan anak setelah lahir
c) Neonatal (post natal)
Nilai apgar score, warna kulit, suhu tubuh, kejang,
memiliki kelainan kongenital, setelah lahir bayi mengalami
kesakitan menelan dan menghisap.
Riwayat Tumbuh Kembang
a) Cross motor (motorik kasar)
b) Fire motor (motorik halus)
c) Languange (bahasa)
d) Imunisasi
BCG, Polio 1,2,3,4, DPT 1,2,3, Campak, Hepatitis
Pola kegiatan sehari-hari
Apakah terjadi perubahan pola kegiatan sehari-hari yakni: pola
nutrisi, pola istrahat dan tidur, personal hygiene.
Pemeriksaan fisik
a) keadaan umum : nampak sakit berat, sedang ataupun ringan.
b) kesadaran : baik, acuh tak acuh, mudah tertidur, koma.
c) Kepala : bentuk, nyeri, pusing
d) Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu tubuh, nadi dan
pernapasan
e) Pengukuran antro pometri : tinggi badan, berat badan, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar perut, lingkar lengan.
f) Sistem Kardiovaskuler
Apakah teraba ictus cordis, apakah terdapat distensi vena
jugularis, terdengar bunyi jantung 1 dan 2, apkah terdengar
bunyi jantung tambahan.
g) Sistem pernapasan
Apakah ada pernapasan cuping hidung, frekuensi pernapasan,
bunyi napas, nyeri dada, dispnoe, takipneu, cyanosis, adanya
ronchi dan wheezing.
h) Sistem persyarafan
Kesadaran, nyeri kepala, fungsi sensorik dan motorik, pusing
koordinasi gerakan.
i) Sistem muskuloskletal
Kekuatan otot, gangguan pergerakan ekstremitas, adanya
spasme otot, nyeri, tonus otot normal atau tidak.
j) Sistem limpatik
Apakah teraba limpa,apakah terdapat luka didaerah perut
k) Sistem gastrointestinal
Apakah abdomen kiri dan kanan simetris, apakah terdengar
bising usus, apakah terdapat peradangan direktal
l) Sistem perkemihan dan genetalia
m) Apakah ada kelainan pada alat kelamin, nyeri pinggang,
edema, frekuensi berkemih, bau khas amoniak, warna urine,
lesi, scrotum dan testis simetris.
n) Sistem pencernaan
Turgor kulit, warna kulit, bunyi usus berapa,keadaan kulit
o) Refleks
Menghisap, moro, berjalan atau melangkah, memegang dan
menggenggam
b. Diagnosa keperawatan
1) Perubahan pola nutrisi b/d intake yang tidak adekuat
2) peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi
3) Perubahan pola tidur b/d pengaktifan RAS oleh syaraf simpatis
4) Kecemasan b/d kurangnya pengetahuan terhadap proses penyakit
5) Resiko terjadinya komplikasi
c. Perencanaan
Diagnosa 1 : Perubahan pola nutrisi b/d intake yang tidak adekuat
Kriteria hasil : hasil yang diharapkan
- Nafsu makan baik
- Porsi makan dihabiskan
- Tidak mual

Intervensi Rasional
1. Kaji pola intake nutrisi 1. Untuk mengetahui status nutrisi
2. Berikan makan PKTS 2. Untuk meningkatkan asupan
3. Anjurrkan ortu memberikan makan nutrisi
dalam keadaan hangat 3. Untuk menambah selera makan
4. Ciptakan suasana tenang & aman 4. Untuk membuat lingkungan tenang
dan lebih lama makan
5. Anjurkan kepada klien agar harus 5. Agar klien terdorong keinginannya
makan untuk makan

Diagnosa 2: peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi


Kriteria hasil : hasil yang diharapkan
- Badan tidak panas
- K.U baik
Intervensi Rasional
1. Kaji TTV terutama suhu tubuh 1. Untuk mengetahui perubahan yang
terjadi
2. Beri kompres dingin 2. Merangsang penurunan suhu tubuh
pada hipotalamus sebagai pusat
pengaturan tubuh
3. Anjurkan ortu agar klien 3. Untuk memudahkan penguapan
menggunakan pakaian tipis keringat akibat dari kuman
4. Lindungi bibir dengan air 4. Untuk mencegah kekeringan yang
pecah-pecah bibir
5. Penatalaksanaan pemberian anti 5. Anti pireteik dapat menurunkan
piretik dan antibiotik panas

Diagnosa 3 : Perubahan pola tidur b/d pengaktifan RAS oleh syaraf


simpatis
Kriteria hasil : hasil yang diharapkan
- mampu menciptakan pola tidur yang adekuat
- tampak/melaporkan dapat beristrahat yang cukup.

Intervensi Rasional
1. Kaji pola tidur klien 1. Mempermudah intervensi
2. Hindari hal-hal yang dapat selanjutnya
mengganggu pola tidur klien 2. Mempermudah klien tidur 10
jam/hari
3. Berikan kesempatan beristirahat 3. Karena aktivitas yang lama dapat
tidur sejenak dan mengurangi menimbulkan kelelahan
aktivitas
4. Dorong posisi nyaman dalam 4. Mengubah posisi dapat
merubah posisi meningkatkan istirahat yang cukup
5. Berikan hal-hal yang dapat 5. Untuk merangsang agar supaya
memudahkan klien untuk tidur klien cepat tertidur
seperti boneka
Diagnosa 4 : Kecemasan b/d kurangnya pengetahuan terhadap proses
penyakit
Kriteria hasil : hasil yang diharapkan
- Kecemasan ortu teratasi
- Ortu dapat berpartisipasi dalam proses perawatan

Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat kecemasan ortu 1. Tingkat kecemasan dapat
mengganggu pola fikir sehingga
menyebabkan kepanikan
2. Dorong ortu untuk mengungkapkan 2. Agar dapat tercipta hubungan
perasaannya terapeutik
3. Berikan pendidikan kesehatan 3. Membantu mengurangi kecemasan
tentang penyakit anaknya ortu dan menambah informasi
tentang penyakit anaknya
4. Berikan umpan balik 4. Membantu ortu klien dalam
mengidentifikasi masalah yang
menyebabkan stres
5. Tunjukkan sikap empati saat 5. Agar dapat menimbulkan rasa
merawat percaya ortu sehingga dapat
tercipta kerja sama yang baik
6. Membantu dalam mengurangi
6. Jelaskan pada ortu bahwa perawat kecemasan ortu terhadap
siap membantu untuk kesembuhan kesembuhan anaknya
anaknya

Diagnosa keperawatan 5: Resiko terjadinya komplikasi


Kriteria hasil:
- Tidak terjadi komplikasi

Intervensi Rasional
1. Kaji adanya tanda-tanda 1. Mendeteksi secara dini dan sebagai
komplikasi dari penyakit tipoid bahan masukkan untuk menentukan
intervensi selanjutnya
2. Berikan perawatan oral hygiene 2. Memberikan perasaan nyaman
jika klien terpasang sonde pada pasien dan mengurangi
lambung perkembang biakkan mikroba
dalam mulut
3. Kolaborasi pemberian obat 3. Membantu dalam mengurang
antibiotik jumlah bakteri dan membunuh
kuman

Implementasi
Merupakan pelaksanaan perawatan oleh perawat kepada pasien
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkandan dilakukan secara
cermat serta efisien pada situasi yang tepat guna memenuhi kebutuhan
pasien secara optimal.
Evaluasi
Akhir dari proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian
ulang yang telah ditentukan berdasarkan keakuratan, kelengkapan,
kualitas data. Proses evaluasi dilakukan dengan menggunakan format
SOAP.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. “R.D” DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN “THYPOID” DI RUANG ANAK G1 LT2 K3
RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

A. Pengkajian
1. Data Demografi
a. Identitas anak
Nama : An. R.D
Tempat/tgl lahir : Gorontalo, 02-02-99
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl MRS : 14-01-2009
Tgl dikaji : 21-01-2009
No CM : 106828
No Register :
Diagnosa Medik : Thypoid

b. Identitas penanggung jawab


1) Identitas Ayah
Nama : Tn I.N
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kelurahan Tenda
Agama : Islam
Pendidikan : SD

2) Identitas Ibu
Nama : Ny. R.S
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : URT
Alamat : Kelurahan Tenda
Agama : Islam
Pendidikan : SD

2. Status kesehatan sekarang


a. Alasan Utama Datang Berkunjung
Masuk Rumah Sakit tanggal 14-01-2009 jam 21.20 dengan keluhan utama
nyeri perut dan panas kira-kira 3 hari yang lalu, keadaan umum lemah,
SB=380 C, N= 120 x/menit, R= 26 X/menit.
b. Keluhan Saat Dikaji
Pada saat di kaji tanggal 21-01-2009 jam 08.30, Ny. R mengatakan
anaknya masih sering sakit perut, dan juga panas naik turun. Keluhan yang
menyertai adalah kurangnya nafsu makan dan mual. Saat dikaji TTV : jam
09100 : N : 76 x/menit, R : 20 x/menit, SB : 36°C.
3. Riwayat Kehamilan & Persalinan
a. Antenatal
Keadaan kesehatan ibu selama hamil baik. Selama hamil ibu klein sering
mengunjungi posyandu dan puskesmas. Tidak ada pengobatan penyakit
lain, diet ataupun infeksi tertentu, tidak pernah dilakukan x-ray. Selama
hamil tidak ada tanda-tanda preeklampsi/eklampsi dan tidak ada
ketergantungan terhadap obat.
b. Natal
Lama usia kehamilan + 9 bulan, berat badan saat lahir 3000 gr, keadaan
umum setelah lahir segera menangis, obat-obat selama persalinan tidak
diketahui.
c. Neo Natal (post natal)
Setelah bayi dilahirkan tidak ditemukan adanya kelainan, warna kulit
kemerahan, tidak panas, tidak kejang, tidak ada kesulitan dalam menelan
dan mengisap.
4. Pola hidup sehari-hari/ Basic Need
a. Pola makan / Feeding nutrion
1) Sebelum sakit :
Pola makan teratur + 3-4 kali perhari dengan jenis makanan nasi, lauk
pauk dan sayuran. Tidak ada makanan pantang.
2) Saat dikaji
Terjadi perubahan pola nutrisi, klien kurang nafsu makan, klien hanya
makan 4-5 sendok saja dan porsi makan tidak dihabiskan, saat menelan
makanan/minuman terasa pahit.
b. Pola minum
1) Sebelum sakit
Jenis minuman teh, susu, dan air putih dengan interval minum 6-7
x/hari. (a) + 200 cc,
2) Saat dikaji
Klien minum 5-6 x/hari. (a) + 100 cc, dengan jenis minuman air putih
dan teh.
c. Pola tidur
1) Sebelum sakit
Pola tidur + 8-9 jam perhari, tidur malam pukul 21.30-06.00. dan tidur
sian pukul 13.30-15.00. dengan kebiasaan sebelum tidur menonton
televisi.
2) Saat dikaji
Klien sering terbangun karena adanya nyeri perut dan klien istrahat
ditempat tidur.
d. Pola Istirahat dan bermain
1) Sebelum sakit
Klien banyak bermain dengan teman-temannya.
2) Saat dikaji
Klien hanya berbaring di tempat tidur dengan keadaan umum lemah
dan aktifitas klien dibantu oleh keluarganya dan perawat.
e. Personal Hygiene
1) Sebelum sakit
Klien mandi sampai 2-3 x/hari sekaligus mengganti pakaian sendiri,
rambur sering dicuci 4-5 x /minggu, kuku dipotong 1 x/minggu.
2) Saat dikaji
Klien belum pernah mandi, tapi sering mengganti pakaian, kuku belum
dipotong dan rambut belum pernah dicuci.
d. Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang klien berjalan sesuai tahap tumbuh kembang dengan BB
18 kg, TB 128 cm, saat berjalan normal tidak ada kelainan, dari segi
bahasa klien bisa berbicara dengan baik.
e. Imunisasi
Imunisasi klien lengkap (BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan Campak).,
4. Penyakit- penyakit yang lampau.
Ibu klien mengatakan, klien belum pernah dirawat di rumah sakit, dan
sakit yang pernah dialami hanya sakit flu saja.
5. Personal dan Sosial History
Tempat bermain klien di rumah dan lingkungan sekitarnya, hubungan
dengan teman-temannya baik juga dengan tetangganya.
6. Famili History
Usia perkawinan Orang tua klien ± 28 tahun, penyakit yang sering ada
dalam keluarga yaitu panas, batuk, beringus. Klien adalah anak ketiga dari tiga
bersaudara. Hubungan anak dengan orang tuanya baik selalu ada komunikasi.
Keadaan rumah semi permanen dengan jumlah tempat tidur 2 buah.
7. Genogram
Keterangan Genogram:

