You are on page 1of 20

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

STIMULASI SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 B, 4 C DAN 18 C

1. ASRIATUN, S.Kep
2. EFTITA NUZULUL ULUM, S.Kep
3. EMA SILVIA DEWI, S.Kep
4. DIAH FITRIANI, S.Kep
5. ROLY YULY ANGGRI M.P, S.Kep
6. AFRILILIANTARI, S.Kep
7. YANTI OKTAVIA, S.Kep
8. NURHIDAYATI, S.Kep
9. BQ.NIRGASARI, S.Kep

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MATARAM
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal TAK (Therapi Aktifitas Kelompok) ini telah disetujui oleh pembimbing
lahan dan pembimbing pendidikan pada :

Hari :
Tanggal :
Tahun` :

Mengetahui :

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

(Elisa Oktaviani, Ners.,M.Kep) (Evi Nurul Qomariyah, S.Kep.,Ners)


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan keperawatan jiwa dilakukan secara spesialistik, namun tetap
dilakukan secara holistik pada saat melakukan perawatan pada klien. Berbagai
terapi difokuskan pada individu, kelompok, keluarga maupun komunitas.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilkakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Dalam terapi aktivitas kelompok terjadi interaksi
yang saling bergantung dan membutuhkan serta menjadi tempat klien berlatih
prilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki prilaku yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) : stimulasi sensoris adalah upaya
menstimulsasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.
Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan kerugian bagi klien, orang
lain, bahkan lingkungan sekitar klien. Orang lain menjadi takut terhadap klien
dan klien semakin dijauhi dari lingkungan sosialnya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ MUTIARA
SUKMA Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Ruang Dahlia, sebagian
besar klien menderita halusinasi. Oleh karena itu maka kami menganggap
dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan sensori
persepsi dapat tertolong.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum klien dapat berespons terhadap stimulus panca indra
yang diberikan
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengidentifikasi apa yang didengar/dilihat.
b. Klien mampu mengontrol apa yang didengar/dilihat dengan cara
menghardik.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


Terapi aktivitas kelompok ( TAK ) adalah salah satu terapi modalitas
dalam terapi keperawatan jiwa. Terapi ini berbentuk terapi kelompok dimana
klien belajar mengkomunikasikan perasaan positif.
Metodenya sharing persepsi dan experience dengan cara klien
bertukar pikiran tentang pengalaman Halusinasi yang di alami. Terapi
aktivitas kelompok halusinasi adalah aktivitas berupa stimulus dan persepsi,
stimulus yang disediakan, baca artikel/majalah/buku/puisi, menonton acara
TV (ini merupakan stimulus yang disediakan), stimulus dari pengalaman
masa lalu yang menghasilkan proses persepsi klien maladaptif atau destruktif,
misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif pada
orang lain dan halusinasi.
a. Tujuan
1) Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dalam kelompok secara bertahap.
2) Tujuan khusus
a) Klien mampu mengidentifikasi halusinasi
b) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
BAB 3
PELAKSANAAN

1. Pembagian Tugas
a) Peran Leader
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
6) Memberi reinforcement positif pada klien
7) Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011)
b) Peran Co-Leader
1) Membantu tugas leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader tentang kegiatan
4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c) Peran Observer
1) Mengobservasi jalannya acara
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama
kegiatan berlangsung
4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
5) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
6) Membuat laporan hasil kegiatan
d) Peran Fasilitator
1) Memfasilitasi jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam
/luar kelompok.
2. Peran Klien
Kriteria Klien:
a) Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
b) Klien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain
c) Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas
d) Klien tidak membahayakan diri dan orang lain
e) Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
f) Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik (Lilik, 2011)
3. Aktivitas dan Indikasi
Aktivitas stimulasi sensoris dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien
yang mempunyai indikasi TAK Stimulasi Sensori adalah klien halusinasi,
isolasi sosial, menarik diri, harga din rendah yang disertai dengan kurang
komunikasi verbal.

4. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada klien tersebut dengan
perawat ruangan
c. Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan
dilakukan

5. Tata Tertib dan Program Antisipasi


a. Tata Tertib :
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2. Berpakaian rapi dan bersih.
3. Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama
kegiatan TAK.
4. Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan
selama 5 menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta
tersebut diganti peserta cadangan.
5. Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib
dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti
kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak
dapat diganti oleh peserta cadangan.
6. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.
7. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih
dulu dan berbicara setelah dipersilahkan.
8. TAK berlangsung selama 60 menit dari pukul 10.00 sampai 11.00.
b. Program Antisipasi
1. Usahakan dalam keadaan terapeutik.
2. Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota
kelompok, menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.
3. Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh
cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu
kepada peserta.
4. Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika
tidak bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan
penawaran.
5. Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta
persetujuan dari peserta TAK yang lain.
6. Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan
tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak
bisa, dikeluarkan dari kelompok.
7. Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.

