You are on page 1of 13

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIPERPARATIROIDISME
Contoh kasus
Tn. A Klien mengeluh sesak nafas dan nyeri dada saat bernafas, sesak nafas sekitar dua
minggu yang lalu dan klien menjadi terengah-engah bila melakukan aktivitas sehingga klien
hanya dapat duduk dan tiduran saja. Rasa sesak seperti dada tertekan dan sempit pada bagian
bawah. klien tidak dapat menggambarkan rasa sesaknya. Nyeri dirasakan pada dadanya, skala
nyeri 4. Klien juga mengeluh batuk dan disertai sputum. Sputum kental purulent. Klien
pernah menderita ISPA berulang sebelumnya. Klien kemudian berobat ke puskesmas terdekat
dan karena sakitnya tidak kunjung sembuh klien kemudian dibawa ke RSUD Dr. Soetomo
dan didiagnosa tumor mediastinum jenis timoma

Tgl. Pengkajian : 25 Agustus 2013 No. Register : 205694


Jam pengkajian : 08.00 WIB Tgl. MRS : 24 Agustus
Ruang/Kelas : Mawar 2013

3.1 Pengkajian
I.Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn . A
Umur : 42 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl.Pahlawan No.03 Surabaya
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Diagnosa medis : Tumor mediastinum jenis timoma
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. X
Umur : 35 Th
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Jl.Pahlawan No.03 Surabaya
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : PNS
Hubungan Dengan Klien : Adik kandung
II. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak nafas dan nyeri dada saat bernafas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh sesak nafas dan nyeri dada saat bernafas, sesak nafas sekitar dua
minggu yang lalu dan klien menjadi terengah-engah bila melakukan aktivitas
sehingga klien hanya dapat duduk dan tiduran saja. Rasa sesak seperti dada
tertekan dan sempit pada bagian bawah. klien tidak dapat menggambarkan rasa
sesaknya. Klien kemudian berobat ke puskesmas terdekat dan karena sakitnya
tidak kunjung sembuh klien kemudian dibawa ke RSUD Dr. Soetomo
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi ataupun
diabetes melitus sebelumnya. Klien pernah menderita ISPA berulang sebelumnya.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama pada klien
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien tinggal dalam lingkungan yang cukup bersih.
f. Riwayat Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi obat dan makanan.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1. Penampilan : Klien tampak lemah
2. Kesadaran : Composmentis(GCS 456)
b. Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 110/90 mmHg
Respirasi : 32 x/menit
Suhu : 37ºC
Nadi : 98x/menit
BB : 52 kg
TB : 169 cm
c. Pemeriksaan Per Sistem
1. Sistem Pernapasan
Hidung
Inspeksi : tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada secret,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering
Sinus paranasalis
Inspeksi : tidak ada tanda-tanda adanya infeksi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Leher
Inspeksi : tidak terpasang trakheostomi, simetris kanan kiri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Faring
Inspeksi : tidak ada odem
Area dada
Inspeksi : Retraksi dada, pergerakan dada simetris,ada otot bantu pernafasan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan Fremitus, tidak ditemukan nyeri tekan dada.
Perkusi : menurun/redup pada area parasternalis sampai dengan midclavicula
kanan dan pada seluruh lapang basal depan kiri.
Auskultasi : ronchi karena adanya secret/sputum kental
2. Sistem Kardiovaskuler
Wajah
Inspeksi : tidak pucat, konjungtiva merah muda, sklera putih
Leher
Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Dada
Inspeksi : dada terlihat simetris
Palpasi : letak ictus kordis ( ICS 5, 1 cm medial dari garis midklavikula
sinistra)
Perkusi : tidak ada tanda - tanda bunyi redup.
Auskultasi : bunyi jantung normal ( BJ 1 dan BJ 2 tunggal), irama irregular
3. Sistem Persyarafan
Pemeriksaan nervus
 Nervus I olfaktorius (pembau)
Klien bisa membedakan aroma saat diberi kopi
 Nervus II opticus (penglihatan)
Bisa melihat benda yang jaraknya 35 cm dengan jelas.
 Nervus III oculomotorius
Tidak oedem pada kelopak mata
 Nervus IV toklearis
Ukuran pupil normal, tidak ada perdarahan pupil
 Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah)
 Nervus VI abdusen
Bola mata simetris
 Nervus VII facialis
Klien dapat membedakan rasa asin dan manis, bentuk wajah simetris
 Nervus VIII auditorius/akustikus
Fungsi pendengaran baik
 Nervus IX glosoparingeal
Reflek menelan klien baik dan dapat membedakan rasa pahit
 Nervus X vagus
Uvula klien oedem terlihat ketika klien membuka mulut
 Nervus XI aksesorius
Klien tidak merasa kesulitan untuk mengangkat bahu dengan melawan tahanan
 Nervus XII hypoglosal/hipoglosum
Bentuk lidah simetris, klien mampu menjulurkan lidah dan menggerakkannya
ke segala arah
4. Sistem Perkemihan dan eliminasi uri
Anamnesa : Pasien mengatakan urin yang keluar hanya sedikit.
Perempuan
Genetalia eksterna
Inspeksi : tidak ada oedem, tidak ada tanda - tanda infeksi maupun varises
Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan
Kandung kemih
Inspeksi : tidak ada benjolan, dan pembesaran
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ginjal :
Inspeksi : tidak ada pembesaran daerah pinggang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
5. Sistem Pencernaan – eliminasi alvi
Anamnesa : Pasien mengatakan mual, dan tidak nafsu makan dari makan 1/4
porsi yang disajikan
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab, kondisi gigi bersih, tidak ada stomatitis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut
Lidah
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Abdomen
Inspeksi : tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada luka bekas operasi.
Perkusi : tidak ada acietes
Palpasi : tidak ada pembesaran pada hepar
Auskultasi : bising usus meningkat
6. Sistem muskuloskeletel dan integumen
Kulit : kulit tidak mengelupas dan bersisik, turgor kulit normal

