You are on page 1of 4

Thermokimia

Razif Fadhilah
XI A 4
Thermokimia merupakan cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan perubahan kalor/panas
dengan reaksi kimia. Seperti kita ketahui, panas merupakan salah satu bentuk energi.
Sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat diubah menjadi energi bentuk lain, sehingga dalam
suatu reaksi kimia akan terjadi pertukaran energi/kalor antara sistem dengan lingkungan.
Sebelumnya, kita bedakan dahulu definisi antara sistem dan lingkungan.
Sistem adalah sesuatu yang menjadi obyek pengamatan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar sistem, tetapi masih berhubungan dengan
sistem.
Misalnya dalam segelas air, yang dimaksud sistem adalah air dalam gelas, sedangkan gelas
dan udara diluar gelas merupakan lingkungan.
Dikenal 3 jenis sistem yaitu :

 Sistem terbuka yaitu antara sistem dan lingkungan memungkinkan terjadi pertukaran
energi (kalor) dan pertukaran materi (zat). Contohnya dapat kita lihat pada air panas dalam
gelas terbuka, terjadi pelepasan energi/kalor ke lingkungan dan perpindahan materi ke
lingkungan dalam bentuk uap air.
 Sistem tertutup yaitu antara sistem dan lingkungan hanya terjadi pertukaran energi/kalor
saja, tetapi tidak terjadi pertukaran materi/zat. Contohnya dapat kita lihat pada air panas dalam
gelas tertutup. Air didalam gelas tidak mengalami perpindahan, tetapi panasnya tetap dilepas
ke lingkungan yang ditandai dengan dinding gelas yang panas saat dipegang.
 Sistem terisolasi yaitu antara sistem dan lingkungan tidak terjadi pertukaran baik materi
maupun energi. Contohnya air panas dalam termos yang tertutup rapat. Air dalam termos tidak
berpindah kelingkungan dan energi/kalor nya pun tetap tersimpan dalam sistem.

1. Reaksi Eksoterm
Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi
tersebut dikeluarkan panas.Pada reaksi eksoterm harga dH = ( - )
Contoh : C(s) + O2(g) à--> CO2(g) + 393.5 kJ ; dH = -393.5 kJ

2. Reaksi Endoterm
Pada reaksi endoterm terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi
tersebut dibutuhkan panas.Pada reaksi endoterm harga dH = ( + )
Contoh : CaCO3(s) à CaO(s) + CO2(g) -->178.5 kJ ; dH = +178.5 kJ

Entalphi (H)
adalah jumlah energi yang terkandung dalam suatu zat pada tekanan yang tetap. Zat yang
menyimpan energi banyak dikatakan memiliki entalphi yang tinggi/besar. Sedangkan zat yang
menyimpan energi sedikit dikatakan memiliki Entalphi yang rendah. Karena entalphi masing-
masing zat berbeda, maka setiap reaksi kimia, selalu disertai oleh perubahan Entalphi.
Entalpi tidak bisa diukur, yang bisa dihitung adalah nilai perubahannya. Secara matematis,
perubahan entalpi dapat dirumuskan sebagai berikut:
ΔH = ΔU + PΔV
di mana:
 H = entalpi sistem (joule)
 U = energi internal (joule)
 P = tekanan dari sistem (Pa)
 V = volume sistem (m3)
Secara matematis dikatakan bahwa setiap reaksi kimia memiliki harga delta H (peubahan
Entalphi) tertentu.DH = DHf hasil reaksi - DHf zat yang bereaksi
= DHf zat ruas kanan - DHf zat ruas kiri
DHf adalah perubahan entalpi pembentukan standar
Misal : A --> B
Jika zat A mempunyai HA yang berubah menjadi zat B dan mempunyai HB, Maka:
DH = DHf B - DHf A
Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi:
1. Jika hasil reaksi mempunyai entalphi yang lebih besar dari zat semula (HB < HA) maka harga
delta H = negatif; berarti reaksi tersebut melepaskan kalor/disebut reaksi eksoerm.
2. Jika hasil reaksi mempunyai entalphi yang lebih tinggi dari zat semula (HB > HA), maka
harga delta H = positif; berarti reaksi tersebut menerima kalor/disebut reaksi endoterm

Istilah yang digunakan pada perubahan entalpi :


1.Entalpi Pembentakan Standar ( dHf )
:dH untuk membentuk 1 mol persenyawaan langsung dari unsur-unsurnya yang diukur pada
298 K dan tekanan 1 atm

Contoh: H2(g) + 1/2 O2(g) à H20 (l) ; dHf = -285.85 kJ

2.Entalpi Penguraian
:dH dari penguraian 1 mol persenyawaan langsung menjadi unsur-unsurnya (= Kebalikan dari
dH pembentukan).

