You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid
bertanggung jawab mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler.
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan
sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida.Sekresi
hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion
kalsium.Efek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan
konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan
fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal,
dan meningkatkan produksi ginjal.Hormon paratiroid juga menyebabkan
phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat.hiperparatiroidisme biasanya
terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005)
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon
paratiroid yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan
umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan
kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih
jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara
congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi kelenjar paratiroid?
2. Apa saja kelainan pada kelenjar paratiroid?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan kelainan
paratiroid?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien
gangguan kelenjar paratiroid
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian hiperparatiroid dan
hipoparatiroid

1
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi hiperparatiroid dan
hipoparatiroid
c. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hiperparatiroid dan
hipoparatiroid
d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinik hiperparatiroid
dan hipoparatiroid
e. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostik
hiperparatiroid dan hipoparatiroid
f. Mahasiswa mampu memahami komplikasi hiperparatiroid dan
hipoparatiroid
g. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hiperparatiroid dan
hipoparatiroid
h. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan hiperparatiroid
dan hipoparatiroid.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelenjar Paratiroid
1. Pengertian Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Masing – masing melekat
pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan
parathorhormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di
dalam tubuh.
Fungsi ion Kalsium :
1. Penting dalam cairan intersel dan ekstrasel
2. Penting dalam pembekuan darah dan system enzim
3. Pelepasan kalsium intersel untuk mengaktifkan sel dan kontraksi otot
4. Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan hipokalsemia yang
menimbulkan epilepsy dan tetani
2. AnatomiKelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus
pharyngeus ketiga dan keempat.Kelenjar paratiroid yang berasal dari
sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar
tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial.Kelenjar yang
berasal dari sulcus pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid
bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub bawah tiroid.Akan
tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi.Kelenjar paratiroid bagian
kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid,
atau didalam timus, bahkan berada dimediastinum.Kelenjar paratiroid
kadang kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. (R.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004, 695)
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang
terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior
kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya.Namun, letak masing-masing
paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid
kadang-kadang ditemukan di mediastinum.

3
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3
milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran
makroskopik lemak coklat kehitaman.Kelenjar paratiroid orang dewasa
terutama terutama mengandung sel utama (chief cell) yang mengandung
apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan granula
sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH). Sel
oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil
dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya Pada manusia,
sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini
meningkat seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia
muda, sel oksifil ini tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih belum jelas,
sel-sel ini mungkin merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak
lagi mensekresi sejumlah hormon.
3. FisiologiKelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid
hormone, PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin
mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh
kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi
dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang
reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium
pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan
kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran
utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang
dan usus. (R. Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)
2.2 Kelainan Kelenjar Paratiroid
1. Hiperparatiroid
a. Pengertian
Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid
oleh kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan
terbentuknya batu ginjal yang mengandung
kalsium.Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu
hiperparatiroidisme primer dan sekunder.Hiperparatiroidisme primer

4
terjadi dua atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan
pada pasien-pasien yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan
hiperparatiroidisme sekunder disertai manifestasi yang sama dengan
pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat retensi fosfor akan
meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan meningkatkan
sekresi hormon paratiroid. (Brunner & Suddath, 2001)
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan
kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino
polipeptida.Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh
konsentrasi cairan ion kalsium.Efek utama dari hormon paratiroid
adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan
pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan
penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi
ginjal.Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika
kekurangan cairan fosfat.hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi
primer, sekunder dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005, section 2).
b. Etiologi
1. Primer (sekresi PTH tidak sesuai )
a) Adenoma
b) Hiperplasi
1) Dapat disertai familial
2) Dapat disertai dengan neoplasia endokrin multiple
3) Dapat familial dan disertai dengan kalsium urin rendah
(hiperkalsemi hipokalsiurik familial)
2. Sekunder (sekresi PTH sesuai)
a) Gagal ginjal kronik
b) Malabsorbsi
1) Kelainan gastrointestinal
2) Kelainan hepatobilier
3. Tersier (sekresi PTH autonom ditambah dengan hiperparatiroid
sekunder terdahulu)
a) Sangat jarang