: laki-laki : nikah

: Perempuan : Keturunan

: Klien : serumah

Oma dan Opa klien meninggal karena usia lanjut dan saudara dair ayah klien
meninggal sewaktu masih kecil.

5. Pemeriksaan Fisik
A. Pengkajian umum
KU : Cukup
Tingkat kesadaran : cm
Tanda-tanda vital
N : 96 x/mnt
R : 24 X/mnt
SB : 37,8O C
TD : 70/50 mmHg
Tinggi badan : 128 cm
Berat badan : 18 kg
Lingkar kepala : 52 cm
Lingkar dada : 63 cm
B. Pemeriksaan sistemik
1. Sistim Pengindraan
Kepala : Kepala normal (mesosepal), tidak ada benjolan, hematoma
(-), lesi (-), kebersihan rambut cukup, kutu rambut(-),
distribusi rambut merata. Wajah simetris kiri dan kanan
ada bisul diatas alis sebelah kanan, tidak ada nyeri tekan
pada kepala.
Mata : Posisi mata sejajar kiri dan kanan tidak ada odema
palpebrae, ada lingkar hitam dibawah mata, konjungtiva
pucat, TIO normal.
Hidung : Struktur hidung simetris kiri dan kanan, rongga hidung
tidak ada peradangan, poli dan perdarahan. Tidak ada
nyeri tekan disinus frontalis, maksilaris, etmoidalis dan
spenoidalis.
Telinga : Posisi simetris kiri dan kanan tidak ada cairan yang berbau,
benda asing (-), serumen (+), lesi (-), tidak ada nyeri
tekan, pembengkakan (-), fungsi pendengaran baik.
Mulut : Bentuk simetris, bibir nampak kering, tidak kotor, tidak
ada perdarahan pada gusi, edema (-), tidak ada sariawan.
Leher : Otot-otot leher simetria kri dan kanan, tidak ada tonjolan
vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,
tidak ada nyeri tekan.
2. Sistim pernafasan
Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dan
pengembangan thoraks normal, tidak ada bunyi tambahan saat
lnspirasi dan ekspirasi, frekwensi pernafasan 24x/m, irama nafas
eupnea.
3. Sistim kardiovaskuler
denyut apeks teraba jelas tidak terdapat cubbing finger, tidak
terdapat distensi vena jugularis, nadi periver teraba jelas dengan
frekuansi 96 x/menit.
4. Sistem Pencernaan
Mukosa bibir nampak pucat, bibir kering, fese lembek,
keadaan warna kulit sama dengan warna perut yaitu sawo matang,
auskultasi usus 8 x/mnt, tidak ada kesulitan dalam menelan tapi
hanya makanan terasa pahit, BAB selama di RS 2 kali,
5. Sistem Perkemihan/genitalia
Tidak ada kelainan pada alat kelamin klien, tidak ada nyeri
daerah pinggang, tidak ada udem, frekuensi berkemih 3-4 x/hari, saat
berkemih klien tidak menangis, bau urin normal berbau amoniak,
warna urine kuning, pada genitalia tidak ada udem, tidak terdapat
lesi.
7. Sistim Muskuloskeletal
Klien mampu mengangkat kaki dan tangan dengan sendirinya
tidak kelainan bentuk sendi.
8. Sistem Persarapan
Kesadaran compos mentis, tingkah laku dengan orang lain
baik dan bisa bicara dengan jelas, ekstremitas atas dan bawah baik
tetapi agak lemah, kondisi cukup, gaya berjalan baik tapi lemah.
6. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium (tanggal 15 Januari 2009)
Pemeriksaan Widal
T-O : (+) 1/320 LED : 100 mm/jam-
H : (+) 1/160 Hematokrit : 36,0 Vol %
PA-O : (+) 1/80 Malaria : (-)
PA-H : (+) 1/320
HB : 11,6 g%
Leukosit : 16.500 /µL
Pengobatan Oral : Pengobatan Injeksi :
Parasetamol 2x1/2 /hari Colsancetine 3x500mg
Clorampnicol tablet 3x1/hari IVFD RL 12 tts/m
Clorampnicol sirup 3x2 cth
Antasida sirup 3x1 cth
KLASIFIKASI DATA
Ds:
- Ortu mengeluh anaknya panas
- Ortu mengeluh anaknya kurang nafsu makan atau sering mual
- Ortu mengeluh porsi makan anaknya dihabiskan hanya 4-5 sendok makan
- Ortu mengeluh waktu tidur anaknnya tidak menentu
- Ortu mengeluh anaknya sering terbangun
- Ortu sering bertanya-tanya tentang penyakit anaknya
Data Objektif
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran compos mentis
- Klien teraba panas jika sore sampai malam hari
- Mudah terbangun
- Klien menangis saat sakit perut
- Perut kembung
- Muntah 2 kali
- Porsi makan yang dihabiskan hanya 4-5 sdm
- Ortu klien nampak gelisah
- Vital sign:
N : 96 x/mnt
R : 24 X/mnt
SB : 37O C
TD : 70/50 mmHg
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Ds: Invasi kuman yang masuk dalam Perubahan
- Ortu mengeluh anaknya usus pola nutrisi
kurang nafsu makan atau
sering mual
- Ortu mengeluh porsi Berkembang biak dalam saluran
makan anaknya pencernaan
dihabiskan hanya 4-5
sendok makan Mengeluarkan zat-zat toksik
DO
- KU: cukup Rangsangan pada saluran
- Kesadaran compos pencernaan
mentis
- Porsi makan yang Stimulasi ke sistem syaraf otonom
dihabiskan hanya 4-5
sdm Mempengaruhi N.Vagus
- BB saat dikaji 18 kg
- Perut kembung Anoreksia
- Muntal 2 kali
- Vital sign: Intake yang tidak adekuat
N : 96 x/mnt
R : 24 X/mnt Perubahan pola nutrisi
SB : 37,8O C
TD : 70/50 mmHg

