You are on page 1of 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara alami, tubuh memenuhi kebutuhan kolesterol melalui sintesis

endogen ( dalam tubuh) yang terjadi di usus dan kulit dan terutama di hati.

Asetil Ko A merupakan point pertama dari biosintesis koleterol. Sintesis

kolesterol ini dikontrol oleh regulasi enzim HMG-KoA reduktase. Penurunan

sintesis kolesterol pada keadaan lapar, diikuti penurunan aktivitas enzim ini.

Kolesterol sangat bermanfaat bagi pembuatan sel otak.

Pertumbuhan otak bergantung atas aktifnya reseptor khusus di otak oleh

satu bentuk oksidasi kolesterol yang disebut oxysterol. Selain itu, kolesterol

berperan penting dalam proses biokimia, seperti sintesis hormon steroid.

Jika terjadi kelebihan kolesterol dalam tubuh maka harus diupayakan

untuk diturunkan kadarnya. Tindakan menurunkan kadar lipid plasma

merupakan salah satu tindakan yang ditujukan untuk menurunkan resiko

penyulit aterosklerosis.

Adapun latar belakang dilakukannya percobaan ini adalah untuk

mengetahui efektivitas farmakologi yang ditimbulkan oleh obat-obat

antihiperlipidemik, dimana dalam percobaan ini digunakan obat golongan

penghambat HMG KoA reduktase yakni Simvastatin, dan obat golongan

Fibrat yakni Gemfibrozil terhadap hewan coba tikus (Rattus novergicus).


2

penghambat HMG KoA reduktase yakni simvastatin dan obat golongan

fibrat yakni gemfibrozil terhadap hewan coba tikus (Rattus novergicus).

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk

mengetahui dan memahami efek farmakologi yang timbul dari obat

antihiperlipidemik yaitu Gemfibrozil® dan Simvastatin® terhadap hewan

coba tikus (Rattus novergicus).

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk

menentukan efek obat-obat antihiperlipidemik yaitu Gemfibrozil® dan

Simvastatin® terhadap hewan coba tikus (Rattus novergicus).

D. Prinsip Percobaan

Penentuan efek dari obat golongan antihiperlipidemik yaitu

Gemfibrozil® dan Simvastatin® terhadap hewan coba tikus (Rattus

novergicus) yang telah diinduksi kolesterol dan Prophyltiourasil selama satu

minggu dengan parameter pengukuran kadar kolesterol pada menit ke 30,

dan 60.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori

Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolestrol,

kolestrol ester, fosfolipid, atau trigliserid. Hiperlipoproteinemia adalah

meningkatnya konsentrasi makro molekul lipoprotein yang membawa lipid

dalam plasma. Ketidaknormalan lipid plasma dapat menyebabkan

pengaruh yang buruk (predisposition) terhadap koroner, serebro vaskuler,

dan penyakit pembuluh arteri perifer (Elin, 2013).

Kolesterol (Yun.: chole = empedu, stereos = padat) adalah zat

alamiah dengan sifat fisik serua lemak tetapi berumus steroida, seperti

banyak senyawa alamiah lainnya. Kolestrol merupakan bahan bangun

esensial bagi tubuh untuk sintesa zat-zat penting, seperti membran sel dan

bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormone kelamin dan anak

ginjal, vitamin D serta asam empedu. Kolestrol terdapat pula dalam lemak

hewani, kuning telur dan batu empedu (Tan, 2010).

Asteriosklerosis, adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Dikenal 3 bentuk

arteriosklerosis yaitu aterosklerosis, arteriosklerosis Monckeberg dan

arteriosklerosis. Aterosklerosis adalah bentuk arteriosklerosis yang paling

umum ditemukan, ditandai dengan terdapatnya aterom pada bagian intima

arteri yang berisi kolesterol, zat lipoid dan lipofag. Pembuluh darah yang
4

terkena adalah arteri besar dan sedang yaitu pembuluh serebral, vertebral,

koroner, renal, aorta, dan pembuluh di tungkai (Setiawati,2007).

