Professional Documents
Culture Documents
TESIS
disusun oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis memanjatkan puja dan puji syukur ke hadapan Allah SWT, karena
tesis ini. Dalam proses meneliti dan menyelesaikan tesis ini, penulis memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang begitu banyak dan bermakna bagi penulis.
Tahap demi tahap pengerjaan dan ujian yang telah dilewati penulis hingga
disahkannya tesis ini merupakan refleksi dari proses perjuangan dan pembelajaran
Brawijaya. Tesis ini bukan semata hasil perjuangan penulis sendiri melainkan juga
hasil dari dukungan dan masukan yang penulis terima dari berbagai pihak yang
telah dengan setia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membantu
penulis. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Prof. Gugus Irianto, SE., MSA., Ak., Ph.D selaku Ketua Komisi
Pembimbing dan Bapak Nurkholis, SE., M.Buss., Ak., Ph.D selaku Anggota
2. Bapak Dr. Rosidi, SE., MM., Ak dan Bapak Dr. Roekhudin, SE., M.Si., Ak
i
3. Kedua orang tua penulis Bapak Drs. Sumarlan, M.Si dan Ibu Juwarnaningsih,
terselesaikannya tesis ini. Penulis sangat berterima kasih kepada orang tua
Penulis akan selalu ingat nasehat beliau bahwa tidak akan ada sekolah yang
sia-sia, pesan tersebut menjadikan penulis lebih semangat lagi untuk selalu
4. Kakakku Mardhina Ratna Prabasari, SKM dan Dwi Wijiantoro, SIK yang selalu
kasih kepada mereka karena telah melahirkan dua orang keponakan, Jimmy
dan Danny yang sangat penulis sayangi. Dua keponakan penulis menjadi
penawar letih di kala penulis masih berjuang untuk menyelesaikan tesis ini.
Azhar, SE., MSA., Ak., CA, Rizky Kurniawan, SE., Ak dan Rio Geralda SE., Ak
gelar MSA.
Hanung, Raminra, Alfonsus, Indra, Hadi, Rossa, Norra, Sri, Aryo, Mathius, Uya,
Tommy, Asep, Farid, Roby, Ratna, Tika, Acyntia dan begitu banyak rekan
ii
Untuk semua pihak, penulis mengucapkan Terima Kasih.
iii
KATA PENGANTAR
iv
ABSTRAK
Oleh:
Andy Chandra Pramana
Komisi Pembimbing:
v
ABSTRACT
By:
Andy Chandra Pramana
Supervisors:
Prof. Gugus Irianto, SE., MSA., Ak., Ph.D
Nurkholis, SE., M.Buss., Ak., Ph.D
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................................... 36
4.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 36
4.2 Unit Analisis .............................................................................................. 36
4.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 37
4.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40
4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................................... 40
4.5.1 Variabel Independen ....................................................................... 40
4.5.2 Variabel Dependen.......................................................................... 45
4.6 Teknik Analisis Data.................................................................................. 46
4.6.1 Analisis Deskriptif ............................................................................ 46
4.6.2 Tahapan-Tahapan Pengujian .......................................................... 47
4.7 Hasil Pilot Tes .......................................................................................... 51
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 53
5.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas .............................................................. 53
5.2 Demografi Responden.............................................................................. 55
5.3 Analisis Deskriptif Jawaban Responden................................................... 58
5.3.1 Distribusi Frekuensi Variabel Skeptisisme Profesional..................... 58
5.3.2 Distribusi Frekuensi Variabel Independensi ..................................... 60
5.3.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Mendeteksi Kecurangan .... 61
5.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 62
5.4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 62
5.4.2 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................. 63
5.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 64
5.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda..................................................... 64
5.5.1 Hsil Analisis Koefisien Determinasi.................................................. 66
5.5.2 Hasil Uji Parsial (Uji t) ...................................................................... 66
5.5.3 Hasil Uji Simultan (Uji F).................................................................. 68
5.6 Pembahasan Hasil Penelitian................................................................... 68
5.6.1 Pengaruh Skeptisisme Profesional terhadap Kemampuan
Mendeteksi Fraud ........................................................................... 69
5.6.2 Pengaruh Pengalaman terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud... 69
5.6.3 Pengaruh Independensi terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud . 70
5.7 Diskusi Hasil Penelitian ............................................................................ 70
5.8 Implikasi Penelitian................................................................................... 72