2 DS: Masuk ke dalam saluran pencernaan Peningkatan


- Ortu mengeluh anaknya suhu tubuh
panas Invasi kuman (S.thyposa)
- Ortu sering bertanya-
tanya tentang penyakit Sebagian kuman yang masuk
anaknya dimusnahkan di lambung
Data Objektif
- Keadaan umum lemah Sebagian masuk ke dalam usus halus
- Kesadaran compos
mentis Berkembang biak di saluran
- Klien teraba panas jika pencernaan
sore sampai malam
hari Bakteri masuki aliran darah sistemik
N : 96 x/mnt
R : 24 X/mnt Mengeluarkan toksin
SB : 37,8O C
TD : 70/50 mmHg Terjadi proses inflamasi
- Hasil lab:
Tanggal 15-1-2009
PA-H : (+) 1/320
PA-O : (+) 1/80 Impuls disampaikan ke hipotalamus
H : (+) 1/160 bagian termoregulator
T-O : (+) 1/320
Peningkatan suhu tubuh

3 Nyeri b/d kerusakan Masuk ke dalam saluran pencernaan Nyeri


mukosa usus halus
Ds : Invasi kuman (S.thyposa)
- Klien mengeluh
nyeri perut Sebagian kuman yang masuk
Data Obyektif dimusnahkan di lambung
- Klien menangis
saat nyeri perut Sebagian masuk ke dalam usus halus
- Perut kembung
- Pasien nampak Kerusakan mukosa usus halus
pucat
- Vital sign: Stimulus reseptor nyeri
N : 96 x/mnt
R : 24 X/mnt Neurotrasnmeter mengeluarkan
O
SB : 37,8 C ranitidin, histamin
TD : 70/50 mmHg
Disampaikan ke SSP

Nyeri dipersepsikan
4 Perubahan pola tidur b/d Merangsang sistem saraf otonom
pengaktifan RAS oleh untuk mengaktivasi norepinefrin Perubahan
syaraf simpatis pola tidur
Ds: Syaraf simpatis terangsang untuk
- Ortu mengeluh anaknya mengaktivasi RAS
panas
- Ortu mengeluh waktu Mengaktifkan kerja organ tubuh
tidur anaknya tidak
menentu REM menurun
- Ortu mengeluh anaknya
sering terbangun Klien terjaga
Data Objektif
- Keadaan umum lemah Perubahan pola tidur
- Klien teraba panas jika
sore sampai malam
hari
- Konjungtiva pucat
- Pasien nampak pucat
- Lingkar hitam
dibawah mata
- Vital sign:
N : 96 x/mnt
R : 24 X/mnt
SB : 37,8O C
TD : 70/50 mmHg
5 - Perubahan status kesehatan
Kecemasan
Ds: Stressor
- Ortu sering bertanya-
tanya tentang penyakit Koping inadekuat
anaknya
DS: Ortu sering bertanya tentang
- KU: lemah penyakit anaknya
- Kesadaran compos
mentis Kecemasan
- Ortu nampak gelisah

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan pola nutrisi b/d intake yang tidak adekuat


2. Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi
3. Nyeri b/d kerusakan mukosa usus halus
4. Perubahan pola tidur b/d pengaktifan RAS oleh syaraf simpatis
5. Kecemasan b/d kurangnya pengetahuan terhadap proses penyakit

