You are on page 1of 2

Journal

majalah
Penulis:
International Journal of Humaniora dan Ilmu Vol Sosial. 4, No. 6; april 2014
Perilaku Komunikasi warga di Daerah Rawan Tiga Volcano Disaster dengan Paparan Bencana yang berbeda,Edi
Puspito, Sumardjo, Titik Sumarti, Pudji Muljono. Departemen Pengembangan Masyarakat dan Komunikasi Ilmu
,Program Pascasarjana posting
Bogor agriculral Universitas

1. Penelitian pertanyaan / tujuan: dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku komunikasi warga
di daerah rawan bencana dengan berbagai jenis bencana vulkanik dalam hal paparan kesiapan bencana
vulkanik. Rincian Tujuan dari penelitian ini aalah sebagai berikut: (1) menganalisis keterampilan warga
untuk berisiko daerah dari berbagai jenis paparan gunung berapi bencana dalam penggunaan media
komunikasi, (2) untuk mengidentifikasi persepsi warga dalam bencana daerah -prone dari berbagai
paparan gunung berapi bencana untuk informasi dan (3) untuk menentukan tingkat kepercayaan warga
di daerah rawan bencana dengan berbeda eksposur bencana gunung api yang intervensi media.

Metode penelitian: penelitian survei korelasional.

Metode Sampling: random sampling

Manfaat :
1. untuk memberikan gambaran tentang perilaku komunikasi warga di bencana daerah rawan
dengan berbagai paparan jenis bencana gunung api,
2. untuk memberikan beberapa rekomendasi dalam merumuskan kebijakan manajemen bencana
untuk mengurangi risiko catastrophies vulkanik.

Hasil :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden cukup baik untuk
mendukung kegiatan komunikasi. Paling responden memiliki pendidikan sekolah tinggi.
Namun, masih ada 5 persen responden yang tidak pernah diperoleh pendidikan formal, 3 persen
responden tidak lulus SD, dan 12,5 persen responden yang hanya lulus SD.

2. Tingkat pendidikan perlu diketahui dalam menentukan metode dan teknologi dalam
memberikan hak pesan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana (Dufrene 2013). Hasil
penelitian serupa disampaikan oleh Blackwella et al. (2013), bahwa untuk menyediakan sumber
daya pengetahuan, harus menggunakan teknologi yang tepat agar mudah dipahami oleh orang-
orang.
3. Berbeda dengan hasil penelitian tersebut, observasi lapangan menunjukkan penggunaan media
keterampilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh tingkat pendidikan. Media komunikasi
menggunakan banyak keterampilan yang diperoleh dari interaksi antara rekan-rekan atau antara
teman-teman yang memiliki minat dalam isu-isu yang sama.
4. Rata-rata, responden telah tinggal di daerah rawan bencana selama lebih dari 36 tahun. Bahkan
lebih jauh, 19 persen responden telah tinggal di daerah rawan bencana selama lebih dari 50
tahun. Dengan memperhatikan frekuensi Letusan Gunung Merapi, dapat dikatakan bahwa rata-
rata responden cukup berpengalaman bencana gunung berapi. Pengalaman ini sangat penting
untuk menjalin kerjasama dalam menghadapi bencana (Nivolanitou dan Synodinou, 2010).
Pengalaman juga membuat seseorang memiliki lebih banyak perhatian di bidang informasi
bencana (Rød, Botan, Holen 2011). Bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan
diperlukan di tingkat mikro dari paparan bencana masyarakat (Jocrin, Shaw, Takcuchi,
Krishnamurthy 2012).

Refleksi
Menurut pendapat saya upaya meningkatkan kemampuan komunikasi warga di daerah rawan bencana dapat
mengurangi risiko bencana vulkanik dan harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Agar upaya tersebut lebih
efektif harus secara aktif melibatkan penduduk lokal berhubungan dengan dunia luar. Kepala lokal Village atau
kepentingan lainnya harus lebih aktif melakukan komunikasi dengan warga di daerah rawan bencana melalui
beberapa kegiatan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat setempat atau oleh aparat desa, sehingga
masyarakat akan memiliki kesempatan untuk menyampaikan masalah yang dihadapi dan masalah dalam
mengurangi risiko bencana.

You might also like