You are on page 1of 20

PROPOSAL PENYULUHAN

GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK BALITA

Disusun Oleh:
MAHASISWA STIKES AWAL BROS BATAM

STIKes AWAL BROS BATAM PROGRAM STUDI PROFESI NERS


Jl. Gajah Mada Kav.1 Telp. (0778) 429535
KOTA BATAM
Penyuluhan : Gizi Seimbang Untuk Anak Balita

A. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang
anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan
ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan.
Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara
psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa.
Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera
mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk
sekali-kali menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak.
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan
yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan
otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah
makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan makanan sumber zat gizi yang baik.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang gizi seimbang untuk anak balita
selama 1 x 60 menit keluarga (ibu) mengetahui makanan yang baik untuk masa
pertumbuhan anak balita dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan gizi, maka Ibu mampu melakukan hal-hal
berikut :
a. Ibu dapat menjelaskan peranan makanan bagi anak balita
b. Ibu dapat menjelaskan kebutuhan gizi balita
c. Ibu dapat membuat menu makanan balita

C. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan “Gizi Seimbang untuk Anak Balita” adalah:
1. Sasaran primer kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita di
lingkungan RT 03 Panunggangan.
2. Sasaran sekunder kegiatan penyuluhan ini adalah kader posyandu yang ada di wilayah
RT 03 Panunggangan.

D. Media Penyuluhan
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan “Gizi Seimbang untuk Anak
Balita” adalah :
1. LCD (Power Point)  Laptop, Roll Kabel, In Fokus
2. Food Model
E. Metode Penyuluhan
Metode yang akan digunakan dalam penyuluhan “Gizi Seimbang untuk Anak
Balita” adalah :
1. Ceramah
2. Praktek
3. Tanya Jawab
4. Diskusi

F. Waktu dan Tempat


Kegiatan penyuluhan gizi dengan tema “Gizi Seimbang untuk Anak Balita” ini
akan dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 9 April 2018
Waktu : Pukul 10.00
Tempat : Balai posyandu RT 03 Panunggangan

G. Rencana Anggaran
Terlampir pada Lampiran 1

H. Materi Penyuluhan
Materi yang akan kami sampaikan pada penyuluhan “Gizi Seimbang untuk Anak
Balita” adalah sebagai berikut :
1. Definisi Gizi Seimbang
2. Karakteristik Balita
3. Peran Makanan bagi Balita
4. Kebutuhan Gizi Balita
5. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
6. Syarat Makanan Balita
7. Menu Makanan Balita
8. Makanan Selingan untuk Balita
Ulasan tentang materi penyuluhan terlampir pada Lampiran 2.
I. Deskripsi Kerja Kegiatan Penyuluhan
Terlampir pada Lampiran 3.

J. Setting Tempat dan Pengorganisasian


Terlampir pada Lampiran 4.

K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Proposal dan SAP sudah siap 1 minggu sebelum penyuluhan.
b. Media (Laptop, LCD, Leaflet dan Lembar pertanyaan) dan tempat sudah siap
c. Pengorganisasian sudah tersusun.
d. Penyaji sudah menyiapkan mater dan study case.
e. Moderator dan sekretaris sudah siap.
f. Peserta siap mengikuti penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan gizi mengenai “Gizi Seimbang untuk Anak Balita” berjalan dengan
lancar
b. Peserta (ibu) mengerti tentang materi penyuluhan yang diberikan
c. Selama penyuluhan dilaksanakan diharapkan terjadi interaksi yang positif antara
penyuluh dengan ibu balita, ditandai dengan keaktifan masyarakat dalam bertanya
d. Adanya kemauan ibu balita untuk mendengarkan dengan baik
e. Kehadiran peserta diharapkan tidak kurang dari 80%, ibu balita hadir tepat waktu
dan tidak meninggalkan ruangan saat penyuluhan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti setidaknya 80% dari semua materi yang telah
disampaikan dengan kriteria:
 Menjelaskan kembali peranan gizi seimbang bagi balita.
 Menyebutkan kebutuhan gizi balita.
 Menyebutkan penyebab KEP pada balita.
 Menyusun menu sederhana untuk balita.
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pentingnya pemenuhan gizi
seimbang bagi balita sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk menekan angka kejadian KEP pada balita.
L. Penutup
Demikian proposal kegiatan penyuluhan gizi dengan tema “Gizi Seimbang bagi
Anak Balita” di lingkungan wilayah PamRT 03 Panunggangan yang kami susun dan
kami ajukan. Kami berharap agar acara mahasiswa jurusan Ners Stikes Awal Bros Batam
dapat berjalan dengan lancar.
Semoga penyuluhan ini dapat memberikan manfaat dan dapat menyelamatkan
generasi baru yang akan datang. Atas partisipasi dan kerjasama dari semua pihak, kami
ucapkan terima kasih.
Lampiran 1
RENCANA ANGGARAN
Pemasukan
Dana Iuran Mahawiswa @50.000 x 25 = Rp 1.250.000
+
Total Rp 1.250.000