Contoh: H2O (l) --> H2(g) + 1/2 O2(g) ; dH = +285.85 kJ

3.Entalpi Pembakaran Standar ( dHc )


:dH untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan
tekanan 1 atm.
Contoh: CH4(g) + 2O2(g) -->CO2(g) + 2H2O(l) ; dHc = -802 kJ

4.Entalpi Reaksi
:dH dari suatu persamaan reaksi di mana zat-zat yang terdapat dalam persamaan reaksi
dinyatakan dalam satuan mol dan koefisien-koefisien persamaan reaksi bulat sederhana.
Contoh: 2Al + 3H2SO4 --> Al2(SO4)3 + 3H2 ; dH = -1468 kJ

5.Entalpi Netralisasi
:dH yang dihasilkan (selalu eksoterm) pada reaksi penetralan asam atau basa.
Contoh: NaOH(aq) + HCl(aq) --> NaCl(aq) + H2O(l) ; dH = -890.4 kJ/mol

6.Hukum Lavoisier-Laplace"Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan 1 mol zat dari
unsur-unsurya = jumlah kalor yang diperlukan untuk menguraikan zat tersebut menjadi unsur-
unsur pembentuknya."Artinya : Apabila reaksi dibalik maka tanda kalor yang terbentuk juga
dibalik dari positif menjadi negatif atau sebaliknya
Contoh:N2(g) + 3H2(g) -->2NH3(g) ; d H = - 112 kJ
2NH3(g) --> N2(g) + 3H2(g) ; dH = + 112 kJ

PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI


Untuk menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia biasanya digunakan alat seperti
kalorimeter, termometer dan sebagainya yang mungkin lebih sensitif.
Perhitungan : dH reaksi = Σ dHfo produk - Σ dHfo reaktan

HUKUM-HUKUM THERMOKIMIA

1. Hukum Laplace
Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan
jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian tersebut menjadi unsur-unsurnya.
Contoh:
Reaksi pembentukan CO2 dari unsur karbon dan oksigen akan melepaskan kalor sebanyak 94
k kal dan ternyata reaksi penguraian CO2 menjadi karbon dan oksigen akan memerlukan kalor
dalam jumlah yang sama yaitu 94 k kal.
Hal ini dapat di tulis dalam reaksi sbb:
a. C + O2 --> CO2 delta H = -94 k kal
CO2 --> C + O2 delta H = +94 k kal

b. N2 + 3H2 --> 2 NH3 delta H = -22,1 k kal


2NH3 --> N2 + 3H2 delta H = +22,1 k kal

2. Hukum Hess
"Jumlah kalor yang diserap/dibebaskan tidak tergantung dari jalannya reaksi berlangsung tetapi
hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi"
Hukum ini dapat diterangkan sbb:
Setiap reaksi memiliki harga delta H yang tetap dan harga delta H tersebut tidak tergantung
pada jumlah tahap reaksi, maksudnya, harga delta H suatu reaksi yang berlangsung 1 tahap
akan sama dengan harga delta H jika reaksi tersebut berlangsung beberapa tahap.
Contoh:
Reaksi karbon & oksigen untuk membentuk CO2 dapat berlangsung satu tahap/dua tahap,
dengan harga delta H yang sama.
* Satu tahap = C + O2 --> CO2 delta H = -94 k kal
* Dua tahap = C + 1/2O2 --> CO delta H = -26 k kal
CO + /2O2 --> CO2 delta H = -68 k kal
-------------------------------------- +
C + O2 --> CO2 delta H = -94 k kal

delta H1
C----------------> CO2 delta H1 = delta H2 + delta H3
!^
!------->CO------!
delta H2 delta H3

Harga delta H dari beberapa reaksi dapat dijumlahkan sesuai dengan penjumlahan reaksi-
reaskinya.
Hukum Hess sangat berguna untuk menghitung harga delta H suatu reaksi berdasarkan
beberapa reaksi lain yang delta H-nya sudah diketahui.

You might also like