5
b) Hipernefroma
c) Karsinoma sel skuamuosa paru
c. Klasifikasi
1. Hiperparatiroid primer
Kebanyakan pasien yang menderita hiperparatiroidisme primer
mempunyai konsentrasi serum hormon paratiroid yang
tinggi.Kira-kira 85% dari keseluruhan hiperparatiroid primer
disebabkan oleh adenoma tunggal.Sedangkan 15% lainnya
melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau
hiperplasia).Sedikit hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh
paratiroid karsinoma.
2. Hiperparatiroid sekunder
Hiperparatiroid sekunder merupakan suatu keadaan dimana
sekresi hormon paratiroid meningkat lebih banyak dibanding
dengan keadaan normal, karena kebutuhan tubuh meningkat
sebagai proses kompensasi. Pada keadaan ini terdapat hiperplasi
dan hiperfunsi merata pada keempat kelenjar paratiroid, terutama
dari chief cells.Biasanya penyebab utama adalah kegagalan ginjal
menahun, dan glomerulonefritis atau pyelonefritis menahun.
3. Hiperparatiroid tersier
Istilah hiperparatiroid tersier digunakan untuk menunjukkan
perkembangan lanjut tipe sekunder, dimana terjadi autonomi
kelenjar paratiroid.Seperti hiperparatiroid primer, maka bentuk
tersier memerlukan tindakan pembedahan ekstirpasi adenoma,
kecuali bila kegagalan ginjal sudah terlalu berat, maka dilakukan
hemodialisis terlebih dahulu kemudian disusul ekstirpasi
adenoma.Pemberian vitamin D kadang-kadang masih diperlukan
untuk mencegah terjadinya hipokalsemia.
d. Patofisiologi
Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam
sirkulasi.PTH terutama bekerja pada tulang dan ginjal. Dalam tulang,

6
PTH meningkatkan resorpsi kalsium dari limen tubulus ginjal.
Dengan demikian mengurangi eksresi kalsium.
Kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang
langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus
intestinal, dan ginjal.Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan
tingginya ion kalsium serum.Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan
adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH
berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. Reabsorpsi kalsium
dari tulang dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan efek
langsung dari peningkatan PTH.
e. Pathway

konstipasi

gangguan eliminasi urine

nyeri

7
f. Factor resiko
1) Congenital
2) Genetic
3) Autoimun
g. Manifestasi klinik
1) Apatis
2) Mudah lelah
3) Kelemahan otot
4) Mual, muntah
5) Konstipasi
6) Hipertensi
7) Aritmia jantung
h. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
1) Kalsium serum meninggi
2) Fosfat serum rendah
3) Fosfatase alkali meninggi
4) Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
2. Foto Rontgen
1) Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
2) Cystic-cystic dalam tulang
3) Trabeculae di tulang
3. PA: osteoklas, osteoblast bertambah
i. Komplikasi
1) Peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor
2) Dehidrasibatu ginjal
3) Hiperkalsemia
4) Osteoklastik
5) Osteitis fibrosa cystic

8
j. Penatalaksanaan
Pengobatan hiperparatiroid primer dilakukan apabila diagnosis
sudah pasti,penatalaksanaannya sebagai berikut :
1. Pembedahan yaitu dengan ekstirpasi tumor sedini mungkin .
2. Medikamentosa : terapi ini terdiri atas diet banyak kalsium, serta
cukup vitamin D.
2. Hipoparatiroid
a. Pengertian
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon
paratiroid yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan
umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan
kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang
lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara
congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.
(www.endocrine.com)
b. Etiologi
1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
o Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total
tiroidektomi.
o Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau
didapat (acquired).
2) Hipomagnesemia.
3) Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif.
4) Resistensi terhadap hormon paratiroid
(pseudohipoparatiroidisme)
c. Patofisiologi
Gejala hipoparatiroid disebabkan oleh defisiensi
parathormon yang mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah
(hiperfosfatemia) dan penurunan konsentrasi kalsium darah
(hipokalsemia). Tanpa adanya parathormon akan terjadi penurunan
absorbs intestinal kalsium dari makanan dan penurunan reabsorbsi
kalsium dari tulang sepanjang tubulus renals penurunan ekskresi

9
fosfat dari ginjal menyebabkan hipofosfaturia dan kadar kalsium
serum yang rendah menyebabkan hipokalsiuria.
d. Pathway
e. Pathway

