You are on page 1of 3

Masalah kesehatan pada tenggorokan yang terbanyak ditemukan ialah peradangan.

Sekitar 80% radang


tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya 10-20% disebabkan oleh bakteri. Peradangan yang sering
ditemukan pada tenggorokan ialah tonsilitis

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Penyebaran
infeksi melalui udara ( air borne droplets), tangan dan ciuman, Dapat terjadi pada semua umur,
terutama pada anak ( Soepardi, 2008).

Faktor pencetus yang dapat mengakibatkan anak mengalami tonsillitis harus dihindari. Oleh
karena itu anak-anak dengan riwayat pernah menderita tonsillitis diusahakan untuk menghindari faktor
pencetus dengan cara minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam,
menghidari minum minuman dingin, sirup, es krim, gorengan, makanan awetan yang diasinkan, manisan
dan makanan yang pedas (Qimindra, 2007).Tonsilitis juga merupakan salah satu penyebab
ketidakhadiran anak di sekolah (Mohan, dkk., 2014).

Anak adalah

anak tidak menyadari bahwa tonsil mereka telah mengalami hipertrofi, bahkan sebagian dari mereka
telah lama merasakan gejala tonsilitis yang sifatnya selalu berulang seperti nyeri saat menelan yang
disertai demam pada tubuh. Hipertrofi tonsil dapat menyebabkan sumbatan jalan napas, sleep apnea,
gangguan menelan, gangguan berbicara dan cor pulmonale, menimbulkan maloklusi gigi dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial (Rusmarjono dan Soepardi, 2008)

Menurut departemen kesehatan kalimatan tengah sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 tidak
ditemukan penyakit tonsillitis di Kabupaten Kotawaringin Timur. Menurut depatemen kesehatan
kalimtan timiur Jumlah kasus tonsilitis meningkat dari tahun 2012 sebesar 11 kasus menjadi 42 kasus
pada tahun 2013. Menurut data Departemen Kesehatan RI, penyakti infeksi masih
merupakan masalah utama di bidang kesehatan. Angka kejadian penyakit tonsilitis di
Indonesia sekitar 23%
Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di beberapa provinsi di Indonesia pada bulan
September tahun 2015, prevalensi tonsilitis tertinggi setelah nasofaringitis yaitu sebesar 4,8%.
Berdasarkan data dari rekam medik di Puskesmas panca jaya muara kaman, diketahui jumlah penderita
tonsillitis sebanyak 54 orang pada tahun 2016. Data bulan Januari sampai bulan April 2017, tercatat 25
anak penderita tonsillitis. Diketahui pula bahwa penderita tonsilitis mengalami panas tinggi dengan suhu
39°C, nyeri waktu menelan dan nafsu makan menurun.

Wilayah kerja Puskesmas panca jaya muara kaman terdiri 4 Desa. Berdasarkan hasil survei awal di
Puskesmas panca jaya muara kaman pada Bulan Desember 2016 didapatkan data bahwa sebagian besar
penderita mengalami tonsillitis karena kebiasaan mereka mengkonsumsi makanan seperti goreng-
gorengan, makanan pedas dan juga minuman yang dingin seperti es

Melihat semakain berkembangnya penderita tonsilitas maka peneliti tertarik untuk


melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Predisposisi Terjadinya Tonsilitis
Di Poli THT Rumah Sakit Umum Propinsi Sulawesi Tenggara”.

You might also like