You are on page 1of 31

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULAR PADA


LANSIA

KELOMPOK 2

Nama Anggota :

Intan Gandini (04121003013)

Malsiana (04121003039)

Fitri Rahmadani (04121003058)

Tiara Putri Z (04121003063)

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penuaan adalah sebuah proses yang pasti dialami semua orang,hal ini berarti
perubahan pada fisiologi dan anatomi jantung juga akan terjadi pada semua orang.
Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin
menurun. Usia lanjut adalah usia yang sangat renta terhadap berbagai penyakit.
Pada umumnya yang mendasari penyakit disaat lanjut usia adalah akibat dari sisa
penyakit yang pernah diderita di usia muda, penyakit karena akibat kebiasaan
dimasa lalu (seperti: merokok, minum alkohol dan sebagainya) dan juga penyakit
tertentu yang mudah sekali menyerang saat usia lanjut.
Tak heran bila pada usia lanjut,semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena
tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu.
Penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular pada lansia mempunyai
penyebab yang multifaktorial yang saling tumpang tindih. Untuk itu kita harus
terlebih dahulu memahami mengenai konsep faktor risiko dan penyakit degeneratif.
Faktor risiko adalah suatu kebiasaan,kelainan dan faktor lain yang bila
ditemukan/dimiliki seseorang akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna
lebih berpeluang menderita penyakit degeneratif tertentu. Penyakit degeneratif
adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan
satu faktor risiko atau lebih,di mana faktor-faktor risiko tersebut bekerja sama
menimbulkan penyakit degeneratif itu. Penyakit degeneratif itu sendiri dapat
menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain. Misalnya: penyakit jantung
dan hipertensi merupakan faktor resiko stroke.
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang
(Rikesdas, 2013). Hipertensi menjadi silent killer karena sebagian besar kasus tidak
menunjukan gejala apapun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan
serangan jantung yang menyebabkan penderitanya meninggal. Menurut WHO dan
The International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta
penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap
tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan
secara adekuat. Studi berkesinambungan dari Monitoring Trends and Determinants
of Cardiovascular Disease (MONICA) Jakarta melaporkan adanya
peningkatanprevalensi hipertensi pada populasi Indonesia dari 16,9%(tahun 1993)
menjadi 17,9% (tahun 2000).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Kardiovaskuler


System kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah, mengandung 5,5 L
darah laki-laki dengan berat 70 kg. Fungsi utama system kardiovaskuler adalah
mendistribusi O2 dan nutrisi ke jaringan, mentransfer metabolit dan CO2 ke organ
ekskresi dan paru, serta mentransport hormone dan komponen system imun.
System kardiovaskuler juga berperan penting pada termoregulasi. Sebagian besar
system kardiovaskuler tersusun peralel, yaitu setiap jaringan mendapat darah
langsung dari aorta. Keadaan ini memungkinkan semua jaringan mendapat darah
yang teroksigenasi penuh dan aliran bisa dikontrol secara independen pada setiap
jaringan melawan tekanan konstan yang diatur dengan mengubah resistensi arteri
kecil (yaitu kontriksi atau dilatasi arteriol). Jantung kanan, paru , dan jantung kiri
tersusun seri. Sistem porta juga tersusun seri dimana darah digunakan untuk
mentranspor zat langsung dari satu jaringan ke jaringan lainnya, seperti pada
system porta hepatica di antara organ pencernaan dan hati. Fungsi system
kardiovaskuler dimodulasi oleh system saraf otonom.