5.8.1 Implikasi Teori ................................................................................. 73
5.8.2 Implikasi Praktik............................................................................... 74
viii
5.8.3 Implikasi Kebijakan.......................................................................... 75
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN................................... 76
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 76
6.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 77
6.3 Saran Penelitian ....................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 79
LAMPIRAN ..................................................................................................... 82
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur .......................... 38
Tabel 5.1 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian (setelah eliminasi) .... 53
Tabel 5.2 Demografi Responden ......................................................................... 55
Tabel 5.3 Tingkat Pengembalian Kuesioner......................................................... 56
Tabel 5.4 Demografi Responden berdasarkan Jenis Kelamin.............................. 57
Tabel 5.5 Demografi Responden berdasarkan Lama Bekerja.............................. 57
Tabel 5.6 Demografi Responden berdasarkan Jumlah Penugasan ..................... 58
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Variabel Skeptisisme Profesional (X1) .................. 59
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Variabel Independensi (X3)................................... 60
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Mendeteksi Kecurangan (Y) ....61
Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas............................................................................ 62
Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 63
Tabel 5.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................................. 64
Tabel 5.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda............................................... 65
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
menyebabkan kerugian yang begitu besar, hal ini diperkuat dengan temuan
Association of Certified Fraud Examiner atau ACFE (2014) yang membuat laporan
statistik atas kerugian global akibat fraud mencapai sekitar $3,70 triliun
pertahunnya. Indonesia sendiri saat ini juga menjadi tempat berkembangnya tindak
kecurangan khususnya kasus korupsi. Hal ini diperkuat dengan survei dari
Indonesia pada ranking 107 dari 175 negara dengan skor 34 dari skor tertinggi yaitu
memprihatinkan dan harus segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat
1
2
. Gambar 1.1 berikut merupakan data statistik hasil survei ACFE (2014) atas
Gambar 1.1
Hasil Survei Pendeteksian Fraud 2014
pendeteksian fraud pada tahun 2014 didominasi oleh tip sebesar 42%. Data
adanya tip yang berarti petunjuk, dalam hal ini tip banyak muncul dari whistleblower.
pelapor tindak pidana yang mengetahui dan melaporkan tindak pidana tertentu dan
bukan bagian dari pelaku kejahatan yang dilaporkannya (Haris dkk, 2011; 2).
2
3
anonymous, vendor, bahkan dari kompetitor mereka. Yang menarik dari hasil survei
tersebut ialah peran auditor eksternal dalam mendeteksi kecurangan ini masih
menduduki peringkat bawah, yaitu peringkat tujuh dari dua belas dengan
. Seperti yang disebutkan dalam SA Seksi 110 (PSA No. 01) bahwa
pihak yang berkepentingan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai standar
yang berlaku serta mencerminkan keadaan yang sebenarnya atas suatu entitas
atau satuan kerja. Auditor eksternal juga harus memastikan bahwa laporan
keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement) yang material baik yang
pada laporan keuangan terjadi karena tindakan yang disengaja atau tindakan yang
keuangan tersebut tidak akan menyesatkan mereka (IAI, 2001). Dengan penjelasan
ini, maka seharusnya peran auditor eksternal menduduki peringkat atas dalam
Kecurangan atau fraud semakin marak terjadi dengan berbagai cara yang
juga harus terus ditingkatkan, bagaimanapun juga auditor dituntut untuk tetap
melaksanakan tugas auditnya. Masalah yang timbul adalah auditor juga memiliki
3
4
menyebabkan kesenjangan antara pemakai jasa auditor yang berharap agar auditor
berbeda yang harus dihadapi auditor dalam bekerja. Standar Umum ketiga dalam
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yaitu peraturan yang dibuat oleh
yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti
yang dituntut oleh profesinya untuk melaksanakan pengumpulan bukti dan evaluasi
4
5
Seseorang auditor dengan jam terbang yang tinggi serta biasa menemukan
fraud dimungkinkan lebih teliti dalam mendeteksi fraud dibanding auditor dengan
jam terbang yang rendah. Auditor yang berpengalaman adalah auditor yang mampu
kecurangan yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan kinerja yang lebih baik
tidak berpengalaman.
Kecurangan atau fraud itu sendiri frekuensi terjadinya jarang dan tidak
pengalaman auditor yang berkaitan dengan kecurangan atau fraud tidak banyak.