Pengeluaran
Konsumsi peserta 100 x Rp 5.000 = Rp 500.000
Konsumsi panitia Aqua 2dus x Rp 40.000 = Rp 80.000
Balon untuk anak = Rp 50.000
Doorprize 10 paket x Rp 20.000 = Rp 200.000
Lain-lain ( Food Model ) = Rp 100.000
+
Total Rp 930.000
Lampiran 2
MATERI PENYULUHAN GIZI
GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK BALITA

A. DEFINISI
Gizi seimbang balita adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui
makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif dan sehat optimal, serta tak terganggu penyakit
atau tubuh tetap sehat.
B. KARAKTERISTIK BALITA
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan
dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang
masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali
makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang
diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
C. PERAN MAKANAN BAGI BALITA
Makanan sebagai sumber zat gizi. Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi,
yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita
sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur :
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein.
Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih
besar daripada orang dewasa.
2. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut
dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
D. KEBUTUHAN GIZI BALITA
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara
kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis
kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya
harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Kebutuhan gizi balita
sesuai dengan penggolongannya sebagai berikut :
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa,
sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan
semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
2. Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya
relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang
usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
3. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya
usia.
Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan
dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
E. KEKURANGAN ENERGI DAN PROTEIN (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :
1. Makanan yang tersedia kurang mengandung energy
2. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus
terganggu
4. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi
dengan asupan yang memadai.
Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering
yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi
badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi
dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak
menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak
tidak kurus.
Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:
1. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis
2. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu
sehingga anak menjadi tertekan
3. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
4. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak
sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
5. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang
tuanya.
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan (faktor organis, faktor
psikologis, atau faktor pengaturan makanan):
1. Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhkan
penyakitnya melalui dokter.
2. Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:
- Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat
menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.
- Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat
memberi makan anak.
- Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga
waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya
dengan makan bersama keluarga (orangtua)
- Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya
dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.
3. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal
berikut ini :
- Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar
lapar dan haus
- Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak
menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.
- Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh
orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi
kandungan gizi maupun kebersihannya.
- Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan
kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih.
- Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan
dan perkembangan anak.
F. SYARAT MAKANAN BALITA
1. Mengandung energy dan semua zat gizi yang dibutuhkan sesuai dengan umur
2. Susunan hidangan disesuaikan dengan selera serta daya terima balita
3. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan
4. Konsistensi biasa dan mudah dicerna
5. Tidak berbumbu tajam dan bersantan kental/berlemak
6. Makanan harus bersih dan bebas kuman
G. MENU MAKANAN BALITA
Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak.
Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain
dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut:
1. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas
ketiga golongan bahan makanan tersebut.
2. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang
diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:
 Pagi hari waktu sarapan.
 Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
 Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
 Pukul 16.00 sebagai selingan
 Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
 Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
 Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.
Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun. Perlu
diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu
jauh) :
• Pukul 06.00 : Susu
• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 14.00 : Susu
• Pukul 16.00 : Makanan selingan
• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
• Pukul 20.00 : Susu.
H. MAKANAN SELINGAN BALITA
Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung
zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu
diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan
keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertumbuhan sel otak akan
berhenti pada usia 3-4 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang
telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan
lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan
orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam
hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat
dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di
sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan
pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan
karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun
tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu
sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran,
tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
a. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan
selingan.
b. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan
malam).
c. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.
Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis
dibandingkan jika dibeli di luar rumah.
Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap
gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini
jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-
manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan
menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat
terserang penyakit tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2011 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi
Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September
2012 .
Santosa, Sugeng. 2014. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas
Kedokteran UI.
Lampiran 3
DESKRIPSI KERJA KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Tahap Materi Penyaji Target Sasaran
1 10 menit Pembukaan :  Menyampaikan :  Menjawab salam
a. Salam pembuka salam pembuka,
b. Perkenalan maksud dan tujuan  Memperhatikan
c. Menyampaikan tujuan serta kontrak waktu
d. Kontrak waktu pelaksanaan  Mengikuti
e. Melakukan apersepsi kegiatan kepada penyuluhan
peserta penyuluhan
dengan bahasa yang
sopan dan jelas serta
penggunaan kata
yang efisien.