B. Fisiologi Sistem kardiovaskuler


Darah dipompa sebanyak 5 liter permenit, 100.000 pompaan perjam dan sekitar 35
juta pompaan per tahun. Darah dari seluruh tubuh melalui vena cava superior yang
membawa darah dari ekstermitas atas dan vena cava inferior yang membawa darah
dari ekstermitas bawah menuju ke atrium dekster kemudian menuju ke ventrikel
dekster melalui katup trikuspidalis. Pada saat darah masuk ke dalam ventrikel
terjadi kontraksi ventrikel disebut sistol. Dan saat relaksasi di sebut diastole. Saat
terjadi kontraksi di ventrikel katup trikuspidalis menutup agar darah tidak masuk ke
dalam atrium dekster. Sehingga menyebabkan darah masuk ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis. Saat tekanan ventrikel itu juga menyebabkan katup pulmonary
membuka. Di dalam paru-paru pertukaran gas pada darah terjadi di kapiler yang
mengelilingi alveoli pada paru-paru.
Kapiler-kapiler ini bergabung membentuk venula dan darah yang teroksigenasi
dibawa kembali melalui vena pulmonalis ke atrium sinister kemudian masuk ke
dalam ventrikel sinister melalui katup bikuspidalis. Seperti di ventrikel dekster,
ventrikel sinister juga berkontraksai dan berelaksasi bersamaan dengan ventrikel
dekster. Saat ventrikel sinister berkontraksi katup bikuspidalis menutup dan katup
aorta membuka sehingga darah mengalir melalui aorta dan dihantar keseluruh
tubuh.
C. Anatomi System Kardiovaskuler
Anatomi system kardio vaskuler terdiri dari:
1. Jantung
Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara peredaran
melalui seluruh tubuh. Jantung berbentuk menyerupai jantung pisang yang
ukurannya hampir sebesar sekepalan tangan orang dewasa. Bagian atas jantung
tumpul disebut basis kordis dan bagian bawahnya runcing disebut apeks kordis.
Jantung memiliki 3 lapisan:
a. Endokardium
Merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam yang terdiri
dari jaringan endotel atau selaput lender yang melapisi permukaan rongga
jantung.
b. Miokardium
Merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung
c. Pericardium
Lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus
jantung.
Jantung terdiri dari 4 ruangan, yaitu :
a) Atrium dekster
Merupakan ruang jantung sebelah kanan atas
b) Ventriculus dekstrum
Merupakan ruang jantung sebelah kanan bawah
c) Atrium sinister
Merupakan ruang jantung sebelah kiri atas,
d) Ventrikulus sinistra
Merupakan ruangan jantung sebelah kiri bawah

2. Pembuluh darah
a. Arteri
Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluruh bagian dan alat tubuh. Arteri mempunyai diding berlapis
3, yaitu :
1) Tunika intima/eksterna : lapisan yang paling dalam sekali yang
berhubugan dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
2) Tunika media : lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang
sifatnya elastic dan termasuk otot polos.
3) Tunika eksterna/ adventisia : lapisan yang paling luar sekali terdiri
dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri.
Arteri yang paling besar di dalam tubuh yaitu :Aorta
Merupakan pembuluh darah arteri besar yang keluar dari jantung
bagian ventrikel sinistra melalui aorta asendens lalu membelok
kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun sepanjang
kolumna vertebralis menembus diafragma lalu menurun ke bagian
perut
b. Vena
Merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian/ alat-alat
tubuh masuk kedalam jantung. Vena yang masuk ke jantung yaitu:
1) Vena cava superior
Pembuluh darah yang mengalirkan darah ke atrium dekstra yang
datang dari tubuh bagian atas.
2) Vena cava inferior
Pembuluh darah yang mengalirkan darah ke atrium dekstra yang
datang dari tubuh bagian bawah.
3) Vena pulmonalis
Pembuluh darah yang membawa darah dari paru-paru masuk ke
atrium sinistra
D. Perubahan system Kardiovaskuler pada lansia
1. Jantung
Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Disertai dengan
bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya perubahan
pada dinding media aorta dan bukan merupakan akibat dari perubahan intima
karena aterosklerosis. Perubahan aorta ini menjadi sebab apa yang disebut
isolated aortic incompetence dan terdengarnya bising pada apex cordis.
Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ
tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertropi. Pada umur 30-90 tahun massa
jantung bertambah (± 1gram/tahun pada laki-laki dan ± 1,5 gram/tahun pada
wanita).
Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya
jumlah inti sel dari jaringan fibrosa stroma katup, penumpukan lipid,
degenerasi kolagen dan kalsifikasi jaringan fibrosa katup tersebut. Daun katup
menjadi kaku, perubahan ini menyebabkan terdengarnya bising sistolik ejeksi
pada usia lanjut. Ukuran katup jantung tampak bertambah. Pada orang muda
katup antrioventrikular lebih luas dari katup semilunar. Dengan bertambahnya
usia terdapat penambahan circumferensi katup, katup aorta paling cepat
sehingga pada usia lanjut menyamai katup mitral, juga menyebabkan
penebalan katup mitral dan aorta. Perubahan ini disebabkan degenerasi
jaringan kalogen, pengecilan ukuran, penimbunan lemak dan kalsifikasi.
Kalsifikasi sering terjadi pada anulus katup mitral yang sering ditemukan pada
wanita. Perubahan pada katup aorta terjadi pada daun atau cincin katup. Katup
menjadi kaku dan terdengar bising sistolik ejeksi.

