Professional Documents
Culture Documents
Dede Nuryadi
00.010
ABSTRAK
Daftar Pustaka :
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan pelaksanaan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu maka pemerintah mendirikan
puskesmas sebagai ujung tombak dan rumah sakit sebagai rujukannya. Adapun bentuk upaya pelayanan
kesehatan pada setiap puskesmas, yang dicantumkan dalam program pokok puskesmas dimana salah
satu program tersebut adalah perawatan kesehatan masyarakat dengan sasaran : Individu, keluarga dan
masyarakat.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yang menjadi prioritas utama adalah
keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan, seperti keluarga dengan penyakit
keturunan misalnya penyakit asthma bronkhiale yang dapat diturunkan pada anggota keluarga lain
sehingga diperlukan asuhan keperawatan untuk mengantisipasi hal tersebut.
Berdasarkan laporan dari hasil kegiatan perawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas Cimahi Utara
tercatat penderita asthma pada akhir bulan November 2001 yaitu sebanyak 18 orang penderita asthma
dari 1759 orang penderita berkunjung ke puskesmas. Data tersebut untuk mengetahui jumlah penderita
asthma yang memeriksakan diri dan belum memanfaatkan fasilitas kesehatan puskesmas misalnya
mereka yang berobat ke dokter, membeli obat sendiri atau sama sekali tidak diobati.
Seperti halnya diwilayah RW. 12 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara terdapat keluarga yang menderita
penyakit asthma, namun tidak tercatat dalam data epidemiologi puskesmas Cimahi Utara. Berdasarkan hal
tersebut di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. E dengan asthma
bronhiale, yang dilaksanakan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang berjudul ”ASUHAN KEPERATAWAN PADA
KELUARGA RESIKO TINGGI TN. E DENGAN ASTHMA BRONKHIALE PADA USIA LANJUT DI RT. 03/RW. 12 KELURAHAN
PASIRKALIKI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI UTARA”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan komuniti pada keluarga resiko tinggi dengan asthma
Bronkhiale.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan, dengan pengumpulan data di analisa, dan prioritas masalah.
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dengan pendekatan proses keperawatan
yaitu pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, studi literatur atau kepustakaan dan
dokumentasi untuk data sekunder dari puskesmas..
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan oleh penulis adalah Bab I menguraikan tentang latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II menguraikan tujuan teoritis meliputi keluarga
dengan penyakit asthma bronkhiale dan perawatan kesehatan keluarga yang meliputi pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Beb IV menguraikan tentang kesimpulan dan rekomendasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
a. Keluarga
Pada konsep dasar penulis mengemukakan tentang pengertian keluarga menurut B.G. Bailon dan Artides Maglaya
(1998 : 2-3) yaitu : Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu
kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, iakatan perkawinan atau ikatan
lainnya. Mereka hidup bersama dalam satu rumah atau tempat tinggal biasanya di bawah asuhan sorang kepala
rumah tangga.
Menurut Depkes 1998, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Penulis nerpendapat bahwa keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama dalam
suatu rumah yang mempunyai ikatan perkawinan dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga resiko tinggi adalah keluarga dimana ada yang menjadi resiko tinggi karena kepala keluarga mempunyai
penyakit yang dapat merugikan keluarga tersebut yaitu penyakit asthma bronkhiale suatu penyakit yang saling
mungkin muncul kapan saja. Gejalanya adalah suatu napas. (Bina Rupa Aksara, 1994, 165).
c. Penyakit Asthma
Pengertian asthma adalah suatu penyakit dengan ciri peningkatan respon trachea terhadap berbagai rangsangan
dengan manifestasi penyempitan jalan nafa dan derajatnya dapat berubah-rubah baik secara spontan maupun
sebagai rangsangan dari hasil hasil pengobatan penyebab spontan maupun sebagai rangsangan dari hasil
pengobatan penyebab asthma diantaranya :
- Batuk
- Nyeri dada
- Asap
- Debu rumah
- Lingkungan kerja
- Obat-obatan
- Perubahan cuaca
- Sesak napas
- Gelisah
Penyempitan jalan napas yang disebabkan oleh bronchus, dan hipersekresi mukosa yang kental, kesulitan utama
bernafas pada penderita asthma adalah pada saat ekresi percabangan trachean khiale melebar dan memanjang
selama inspirasi tetap sulit untuk memastikan udara keluar dari bronhailus yang sempit mengalami oedema dan
terisi mukosa.