Defisiensi parathormon

kenaikan kadar fosfat darah


penurunan konsentrasi kalsium darah

iritabilitas system neuromuscular

tetanus kejang

resiko cidera

laten nyata

ekstermitas kaku bronkospasmedisfagia

Gangguan mobilisasi Pola nafas tidak Kekurangan nutrisi


efektif kurang dari
kebutuhan tubuh

10
f. Factor resiko
1) Congenital
2) Genetic
3) Autoimun
g. Manifestasi klinik
1) Tetanus
2) Tremor
3) Kontraksi spasmodic
4) Kesemutan kram
5) Kejang
h. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
1) Kalsium serum rendah. Tetanus terjadi pada kadar kalsium
serum yang berkisar dari 5-6 mg/dl (1,2 - 1,5mmol/L) atau
lebih rendah lagi.
2) Fosfat anorganik dalam serum tinggi
3) Fosfatase alkali normal atau rendah
2. Foto Rontgen:
1) Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion
basalis di tengkorak
2) Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan
pleksus koroid
3) Density dari tulang bisa bertambah
EKG: biasanya QT-interval lebih panjang
i. Komplikasi
a) Kalsium serum menurun
b) Fosfat serum meninggi
j. Penatalaksanaan
1) Konservatif
1) Terapi bagi hipoparatiroidisme kronis ditentukan
sesudah kadar kalsium serum diketahui.
o Diet tinggi kalsium, rendah fosfor dianjurkan.

11
o Meskipun susu, produk susu dan kuning telur
merupakan makanan yang tinggi kalsium, jenis
makanan ini harus dibatasi karena kandungan
fosfornya yang tinggi.
2) Pembedahan
Dilakukan tindakan Trakeostomi
2) Farmakologi
o Pemberian vit D
o Pemberian preparat hormon parenteral dapat dilakukan
untuk mengatasi hipoparatiroidismedisertai tetanus.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIPERPARATIROIDISME
Contoh kasus
Ny . W berusia 50 tahun masuk RSUD Jombang tanggal 26 September 2012
pukul 07.00 WIB. Saat pengkajian pada tanggal 27 September 2012 pukul 08.00
WIB pasien tampak lemas, dan mengeluh nyeri pada pinggang.Pasien mengatakan
merasa pening kepala, lemas, tidak selera makan,mual,muntahdan banyak minum.
Dari hasil pemeriksaan fisik pada saat pengkajian diperoleh TD : 140/100 mmHg,
N : 110 x / menit, RR : 24 x / menit, suhu : 37,0oC, skala nyeri 6. Pasien juga
mengatakan ketika BAK urine yang dikeluarkan sedikit. Anak pasien mengatakan
bahwa Ny W pernah mengalami penyakit batu ginjal.

Tgl. Pengkajian : 27 September No. Register : 205694


2012 Tgl. MRS : 26 September
Jam pengkajian : 08.00 WIB 2012
Ruang/Kelas : Dahlia/ I

3.1 Pengkajian
I.Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 50 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl.Merdeka No.05 Jombang
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Mahasiswa
Diagnosa medis : Hiperparatiroid
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. P
Umur : 30 Th

13
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Jl.Merdeka No.05 Jombang
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : PNS
Hubungan Dengan Klien : Anak Pertama
II. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri
P : Pasien mengeluh nyeri saat istirahat
Q : Pasien mengatakan nyeri terasa panas
R : Pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan menjalar ke
punggung
S:6
T : Pasien mengatakan nyeri muncul secara tiba-tiba
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien merasakan pening kepala, lemas, tidak selera makan, dan
banyak minum
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah mengalami penyakit batu ginjal
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama pada
klien
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien tinggal dalam lingkungan yang cukup bersih.
f. Riwayat Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi obat dan makanan.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1. Penampilan : Klien tampak lemah
2. Kesadaran : Apatis
b. Tanda – tanda Vital

14
Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 37ºC
Nadi : 110x/menit
BB : 45 kg
TB : 160 cm
c. Pemeriksaan Per Sistem
1. Sistem Pernapasan
Hidung
Inspeksi : tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering
Sinus paranasalis
Inspeksi : tidak ada tanda-tanda adanya infeksi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Leher
Inspeksi : tidak terpasang trakheostomi, simetris kanan kiri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Faring
Inspeksi : tidak ada odem
Area dada
Inspeksi : pola nafas normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
2. Sistem Kardiovaskuler
Wajah
Inspeksi : pucat, konjungtiva pucat, sklera putih
Leher
Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis

15
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Dada
Inspeksi : dada terlihat simetris
Palpasi : letak ictus kordis ( ICS 5, 1 cm medial dari garis
midklavikula
sinistra)
Perkusi : tidak ada tanda - tanda bunyi redup.
Auskultasi : bunyi jantung normal ( BJ 1 dan BJ 2 tunggal), irama
irregular
3. Sistem Persyarafan
Pemeriksaan nervus
 Nervus I olfaktorius (pembau)
Klien bisa membedakan aroma saat diberi kopi
 Nervus II opticus (penglihatan)
Bisa melihat benda yang jaraknya 35 cm dengan jelas.
 Nervus III oculomotorius
Tidak oedem pada kelopak mata
 Nervus IV toklearis
Ukuran pupil normal, tidak ada perdarahan pupil
 Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah)
 Nervus VI abdusen
Bola mata simetris
 Nervus VII facialis
Klien dapat membedakan rasa asin dan manis, bentuk
wajah simetris
 Nervus VIII auditorius/akustikus
Fungsi pendengaran baik
 Nervus IX glosoparingeal
Reflek menelan klien baik dan dapat membedakan rasa pahit
 Nervus X vagus
Uvula klien oedem terlihat ketika klien membuka mulut
 Nervus XI aksesorius

16
Klien tidak merasa kesulitan untuk mengangkat bahu dengan
melawan tahanan
 Nervus XII hypoglosal/hipoglosum
Bentuk lidah simetris, klien mampu menjulurkan lidah dan
menggerakkannya ke segala arah
4. Sistem Perkemihan dan eliminasi uri
Anamnesa : Pasien mengatakan urin yang keluar hanya sedikit.
Perempuan
Genetalia eksterna
Inspeksi : tidak ada oedem, tidak ada tanda - tanda infeksi
maupun varises
Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan
Kandung kemih
Inspeksi : tidak ada benjolan, dan pembesaran
Palpasi : ada nyeri tekan
Ginjal :
Inspeksi : tidak ada pembesaran daerah pinggang
Palpasi : ada nyeri tekan.
5. Sistem Pencernaan – eliminasi alvi
Anamnesa : Pasien mengatakan mual, muntah dan tidak nafsu
makan
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, kondisi gigi kurang bersih, tidak
ada stomatitis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut
Lidah
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Abdomen
Inspeksi : tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada luka bekas
operasi.
Perkusi : tidak ada acietes

17
Palpasi : tidak ada pembesaran pada hepar
Auskultasi : bising usus meningkat
6. Sistem muskuloskeletel dan integumen
Kulit : kulit kering,tidak mengelupas dan bersisik, turgor
kulit menurun

4 4
Kekuatan otot
4 4

Ekstremitas Atas
Inspeksi : tidak ada sianosis, tidak ada clubbing finger
Palpasi : suhu akral hangat
Auskultasi : tidak ada krepitasi
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak ada varises, tidak ada oedem, tidakada clubbing
finger
Palpasi : suhu akral hangat
Auskultasi : tidak ada krepitasi
7. Sistem endokrin
Kelenjar paratiroid
Otot
Inspeksi : tidak ada deformitas, hipertrofi otot
Persendian
Inspeksi : tidak ada kelainan pada sendi
8. Sistem reproduksi
Perempuan
Genetalia
Inspeksi : tidak ada odem, benjolan, maupun varises, dan tidak
ada tanda - tanda infeksi
Palpasi : tidak ada benjolan atau masa dan tidak ada nyeri tekan

18
9. Persepsi sensori
Mata
Inspeksi : bentuk simetris, kornea normal, warna iris hitam, lensa
normal jernih, sklera putih
Palpasi : tidak ada nyeri dan tidak ada pembengkakan kelopak
mata
Penciuman-(hidung)
Palpasi : tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri
IV. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam plasma yang
merupakan pemeriksaan terpenting dalam menegakkan kondisi
hiperparatiroidisme.
b. Pemeriksaan Radiologi
Tampak penipisan tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada
tulang.
3.2 Analisa Data
NS.
DIAGNOSIS : Nyeri Akut
(NANDA-I)
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
yang akttual atau potensial atau digambarkan dalam hal
DEFINITION: kerusakan sedemikian rupa (international Association for
study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di
antisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
 Perubahan selera makan
DEFINING  Perubahan tekanan darah
CHARACTER  Perubahan frekuensi jantung
ISTICS  Laporan isyarat
 Masker wajah (mis., kurang bercahayah, tampak

19
kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu
fokus, meringis)
 Sikap melindungi area nyeri
 Indikasi nyeri yang dapat diamati
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
 Melaporkan nyeri secara verbal
 Gangguan tidur
RELATED  Agens cedera (mis., biologis, zat kimia, fisik,
FACTORS: psikologis)
Subjective data entry Objective data entry
- Klien mengeluh nyeri pada daerah - S : 37 0C
pinggang dan menjalar ke punggung - N :110 x/
menit
- TD :
140/100 mmHg
- RR : 24 x / menit
- TB :
ASSESSMENT