2. Pembuluh darah otak


Otak mendapat suplai darah utama dari Arteria Karotis Interna dan
a.vertebralis. Pembentukan plak ateroma sering dijumpai didaerah bifurkatio
kususnya pada pangkal arteri karotis interna, Sirkulus willisii dapat pula
terganggu dengan adanya plak ateroma juga arteri-arteri kecil mengalami
perubahan ateromatus termasuk fibrosis tunika media hialinisasi dan
kalsifikasi. Walaupun berat otak hanya 2% dari berat badan tetapi
mengkomsumsi 20% dari total kebutuhan oksigen komsumsion. Aliran darah
serebral pada orang dewasa kurang lebih 50cc/100gm/menit pada usia lanjut
menurun menjadi 30cc/100gm/menit.
Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem vertebrobasiler
adalah degenerasi discus veterbralis (kadar air sangat menurun, fibrokartilago
meningkat dan perubahan pada mukopoliskharid). Akibatnya diskus ini
menonjol ke perifer mendorong periost yang meliputinya dan
lig.intervertebrale menjauh dari corpus vertebrae. Bagian periost yang
terdorong ini akan mengalami klasifikasi dan membentuk osteofit. Keadaan
seperti ini dikenal dengan nama spondilosis servikalis.
Discus intervertebralis total merupakan 25% dari seluruh collumna vertebralis
sehingga degenerasi diskus dapat mengakibatkan pengurangan tinggi badan
pada usia lanjut. Spondilosis servi¬kalis berakibat 2 hal pada a.vertebralis,
yaitu:
a. Osteofit sepanjang pinggir corpus vetebrales dan pada posisi tertentu
bahkan dapat mengakibatkan oklusi pem¬buluh arteri ini.
b. Berkurangnya panjang kolum servikal berakiabat a.verter¬balies menjadi
berkelok-kelok. Pada posisi tertentu pembu¬luh ini dapat tertekuk sehingga
terjadi oklusi.
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut
seperti telah diuraikan diatas, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada
orang tua sangat rentan terhadap peru¬bahan-perubahan, baik perubahan
posisi tubuh maupun fungsi jantung dan bahkan fungsi otak
c. Pembuluh darah perifer
Arterosclerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteria perifer
yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun hal
ini menyebabkan iskimia jaringan otot yang menyebabkan keluhan
kladikasio.
E. Perubahan Fisiologis Kardiovaskuler
1. Perubahan-perubahan pada jantung
a. Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin
(aging pigment) pada serat-serat miokardium.
b. Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka
dari jantung. Selain itu pada katup juga terjadi kalsifikasi dan perubahan
sirkumferens menjadi lebih besar sehingga katup menebal. Bising jantung
(murmur) yang disebabkan dari kekakuan katup sering ditemukan pada
lansia.
c. Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan
pengatur irama jantung. Sel-sel dari nodus SA juga akan berkurang
sebanyak 50%-75% sejak manusia berusia 50 tahun. Jumlah sel dari nodus
AV tidak berkurang, tapi akan terjadi fibrosis. Sedangkan pada berkas His
juga akan ditemukan kehilangan pada tingkat selular. Perubahan ini akan
mengakibatkan penurunan denyut jantung.
d. Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel kiri. Ini
menyebabkan jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih sedikit
walaupun terdapat pembesaran jantung secara keseluruhan. Pengisian
darah ke jantung juga melambat.
e. Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial. Hal ini
disebabkan karena menurunnya perfusi jaringan akibat tekanan diastolik
menurun