Auditor dengan pengalaman yang minim atau belum pernah menemukan fraud akan
lebih sulit untuk mampu mendeteksi fraud dibandingkan dengan auditor dengan
pengalaman banyak dan sudah pernah menangani kasus fraud. Sebagai contoh
auditor junior, tentunya pengalaman yang dimiliki masih sangat minim, namun
sebagai seorang auditor mereka juga diwajibkan untuk mampu mendeteksi adanya
fraud walaupun tanggung jawab mereka lebih kecil dibanding auditor senior.
5
6
menilai bukti audit. Skeptisisme adalah sikap kritis dalam menilai kehandalan asersi
atau bukti yang diperoleh, sehingga dalam melakukan proses audit seorang auditor
memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas suatu asersi atau bukti yang telah
diperoleh.
tidak akan mampu mendeteksi adanya kecurangan karena auditor percaya begitu
saja terhadap asersi yang diberikan manajemen tanpa mempunyai bukti pendukung
atas asersi yang tersebut. Jika sikap skeptisisme profesional yang dimiliki auditor
tanggung jawab auditor untuk mampu mendeteksi fraud adalah sama walaupun
pendeteksian kecurangan. Tidak hanya menjadi faktor yang penting, tetapi juga
sebagai faktor kunci akan peran dan fungsi auditor. Auditor bisa saja menemukan
salah saji dalam proses pengauditan, namun keputusan untuk melaporkan atau
tidaknya sangat tergantung pada tingkat independensi yang dimiliki auditor. Selain
6
7
dalam SPKN, Standar Auditing tepatnya pada bagian Standar Umum yang kedua
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor (IAI, 2001)
auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah pertama Nasution dan Fitriany (2012),
meneliti pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian terhadap
gender, ukuran KAP dan posisi auditor terhadap kemampuan auditor dalam
for windows versi 20.00 menguji secara empirik pengaruh skeptisisme profesional
7
8
mendeteksi fraud. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara
(2013) ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Singgih dan Bawono (2010) dan
Gusti dan Ali (2008) menguji pengaruh skeptisisme profesional auditor yang
dikontrol oleh situasi audit, etika, pengalaman serta keahlian audit terhadap
pendeteksian kecurangan oleh akuntan publik. Bukti empirik dari penelitian ini
kecurangan oleh akuntan publik. Hasil penelitian Gusti dan Ali (2008) ini tidak
proffesional care, dan akuntanbilitas terhadap deteksi fraud. Hasil dari penelitian ini
pada deteksi fraud. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Gusti dan Ali (2008)
8
9
namun tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Nasution dan Fitriany (2012) dan
Anggriawan (2014).
Dari uraian latar belakang, bahwa isu kecurangan yang telah menjadi tindak
terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, maka penelitian pengujian pengaruh
SPKN yang mewajibkan auditor atau pemeriksanya untuk menggunakan tiga unsur
Perwakilan Provinsi Jawa Timur, karena auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa
Timur merupakan bagian dari pemeriksa yang diatur dalam SPKN tersebut. Maka
dari itu auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur menjadi subyek yang tepat
dana alokasi umum terbesar pada Tahun Anggaran 2015 yaitu sebesar 35,9 triliun.
Oleh sebab itu tugas auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur menjadi lebih
Ardiansyah (2013), Nasution dan Fitriany (2012), Singgih dan Bawono (2010) serta
9
10
Gusti dan Ali (2008). Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
kritis, profesional, asumsi tepat, cermat dalam pemeriksaan laporan keuangan klien
dan kepercayaan diri. Gusti dan Ali (2008) mengukur skeptisisme profesional
dikembangkan oleh Fullerton dan Durtschi (2004) yaitu corporate environment dan
Fokus awal mengapa peneliti memilih judul tersebut dikarenakan oleh, yang
10
11
ini dikarenakan oleh benturan kepentingan dan pengaruh serta tekanan politik yang
Seperti yang telah diatur dalam SPKN (2007) bahwa auditor wajib menggunakan
memastikan bahwa laporan keuangan suatu entitas telah bebas dari salah saji yang
material dalam laporan keuangan. Salah saji meliputi kekeliruan yang tidak
disengaja dan kekeliruan yang disengaja yang dapat dikategorikan sebagai tindak
kecurangan atau fraud. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha mengetahui
mendeteksi kecurangan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yakni oleh
11
12
(2012), Singgih dan Bawono (2010) serta Gusti dan Ali (2008). Hasil penelitian dari
auditor dalam mendeteksi kecurangan, sedangkan hasil penelitian Gusti dan Ali
kecurangan, namun hasil penelitian dari Singgih dan Bawono (2010) justru
mendeteksi fraud?