6. TAK Stimulasi Sensori Persepsi : Halusinasi


Sesi 1: Perkenalan Diri
1 Waktu
Hari/tanggal : Kamis, 15 Maret 2018
Tempat : Ruang Dahlia
Waktu : 10.00 s/d 10.15 WITA
2 Leader : Bq.Nirgasari
Co-Leader : Yanti Oktavia
Observer : Roly Yuly Anggri MP
Fasilitator : Asriatun, Diah Fitriani, Ema Silvia Dewi, Eftita Nuzulul Ulum,
Afrililiantari, Nurhidayati.
3 Tujuan
a. Klien mampu menyebutkan nama lengkap.
b. Klien mampu menyebutkan nama panggilan.
c. Klien mampu menyebutkan alamat.
4 Nama klien yang ikut
a) Ny. W
b) Ny. K
c) Ny. H
d) Ny. S
e) Ny. P
f) Ny. M
5 Setting tempat
6 Setting
a. Terapis dan klien duduk bersarna dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.
7 Alat
a. Papan Nama
8 Metode
a. Diskusi
9 Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Memgingatkan kontrak
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
d. Tahap Kerja
1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
dan nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah
jarum jam.
2) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
3) Terapis dan klien memakai papan nama.
e. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengungkapkan apa yang ada
dipikirannya
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu mengidentifikasi
halusinasi.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
f. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK.
SESI 1: TAK Perkenalan Diri
Kemampuan memperkenalkan diri
Memperkenalkan diri
Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
No. Nama Klien
Nama Nama Tempat
Lengkap panggilan Tinggal
1. Ny “W”
2. Ny “K”
3. Ny “H”
4. Nn “S”
5. Ny “P”
6. Ny “M”

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien memperkenalkan
diri. Beri tanda √ (centang) jika klien mampu dan tanda X (silang) jika
klien tidak mampu.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap Klien. Contoh: klien
mengikuti Sesi 1 memperkenalkan diri. Klien mengikuti sarnpai
selesai. Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama panggilan
dan alamat.

7. TAK Stimulasi Sensori Persepsi : Halusinasi


Sesi 2 : Mengenal Halusinasi
1. Waktu
Hari/tanggal : Kamis, 15 Maret 2018
Tempat : Ruang Dahlia
Waktu : 10.15 s/d 10.35 WITA
2. Leader : Asriatun
Co-Leader : Diah Fitriani
Observer : Ema Silvia Dewi
Fasilitator : Bq.Nirgasari, Yanti Oktavia, Roly Yuly, Eftita Nuzulul Ulum,
Afrililiantari, Nurhidayati.
3. Tujuan
a. Klien mampu mengidentifikasi halusinasi klien
4. Nama klien yang ikut
g) Ny. W
h) Ny. K
i) Ny. H
j) Ny. S
k) Ny. P
l) Ny. M
5. Setting tempat
6. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.
7. Alat
a. Tape Recorder
b. Kursi
c. Balon
8. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi
9. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1,
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
2) Salam dari terapis kepada klien.
3) Terapis dan klien meinakai papan nama.
c. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu Klien mampu
mengidentifikasi halusinasi klien
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 15 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
e. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mengungkapkan apa yang ada dipikiran klien.
2) Terapis memutar lagu, kemudian klien diminta untuk berdiri dan
bergoyang. Setelah itu lagu dimatikan dan klien berlarian untuk
duduk di kursi, bagi klien yang tidak mendapatkan kursi diminta
untuk memecahkan balon dan bagi klien yang keluar namanya
dibalon diminta untuk berdiri.
3) Terapis meminta klien menyebutkan atau bercerita mengenai isi
halusinasi, frekuensi halusinasi, waktu halusinasi, kondisi saat
halusinasi dan respon terhadap halusinasi.
4) Kegiatan poin 2). dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
5) Setiap kali klien selesai mengungkapkan isi pikirannya, terapis
mengajak klien lain bertepuk tangan.
f. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak lanjut
Membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu
cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3) Kontrak yang akan datang
c) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar cara
mengendalikan halusinasi.
d) Menyepakah waktu dan tempat.
10. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris persepsi
mengenal halusinasi, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu
mengidentifikasi halusinasi klien
SESI 2: TAK Stimulasi Sensori Persepsi : Mengidentifikasi Halusinasi
Kemampuan Mengidentifikasi Halusinasi
SESI 2
Mengidentifikasi Halusinasi
No Nama Pasien
Mengidentifikasi Ny. “w” Ny. “k” Ny. “H” Ny. “S” Ny. “P” Ny.
Halusinasi “M”
1. Halusinasi Audiotori
2. Halusinasi Visual
3. Isi
4. Frekuensi
5. Waktu
6. Kondisi
7. Respon