Lipid plasma sebagian besar terdiri dari lipoprotein-kompleks

makromolekul sferis lipid dan protein spesifik (apolipoprotein). Lipoprotein

yang penting secara klinis, yang didata menurut susunan aterogenisitas

yang semakin menurun, adalah lipoprotein densitas sangat rendah (very

low density lipoprotein/VLDL) dan kilomikron, serta HDL. Kejadian PJK

dihubungkan secara positif dengan total yang tinggi dan, bahkan, lebih kuat

lagi dengan peningkatan kolesterol LDL dalam darah. Kebalikan dari

kolesterol LDL, kadar kolesterol LDL yang tinggi mengakibatkan penurunan

resiko penyakit jantung. Penurunan kadar LDL merupakan tujuan utama

terapi penurunan kolesterol (Harvey, 2013)

Lipoprotein adalah partikel kecil yang komposisinya serupa

kilomikron. Lipoprotein terutama disintesis di hati. Lipoprotein dipakai untuk

transport lemak antar jaringan dan bersirkulasi dalam darah pada tahap

postabsorbtif setelah kilomikron dikeluarkan dari darah. Lipoprotein terbagi

menjadi tiga kelas sesuai dengan densitasnya (Sloane, 2004).

a. VLDL (very low density lipoprotein) mengandung kurang lebih 60%

trigliserida dan 15% kolesterol dan memiliki massa terkecil. VLDL

mentranspor trigliserida dan kolesterol menjauhi hati menuju jaringan

untuk disimpan atau digunakan.

b. LDL (low density lipoprotein) mengandung hamper 50% kolesterol dan

membawa 60% sampai 70% kolesterol plasma yang disimpan dalam

jaringan adipose dan otot polos. Konsentrasinya bergantung pada


5

banyak faktor, tetapi terutama pada factor asuan makanan yang

mengandung kolesterol dan lemak jenuh. Konsentrasi LDL tingg dalam

darah dihubungkan dengan insidensi tinggi penyakit jantung koroner.

c. HDL( high density lipoprotein) mengandung 20 % kolesterol, kurang dari

5% trigliserida, dan 50% protein dari berat molekulnya. HDL penting

dalam pembersihan trigliserida dan kolesterol dari plasma karena HDL

membawa kolesterol kembali ke hati untuk proses metabolism bukan

untuk disimpan dalam jaringan lain. Konsentrasi HDL tinggi dalam darah

dihubungkan dengan insidensi rendah penyakit jantung koroner.

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu ( Aru,2007):

1. Jalur metabolisme eksogen

Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan

kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga

terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi dalam empedu ke usus

halus. Baik lemaka di usus halus yang berasal dari makanan maupun

yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserida dan kolesterol

dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus.

Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedangkan

kolesterol sebagai koleterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas

akan diubah menjadi trigliserida sedangkan kolesterol akan mengalami

esterfikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama dengan

fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein dikenal dengan

kilomikron. Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya

melalui duktus torasikus akan masuk kedalam aliran darah. Trigliserida


6

dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase

yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas. Asam lemak

bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali ke jaringan lemak

(adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagia akan

diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserida hati.

Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserida akan

menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan

dibawa ke hati.

2. Jalur metabolisme endogen

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke

dalam sirkulasi sebagian lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang

terkandung dalam VLDL adalah apolipoproteim B100. Dalam sirkulasi,

trigliserida VDLD akan mengalami hidrolisis oleh enzi, lipoprotein

lipase(LPL), VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami

hidrolisis dan akan menjadi LDL. Sebagian VLDL, IDL dan LDL akan

diangkut kolesterol ester kembali ke hati. Sebagian dari kolesterol di LDL

akan dibawa ke hati dan jaringan steroidgenik lainnya seperti kalenjar

adrenal, testis dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol

LDL. Sebagian lagi dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan

ditangkap oleh reseptor scavenger A (SR-A) di makrofag dan akan

menjadi sel busa. Makin banyak kadar kolesterolLDL dalam plasma

makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel

makrofag, jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar

kolesterol yang terkandung di LDL. Beberaa akan mempengaruhi tingkat


7

oksidasi seperti meningkatnya jumlah LDL, kadar kolesterol HDL ketika

tinggi akan bersifat protektif terhadap oksidasi LDL.

3. Jalue reverse cholesterol transpor

HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang

mengandung apolipoprotein( apo) A,C dan E; dan disebut HDL nascent.

HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk

gepeng dan mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent akan

mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di

makrofag. Setelah mengambil koleterol dari makrofag, HDL nascent

berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat ddi

ambil oleh HDL nascent, kolesterol (kolesterol bebas) dibagian dalam

makrofag harus dibawa adenosine triophosphate-binding cassette

transporter-1 atau disingkat ABC-1. Setelah mengambil kolesterol bebas

akan diesterfikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lechitin cholesterol

acyltransferase(LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang

dibawa oleh HDL akan mengalami dua jalur. Jalur pertana ialah ke hati

dan ditangkap oleh scavebger reseptor class B type 1 dikenal dengan

SR-B1. Jalur kedua adalah kolesterol ester dalam HDL akan

dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan IDL dengan bantun

cholesterol ester transfer protein(CEPT). Dengan demikian fungsi HDL

sebagai “penyerap” kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu

langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk

membawa kolesterol kembali ke hati.

Obat penurun lipid (Neal, 2006):


8

a. Inhibitor HMG KoA reduktase (statin) adalah obat penurun lipid yang

paling baru. Obat ini sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total

dan LDL, dan telah terbukti menurunkan kolesterol total dan LDL, dan

telah terbukti menurunkan angka kejadian penyakit koroner dan

mortalitas total. Statin mempunyai sedikit efek samping dan saat ini

biasanya merupakan obat pilihan pertama. Inhibitor HMG KoA reduktase

memblok sintesis kolesterol dalam hati (yang mengambil sebagian besar

obat). Hal ini menstimulasi ekspresi lebih banyak enzim, cenderung

untuk mengembalikan sintesis kolesterol menjadi normal bahkan pada

saat terdapat obat.

b. Resin pertukaran onion. Kolestiramin dan kolestipol adalah bubuk yang

digunakan dengan cairan. Kedua obat ini meningkatkan ekskresi asam

empedu. Penurunan konsentrasi kolesterol hepatosit menyebabkan

kompensasi peningkatan aktivitas HMG KoA reduktase dan jumlah

reseptor LDL.

c. Asam nikotinat mengurangi pelepasan VLDL dan kemudian menurunkan

trigliserida plasma (sekitar 30-50%). Asam nikotinat juga menurunkan

kolesterol (sebanyak 10-20%) dan meningkatkan HDL.

d. Fibrat (misalnya gemfibrozil, bezafibrat) menghasilkan penurunan ringan

pada LDL (sekitar 10%) dan peningkatan HDL (sekitar 10%). Sebaliknya,

fibrat menyebabkan penurunan yang bermakna pada trigliserida plasma

(sekitar 30%).

e. Inhibitor ada absorpsi kolesterol usus. Ezetimib menurunkan penyerapan

kolesterol (dan fitosterol) dan menurunkan kolesterol LDL sekitar 18%


9

dengan sedikit perubahan pada kolesterol HLD. Hal ini mungkin sinergis

dengan statin sehingga menjadi terapi kombinasi yang baik.

f. Lain-lain

Neomisin sulfat yang diberikan per oral dapat menurunkan kadar

kolesterol dengan cara mirip resin yaitu membentuk kompleks tidak larut

dalam asam empedu. Efek penurunan kolesterol neomisin bersifat

sedang, pada pemberian 2 g/hari dalam dosis terbagi menurunkan LDL

dan kolesterol total sebanyak 10-30%, tanpa mengubah kadar trigliserid.

Obat ini dapat diberikan tunggal atau bersama obat lain dengan indikasi

serupa dengan resin (Marjono, 2004).

B. Uraian Bahan dan Obat

1. Uraian Bahan

1. Na CMC(Ditjen POM,1979)

Nama resmi : NATRII CARBOXYMETHYL CELLULOSUM

Nama lain : Natrium karboksimetil sellulosa

BM : 90.000 -700.000

Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau kuning gading, tidak

berbau atau hamper tidak berbau hidrofilik.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, tidak larut dalam

etanol 95% P dan pelarut organic lain.

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai obat control dan pensuspensi obat Na.CMC

2. Propiltiourasil (Ditjen POM,1979)

Nama Resmi : PROPYLTHIOURACILUM


10

Nama lain : Propiltiourasil

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur,putih atau putih

gading muda, tidak berbau rasa pahit.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, agak sukar larut

dalam etanol, larut dalam larutan alkali

hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Penginduksi kenaikan kadar kolesterol.

2. Uraian Obat

1. Gemfibrozil (Ditjen POM, 1995 dan Tan,2010)

Nama : Gemfibrozil

Komposisi : Tiap tablet mengandung 300 mg

gemfibrozil

Indikasi : Hiperlipidemia tipe III, IV, dan V yaitu

pasies dengan kadar trigliserida yang lebih

besar dari 750 mg/dl.