12
13
mendeteksi fraud?
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai untuk memberikan bukti empirik
mengenai:
mendeteksi fraud.
fraud.
fraud.
baik secara teori maupun praktik. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam tiga aspek,
1. Kontribusi Teori
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan
2. Kontribusi Praktik
13
14
sikap independensi.
b. Bagi organisasi yaitu BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur, sebagai masukan
3. Kontribusi Kebijakan
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan landasan teori dan telaah literatur yang berhubungan
dengan teori yang dipakai oleh peneliti. Pembahasan dalam bab ini secara
2.1.1 Kecurangan/Fraud
(2007; 9) adalah:
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga elemen
15
16
kecurangan, yaitu: (1) adanya dorongan atau tekanan (incentive or pressure) yang
menjadi motivasi bagi pelaku kecurangan untuk melakukan kecurangan (fraud), (2)
a. Korupsi (Corruption)
kepentingan (conflict of interest), (2) suap (bribery), (3) pemberian ilegal (illegal
kas (cash misappropriation) yang dapat dilakukan dalam bentuk skimming, larceny
tidak tepat, (3) menyembunyikan kewajiban dan beban (concealed liabilities and
expenses) yang bertujuan untuk mengecilkan jumlah kewajiban dan beban agar
16
17
mencantumkan informasi yang salah secara sengaja dari catatan atas laporan
keuangan (improper disclosures), atau (5) menilai aset dengan tidak tepat (improper
asset valuation).
secara sengaja mengambil manfaat secara tidak jujur atas orang lain. Kejahatan
yang secara hukum tidak boleh dilakukan dimana sebuah negara mengikuti hukum
ini penting, karena tidak semua kecurangan adalah kejahatan dan sebagian besar
menjadi tiga golongan yaitu auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor
internal (Mulyadi, 2002; 18). Secara umum auditor pemerintah dibagi 2, yaitu
auditor eksternal dan auditor internal. Auditor eksternal pemerintah adalah BPK dan
internal pemerintah.
Tanggung Jawab dan Keuangan Negara, BPK bertindak sebagai auditor pemerintah
yang dilakukan BPK dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). LHP
17
18
sangat penting perannya bagi pemerintah daerah (pemda), instansi yang diperiksa
dan stakeholder lainnya dalam pengambilan keputusan. Selain itu, adanya hasil
SPKN (2007), tujuan standar pemeriksaan adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi
18
19
(fraud) tersebut (Nasution dan Fitriany, 2012). Mui (2010) menyatakan bahwa tugas
keahlian/kemampuan untuk dapat bekerja dalam sebuah tim, auditor harus dapat
menerima ide-ide, pengetahuan dan keahlian orang lain dengan komunikasi dan
kemampuan ini harus dapat dimiliki oleh auditor senior dimana seorang senior harus
19
20
karakteristik tertentu atau yang biasa dikenal dengan red flag, baik yang merupakan
Durtschi, 2004).
kecurangan. Hasil survei ACFE (2014) menunjukkan bahwa dari tahun 2012 hingga
penemuan kasus oleh internal audit, by accident atau karena kesalahan pelaku
kecurangan itu sendiri, saat rekonsiliasi akun, saat adanya pengecekan dokumen
kemudian baru saat adanya pemeriksaan oleh auditor eksternal. Hal ini
menandakan bahwa tindak kecurangan sulit untuk dideteksi oleh auditor eksternal.
melapor atau dapat diketahui saat ada pemeriksaan internal saja. Oleh karena itu
kecurangan.
(2014), Ardiansyah (2013), Nasution dan Fitriany (2012), Singgih dan Bawono
20
21
(2010) serta Gusti dan Ali (2008). Dari literature review yang telah dilakukan atas
dan tidak memercayai kebenaran suatu hal, teori, ataupun pernyataan. Dalam buku
profesional dalam skeptisisme profesional merujuk pada fakta bahwa auditor telah,
dan terus dididik dan dilatih untuk menerapkan keahliannya dalam mengambil
2010), namun dari definisi kata skeptisisme dan profesional tersebut dapat
disimpulkan bahwa skeptisisme profesional auditor adalah sikap auditor yang selalu
meragukan dan mempertanyakan segala sesuatu, dan menilai secara kritis bukti
Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi 230 PSA No. 04 (IAI, 2001)
selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Auditor
21
22
tidak boleh menganggap bahwa manajemen adalah tidak jujur, namun juga tidak
juga tidak boleh merasa puas dengan bukti-bukti yang kurang persuasif karena
profesional auditor adalah penting untuk penilaian yang kritis (critical assessment)
terhadap bukti-bukti audit, yaitu auditor harus memiliki pikiran yang selalu
terhadap asersi yang diberikan manajemen tanpa mempunyai bukti pendukung atas
asersi yang tersebut. Jika sikap skeptisisme profesional yang dimiliki auditor tinggi,
juga semakin tinggi. Perbedaan ini menimbulkan masalah karena tanggung jawab
auditor untuk mampu mendeteksi fraud adalah sama walaupun tingkat skeptisisme
mereka berbeda.