2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Pembuluh darah
a. Hilangnya elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya. Ini
menyebabkan meningkatnya resistensi ketika ventrikel kiri memompa
sehingga tekanan sistolik dan afterload meningkat. Keadaan ini akan
berakhir dengan yang disebut “Isolated aortic incompetence”. Selain itu
akan terjadi juga penurunan dalam tekanan diastolik.
b. Menurunnya respons jantung terhadap stimulasi reseptor ß-adrenergik.
Selain itu reaksi terhadap perubahan-perubahan baroreseptor dan
kemoreseptor juga menurun. Perubahan respons terhadap baroreseptor
dapat menjelaskan terjadinya Hipotensi Ortostatik pada lansia.
c. Dinding kapiler menebal sehingga pertukaran nutrisi dan pembuangan
melambat.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Darah
a. Terdapat penurunan dari Total Body Water sehingga volume darah pun
menurun.
b. Jumlah Sel Darah Merah (Hemoglobin dan Hematokrit) menurun. Juga
terjadi penurunan jumlah Leukosit yang sangat penting untuk menjaga
imunitas tubuh. Hal ini menyebabkan resistensi tubuh terhadap infeksi
menurun
F. Penyakit Sistem Kardiovaskuler Pada Lansia
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan
darah baik secara lambat atau mendadak (akut). Hipertensi menetap (tekanan
darah yang tinggi yang tidak menurun) merupakan faktor risiko terjadinya
stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung, gagal ginjal, dan aneurisma.
Meskipun peningkatan tekanan darah relative kecil, hal tersebut dapat
menurunkan angka harapan hidup. Biasanya penyakit ini tidak memperlihatkan
gejala, meskipun beberapa pasien melaporkan nyeri kepala, lesu, pusing,
pandangan kabur, muka yang terasa panas atau telinga mendenging.
2. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Serangan jantung biasanya terjadi jika bekuan darah menutup aliran darah di
arteri coronaria, yaitu pembuluh darah yang menyalurkan makanan ke otot
jantung. Penghentian suplai darah ke jantung akan merusak atau mematikan
sebagian jaringan otot jantung. Gejala yang sering muncul pada serangan
jantung dapat berupa rasa tertekan, rasa penuh atau nyeri yang menusuk di dada
dan berlangsung selama beberapa menit. Nyeri tersebut juga dapat menjalar dari
dada ke bahu, lengan, punggung dan bahkan dapat juga ke gigi dan rahang.
Episode ini dapat semakin sering dan semakin lama. Kadang-kadang, gejala
yang timbul berupa sesak napas, berkeringat (dingin), rasa cemas, pusing, atau
mual sampai muntah. Pada perempuan, gejala-gejala tersebut dirasa kurang
menonjol. Namun, gejala tambahan dapat timbul, berupa nyeri perut seperti
terbakar, kulit dingin, pusing, rasa ringan di kepala, dan terkadang disertai rasa
lesu yang luar biasa tanpa sebab yang jelas.
3. Gagal Jantung
Gagal jantung sering terjadi pada umur 65 tahun atau lebih, dan insiden
meningkat pada lansia yang berumur lebih dari 70 tahun. Keadaan ini
merupakan ketidakmampuan jantung memompa darah sesuai kebutuhan
fisiologis. Angka rawat inap gagal jantung pada pasien lansia semakin
bertambah dalam 20 tahun terakhir. Gagal jantung pada usia tua biasanya
disebabkan hipertensi arterial yang memengaruhi pemompaan darah yang
akhirnya menyebabkan gagal jantung atau terjadi akibat PJK. Hipertensi dan
PJK juga mengganggu curah jantung. Kelainan katup menyebabkan gangguan
ejeksi, pengisisan dan preload kronis yang diakhiri dengan gagal jantung
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Ny.Z