Kontraindikasi : Pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan

empedu, wanita hamil dan menyusui.

Efek samping : Gangguan saluran cerna (sakit perut,

diare, mual), peningkatan fasfotase alkali,

peningkatan indeks litogenik dan

pembentukan batu empedu pada

pemakaian jangka panjang.


11

Dosis : 600 mg 2 kali sehari diberikan setengah

jam sebelum makan pagi dan makan

malam.

Farmakodinamik : Menurunkan trigliserida dalam plasma

sehingga produksi VLDL dan apo-protein B

dalam hati menurun. Meningkatkan

aktivitas lipoprotein lipase sehingga

sehingga bersihan partikel kaya triglisrida

meningkat juga meningkatkan kadar HDL.

Farmakokinetik : Kadrar puncak dalam plasma dan darh

dicapai dalam 1-2 jam dan keadaan

mantap tercapai dalam 4-7 hari pada

pemberian 2 kali 600 mg sehari.

Dieksresikan secara utuh terutama dalam

urine. Waktu paruh 1,5 jam.

2. Simvastatin (Ditjen POM, 1995 dan Tan 2010)

Nama : Simvastatin

Komposisi : Tiap kapsul mengandung 10 mg

simvastatin

Indikasi : Efektif pada semua jenis hiperlipidemia.

Kontraindikasi : Wanita hamil dan menyusui dan anak-

anak.

Efek samping : Kelainan fungsi hati, pada otot terjadi

miopati dan rhabdimiolisis, insufiensi ginjal


12

atau nyeri otot, loyo, lemas yang

bermakna dan sindrom hipersensitivitas.

Dosis : 20 mg per oral dan dapat dinaikkan

menjadi 20 mg per orak 2 X sehari dan bila

perlu menjadi 40 mg per oral 2 X sehari.

Farmakodinamik : Memperantasi langkah pertama

biosintesis sterol, meningkatkan afinitas

reseptor LDL yang tinggi dan menghambat

HMGCoA reduktase.

Farmakokinetik : Diabsorbsi 30-50% pada pemberian oral.

Mengalami proses biotransformasi dan

eksresi terutama lewat empedu dan feses

tetapi pengeluaran melalui urine juga

terjadi. Waktu paruh 1,5-2 jam.

C. Uraian Hewan

A. Klasifikasi Hewan Coba (itis.gov)

Tikus (Rattus norvegicus)

Kingdom : Animalia

Filum : Cordata

Class : Mamalia

Sub Class : Theria

Infra Class : Eutheria

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae
13

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus

B. Karakteristik Hewan Coba (Malole, 1989)

Berat badan dewasa : Jantan: 20 – 40g, betina: 18 – 35g

Mulai dikawinkan : 8 minggu (jantan dan betina)

Lama kehamilan : 19 – 21 hari

Jumlah pernapasan : 140-180/menit, turun menjadi 80 dengan

panestesi, naiksampai 230 dalam stress.

Tidal volume : 0,09 - 0,23

Detak jantung : 600-650/menit, turunpmenjadi 350 dengan

anestesi, naiksampai 750 dalam stress.

Volume darah : 76-80 ml/kg

Tekanandarah : 130-160 siistol; 102-110 diastol, turunmenjadi

110 sistol, 80 diastoldengananestesi.

Kolesterol : 26,0-82,4 mg/100 mL.


14

BAB III

METODOLOGI KERJA

A. Alat dan Bahan

A. Alat yang digunakan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah

gunting, kanula, medikal cek nesco, reistrener dan spoit.

B. Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah

Gemfibrozil®, kolesterol, dan Simvastatin®.

B. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Obat

a. Simvastatin®

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang Simvastatin® sebanyak 16,927 gram

3. Dimasukkan ke dalam kertas perkamen

4. Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, kemudian dilarutkan

dengan Na.CMC lalu dicukupkan sampai batas tanda.

b. Gemfibrozil®

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang Gemfibrozil® sebanyak 16,992 gram

3. Dimasukkan ke dalam kertas perkamen

4. Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, kemudian dilarutkan

dengan Na.CMC lalu dicukupkan sampai batas tanda.