sangat dipengaruhi oleh pengalaman audit yang telah dimiliki auditor. Pramudyastuti
22
23
kualitas audit yang dihasilkan akan lebih baik daripada auditor yang tidak
berpengalaman.
2.1.5 Pengalaman
semakin meningkat karena hal ini akan menambah dan memperluas wawasan yang
pengalaman dan membuatnya menjadi lebih cepat dan lebih baik dalam
dan kecurangan yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan kinerja yang lebih
tidak berpengalaman.
dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu
23
24
proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.
proses audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya
penugasan yang pernah ditangani (Suraida, 2005). Auditor yang telah memiliki
kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang terdapat dalam
laporan keuangan tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan penjelasan yang
lebih akurat terhadap temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor yang masih
memperlihatkan tingkat perhatian selektif yang lebih tinggi terhadap informasi yang
pengalaman, bukan merupakan suatu daya kognitif yang terlahir atau kemampuan
yang digunakan sesuai kehendak. Oleh karena itu faktor pengalaman memegang
peranan penting dalam kompetensi auditor agar dapat mendeteksi adanya tindak
kecurangan.
2.1.6 Independensi
dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga
berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan
adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam
24
25
publik atau auditor eksternal, tetapi konsep yang sama dapat diterapkan untuk
auditor internal dalam bersikap objektif. Independensi dalam program audit berarti
bebas dari intervensi manajerial atas penyusunan program audit dan prosedur audit,
yang mengandung arti bahwa auditor bebas dari segala persyaratan untuk
penugasan audit selain yang memang diisyaratkan untuk sebuah proses audit.
aktiva dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan. Auditor bebas dan
tidak dibatasi dalam proses pemerolehan bahan bukti, termasuk juga terbebas dari
Independensi dalam pelaporan berarti bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan
atau memodifikasi fakta atau temuan dalam audit. Menghindari penggunaan kata
yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan
fakta opini dan rekomendasi. Bebas dari tekanan dalam mempertimbangkan opini
Independensi merupakan salah satu ciri paling penting yang dimiliki oleh
25
26
untuk melekat dalam profesi mereka. Sekalipun auditor senior, apabila tidak
disusun dan disajikan oleh klien. Ramayara (2008) menyebutkan bahwa klien dapat
laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai yang lainnya. Oleh
yang diperiksa, khususnya auditor eksternal atau akuntan publik harus bersikap
terhadap kepentingan auditor eksternal atau akuntan publik itu sendiri. Begitu pula
bagi klien mereka, sekalipun auditor independen masih menjadi bagian dari klien
tersebut.
Fraud
sebagai sikap auditor yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
26
27
melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit, auditor yang skeptis tidak
akan menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan
pertanyaan untuk memperoleh alasan bukti dan konfirmasi mengenai objek yang
menemukan salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan-kekeliruan saja dan sulit
untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan, karena kecurangan
oleh Fullerton dan Durtschi (2004) menemukan adanya hubungan positif antara
Durtschi (2004) menyatakan bahwa auditor dengan skeptisisme yang tinggi akan
akan semakin mampu auditor tersebut membuktikan benar atau tidaknya gejala-
kecurangan antara auditor yang memiliki tingkat skeptisisme profesional yang tinggi
27
28
dengan profesionalisme dalam akuntansi yang diperlukan dalam auditing karena itu,
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non
formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang
Penelitian Noviyani dan Bandi (2002) yang didukung oleh penelitian Mui
pengetahuan tentang kekeliruan dan kecurangan yang lebih banyak sehingga akan
kecurangan.
auditor. Hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor yang
pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal
28
29
pengembangan keahlian.
berbagai fakta yang ditemuinya dalam auditnya. Aspek ini disebut dengan
harus mengungkapkan tentang temuan apa yang didapat dari Laporan Keuangan
yang disusun oleh manajemen apakah Laporan Keuangan terjadi suatu kesalahan
atau ketidakberesan sesuai dengan temuan atau fakta yang ada, oleh karena itu
yang harus dipertahankan oleh auditor, jadi dalam menilai kewajaran suatu laporan
keuangan seorang auditor tidak mudah dipengaruhi oleh pihak manapun (Arens,
2000; 24).
