Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 2
Nama Anggota :
Malsiana (04121003039)
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan adalah sebuah proses yang pasti dialami semua orang,hal ini berarti
perubahan pada fisiologi dan anatomi jantung juga akan terjadi pada semua orang.
Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin
menurun. Usia lanjut adalah usia yang sangat renta terhadap berbagai penyakit.
Pada umumnya yang mendasari penyakit disaat lanjut usia adalah akibat dari sisa
penyakit yang pernah diderita di usia muda, penyakit karena akibat kebiasaan
dimasa lalu (seperti: merokok, minum alkohol dan sebagainya) dan juga penyakit
tertentu yang mudah sekali menyerang saat usia lanjut.
Tak heran bila pada usia lanjut,semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena
tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu.
Penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular pada lansia mempunyai
penyebab yang multifaktorial yang saling tumpang tindih. Untuk itu kita harus
terlebih dahulu memahami mengenai konsep faktor risiko dan penyakit degeneratif.
Faktor risiko adalah suatu kebiasaan,kelainan dan faktor lain yang bila
ditemukan/dimiliki seseorang akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna
lebih berpeluang menderita penyakit degeneratif tertentu. Penyakit degeneratif
adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan
satu faktor risiko atau lebih,di mana faktor-faktor risiko tersebut bekerja sama
menimbulkan penyakit degeneratif itu. Penyakit degeneratif itu sendiri dapat
menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain. Misalnya: penyakit jantung
dan hipertensi merupakan faktor resiko stroke.
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang
(Rikesdas, 2013). Hipertensi menjadi silent killer karena sebagian besar kasus tidak
menunjukan gejala apapun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan
serangan jantung yang menyebabkan penderitanya meninggal. Menurut WHO dan
The International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta
penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap
tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan
secara adekuat. Studi berkesinambungan dari Monitoring Trends and Determinants
of Cardiovascular Disease (MONICA) Jakarta melaporkan adanya
peningkatanprevalensi hipertensi pada populasi Indonesia dari 16,9%(tahun 1993)
menjadi 17,9% (tahun 2000).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pembuluh darah
a. Arteri
Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluruh bagian dan alat tubuh. Arteri mempunyai diding berlapis
3, yaitu :
1) Tunika intima/eksterna : lapisan yang paling dalam sekali yang
berhubugan dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
2) Tunika media : lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang
sifatnya elastic dan termasuk otot polos.
3) Tunika eksterna/ adventisia : lapisan yang paling luar sekali terdiri
dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri.
Arteri yang paling besar di dalam tubuh yaitu :Aorta
Merupakan pembuluh darah arteri besar yang keluar dari jantung
bagian ventrikel sinistra melalui aorta asendens lalu membelok
kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun sepanjang
kolumna vertebralis menembus diafragma lalu menurun ke bagian
perut
b. Vena
Merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian/ alat-alat
tubuh masuk kedalam jantung. Vena yang masuk ke jantung yaitu:
1) Vena cava superior
Pembuluh darah yang mengalirkan darah ke atrium dekstra yang
datang dari tubuh bagian atas.
2) Vena cava inferior
Pembuluh darah yang mengalirkan darah ke atrium dekstra yang
datang dari tubuh bagian bawah.
3) Vena pulmonalis
Pembuluh darah yang membawa darah dari paru-paru masuk ke
atrium sinistra
D. Perubahan system Kardiovaskuler pada lansia
1. Jantung
Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Disertai dengan
bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya perubahan
pada dinding media aorta dan bukan merupakan akibat dari perubahan intima
karena aterosklerosis. Perubahan aorta ini menjadi sebab apa yang disebut
isolated aortic incompetence dan terdengarnya bising pada apex cordis.
Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ
tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertropi. Pada umur 30-90 tahun massa
jantung bertambah (± 1gram/tahun pada laki-laki dan ± 1,5 gram/tahun pada
wanita).
Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya
jumlah inti sel dari jaringan fibrosa stroma katup, penumpukan lipid,
degenerasi kolagen dan kalsifikasi jaringan fibrosa katup tersebut. Daun katup
menjadi kaku, perubahan ini menyebabkan terdengarnya bising sistolik ejeksi
pada usia lanjut. Ukuran katup jantung tampak bertambah. Pada orang muda
katup antrioventrikular lebih luas dari katup semilunar. Dengan bertambahnya
usia terdapat penambahan circumferensi katup, katup aorta paling cepat
sehingga pada usia lanjut menyamai katup mitral, juga menyebabkan
penebalan katup mitral dan aorta. Perubahan ini disebabkan degenerasi
jaringan kalogen, pengecilan ukuran, penimbunan lemak dan kalsifikasi.