15

2. Perlakuan Hewan Coba

a. Disiapkan 2 ekor tikus dan bahan yang di perlukan.

b. Masing-masing hewan coba tikus diambil darah awal pada ekor

c. Diukur kadar kolesterol awal dengan alat uji kolesterol

d. Kemudian diberi makanan peningkat kolesterol selama 7 hari

e. Pada hari ke 8 diambil darah pada ekor tikus, lalu diukur kadar

kolesterol sebelum pemberian obat antihiperlipidemik dengan alat uji

kolesterol

f. Tikus I dengan berat 288 gram diberikan Gemfibrozil sebanyak 7,2

mL. Tikus ke II dengan berat 173 gram diberikan Simvastatin

sebanyak 4,3 mL.

g. Masing-masing tikus yang telah diberikan obat diamati kadar

kolesterol induksi pada menit ke 30 dan 60.

h. Dicatat hasil yang di dapat.


16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada percobaan ini telah dilakukan pengujian obat-obat

antihiperlipidemik yakni Gemfibrozil dan Simvastatin yang dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Kadar
Kadar Kadar
kolesterol
Obat BB Vp kolesterol kolesterol
induksi
awal induksi
30’ 60’
195 135 120
Gemfibrozil 288 g 7,2 mL 189 mg/dL
mg/dL mg/dL mg/dL
199 128
Simvastatin 173 g 4,3 mL 178 mg/dL
mg/dL mg/dL

B. Pembahasan

Hiperlipidemik merupakan suatu keadaan dimana terjadinya

peningkatan kadar lipid atau lemak darah melebihi normalnya yang

disebabkan oleh pola hidup dan pola makan yang tidak higenis.

Pada percobaan ini digunakan obat Simvastatin dan Gemfibrozil.

Dimana simvastatin termasuk golongan obat yang menghambat HMG KoA

reduktase yang memilki makanisme kerja menghambat HMG KoA

reduktase dan mengubah asetil Koa menjadi asam mevaloat. Simvastatin

jelas menginduksi seatu peningkatan reseptor LDL dengan afinitas tinggi


17

efek tersebut meningkatkan kecepatan eksresi LDL oleh hati,

sehinggamengurangisimpanan LDL plasma.

Sedangkan Gemfibrosil termasuk golongan obat fibrat yang memilki

mekanisme menurunkan trigliserida dalam plasma sehingga produksi VLDL

dan apo-protein B dalam hati menurun. Meningkatkan aktivitas lipoprotein

lipase sehingga sehingga bersihan partikel kaya triglisrida meningkat juga

meningkatkan kadar HDL.

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah menentukan efek obat-

obat antihiperlipidemik yaitu Gemfibrozil dan Simvastatin terhadap hewan

coba tikus (Rattus novergicus).

Pada percobaan ini diperiksa kolesterol hewan coba kemudian

dilakukan praperlakuan selama 1 minggu dengan pemberian PTU dan

kolesterol pada hewan coba tikus. Kegunaan PTU yaitu sebagai

penginduksi kenaikan kolesterol untuk hewan coba. Setelah satu minggu,

diperiksa kembali kolesterolnya lalu diberikan obat Gemfibrozil dan

Simvastatin. Kemudian tikus diukur kembali kadar kolesterol induksinya

pada menit ke 30 dan ke 60.

Tikus I diberikan obat Gemfibrozil. Gemfibrozil merupakan obat

golongan Fibrat bekerja dengan cara menurunkan trigliserida dalam plasma

sehingga produksi VLDL dan apo-protein B dalam hati menurun.

Meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel kaya

trigliserida meningkat, juga meningkatkan kadar HDL.

Tikus I dengan berat 288 gram yang diberikan obat Gemfibrozil

sebanyak 7,2 mL, memiliki kadar kolesterol awal yakni 189 mg/dL. Setelah
18

diberikan kolesterol , kadar kolesterol hewan coba tikus meningkat menjadi

195 mg/dL. Lalu setelah diberikan obat Gemfibrozil, kadar kolesterol induksi

tikus menurun, didapatkan pada menit ke 30 yaitu 135 mg/dL dan pada

menit ke 60 yaitu 120 mg/dL. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa

obat Gemfibrozil memiliki efek antihiperlipidemik yang dilihat dari

penurunan kadar kolesterol induksi terhadap hewan coba tikus.