29
BAB III
konsep penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, yaitu
auditor yang memiliki tingkat skeptisme profesional yang tinggi dengan auditor yang
dilakukan oleh Noviyani dan Bandi (2002), Nasution dan Fitriany (2012) mereka
30
31
mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Gambar 3.1 di bawah ini merupakan
Gambar 3.1
Konsep Penelitian
Kemampuan Mendeteksi
Pengalaman (X2)
Fraud (Y)
Independensi (X3)
3.2 Hipotesis
maka dapat dijelaskan bahwa penelitian ini menggunakan empat variabel, yaitu
menilai bukti audit. Skeptisisme adalah sikap kritis dalam menilai kehandalan asersi
atau bukti yang diperoleh, sehingga dalam melakukan proses audit seorang auditor
memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas suatu asersi atau bukti yang telah
diperoleh. Skeptisisme auditor yang rendah akan menyebabkan auditor tidak akan
32
terhadap asersi yang diberikan manajemen tanpa mempunyai bukti pendukung atas
asersi yang tersebut. Jika sikap skeptisisme profesional yang dimiliki auditor tinggi,
profesional auditor adalah penting untuk penilaian yang kritis (critical assessment)
terhadap bukti-bukti audit, yaitu auditor harus memiliki pikiran yang selalu
informasi tambahan yang diperoleh auditor maka akan semakin mampu auditor
tingkat skeptisisme profesional yang tinggi dengan auditor yang memiliki tingkat
skeptisisme profesional yang rendah. Hasil penelitian dari Pramudyastuti (2014) dan
Berbeda dengan Gusti dan Ali (2008) justru menemukan pengaruh negatif
33
dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan audit yang pernah
maka semakin tinggi pula tingkat skeptisisme yang dimiliki (Nasution dan Fitriany,
2012).
tinggi serta biasa menemukan fraud dimungkinkan lebih teliti dalam mendeteksi
fraud dibanding auditor dengan jam terbang yang rendah. Auditor yang
pengetahuan tentang kekeliruan dan kecurangan yang lebih banyak sehingga akan
yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam
Anggriawan (2014), Karim (2012), Nasution dan Fitriany (2012) dalam hasil
berikut :
mendeteksi fraud.
mencakup tiga hal, yaitu: independensi dalam program audit, independensi dalam
dalam program audit berarti bebas dari intervensi manajerial atas penyusunan
program audit dan prosedur audit, yang mengandung arti bahwa auditor bebas dari
segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang diisyaratkan untuk
sebuah proses audit. Independensi dalam verifikasi berarti bebas dalam mengakses
semua dokumen, aktiva dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.
Auditor bebas dan tidak dibatasi dalam proses pemerolehan bahan bukti, termasuk
juga terbebas dari kepentingan pribadi yang dapat menghambat pemerolehan bukti
audit. Independensi dalam pelaporan berarti bebas dari tekanan untuk tidak
penggunaan kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja
dalam melaporkan fakta opini dan rekomendasi. Bebas dari tekanan dalam
Mulyadi (2002; 37), independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh,
tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi
juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan
adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam
yang dimiliki auditor akan lebih leluasa untuk mengungkap segala kekeliruan dan
Pernyataan ini didukung oleh penelitian dari Pramudyastuti (2014) yang hasil
adalah :
mendeteksi fraud.
BAB IV
METODE PENELITIAN
maka dari itu penelitian ini tergolong dalam metode survei dengan data cross
section yang berarti pengumpulan data dilakukan pada rentang waktu tertentu
pemerintah dalam penelitian ini adalah auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa
Timur.
sebagai subjek penelitian. Sehingga unit analisis dalam penelitian ini adalah auditor
36
37
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal yang ingin
diinvestigasi oleh peneliti (Sekaran, 2006; 9). Dalam penelitian ini populasi yang
Provinsi Jawa Timur dipilih sebagai lokasi populasi dalam penelitian karena
alokasi umum terbanyak pada tahun anggaran 2015 yaitu sebesar 35,9 triliun.