 Menanyakan
beberapa pertanyaan
seputar opini peserta
mengenai topik,
contoh : makanan
yang disuapkan
kepada balitanya
siang tadi.

2 25 menit Kegiatan Inti :  Menyampaikan  Menyimak dan


a. Penyampaian materi materi dengan jelas memperhatikan
dengan metode dan tepat sesuai penyuluhan
ceramah dengan metode yang dengan baik dan
b. Penguraian materi : dipilih antusias.
Definisi Gizi
Seimbang,  Menyampaikan
Karakteristik Balita, materi dengan
Peran Makanan bagi efisien mencegah
Balita, Kebutuhan kekurangan waktu
Gizi Balita,
Kekurangan Energi  Memanfaatkan
dan Protein (KEP), semua media yang
Syarat Makanan tersedia untuk
Balita, Menu menyampaikan
Makanan Balita, materi dengan baik.
Makanan Selingan
untuk Balita
c. Praktek pembuatan
menu dengan food
model

3 5 menit Sesi tanya jawab :  Melalukan dialog  Peserta


a. Membuka pertanyaan interaktif dengan penyuluhan
atau peserta penyuluhan. bertanya dan
b. Memberi pertanyaan berdialog
 Menanyakan tentang materi
beberapa pertanyaan penyuluhan.
singkat kepada
pasien tentang
materi penyuluhan
untuk mengetahui
feed back.

4 15 menit Diskusi :  Menjelaskan  Menjawab studi


a. Menjawab kembali materi yang kasus dari
pertanyaan peserta berkaitan dengan peserta lain
penyuluhan yang pertanyaan
berkaitan dengan  Memperhatikan
materi yang belum  Mendiskusikan penjelasan
jelas. dengan peserta lain : penyaji/peserta
meminta peserta lain lain
untuk menjawab

5 5 menit Penutup :  Menyampaikan  Bersama penyaji


a. Menyimpulkan kesimpulan dengan menyimpulkan
materi yang singkat dan jelas materi.
didiskusikan  Membuat
b. Mengakhiri kegiatan kesepakatan  Mengerti dan
dengan salam mempunyai
 Menyampaikan pengetahuan
salam penutup dan baru tentang
ucapan terimakasih materi
dengan sopan dan penyuluhan
jelas. ditandai dengan
hampir
keseluruhan
peserta dapat
menjawab studi
kasus.

 Menjawab
salam
Lampiran 4
SETTING TEMPAT DAN PENGORGANISASIAN
Lokasi : Balai Posyandu

LCD Proyektor
Food
model Penyaji
Moderator

& Notulis

Peserta

Entri&Exit

Penyaji : Agny Dwi Permatasari


Moderator : Rolis Setyowati & Rumata Mestika Silaban
Notulis : Rizka Meidina Famela & Ariestantriya Herkis Handayani
Peserta : Ibu-ibu warga RT 03 Penunggangan Tangerang
STRUKTUR ACARA
Ketua : Miftahul Khusna
Wakil : Berty
Bendahara : Warsini
Seksi Konsumsi :
1. Defiyanti ( PIC )
2. Dwi okta
3. Karnies
4. Juliani Bukit
5. Erni Susilowati
6. Iin Indriani
Seksi Perlengkapan:
1. Mega Nadia ( PIC )
2. I Ketut Astawa
3. Zahruddin
4. Ayu Indra Nirmala
5. Komala Sagala
Seksi Humas :
1. Siti khusnul Khotimah ( PIC )
2. Venty
Seksi Dokumentasi :
1. Ady Setyo Prastowo
Seksi Kebersihan :
1. Evita Nora ( PIC )
2. Agung wiji
3. Ari wahyu
4. Seluruh mahasiswa
MAKANAN UNTUK PESERTA POSYANDU
1. Susu Indomilk kecil
2. Roti bungkusan
3. Buah Pisang
4. Agar-agar
5. Telur rebus

You might also like