Simvastatin merupakan obat golongan Inhibitor HMG KoA reduktase

(statin). Obat ini sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total dan LDL,

dan telah terbukti menurunkan kolesterol total dan LDL, dan telah terbukti

menurunkan angka kejadian penyakit koroner dan mortalitas total.

Tikus II dengan berat 173 gram diberikan obat Simvastatin sebanyak

4,3 mL, memiliki kadar kolesterol awal yakni 178 mg/dL. Setelah diberikan

kolesterol, kadar kolesterol tikus meningkat menjadi 199 mg/dL. Setelah itu

diberikan obat Simvastatin, kadar induksi kolesterol tikus mengalami

penurunan, didapatkan pada menit ke 30 yakni 128 mg/dL. Berdasarkan

data tersebut dapat dilihat bahwa obat Simvastatin memiliki efek

antihiperlipidemik yang dilihat dari penurunan kadar kolesterol induksi

terhadap hewan coba tikus.


19

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah obat

Gemfibrozil dan Simvastatin memiliki efek farmakologis dapat menurunkan

kadar kolesterol terhadap hewan coba tikus yang sebelumnya telah

diberikan kolesterol dan diinduksikan Propiltiourasil selama 1 minggu.

B. Saran

Diharapkan agar asisten tetap mempertahankan cara membimbing

para praktikan, bahkan jika bisa dapat ditingkatkan lagi.


20

DAFTAR PUSTAKA

Aru, Sudoyo W. 2007. Buku Ajar Penyakit Dalam. FKUI : Jakarta

Dirjen POM, 1995. “Farmakope Indonesia Edisi V”. Departemen Kesehatan


RI : Jakarta

Elin.,dkk.2013. ISO Farmakoterapi. ISFI: Jakarta.

Harvey,Richard A. 2013. Farmakologi ulasan bergambar. EGC:Jakarta

Malole, Sri Utami Pramono, C. 1989., Penggunaan Hewan-Hewan Coba di


Laboratorium. Jawa Barat : Insitut Pertanian Bogor.
Marjono, Mahar. 2004. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI :
Jakarta.

Maskoeri, Jasin, 1987. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata.


Sinar Wijaya : Surabaya

Neal, M.J.,2006.”At a Glance Farmakologi Medis”. Erlangga.,Jakarta.

Setiawati,A., dan Gan, S., 2007., Obat Otonom Dalam Buku Farmakologi
dan Terapi Edisi V. Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran UI : Jakarta.

Sloane,Ethel.,2004., Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku


Kedokteran EGC : Jakarta.

Tjan,Hoan,Tan. 2010. Obat-Obat Penting Edisi II. PT. Gramedia: Jakarta.


21

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

Pra perlakuan

Disiapkan alat dan bahan serta hewan coba (tikus)

Diukur kadar kolesterol awal tikus

Diberi kolesterol dan diinduksikan PTU selama 1 minggu

Perlakuan

Diukur kadar kolesterol tikus

Diinduksikan Gemfibrozil (tikus I) dan Simvastatin (tikus II)

Diukur kadar kolesterol induksi pada menit ke 30 dan 60.

B. Perhitungan Dosis

a. Gemfibrozil

Dosis obat = 300 mg

Berat etiket = 200 mg

Berat rata-rata = 413,38 mg

Penyelesaian:

300mg
 Dosis umum manusia = = 5 mg/kgBB
60kgBB
22

37
 Dosis umum tikus = 5 mg/kgBB× = 30,833 mg/kgBB
6

30,833mg
 Dosis max tikus = × 200 gr = 6,166 mg
1000 gr

10 mL
 Larutan stok = × 6,166 mg = 12,332 mg/10 mL
5mL

12,332mg
 Berat yang ditimbang = × 413,38 = 16,992 mg
300mg

b. Simvastatin

Dosis obat = 20 mg

Berat etiket = 10 mg

Berat rata-rata = 205,93 mg

Penyelesaian:

20mg
 Dosis umum manusia = = 0,333 mg/kgBB
60kgBB

37
 Dosis umum tikus = 0,333 mg/kgBB× = 2,055 mg/kgBB
6

2,055mg
 Dosis max tikus = × 200 gr = 0,411 mg
1000 gr

10 mL
 Larutan stok = × 0,411 mg = 0,822 mg/10 mL
5mL

0,822mg
- Berat yang ditimbang = × 205,93 mg = 16,927 mg
10mg

You might also like