DI PANTI WERDHA SUKMA RAHARJA BOGOR

A.PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN

1. Nama : Ny. Z
2. Umur : 65 tahun
3. Alamat : Ogan Kemiring Ilir
4. Pendidikan : SMP
5. Tanggal masuk panti werdha : 9 Juni 2013
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Suku : Komering
8. Agama : Islam
9. Status Perkawinan : Janda
10. Tanggal Pengkajian : 03 September 2015

2. STATUS KESEHATAN SAAT INI


a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan menghabiskan
satu porsi nasi, makanan yang dikonsumsi rendah
garam dan kolesterol, nafsu makan baik.
b. Cairan dan elektrolit : Minum 6 gelas sehari
c. Aktivitas :Klien mengatakan mudah lelah,
ketidaknyamanan dan sakit kepala jika
melakukan aktivitas yang terlalu banyak.

3. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan menghabiskan
satu porsi nasi, makanan yang dikonsumsi tinggi
garam dan kolesterol seperti gorengan dan
makanan yang asin, nafsu makan baik.
b. Cairan dan elektrolit : Minum 6 gelas sehari
c. Aktivitas :Klien mengatakan mudah lelah,
ketidaknyamanan dan sakit kepala jika
melakukan aktivitas yang terlalu banyak.

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ny. Z mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit gula, tetapi
ayahnya menderita penyakit tekanan darah tinggi.

5. TINJAUAN SISTEM

 Keadaan umum : Tampak baik


 Sistem integumen : Kulit tampak bersih, edema (-) turgor kulit baik, tidak
tampak ada lesi.
 Kepala : Kepala bersih, tidak ada lesi dan benjolan di kulit kepala

 Mata : Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis, pupil isokor


 Leher : Tidak teraba ada pembesaran kelenjar getah bening
 Hidung : Hidung simetris, tidak ada cairan berlebih
 Telinga :Telinga bersih, simetris kiri dan kanan, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, fungsi
pendengaran baik.
 Mulut dan tenggorokan :bibir sianotik, gigi sudah tidak lengkap.
 Sistem pernafasan :Bentuk thorax normal, tidak tampak ada retraksi
intercostal, vocal premitus merata di semua lapang paru,
perkusi terdengar sonor, auskultasi terdengar vesikular
 Sistem kardiovaskuler : hipertensi, auskultasi tidak terdengar murmur
 Sistem perkemihan : BAK 6-8 kali sehari, tidak sakit saat BAK dan lancar
 Sistem muskuloskeletal :Kedua kaki Ibu Z tampak sejajar dan sama besar dan
panjang. Tidak tampak adanya kifosis dan scoliosis. Kemampuan mengubah
posisi baik, kekuatan otot tangan pada saat meremas agak lemah.
 Sistem Persyarafan :
Nervus I (Olfactorius) : Ibu Z dapat membedakan bau dari minyak kayu putih
dan minyak wangi/parfum.

Nervus II (Opticus) : Ibu Z sudah tidak dapat melihat jauh tulisan, orang dan
benda-benda yang kecil, tapi Ibu S tidak menggunakan bantuan kacamata.

Nervus III, IV, V (Oculomotoris, Trochlearis, Abdusen)

Nervus V (Trigeminus) : Sensasi sensorik kulit wajah klien baik, dapat


merasakan goresan kapas pada pipi kanan.

Nervus VII (Facialis) : Ibu Z dapat, menggerakan alis dan mengerutkan dahi

Nervus VIII (Vestibulococlear) : Fungsi keseimbangan baik

Nervus IX, X (Glasopharingeus, Vagus) : Reflek menelan baik

Nervus XI (Accesorius) : Ibu Z dapat menggerakkan kedua bahunya dan


menggerakkan kepalanya

Nervus XII : Ibu Z dapat berbicara dengan jelas dan lidah berfungsi baik

 Sistem endokrin : tidak mempunyai penyakit gula dan gondok.


 Sistem reproduksi : sudah memasuki masa menopause

6. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL & SPIRITUAL


a. Psikososial
Ny. Z mengatakan dapat bersosialisasi dengan penghuni panti lainnya, karena dengan
bersosialisasi dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain. Status emosi Ny.
Z stabil dan kooperatif saat diajak bicara.
b. Identifikasi masalah emosional
Ny. Z mengalami susah tidur lebih dari 11 kali dalam 1 bulan, tidak merasa
gelisah, tidak murung dan menangis sendiri, dan tidak khawatir.Ny. Z mengatakan tidak
banyak pikiran dan tidak ada masalah dengan keluarga lain. Ny. Z mengatakan sering
lupa mengkonsumsi obat hipertensi dan tidak teratur dengan anjuran dokter. Ny. Z
mengatakan tidak mengurung diri.

c. Spiritual
Ibu Z mengatakan selalu menjalankan ibadah sholat lima waktu. Ibu Z
memasrahkan semuanya pada Allah SWT.

7. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


a. Katz index

A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB),


menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah
mandi
B. Mandiri semuanya, kecuali salah satu saja darifungsi di
atas
C. Mandiri kecuali mandi dan salah satu lagi fungsi yang lain.
D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi
yang lain
E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu
lagi fungsi yang lain
F. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah
dan salah satu lagi fungsi yang lain
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas
H. Lain- lain
Note: Ny.Z termasuk indeks kategori A karena mampu melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri seperti makan, kontinensia (BAK,BAB),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet dan berpindah mandi

b. Barthel index
No. Kegiatan Dengan Mandiri
Bantuan
1. Makan 10
2. Minum 10
3. Berpindah dari kursi roda ke tempat
15
tidur/sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, gosok gigi,
15
menyisir rambut)
5. Keluar masuk toilet (menyeka tubuh,
10
menyiram, mencuci baju)
6. Mandi 15
7. Jalan-jalan di permukaan datar 5
8. Naik turun tangga 10
9. Mengenakan pakaian 10
10. Kontrol BAK 10
11. Kontrol BAB 10
12. Olahraga / latihan 4
13. Rekreasi / pemanfaatan waktu luang 5
Jumlah

Keterangan:
Jumlah skor 129= mandiri
PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
a) Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan
SPMSQ (Short portable Mental Status Questioner)
Benar Salah No Pertanyaan
 01 Tanggal berapa hari ini ?
 02 Hari apa hari ini ?
 03 Apa nama tempat ini ?
 04 Dimana alamat anda ?
 05 Berapa umur anda ?
 06 Kapan anda lahir (minimal tahun
lahir)
 07 Siapa presiden indonesia sekarang ini
?
 08 Siapa presiden indonesia sebelumnya
?
 09 Siapa nama ibu anda ?
 10 Kurang 3 dari 20 dan tetap
pengurangan dari setiap angka baru,
semua secara menurun

Interprestasi hasil :
Salah 0-3 = fungsi intelektual utuh
b) Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)

No. Aspek Nilai Max Nilai Klien Kriteria


Kognitif
1. Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
2. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
Negara Indonesia
Provinsi Jabar
Kota Bogor
Panti
wisma
3. Registrasi 3 3 Pemeriksa mengatakan nama 3
objek selama 1 detik kemudian
klien mengulang nama objek
tersebut
Objek meja
Objek kursi
Objek lampu
4. Perhatian & 5 5 Minta klien untuk memulai dari
Kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 tahap
100
93
86
79
72
5. Mengingat 3 3 Minta klien untuk menyebutkan
atau mengulang ketiga objek
pada no.2
Objek kursi
Objek meja
Objek sendok
6. Bahasa 9 2 Tunjukkan pada klien suatu
benda (2 objek) tanyakan
namanya!
Objek kertas
Objek pena

1 Minta klien untuk mengulang


kata berikut: Tak ada, jika, dan,
atau, tetapi (nilai 1 bila
pernyataan 2 buah)
Atau, tetapi

3 Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut:
Ambil kertas di tangan anda
Lipat dua
Taruh di lantai

1 Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai 1)
Tutup mata anda

1 Perintahkan pada klien menulis


satu kalimat dan menyalin
gambar:
Tulis satu kalimat
Menyalin gambar
Total Nilai 28

Interpretasi hasil : Aspek kognitif dan fungsi mental baik


Nilai 28 = tidak ada gangguan kognitif

8. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK KLIEN LANJUT USIA

No. Pengkajian Keseimbangan Skor

 Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

1. Keseimbangan saat bangun ke kursi 0


2. Keseimbangan saat duduk ke kursi 0
3. Menahan dorngan pada sternum (pemeriksaan 0
mendorong sternum perlahan-lahan sebanyak 3
kali)
4. Mata tertutup 0
5. Perputaran leher 1
6. Membungkuk 0
 Komponen Gaya Berjalan atau Gerakan
1. Klien berjalan ketempat yang ditentukan 0
2. Ketinggian langkah kaki 0
3. Kontinuitas langkah kaki kesimetrisan langkah 0
4. Kesimetrisan langkah 0
5. Penyimpangan jalur pada saat terbalik 0
Jumlah skor 1

Interpestasi hasil : 1 : resiko jatuh rendah


B. ANALISA DATA

NO SYMPTOMP MASALAH
KEPERAWATAN

1. DS: Gangguan rasa


nyaman
 Ibu Z mengatakan sakit
kepala
 Sakit kepalanya berdenyut-
denyut
 Kadang Ibu Z merasakan
ada yang kaku di kuduknya.

