You are on page 1of 5

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F6. Upaya Pengobatan Dasar

HERPES ZOSTER

Oleh:
dr. Wanti Oktaviani

Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Gandusari


Blitar, Jawa Timur
(Periode 6 februari 2018 – 5 Juni 2018)
LATAR Herpes Zoster adalah suatu penyakit yang membuat rasa sangat nyeri
BELAKANG dan disebabkan oleh virus herpes yang juga mengakibatkan cacar air (virus
varisela zoster). Seperti virus herpes yang lain, virus varisela zoster mempunyai
tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif.
Kemudian suatu saat virus ini menjadi aktif kembali.
Herpes zoster (atau hanya zoster), umum dikenal sebagai penyakit
ruam saraf yang ditandai dengan ruam kulit yang menyakitkan dengan lepuh di
wilayah yang terbatas pada satu sisi tubuh, sering kali dalam satu garis.(1-3)
Kurang-lebih 20 persen orang yang pernah cacar air lambat laun akan
berkembang menjadi herpes zoster. Keaktifan kembali virus ini kemungkinan
akan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk orang
dengan penyakit HIV, dan orang di atas usia 50 tahun.
Herpes zoster hidup dalam jaringan saraf, termasuk dalam penyakit
infeksi virus yang manifestasinya terbatas pada area kulit yang diinervasi oleh
satu ganglion sensoris. Kekambuhan herpes zoster dimulai dengan gatal, mati
rasa, kesemutan atau rasa nyeri yang parah pada daerah predileksi seperti di
dada, punggung, atau hidung dan mata.
Walaupun jarang, herpes zoster dapat menular pada saraf wajah dan
mata.Ini dapat menyebabkan nyeri di sekitar mulut, pada wajah, leher dan
juga kepala, dalam dan sekitar telinga, atau pada ujung hidung.Penyakit ini
hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi tubuh.
Setelah beberapa hari, ruam muncul pada daerah kulit yang berhubungan
dengan saraf yang meradang.Lepuh kecil terbentuk, dan berisi
cairan.Kemudian lepuh pecah dan berlubang.Jika lepuh digaruk, infeksi kulit
dapat terjadi. Ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotik dan mungkin
menimbulkan bekas.
Biasanya, ruam hilang dalam beberapa minggu, tetapi kadang-kadang
rasa nyeri yang parah dapat bertahan berbulan- bulan bahkan bertahun-
tahun.Kondisi ini disebut “neuralgia pasca herpes / neuralgia post herpetika”
atau disingkat NPH.
PERMASALAHAN Kasus
Identitas
Nama : Ny. M
Usia : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tgl Kunjungan : 10 Maret 2018
No RM : 4037

Anamnesis
RPS:
Seorang pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri pada bahu kiri.
Nyeri dirasakan sejak kurang lebih 2 hari,nyeri dirasakan terus menerus,
keluhan lain yang dirasakan gatal pada bahu kiri dan pusing disertai dengan
gejala kulit kemerahan pada bahu kiri.
RPD:
Pasien sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti ini. Riwayat alergi
disangkal.

Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Respirasi rate : 19x/menit
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,5oC suhu axila
Status gizi : kesan gizi cukup
Keadaan umum : baik
Kepala : konjungtiva anemis (-), sianosis (-)
Leher : JVP tidak meningkat
Thorax :
- Inspeksi : simetri (+), ketinggalan gerak (-), ictus cordis tak terlihat.
- Palpasi : ictus cordis teraba di LMC sinistra SIC 4-5
- Perkusi : sonor +/+, kesan pembesaran ruang jantung (-)
- Auskultasi: Paru/ Vesikuler +/+, suara tambahan -/-
Jantung/ S1, S2 tunggal, bising (-), galop (-)
Abdomen :
- Inspeksi : round, scar (-)
- Auskultasi: bising usus (+) normal
- Perkusi : timpani pada seluruh regio abdomen
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
UKK

PERENCANAAN Diagnosis:
DAN PEMILIHAN - Anamnesis : Nyeri pada bahu kiri ,terasa gatal disertai dengan keluhan
INTERVENSI pusing
- Pemeriksaan fisik : Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak
unilateral
Penatalaksanaan:
1. Terapi suportif dilakukan dengan menghindari gesekan kulit yang
mengakibatkan pecahnya vesikel, pemberian nutrisi TKTP, istirahat
dan mencegah kontak dengan orang lain.
2. Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasi. Aspirin dihindari
oleh karena dapat menyebabkan Reye’s syndrome.
3. Pengobatan topikal:
Stadium vesikel: bedak salisil 2% atau bedak kocok kalamin agar
vesikel tidak pecah. Apabila erosif, diberikan kompres terbuka.
Apabila terjadi ulserasi, dapat dipertimbangkan pemberian salep
antibiotik.
4. Pengobatan antivirus oral, antara lain dengan:
a. Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x 20 mg/kgBB
(dosis maksimal 800 mg), selama 7 hari, atau
b. Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.Pemberian obat tersebut
selama 7-10 hari dan efektif diberikan pada 24 jam pertama
setelah timbul lesi.
PELAKSANAAN Diagnosis:
Diagnosis didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien.
Terapi farmakologis:
- Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari
- Paracetamol 3x500 mg
Edukasi:
1. Edukasi tentang perjalanan penyakit Herpes Zoster.
2. Edukasi bahwa lesi biasanya membaik dalam 2-3 minggu pada individu
imunokompeten.
3. Edukasi mengenai seringnya komplikasi neuralgia pasca-herpetik.
MONITORING Yang perlu di evaluasi adalah timbulnya komplikasi neuralgia pasca
DAN EVALUASI herpetic.

REFERENSI 1. adhi djuanda hM, aisah S. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. P hr,
editor. jakarta: badan penerbit FKUI; 2010.
2. fitzpatrick thomas jar, polano K M, wolf klaus. Color Atlas and Synopsis
of Clinical Dermatology common and serious disease. 2 ed. United
State Of America: Mcgraw - Hill; 1994.
3. Gnann JW WR. Herpes Zoster. N Engl J Med. 2002:347.
4. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi keenam. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
5. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000. Andrew’s Diseases of the
Skin: Clinical Dermatology. 10Th Ed. Canada. Saunders Elsevier.
6. Janniger, C.K. Eastern, J.S., Hispenthal, D.R., Moon, J.E. 2014. Herper
zoster. Medscape. June 7, 2014.
http://emedicine.medscape.com/article/1132465-overview#a0156
7. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman
Pelayanan Medik. Jakarta.

Komentar / Umpan Balik :


Blitar, 10 Maret 2018
Peserta, Dokter Pendamping,

dr. Wanti Oktaviani dr. Taufik Ali Zaen

You might also like