Sesuai dengan UU No. 15 Tahun 2004, lingkup pemeriksaan BPK meliputi seluruh
unsur keuangan negara termasuk di dalamnya adalah dana alokasi umum tersebut.
Seluruh unsur keuangan negara yang dialirkan kepada lembaga negara, lembaga
diperiksa oleh BPK. Pengalokasian dana alokasi umum berdasarkan celah fiskal
dan alokasi dasar seperti gaji pegawai negeri sipil. Sedangkan celah fiskal dilihat
dari kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal daerah. Hal ini telah diatur
pusat dan daerah. Kebutuhan pendanaan diukur dari jumlah penduduk, luas
wilayah, produk domestik bruto (PDRB) per kapita dan indeks pembangunan
manusia (IPM).
Provinsi Jawa Timur memiliki luas wilayah 47.800 km2, jumlah penduduk
38,8 juta jiwa sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ke-3 di Indonesia.
PDRB Jawa Timur tahun 2015 sebesar 1.689.882,40 miliar dan IPM 68,95
menerima kucuran dana terbesar dari pemerintah pusat. Semakin banyak dana
yang dialirkan dari pemerintah pusat ke Provinsi Jawa Timur maka semakin
38
kompleks pula tugas pemeriksaan yang akan dilakukan oleh auditor BPK
Auditorat. Sub Auditorat Jawa Timur I terdiri dari 41 pemeriksa, Sub Auditorat Jawa
Timur II terdiri dari 40 pemeriksa, Sub Auditorat Jawa Timur III terdiri dari 38
Tabel 4.1
Jumlah Auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur
JUMLAH
NO SUB AUDITORIAT
AUDITOR
1 Sub Auditorat Jawa Timur I 41
2 Sub Auditorat Jawa Timur II 40
3 Sub Auditorat Jawa Timur III 38
4 Sub Auditorat Jawa Timur IV 35
Kabupaten Magetan. Sub Auditorat III meliputi Kota Kediri, Kabupaten Kediri,
Kabupaten Blitar, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu. Sub Auditorat IV
Kabupaten Banyuwangi.
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota
yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua (Sekaran,
2006; 11). Metode penentuan sampel dilakukan dengan cara proporsional sampling,
dengan kriteria auditor telah bekerja selama lebih dari empat tahun. Ukuran sampel
n = N / ( 1 + N.e )2
Dimana:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
Perhitungan sampel :
n = N / ( 1 + N.e )2
n = 154 / 2,54
dibagi secara proporsional ke masing masing sub auditorat. Kriteria sampel dalam
penelitian ini ialah auditor telah bekerja minimal empat tahun sebagai auditor. Pada
BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur terdapat 1 populasi yang tidak memenuhi
kriteria sampel, yaitu masih berstatus CPNS sehingga belum memiliki pengalaman
40
kerja lebih dari empat tahun. Berikut perhitungan pengambilan sampel dengan
metode proporsional :
ditentukan jumlah sampel dari masing-masing sub auditorat. Sub auditorat I dan II
masing-masing 16 sampel, 15 sampel diambil dari Sub Auditorat Jawa Timur III, 14
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur respon dari responden ke dalam
1. Skeptisisme Profesional
(2010) :
yang jelas
hal.
suatu keputusan
terungkap
42
indikator :
yang baru
berperilaku
orang lain
- tidak mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain atau suatu hal
karena nilai Cronbach Alpha pada uji reliabilitas yang dilakukan oleh
Larimbi (2014) lebih besar dari 0,60 dan dinyatakan reliabel. Skeptisisme
berati sangat setuju (SS), nilai 5 berarti setuju (S), nilai 4 berarti agak
setuju (AS), nilai 3 berarti agak tidak setuju (ATS), nilai 2 berarti tidak
setuju (TS) dan nilai 1 berarti sangat tidak setuju (STS). Namun, di dalam
2. Pengalaman
ini diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu Nasution dan Fitriany (2012).
indikator dan pengukuran ini telah reliabel dan dapat mewakili variabel
pengalaman auditor.