5 5
Kekuatan otot
5 5

Ekstremitas Atas
Inspeksi : tidak ada sianosis, tidak ada clubbing finger
Palpasi : suhu akral hangat
Auskultasi : tidak ada krepitasi
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak ada varises, tidak ada oedem, tidak ada clubbing finger
Palpasi : suhu akral hangat
Auskultasi : tidak ada krepitasi
7. Sistem endokrin
Kelenjar paratiroid
Otot
Inspeksi : tidak ada deformitas, hipertrofi otot
Persendian
Inspeksi : tidak ada kelainan pada sendi
8. Sistem reproduksi
Perempuan
Genetalia
Inspeksi : tidak ada odem, benjolan, maupun varises, dan tidak ada tanda -
tanda infeksi
Palpasi : tidak ada benjolan atau masa dan tidak ada nyeri tekan

9. Persepsi sensori
Mata
Inspeksi : bentuk simetris, kornea normal, warna iris hitam, lensa normal
jernih, sklera putih
Palpasi : tidak ada nyeri dan tidak ada pembengkakan kelopak mata
Penciuman-(hidung)
Palpasi : tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri
IV. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan penunjang

Hb : 16, 7 mg%

Leukosit : 10,4 X 10 9/dl (4-7 X 109)

Hematocrit : 0,65/dl 0,40 – 0,47

Trombosit : 420 X 1012 150-350 X 1012

Albumin : 3,0 mg/dl 3,2 – 4,5 mg/dl

Elektrolit :

K : 4,30 mEq (3,8 – 5,0 mEq)

Na : 138 mEq (136 – 144 mEq)


2.Pemeriksaan Radiologik:

Foto Thorak lateral menunjukkan gambaran massa (radiolucent) jenis timoma


pada area mediastinum.anterior

3.2 Analisa Data


NS.
DIAGNOSIS : Ketidakefektifan pola nafas (00032)
(NANDA-I)
Inspirasi dan /atau ekspirasi yang tidak memberi
DEFINITION:
ventilasi adekuat
 Perubahan kedalaman pernafasan
 Perubahan ekskursi dada
 Penurunan tekanan inspirasi
DEFINING  Penurunan ventilasi semenit
CHARACTER  Penurunan kapasitas vital
ISTICS  Pernafasan cuping hidung
 Fase ekspirasi memanjang
 Takipnea
 Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas
 Ansietas
 Posisi tubuh
 Deformitas tulang
 Deformitas dinding dada
 Keletihan
RELATED  Hiperventilasi
FACTORS:  Sindrom hipoventilasi
 Gangguan muskuloskeletal
 Kerusakan neurologis
 Imaturitas neurologis
 Disfungsi neuromuskular
 Obesitas
 Nyeri
 Keletihan otot pernafasan
 Cedera medula spinalis
Subjective data entry Objective data entry
Klien mengeluh sesak nafas dan nyeri - S : 37 0C
dada saat bernafas - N :98 x/ menit
- TD :
110/90 mmHg
- RR : 32 x / menit
- TB :
ASSESSMENT

169 cm
- BB : 52
kg
- Skala nyeri :3
Ns. Diagnosis (Specify):
DIAGNOSIS

Client
Ketidakefektifan pola nafas (00032)
Diagnostic
Related to:
Statement:
 Nyeri
3.3 Intervensi
Nama : Tn.A
Umur : 42 tahun
Dx Keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas (00032)

NOC NIC

OUTCOME INDIKATOR INTERVENSI AKTIVITAS

Respiratory  Respiratory rate Terapi oksigen  Bersihkan


status(04150 :4 Def : mulut , hidung
Def :  Respiratory Pemberian dan sekresi
Movement of rhythm : 4 oksigen dan trakea sesui
air in and out  Auscultated monitoring ke kebutuhan
of the lungs breath sounds :4 efektifannya  Hindari
and exchange  Acessory muscle merokok
of use :4  Pertahankan
carbondioxide  Chest retraction patensi jalan
and oxygen at :4 nafas
the alveolar  Accumulation of  Berikan
level sputum : 4 oksigen sesui
 Coughing : 3 intruksi
 Pantau aliran
volume
oksigen
 Awasi
pemberian
oksigen secara
teratur untuk
memastikan
konsentrasi
pemberian
yang
diresepkan
 Amati tanda-
tanda
hipoventilasi
akibat
pemberian
oksigen
 Amati tanda-
tanda
keracunan
oksigen dan
atelektasis
 Pantau
peralatan
oksigen dan
pastikan tidak
mempengaruh
i pasien untuk
bernafas
 Konsul
dengan tim
pelayanan
kesehatan
yang lain
tentang
penggunaan
oksigen
selama
aktivitas dan
atau tidur.

3.4 Implementasi
No. Diagnosa/ Tgl/jam Tindakan Paraf
Masalah
kolaboratif
1. Ketidak 25 Agustus 1. Membersihkan
efektifan 2013/08.30 mulut , hidung dan
pola nafas WIB sekresi trakea sesui
kebutuhan
2. Menghindari
merokok
3. Mempertahankan
patensi jalan nafas
4. Memberikan oksigen
sesui intruksi
5. Memantau aliran
volume oksigen
6. Mengawasi
pemberian oksigen
secara teratur untuk
memastikan
konsentrasi
pemberian yang
diresepkan
7. Mengamati tanda-
tanda hipoventilasi
akibat pemberian
oksigen
8. Mengamati tanda-
tanda keracunan
oksigen dan
atelektasis
9. Memantau peralatan
oksigen dan pastikan
tidak mempengaruhi
pasien untuk
bernafas
10. Mengkonsultasikan
dengan tim
pelayanan kesehatan
yang lain tentang
penggunaan oksigen
selama aktivitas dan
atau tidur

3.5 Evaluasi
No. Diagnosa/ Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Masalah
kolaboratif
1. Ketidak 25 Agustus S : Pasien masih mengeluh
efektifan 2013/09.30 sesak nafas.
pola nafas WIB O : Tanda- tanda Vital
S : 37 0C
N : 92x/menit
TD : 110/90 mmHg
Skala nyeri : 3
A : sesak nafas sudah
teratasi sebagian
P : Rencana tindakan
keperawatan 1,2,3
sampai 10
dilanjutkan

You might also like