PRIORITAS MASALAH

1. Perubahan pola nutrisi b/d intake yang tidak adekuat


2. Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi
3. Nyeri b/d kerusakan mukosa usus halus
4. Perubahan pola tidur b/d pengaktifan RAS oleh syaraf simpatis
5. Kecemasan b/d kurangnya pengetahuan terhadap proses penyakit
PENYIMPANGAN KDM
“THYPOID”
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Pada An. R.D
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN “THYPOID”

DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO HARI/TGL
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Rabu, Perubahan pola nutrisi b/d Kebutuhan nutrisi 1. Kaji pola intake nutrisi 1. Untuk
21/01-2009 intake yang tidak adekuat, d/d: terpenuhi, d/k: mengetahui status
Ds: - Nafsu makan nutrisi.
- Ortu mengeluh anaknya baik 2. Berikan makan PKTS
kurang nafsu makan atau - Porsi makan 2. Untuk
sering mual dihabiskan 3. Mempertahankan meningkatkan
- Ortu mengeluh porsi makan - Klien mau kebersihan mulut anak asupan nutrisi
anaknya dihabiskan hanya 4- makan 4. Jelaskan pentingnya 3. Untuk
5 sendok makan - Orang tua intake nutrisi yang menambah selera
DO mengatakan adekuat makan.
- KU: lemah anaknya tidak 4. Dengan
- Kesadaran compos mentis mual lagi penjelasan yang baik
- Porsi makan yang dihabiskan - Orang tua keluarga mengerti
hanya 4-5 sdm mengatakan pentingnya nutrisi
- BB saat dikaji 18 kg nafsu makan pada anak.
- Vital sign: anaknya baik.
N : 96 x/mnt
R : 24 X/mnt
SB : 37,8O C
TD : 70/50 mmHg

2. Rabu, Peningkatan suhu tubuh b/d Suhu tubuh kembali 1.


21/01-2009 proses infeksi, d/d: normal, d/k: Kaji TTV terutama suhu
DS: - Badan tidak tubuh
- Ortu mengeluh anaknya panas
panas - KU: baik 2. 1. Untuk
- Ortu sering bertanya-tanya - SB: 36-37o C Beri kompres air hanagat mengetahui
tentang penyakit anaknya - Orang tua perubahan yang
DO: mengatakan terjadi
- Keadaan umum lemah anaknya tidak 2. Merrangs
- Kesadaran compos mentis panas ang penurunan suhu
- Klien teraba panas jika - Orang tua tidak 3. tubuh pada
sore sampai malam hari sering bertanya Anjurkan ortu agar klien hipotalamus sebagai
- Vital sign: menggunakan pakaian pusat pengaturan
N : 96 x/mnt tipis tubuh
R : 24 X/mnt 4. 3. Untuk
SB : 37,8O C Anjurkan ortu memberi memudahkan
TD : 70/50 mmHg minum yang banyak penguapan keringat
- Hasil lab: akibat dari kuman
Tanggal 15 Januari 2009 5. 4. Untuk
PA-H : (+) 1/320 Penatalaksanaan pemberian mengganti cairan
PA-O : (+) 1/80 anti piretik dan yang keluar lewat
H : (+) 1/160 antibiotik keringat.
T-O : (+) 1/320 5. Anti
pireteik dapat
menurunkan panas
dan antibiotik untuk
mengatasi kuman