Prose keperawatan adalah kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses pertolongan
yaitu diberikan kepada keluarga menajdi sistematis (S.G. Bailon dan Arciles maglaya 1989 : 23).
1. Pengkajian
Pengakajian adalah tahap awal dari proses perawatan dan merupakan kesehatan suatu proses sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data yang mengevaluasi dan mengindentivikasi status klien. (Lyeretal,
1996 : 71).
Pengkajian keluarga bertujuan untuk mengetahui kualitas fungsi keluarga yaitu kekuatan, kelemahan dan keadaan
sehat dan sakit yang termasuk dalam tahap ini meliputi kegiatan pengumpulan data, analisa data dan diagnosa
yang behubungan dengan status keluarga. Tehnik pengumpulan data pada umumnya yang digunakan ada 3
macam yaitu
a. Intervensi
b. Observasi langsung
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan dan menghubungkan data dengan kemampuan yang dimiliki
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi apakah masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Nasrul Efendi, 1998 : 97).
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pertanyaan yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok
dimana perawat secara ankotabilitas dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, (A.
Carpenito 2003 : 23)
Diagnosa keperawatan menggambarkan respon manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual maupun
potensial dimana perawat mempunyai lisensi untuk melakukan intervensi, diagnosa berasal dari pengkajian data,
diagnosa keperawatan yang telah divalidasikan dengan klien.
4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga kumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah keperawatan yang di indentifikasi pada diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana
dokumentasi. (Lyeretal 1996 : 63).
Merupakan tahap pelaksanaan dari perencanaan yang telah direncanakan, perawat mengimplementasikan
tindakan yang di indentifikasi dalam rencana perawatan.
Dalam implementasi terdapat beberapa kriteria pengukuran yaitu tindakan keperawatan harus sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah ditegakan, di implementasikan dengan cara yang aman dan tepat tindakan yang
dilakukan di dokumentasikan.
5. Evaluasi
Penulis merumuskan evaluasi keperawatan menurut Brenda Godner (1995), merupakan fase dimana menilai
kemampuan keluarga mencapai tujuan yang telah ditetapkan mencakup kegiatan :
c. Mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan tujuan pengukuran diantaranya yaitu
evaluasi merupakan hala yang sistematis dan terus menerus, respon klien tehadap tindakan keperawatan
didokumentasikan dengan menggunakan pendekatan SOAPIER.
BAB III
TINAJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
1) Identitas Keluarga
Kepala Keluarga
Nama : Tn. E
Umur : 70 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Tahap perkembangan keluarga saat ini keluarga berada pada tahap lansia dan sekarang tinggal
menikmati hari tua
5) Sifat keluarga
- Pengambilan keputusan
Keluarga dalam pengambilan keputusan selalu dibicarakan berdua karena dalam keluarga hanya ada
dua orang yang tinggal satu rumah.
a) Kebiasaan hidup anggota keluarga dalam sehari-hari keluarga tersebut tidur pada jam 19.00 WIB.
dan pada malam hari Tn. E sering bangun pada jam 19.00 WIB dan pada malam jam 23.00 WIB dan
tidur lagi dan bangun pagi jam 05,00 WIB untuk tidur siang pada jam 11.00 WIB dan bangun pada jam
12.00 WIB.
Keluarga dalam personal hygiene mandi tidak teratur kadang pagi kadang siang di keluarga mandi 2x
sehari.
Kepala keluarga setiap hari hanya diam dirumah karena sudah tidak bekerja, karena keadaannya sudah
lemah untuk melakukan pekerjaan.
6) Genogram
Keterangan :
: Klien
: Telah Meninggal
Jenis = Bekerja sebagai buruh becak dan saat dikaji sudah tidak bekerja lagi.
2) Besar rata-rata penghasilan perbulaN tidak tentu karena saat dikaji klien mengatakan sudah tidak
bekerja lagi, kadang-kadang istrinya Ny. Y yang mencari nafkah dengan berjualan makanan.
3) Simpanan Keluarga
Suku yang dianut Sunda dan budaya, nilai keyakinan turut yang ada di masyarakat.
Keluarga mengatakan hubungan dengan masyarakat lain baik-baik saja tidak ada masalah
f. Faktor lingkungan
1) Rumah
(a) Ventilasi bisa dikatakan cukup tetapi masih kurang untuk sirkulasi udara karena bentuk rumah yang
kecil, akibatnya sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam rumah.