DO :

 Ibu Z tampak sering


memegangi kepalanya
 TD :160/110 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 Suhu : 36.6 oC
 Respirasi : 20 x/menit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman b.d nyeri ekstremitas, hipertensi, perubahan tekanan


darah.
D. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Perencanaan

Dx.KEPERAWATAN
Tujuan Intervensi Rasional

Gangguan rasa nyaman 1. Kompres hangat pada 1. Nyeri berkurang jika diberi kompres
1. Tupan :
b.d nyeri ekstremitas, dahi hangat
hipertensi, perubahan Setelah dilakukan 2. Mengajarkan terapi 2. Dengan mengajarkan terapi bekam,
tekanan darah. asuhan keperawatan bekam dengan cara: klien mendapatkan kenyamanan, serta

selama 2minggu klien 1. Siapkan gelas sakit kepala dan nyeri tengkuk yang

mampu mengontrol ukuran sedang yang sering dialami akan berkurang.

tekanan darah tetap telah dipasang alat

stabil. pemantiknya,
dalam keadaan
Tupen : steril yang
sebelumnya dapat
Setelah 4 kali
direndam dalam
kunjungan klien
alkohol kemudian
mampu mengontrol
dikeringkan dan
tekanan darah tetap
dibersihkan dengan
stabil dengan kriteria : kassa/tissu.
2. Bersihkan daerah
1. Kompres hangat
yang di bekam
untuk
dengan kapas/kassa
menghilangkan
yang telah diberi
nyeri
alkohol. Lalu

2. Pengaturan diet oleskan minyak


habatussauda.
3. Kokang
secukupnya 2-3
kali, tidak terlalu
kuat atau lemah,
kemudian geserkan
gelas bekam ke
bagian titik yang
dibekam, tanpa
melepas
penyedotnya. Jika
terlalu lemah
sedotannya maka
gelas bekam akan
lepas, sedot lagi
secukupnya. Cara
ini disebut "Bekam
Luncur", untuk
mendapatkan
kelenturan kulit dan
daging sebelum
bekam kering, serta
memberikan efek
nyaman pada klien.
4. Kokang atau
sedot secukupnya
4-5 kali sehingga
gelas menempel
berada di daerah
yang dibekam,
kemudian tunggu
5-7 menit.
5. Bukalah penutup
gelas bagian atas
agar udara dapat
masuk, sehingga
gelas bekam mudah
diambil.
6. Ambil lancet pen
lalu tusukkan ke
daerah yang di
bekam secukupnya
(jangan terlalu
dalam dan banyak
sayatan) dan arah
sayatan harus
searah dematom
kulit (jangan
berlawanan karena
saraf dan pembuluh
darah bisa
terputus).
7. Ambil gelas dan
pemantiknya,
arahkan ke tempat
semula, lalu
kokang
secukupnya.
Kemudian tunggu
sampai darah
keluar 5-7 menit.
8. Ambil tissu dan
letakkan di bawah
gelas dengan
tangan kiri, lalu
perlahan buka
penutup udara
bagian atas gelas
dan segera buka,
ditekan lalu
arahkan agar darah
masuk semua ke
dalam gelas bekam
dengan tangan
kanan. Tahan tissu
dengan tangan kiri
sampai sisa darah
habis dan bersihkan
dengan tissu
tersebut sampai
bersih.
9. Bersihkan gelas
bekam yang berisi
darah dengan tissu.
10. Tutup luka
sayatan/tusukan
dengan
membersihkan sisa
darah dan
mengoleskan
betadine. Luka
akan tertutup dan
sembuh dalam
waktu 3 hari.
.
E. IMPLEMENTASI & EVALUASI
Tanggal No. Implementasi Evaluasi
03 1.  Menganjurkan tirah S:
september baring selama fase akut
 Ibu Z mengatakan sakit
2015
 Mengompres hangat pada kepala
dahi  Sakit kepalanya berdenyut-
denyut
 Menganjurkan terapi
bekam untuk mengurangi O:
nyeri
 TD :160/110 mmHg
 Nadi : 84 x/menit

A: Masalah belum teratasi


P: Kolaborasi : rujuk pasien ke
puskesmas untuk pemberian
analgetik atau penurun tekanan
darah
DAFTAR PUSTAKA

1. Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung
Seto.
2. Sutisna Hilawan (1992), Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.
3. Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nulia
Medika
4. Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

You might also like