3. Rabu, Nyeri b/d kerusakan mukosa Nyeri


21/01-2009 usus halus berkurang/hilang
Ds : dengan ktriteria:
- Klien mengeluh nyeri - Nyeri
perut berkurang/hilang 1. Kaji tingkat nyeri
Data Obyektif - Klien
- Klien menangis saat nampak ceria
nyeri perut - TTV dalam
- Perut kembung batas normal 2. Jelaskan penyebab 1. Dengan
- Pasien nampak pucat nyeri mengkaji akan
- Vital sign: diketahui skala nyeri
N : 96 x/mnt yang sebenarnya
R : 24 X/mnt 2. Dapat
SB : 37,8O C 3. Anjurkan dan meningkatkan
TD : 70/50 mmHg ajarkan teknik nafas pemahaman klien
dalam tentang penyebab
nyeri
3. Dengan teknik
nafas dalam dapat
mengurangi
ketegangan otot dan
meningkatkan
4. Anjurkan distraksi jumlah O2 yng
dengan membaca buku masuk kedalam
tubuh
4. Dengan distraksi
akan mengalihkan
perhatian klien
4 Rabu, Perubahan pola tidur b/d Istirahat dan tidur 5. Penatalaksanaan sehingga pikiran
21/01-2009 pengaktifan RAS oleh syaraf terpenuhi, d/k: pemberian terapi klien tidak terfokus
simpatis - Klien mampu analgetik. pada nyeri
Ds: tidur dengan 5. Analgetik dapat
- Ortu mengeluh anaknya nyaman menurunkan ambang
panas - Ortu mengatakan rasa nyeri
- Ortu mengeluh waktu tidur anaknya sudah 1.
anaknya tidak menentu bisa tidur Kaji pola tidur klien.
- Ortu mengeluh anaknya - Klien dapat tidur
sering terbangun 9-10 jam/hari 1. Memper
Data Objektif - Orang tua 2. mudah intervensi
- Keadaan umum lemah mengatakan Hindari hal-hal yang dapat selanjutnya.
- Klien teraba panas jika anaknya tidak mengganggu pola tidur 2. Memper
sore sampai malam hari panas klien mudah klien tidur 10
- Konjungtiva pucat - Orang tua 3. jam/hari.
- Pasien nampak pucat mengatakan Berikan kesempatan
- Lingkar hitam dibawah waktu tidurnya beristirahat tidur 3. Karena
mata baik sejenak dan aktivitas yang lama
- Vital sign: mengurangi aktivitas. dapat menimbulkan
N : 96 x/mnt - Orang tua kelelahan
R : 24 X/mnt mengatakan memperparah
SB : 37,8O C anaknya tidak 4. penyakit.
TD : 70/50 mmHg sering terbangun Dorong posisi nyaman 4. Menguba
lagi. dalam merubah posisi. h posisi dapat
meningkatkan
5. istirahat yang cukup
Berikan hal-hal yang dapat 5. Untuk
memudahkan klien merangsang agar
5 Rabu, Kecemasan b/d kurangnya Kecemasan ortu untuk tidur seperti supaya klien cepat
21/01-2009 pengetahuan terhadap proses teratasi, d/k: bantal guling. tertidur.
penyakit, d/d: - Ortu nampak
Ds: tenag dan rileks
- Ortu sering bertanya-tanya - Ortu tidak
tentang penyakit anaknya bertanya-tanya
lagi tentang
proses penyakit
DS: anaknya
- KU: lemah
- Kesadaran compos mentis
- Ortu nampak gelisah 1.
Kaji tingkat kecemasan 1. Tingkat
ortu kecemasan dapat
mengganggu pola
fikir sehingga
menyebabkan
2. kepanikan
Dorong ortu untuk 2. Agar
mengungkapkan dapat tercipta
perasaannya hubungan terapeutik
3.
Berikan pendidikan 3. Membant
kesehatan tentang u mengurangi
penyakit anaknya kecemasan ortu dan
menambah informasi
tentang penyakit
anaknya
4. 4. Membant
Berikan umpan balik u ortu klien dalam
mengidentifikasi
masalah yang
menyebabkan stres
5. Agar
5. dapat menimbulkan
Tunjukkan sikap empati rasa percaya ortu
saat merawat sehingga dapat
tercipta kerja sama
yang baik
6. Membant
u dalam mengurangi
6. kecemasan ortu
Jelaskan pada ortu bahwa terhadap
perawat siap membantu kesembuhan
untuk kesembuhan anaknya
anaknya
IMPLEMENTASI EVALUASI
No
Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi
Kep.
Rabu, 1 1. Pukul 09.00 Pukul 20.30
21/1- Mengkaji pola intake nutrisi dengan S:
2009 hasil klien hanya makan 3-4 sendok - Ortu mengatakan anaknya
bubur belum mau makan
- Ortu mengatakan porsi makan
2. Pukul 11.30 klien tidak dihabiskan
Menganjurkan klien untuk makan d/h O:
klien tidak mau makan - KU: lemah
- Kesadaran compos mentis
3. Pukul 12.00 - Porsi makan tidak dihabiskan
Menganjurrkan ortu memberikan A:
makanan dalam keadaan hangat d/h Masalah belum teratasi
porsi makan klien tidak dihabiskan. P:
Intervensi dilanjutkan
4. Pukul 12.05 1. Kaji pola intake
Memberikan makanan PKTS d/h klien nutrisi
makan bubur 3 sendok 2. Anjurkan ortu
memberi makanan PKTS
5. Pukul 10.00 dan dalam keadaan hangat
Menciptakan suasana tenang & aman 3. Cipatakan
d/h suasana ruangan tenang suasana tenang dan aman
4. Penalaksanaan
pemberian cairan lewat
Rabu, 2. 1. Pukul 17.30 IVFRD
21/1- Mengkaji TTV terutama suhu tubuh
2009 d/h: Pukul 20.00
SB: 38O C S:
N: 120 x/mnt - Ortu mengatakan klien tidak
R: 32 x/mnt panas
O:
2. Pukul 17.35 - KU : lemah
Memberi kompres air hangat selama 10 - Kesadaran
menit d/h suhu badan turun 37,6. compos mentis
- Klien teraba tidak
3. Pukul 17.40 panas
Menganjurkan ortu agar klien - Klien nampak
menggunakan pakaian tipis saat suhu tenang
tubuh klien naik d/h ortu mau - SB: 37,3O C
melakukannya N: 100 x/mnt
R: 26 X/mnt
4. Pukul 17.45 A:
Menganjurkan ortu memberi minum Masalah belum teratasi
yang banyak d/h klien minum + 300 cc P:
secara bertahap. Intervensi dilanjutkan
1. Ka
ji TTV terutama suhu
5. Pukul 18.00 tubuh
Memberikan obat antibiotik berupa 2. Be
clorampenikol sirup 2 sendok, rikan kompres air hangat
parasetamol ½ tablet 3. An
jurkan minum yang
Rabu, 3 1. Pukul 17.00 banyak
21/1- mengkaji tingkat nyeri d/h nyeri berat 4. Pe
2009 (7-8) durasinya 1-2 menit dengan lokasi nalaksanaan pemberian
didaerah perut. antipiretika dan antibiotika

2. Pukul 17.05
Memberikan kompres air hangat
didaerah perut
Pukul 21.00
3. Pukul 17.10 S:
Menganjurkan dan mengajarkan teknik - Ortu mengatakan klien masih
relaksasi nafas dalam d/h klien sering mengeluh sakit peruts
melakukannya. O:
- Perut kembung
4. Pukul 17.15 - Jika perut sakit
Menganjurkan pada klien untuk klien menangis
membaca buku d/h klien tidak mau
melakukannya. A:
Masalah belum teratasi
5. Pukul 17.20 P:
Menjelaskan penyebab nyeri pada Intervensi dilanjutkan
orang tua klien d/h keluarga 1. Kaji tingkat nyeri
memahaminya 2. Jelaskan penyebab
nyeri
6. Pukul 17.25 3. Ajarkan teknik
Pemberian terapi obat antasisa doen 1 relaksasi
sendok. 4. Penatalaksanaan
pemberian obat anti sakit
Kamis, 4 1. Pukul 13.30
22/1- Mengkaji pola tidur klien d/h klien
2009 tidak bisa tidur dengan nyenyak