160 cm
- BB : 45
kg
- Skala nyeri :6
Ns. Diagnosis (Specify):
DIAGNOSIS

Client
Nyeri Akut
Diagnostic
Related to:
Statement:
 Agens cedera biologis

20
3.3 Intervensi
Nama : Ny.W
Umur : 50 tahun
Dx Keperawatan : Nyeri Akut

NOC NIC

OUTCOME INDIKATOR INTERVENSI AKTIVITAS

Level Nyeri  Laporan nyeri : 5 Manajemen  Lakukan


 Lamanya nyeri: 5 Nyeri pengkajian
Def :  Kurang Istirahat : 5 Def : nyeri secara
Kekuatan dari  Mengekspresikan Mengurangi komprehensif
nyeri yang wajah dari nyeri : nyeri atau termasuk
diamati atau 5 menurunkan lokasi,
dilaporkan. nyeri ke level karakteristik,
kenyamanan durasi,
yang diterima frekuensi,
oleh pasien. kualitas,
kekuatan nyeri
dan faktor
presipitasi.
 Observasi
reaksi non
verbal dari
ketidaknyaman
an, terutama
dalam
ketidakmampua
n komunikasi
secara efektif.
 Gunakan teknik

21
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri pasien
dan
menyampaikan
penerimaan
dari respon
pasien terhadap
nyeri.
 Kontrol
lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
Nyeri seperti (
suhu ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan).
 Kurangi faktor
presipitasi atau
peningkatan
pengalaman
nyeri seperti (
ketakutan,
kelelahan, sifat
membosankan,
dan ketiadaan
pengetahuan ).
 Pilih dan

22
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
interpersonal)
untuk
memudahkan
menghilangkan
nyeri seperti
kesesuaian.
 Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
 Ajarkan
tentang teknik
non
farmakologi
kepada
orangtua
 Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
 Tingkatkan
istirahat

23
3.4 Implementasi
No. Diagnosa/ Tgl/jam Tindakan Paraf
Masalah
kolaboratif
1. Nyeri Akut 27 September 1. Melakukan pengkajian
b.d trauma 2012 / 08.30 nyeri secara komprehensif
insisi pasca WIB termasuk lokasi,
operasi karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
kekuatan nyeri dan faktor
presipitasi.
2. Mengobservasi reaksi non
verbal dari
ketidaknyamanan,
terutama dalam
ketidakmampuan
komunikasi secara efektif.
3. Menggunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
dan menyampaikan
penerimaan dari respon
pasien terhadap nyeri.
4. Mengkontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi Nyeri
seperti ( suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan).
5. Mengurangi faktor

24
presipitasi atau
peningkatan pengalaman
nyeri seperti ( ketakutan,
kelelahan, sifat
membosankan, dan
ketiadaan pengetahuan ).
6. Memilih dan melakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
interpersonal) untuk
memudahkan
menghilangkan nyeri
seperti kesesuaian.
7. Mengkaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
8. Mengajarkan tentang
teknik non farmakologi
9. Memberikan analgetik
untuk mengurangi nyeri
10. Meningkatkan
istirahat

25
3.5 Evaluasi
No. Diagnosa/ Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Masalah
kolaboratif
1. Nyeri Akut 27 September S : Pasien masih mengeluh
b.d trauma 2012 / 09.30 nyeri saat menelan.
insisi pasca WIB O : Tanda- tanda Vital
operasi S : 37 0C
N : 100 x/menit
TD : 110/90 mmHg
Skala nyeri : 3
A : Nyeri akut belum
teratasi
P : Rencana tindakan
keperawatan 1,2,3
sampai 11
dilanjutkan

BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan


kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida.
Salah satu penanganan pada penderita hiperparatiroidisme yaitu dengan cara
pengangkatan jaringan paratiroid, namun terkadang jaringan yang diangkat
terlalu banyak sehingga menyebabkan hipoparatiroid. Hipoparatiroid adalah

26
gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak
adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering
disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat
operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya
kelenjar paratiroid (secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik
tidak dapat diketahui.Jadi kedua penyakit diatas memiliki keterkaitan yang
dapat saling mempengaruhi.

2. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari


sempurna.Oleh karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.Semoga makalah yang kami buat dapat
bermanfaat bagi pembaca.

27

You might also like