(b) Penerangan : Cukup tetapi masih kurang karena penerangan lainnya ke dalam rumah hanya
sebagian.
3) Penyediaan air bersih
4) Pembuangan sampah
Keluarga membuang sampah dengan cara dikumpulkan karena ada peugas yang mengambilnya.
7) Lingkungan rumah
Kebutuhan halaman : Tidak ada halaman karena luas halaman sangat sempit terhalang oleh rumah
yang lain.
g. Denah Rumah
II
Keterangan
I : Ruang Tamu
II : Kandang
IV : Dapur
: Pintu
: Jendela
Jenis : ------
Transport : Menggunakan ojeg
Didalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit kecuali kepala keluarga yang menderita penyakit
asthma.
a. Pengumpulan data
Keluarga Tn. E dengan jumlah keluarga 2 orang, yaitu yang mempunyai resiko tinggi adalah kepala
keluarg, selainnya tidak ada yang gawat terkecuali kepala keluarg yang menderita asthma.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat Tn. E dari dulu tidak mempunyai penyakit keturunan, sebelumnya Tn. E bekerja sebagai buruh
becak dan pemulung barang rongsokan. Pada saat dikaji Tn. E mengatakan masih meorokok dalam
sehari habis dua biasa (24 batang) sehingga sampai terkena sesak nafas dan batuk, sehingga penulis
menyimpulkan klien tersebut adalah penderita asthma.
c. Data biologis
Keluarga di dalam melaksanakan makan dan minum teratur karena istrinya sendiri yang masak untuk
keluarga sedangkan kebersihan diri seperti mandi dua kali dalam sehari, gosok gigi jarang dilakukan, cuci
rambut kadang dilakukan.
Dari keluarga tidak ada masalah kecuali Tn. E yang mempunyai masalah dengan system pernafasan
dimana Tn. E sering mengalami sesak dengan respirasi 28 x /menit tensi 140/80 mmHg suhu 36 0C.
1 2 3
C. Tanda-tanda vital
6. Leher
Pergerakan agak kaku reflek
bisep ada, tidak ada sianosis
tangan.
8. Abdomen
- Atas
- Bawah
a. Status emosi
Didalam keluarga tidak ada yang beremosi tinggi, bila ada masalah selalu dibicarakan berdua.
b. Konsep diri
Body Image : Keluarga mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai.
Keluara mempunyai kartu sehat tetapi jarang mendapatan pelayanan kesehatan dari puskesmas dan
petugas kesehatan lainnya.
f. Riwayat keluarga dalam melakukan pelayanan kesehatan keluarga jarang membawa anggotanya ke
puskesmas
B. Analisa Data
Tabel 3.1.
MASALAH MASALAH
DATA
KESEHATAN KEPERAWATAN
- Tanda-tanda vital
Nadi : 84x/menit
Suhu : 360 C
Respirasi : 28x/menit
Penjajakan II Ketidakmampuan
keluarga mengenal
Tn. E tidak tahu tentang penyakit tanda, masalah astma
gejala dan penyebab sehebungan dengan
kurang informasi.
Ketidakmampuan
keluarga dalam
melakukan
perawatan pada
keluarga/ anggota.
C. Skala Prioritas
Tabel 3.2.
Kemungkinan masalah
3. dapat diubah cukup. 2/3x1 2/3
- Masalah berat harus
ditangani keluarga
menyadarinya dan perlu segera
mengatasi masalah tesebut.
Menonjolkan masalah :
JUMLAH 2 1/3
Tabel 3.3.
- Hanya sebagiansumber
Kemungkinan dalam tindakan untuk
2. masalah dapat 1/2x2 1 memecahkan masalah yang
diubah. dapat dijangkau
c. Ketidakmampuan keluarga dalam melakukan perawatan pada Tn. E dengan asthma, berhubungan
dengan ketidaktahuan keluarga tentang cara perawatan penyakit asyhma.
d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan pada anggota
keluarga yang menderita penyakit asthma berhubungan dengan ketidak tahuan keluaraga tentang
pengaruh lingkungan terhadap peningkatan kesehatan pada Tn. E.
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal resiko tinggi terjadinya serangan ulang karena tidak tahu faktor
pencetus asthma.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat tentang cara
pencegahan serangan asthma.