2. Pukul 13.35
menghindarkan hal-hal yang dapat
mengganggu pola tidur klien seperti
suasana ruangan yang nyaman d/h klein
tetap hanya bisa memejamkan mata tapi
tidak bisa tidur
Pukul 21.30
3. Pukul 13.40 S:
Mendorong posisi nyaman dalam - Ortu mengatakan klien tidak
merubah posisi d/h klien miring bisa tidur dengan nyenyak.
kesebelah kanan O:
KU : lemah
4. Pukul 13.45 Klien sering terbangun
Kamis, Memberikan hal-hal yang dapat A:
22/1- memudahkan klien untuk tidur seperti Masalah belum teratasi
2009 bantal guling d/h klien memeluk P:
bantal guling. Intervensi dilajutkan
1. Kaji pola tidur
2. Dorong klien untuk
5 1. Pukul 08.30 mencari posisi yang
Mengkaji tingkat kecemasan ortu nyaman saat tidur.
dengan hasil ortu masih terlihat cemas 3. Memberikan hal-hal yang
dengan kesehatan anaknya dapat memudahkan klien
untuk tidur seperti bantal
2. Pukul 08.35 guling
Memberikan penyuluhan kesehatan
kepada orang tua dan keluarga pasien
yang satu ruangan tentang penyakit
thypoid d/h keluarga memberi respon Pukul 19.30
yang baik dengan menyakan hal-hal S:
yang berhubungan dengan penyakit - Ortu mengatakan masih
anaknya. cemas dengan kondisi
anaknya
3. Pukul 18.40 O:
Memberikan umpan balik pada ortu - KU: lemah
tentang penyakit anaknya d/h ortu - Kesadaran compos mentis
memahaminya. - Ortu nampak cemas
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilajutkan
Berikan umpan balik
CATATAN PERKEMBANGAN

No
Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi
Kep.
Kamis 1 1. Pukul 08.00 Pukul 20.30
22/1- Mengkaji pola intake nutrisi dengan S:
2009 hasil klien hanya makan 7-8 sendok - Ortu mengatakan anaknya mau
bubur makan tapi sedikit
- Ortu mengatakan porsi makan
2. Pukul 08.05 klien tidak dihabiskan
Menganjurkan klien untuk makan d/h O:
klien mau makan, - KU: lemah
- Kesadaran compos mentis
- Porsi makan tidak dihabiskan
3. Pukul 12.05 A:
Memberikan makanan PKTS d/h klien Masalah belum teratasi
makan bubur 6-7 sendok P:
Intervensi dilanjutkan
4. Pukul 17.00 1. Kaji pola intake nutrisi
Menciptakan suasana tenang & aman 2. Anjurkan ortu memberi
d/h suasana ruangan tenang makanan PKTS dan dalam
keadaan hangat
5. Pukul 18.30 3. Cipatakan suasana tenang
Pemasangan IVFD RL 12 tts/menit dan aman
4. Penalaksanaan pemberian
cairan lewat IVFD RL
Rabu, 2. 1. Pukul 12.00 Pukul 20.30
22/1- Mengkaji TTV terutama suhu tubuh S:
2009 d/h: - Ortu mengatakan klien tidak
O
SB: 37 C panas
N: 96 x/mnt O:
R: 24 x/mnt - KU : lemah
- Kesadaran
2. Pukul 17.40 compos mentis
Menganjurkan ortu agar klien - Klien teraba tidak
menggunakan pakaian tipis saat suhu panas
tubuh klien naik d/h ortu mau - Klien nampak
melakukannya tenang
- SB: 37,3O C
3. Pukul 17.45 N: 100 x/mnt
Menganjurkan ortu memberi minum R: 26 X/mnt
yang banyak d/h klien minum + 300 cc A:
secara bertahap. Masalah teratasi sebagian
P:
4. Pukul 18.00 Intervensi dilanjutkan
Memberikan obat cefotaksin 2 cc lewat 1. Kaji TTV terutama suhu
IV dan memberikan obat parasetamol tubuh
½ tablet 2. Berikan kompres air
hangat
3. Anjurkan minum yang
banyak
Rabu, 3 1. Pukul 16.00 4. Penalaksanaan pemberian
22/1- mengkaji tingkat nyeri d/h nyeri berat antipiretika dan antibiotika
2009 (7-8) durasinya 1-2 menit dengan lokasi
didaerah perut. Pukul 20.15
S:
2. Pukul 16.05 - Ortu mengatakan klien masih
Memberikan kompres air hangat sering mengeluh sakit peruts
didaerah perut O:
- Perut kembung
3. Pukul 16.10 - Jika perut sakit
Menganjurkan dan mengajarkan teknik klien menangis
relaksasi nafas dalam d/h klien
melakukannya. A:
Masalah belum teratasi
4. Pukul 16.20 P:
Menjelaskan penyebab nyeri pada Intervensi dilanjutkan
orang tua klien d/h keluarga 1. Kaji tingkat nyeri
memahaminya 2. Jelaskan penyebab nyeri
3. Ajarkan teknik relaksasi
5. Pukul 16.25 4. Penatalaksanaan
Pemberian terapi obat antasisa doen 1 pemberian obat anti sakit
sendok.