Kalsifikasi sering terjadi pada anulus katup mitral yang sering ditemukan pada
wanita. Perubahan pada katup aorta terjadi pada daun atau cincin katup. Katup
menjadi kaku dan terdengar bising sistolik ejeksi.
A.PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. Z
2. Umur : 65 tahun
3. Alamat : Ogan Kemiring Ilir
4. Pendidikan : SMP
5. Tanggal masuk panti werdha : 9 Juni 2013
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Suku : Komering
8. Agama : Islam
9. Status Perkawinan : Janda
10. Tanggal Pengkajian : 03 September 2015
5. TINJAUAN SISTEM
Nervus II (Opticus) : Ibu Z sudah tidak dapat melihat jauh tulisan, orang dan
benda-benda yang kecil, tapi Ibu S tidak menggunakan bantuan kacamata.
Nervus VII (Facialis) : Ibu Z dapat, menggerakan alis dan mengerutkan dahi
Nervus XII : Ibu Z dapat berbicara dengan jelas dan lidah berfungsi baik
c. Spiritual
Ibu Z mengatakan selalu menjalankan ibadah sholat lima waktu. Ibu Z
memasrahkan semuanya pada Allah SWT.
b. Barthel index
No. Kegiatan Dengan Mandiri
Bantuan
1. Makan 10
2. Minum 10
3. Berpindah dari kursi roda ke tempat
15
tidur/sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, gosok gigi,
15
menyisir rambut)
5. Keluar masuk toilet (menyeka tubuh,
10
menyiram, mencuci baju)
6. Mandi 15
7. Jalan-jalan di permukaan datar 5
8. Naik turun tangga 10
9. Mengenakan pakaian 10
10. Kontrol BAK 10
11. Kontrol BAB 10
12. Olahraga / latihan 4
13. Rekreasi / pemanfaatan waktu luang 5
Jumlah
Keterangan:
Jumlah skor 129= mandiri
PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
a) Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan
SPMSQ (Short portable Mental Status Questioner)
Benar Salah No Pertanyaan
01 Tanggal berapa hari ini ?
02 Hari apa hari ini ?
03 Apa nama tempat ini ?
04 Dimana alamat anda ?
05 Berapa umur anda ?
06 Kapan anda lahir (minimal tahun
lahir)
07 Siapa presiden indonesia sekarang ini
?
08 Siapa presiden indonesia sebelumnya
?
09 Siapa nama ibu anda ?
10 Kurang 3 dari 20 dan tetap
pengurangan dari setiap angka baru,
semua secara menurun
Interprestasi hasil :
Salah 0-3 = fungsi intelektual utuh
b) Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
NO SYMPTOMP MASALAH
KEPERAWATAN
DO :
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO Perencanaan
Dx.KEPERAWATAN
Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan rasa nyaman 1. Kompres hangat pada 1. Nyeri berkurang jika diberi kompres
1. Tupan :
b.d nyeri ekstremitas, dahi hangat
hipertensi, perubahan Setelah dilakukan 2. Mengajarkan terapi 2. Dengan mengajarkan terapi bekam,
tekanan darah. asuhan keperawatan bekam dengan cara: klien mendapatkan kenyamanan, serta
selama 2minggu klien 1. Siapkan gelas sakit kepala dan nyeri tengkuk yang
stabil. pemantiknya,
dalam keadaan
Tupen : steril yang
sebelumnya dapat
Setelah 4 kali
direndam dalam
kunjungan klien
alkohol kemudian
mampu mengontrol
dikeringkan dan
tekanan darah tetap
dibersihkan dengan
stabil dengan kriteria : kassa/tissu.
2. Bersihkan daerah
1. Kompres hangat
yang di bekam
untuk
dengan kapas/kassa
menghilangkan
yang telah diberi
nyeri
alkohol. Lalu
1. Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung
Seto.
2. Sutisna Hilawan (1992), Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.
3. Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nulia
Medika
4. Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.