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien meng-
identifikasi halusinasi. Beri tanda √ (centang) jika klien mampu dan
tanda X (silang) jika klien tidak mampu.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap Klien. Contoh: klien mengikuti
Sesi 2 TAK Mengidentifikasil Halusinasi. Klien mengikuti sampai
selesai. Klien mampu mengidentifikasi halusinasi.
8. TAK Stimulasi Sensori Persepsi : Mengontrol Halusinasi
Sesi 3: Mengontrol Halusinasi
1. Waktu
Hari/tanggal : Kamis, 15 Maret 2018
Tempat : Ruang Dahlia
Waktu : 10.35 s/d 11.00 WITA
2. Leader : Nurhidayati
Co-Leader : Eftita Nuzulul Ulum
Observer : Afrililiantari
Fasilitator : Asriatun, Diah Fitriani, Ema Silvia, Dewi Bq.Nirgasari, Yanti
Oktavia, Roly Yuly Anggri MP
3. Tujuan
a. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4. Nama klien yang ikut
a Ny. W
b Ny. K
c Ny. H
d Ny. S
e Ny. P
f Ny. M
5. Setting tempat

6. Setting
a. Klien dan terapis duduk membentuk lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang.
7. Alat
a. Tape Recorder
8. Metode
a. Diskusi
9. Langkah kegiatan
a. Persiapan
b. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuu TAK Sesi 2.
c. Mempersiapkan alat dart tempat pertemuan.
10. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Terapis dan klien memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjeaskan tujuan kegiatan, yaitu belajar mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 25 rnenit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
11. Tahap kerja
a. Perawat menjelaskan aturan permainan dan memperagakan/memberi
contoh terlebih dahulu cara bermain antar sesama perawat/fasilitator.
b. Terapis memutar musik yang telah disiapkan, kemudian klien dan
fasilitator berdiri sambil memegangi pundak teman disebelahnya
kemudian berjalan mengelilingi kotak, kemudian klien yang menginjak
kotak pada saat musik berhenti akan mengocok nama dalam gelas yang
sudah di persiapkan oleh perawat, lalu nama pasien yang keluar harus
mempraktikkan cara menghardik halusinasi.
c. Beri pujian dan ajak klien bertepuk tangan setiap keberhasilan anggota
kelompok.
d. Ulangi langkah diatas sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran.
12. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan pada pasien untuk mengingat cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru untuk mencegah halusinasi.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
13. Evaluasi dan Dokurnentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimulasi sensoris persepsi
mengontrol halusinasi, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
SESI 3: TAK Stimulasi Sensori Persepsi : Mengontrol Halusinasi
Kemampuan Menghardik Halusinasi
No. Nama Pasien Mempraktikkan Cara Menghardik
Halusinasi
YA TIDAK
1. Ny “W”
2. Ny “K”
3. Ny “H”
4. Nn “S”
5. Ny “P”
6. Ny “N”

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan Klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik. Beri tanda √ (centang) jika klien
mampu dan tanda X (silang) jika klien tidak mampu.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 3,
TAK stimulasi sensoris persepsi Mengontrol Halusinasi. Klien
mengikuti sampai selesai. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Salah satu gangguan hubungan sosial pada klien gangguan jiwa adalah
gangguan sensori: Halusinasi dan merupakan salah satu masalah keperawatan
yang dapat ditemukan pada klien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu
gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami perubahan sensori persepsi;
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan
atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan
klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu
penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Purwaningsih, S.Kep, & Ina Karlina, S.Kep.Ns. (2009). Asuhan


Keperawatan Jiwa Dilengkapi Terapi Modalitas dan Standart
Operating Prosedure (SOP). Yogjakarta : Nuha Medika Press

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta : EGC

You might also like