4 4. Pukul 18.30
Rabu, Mengkaji tingkat kecemasan ortu
22/1- dengan hasil ortu masih terlihat cemas
2009 dengan kesehatan anaknya Pukul 21.00
S:
5. Pukul 18.35 - Ortu mengatakan masih
Mendorong ortu mengatakan cemas dengan kondisi
perasaannya dengan hasil mau anaknya
mengungkapkan perasaannya O:
- KU: lemah
6. Pukul 18.40 - Kesadaran compos mentis
Memberikan penjelasan pada ortu - Ortu nampak cemas
tentang penyakit anaknya d/h ortu A:
memahaminya. Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilajutkan
1. Kaji tingkat
5 1. Pukul 16.00 kecemasan ortu
Mengkaji pola tidur klien d/h klien 2. Berikan Penkes
tidak bisa tidur dengan nyenyak 3. Berikan umpan
balik
2. Pukul 16.05 Pukul 21.00
menghindarkan hal-hal yang dapat S:
mengganggu pola tidur klien seperti - Ortu mengatakan klien tidak
suasana ruangan yang nyaman d/h klein bisa tidur dengan nyenyak.
tetap hanya bisa memejamkan mata tapi O:
tidak bisa tidur KU : lemah
Klien sering terbangun
3. Pukul 16.15 A:
Mendorong posisi nyaman dalam Masalah belum teratasi
merubah posisi d/h klien miring P:
kesebelah kanan Intervensi dilajutkan
4. Kaji pola tidur
4. Pukul 16.20 5. Dorong klien untuk
Memberikan hal-hal yang dapat mencari posisi yang
memudahkan klien untuk tidur seperti nyaman saat tidur.
bantal guling d/h klien memeluk 6. Memberikan hal-hal yang
bantal guling. dapat memudahkan klien
untuk tidur seperti bantal
guling
CATATAN PERKEMBANGAN
No
Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi
Kep.
Jum’at, 1 1. Pukul 08.00 Pukul 20.30
23/1- Mengkaji pola intake nutrisi dengan S:
2009 hasil klien sudah menghabiskan ½ dari - Ortu mengatakan anaknya
makanannya, minum teh kira-kira 200 sudah mau makan.
cc - Ortu mengatakan porsi makan
klien dihabiskan ½ porsi.
2. Pukul 08.05 O:
Menganjurkan klien untuk makan d/h - KU: cukup
klien mau makan, - Kesadaran compos mentis
- Porsi makan yang dihabiskan
½ porsi
3. Pukul 12.05 A:
Memberikan makanan PKTS dalam Masalah mulai teratasi
keadaan hangat d/h klien makan ½ P:
porsi dari makanan yang dihidangkan. Intervensi dilanjutkan
1. Kaji pola intake nutrisi
2. Anjurkan ortu memberi
makanan PKTS dan dalam
keadaan hangat

Kamis, 2. 1. Pukul 12.00 Pukul 20.00


23/1- Mengkaji TTV terutama suhu tubuh S:
2009 d/h: - Ortu mengatakan klien tidak
SB: 36,5O C panas
N: 84 x/mnt O:
R: 20 x/mnt - KU : cukup
- Kesadaran
2. Pukul 17.40 compos mentis
Menganjurkan ortu agar klien - Klien teraba tidak
menggunakan pakaian tipis saat suhu panas
tubuh klien naik d/h ortu mau - Klien nampak
melakukannya tenang/ceria
- SB: 36O C
3. Pukul 17.45 N: 84 x/mnt
Menganjurkan ortu memberi minum R: 20 X/mnt
yang banyak d/h klien minum + 300 cc A:
secara bertahap. Masalah teratasi
P:
Intervensi dipertahankan

4. Pukul 18.00
Memberikan obat cefotaksin 2 cc lewat
IV

Kamis, 3 1. Pukul 10.00


23/1- mengkaji tingkat nyeri d/h nyeri ringan
2009 (2-3)
Pukul 20.15
2. Pukul 10.05 S:
Menganjurkan dan mengajarkan teknik - Ortu mengatakan klien masih
relaksasi nafas dalam d/h klien sering mengeluh sakit peruts
melakukannya. O:
- Perut kembung
3. Pukul 11.30 - Jika perut sakit
Pemberian terapi obat antasisa doen 1 klien menangis
sendok.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dipertahankan

4 1. Pukul 13.00
Kamis, Mengkaji pola tidur klien d/h klien
23/1- sudah mulai tertidur. Pukul 21.00
2009 S:
2. Pukul 13.05 - Ortu mengatakan klien sudah
Mendorong posisi nyaman dalam bisa tidur.
merubah posisi d/h klien miring O:
kesebelah kanan KU : cukup
Klien tertidur
3. Pukul 13.10 A:
Memberikan hal-hal yang dapat Masalah teratasi
memudahkan klien untuk tidur seperti P:
bantal guling d/h klien memeluk Intervensi dipertahankan
bantal guling.

Jum’at, 5 1. Pukul 09.00


23/1- Mengkaji tingkat kecemasan ortu
2009 dengan hasil kecemasan ortu
berkurang. Pukul 21.00
S: -
2. Pukul 09.30 O:
Melakukan evaluasi kepada ortu klien - KU: cukup
menyangkut hal-hal yang sudah - Kesadaran compos mentis
diajarkan b/d penyakit anaknya. A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilajutkan
Berikan umpan balik

You might also like