3. Independensi
tiga aspek yaitu independen dalam program audit, dalam verifikasi dan
adalah :
1-6. Nilai 6 berati sangat setuju (SS), nilai 5 berarti setuju (S), nilai 4
45
berarti agak setuju (AS), nilai 3 berarti agak tidak setuju (ATS), nilai 2
berarti tidak setuju (TS) dan nilai 1 berarti sangat tidak setuju (STS).
lebih dari 0,60 yang berarti telah reliabel dan layak untuk digunakan.
faktor-faktor lain dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kecakapan atau keahlian yang dimiliki auditor untuk menemukan indikasi mengenai
dikembangkan oleh Fullerton dan Durtschi (2004) yang terdiri dari gejala
gejala kecurangan terkait catatan keuangan dan praktek akuntansi (financial records
Nilai 4 berarti sangat banyak (SB), nilai 3 berarti banyak (B), nilai 2 berarti sedikit
(S), dan nilai 1 berarti sama sekali tidak (STS). Pengukuran dan item kuesioner
46
Durtschi (2004). Kuesioner ini telah teruji dan layak digunakan, karena nilai
Cronbach Alpha di atas 0,60. Noviyanti (2007) juga menggunakan instrumen ini
dalam penelitiannya.
Indikator financial records and accounting practice diwakili oleh item kuesioner
ada suatu variabel yang memengaruhi variabel-variabel lain dari data-data yang
telah dikumpulkan. Agar data yang dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat maka
harus diolah atau dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
penjelasan dari data-data yang diperoleh dan dapat digunakan sebagai pedoman
responden yang akan digambarkan adalah jenis kelamin, jabatan, lama bekerja dan
pernyataan kuesioner.
47
Uji Validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur
mengukur apa yang ingin diukur (Jogiyanto, 2007; 33). Yang dimaksudkan alat ukur
dalam hal ini ialah kuesioner. Kuesioner dinyatakan valid apabila pernyataan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Apabila nilai Rhitung > Rtabel maka, pernyataan tersebut dikatakan valid
menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama (Jogiyanto, 2007; 40).
Suatu kuesioner/alat ukur penelitian ini dikatakan handal jika tanggapan seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. SPSS
Alpha. Suatu variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai alpha 0,600 atau
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
tidak adanya korelasi antar variabel independennya. Uji asumsi klasik dilakukan
a. Uji Normalitas
data yang kita miliki dengan distribusi komulatif dari distribusi normal
mengetahui apakah distribusi variabel normal atau tidak. Jika signifikansi >
b. Uji Multikolinearitas
atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau
Inflation Factor). Jika tolerance > 0,01 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik adalah
uji Glejser yaitu uji hipotesis untuk mengetahui apakah sebuah model regresi
(p value < 0,05) memengaruhi variabel absolute residual maka ada indikasi
terjadinya heteroskedastisitas.
Menurut Sarjono (2011; 32), analisis regresi adalah suatu analisis yang
independen (X1, X2, X3) dan satu variabel dependen (Y) maka dinamakan analisis
Dimana :
a = konstanta
x1 = skeptisisme profesional
x2 = pengalaman
x3 = independensi
ε = residual error
ditunjukkan oleh variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
(X1, X2, X3) kepada variabel dependen (Y) lebih besar dari pada nilai koefisien
pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R Square (R2) untuk
tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah
seperti R2, nilai Adjusted R-square dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model (Sarjono, 2011; 37). Oleh karena itu,
berganda.
5. Uji Hipotesis
dependen (Kuncoro, 2003; 45). Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat
terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2003; 46). Jika nilai signifikansi lebih
terlebih dahulu bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah valid dan
dengan responden dalam penelitian ini, cara seperti ini disebut dengan pilot tes.
Menurut Sarjono (2011; 18), pilot tes perlu dilakukan dalam penelitian untuk
mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian. Fungsi lain
dari pilot test adalah peneliti bisa meyakini bahwa responden penelitian paham dan
mengerti mengenai maksud dari pernyataan untuk tiap-tiap indikator yang ada
dalam penelitian ini, dan juga responden bisa memberikan saran-saran terkait
kuisioner.
Pendidikan Profesi Akuntansi juga berprofesi sebagai auditor baik auditor di Kantor
cenderung sama dengan auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur. Hasil dari
pilot tes tahap pertama ini menunjukkan bahwa dari 49 item pernyataan kuesioner,
memutuskan untuk tidak mengikutsertakan 11 item tersebut pada pilot tes tahan
kedua.
Pilot tes tahap kedua menguji 38 item pernyataan yang tersisa dalam
Alasan penyebaran pilot tes tahap kedua pada pegawai Inspektorat Daerah
Kabupaten Bondowoso adalah karena peneliti memiliki akses dalam hal tersebut.
Selain itu juga waktu penyebaran kuesioner pilot tes ini hampir bersamaan dengan
penyebaran kuesioner kepada auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur Sub
Auditorat IV yang pada waktu itu sedang menjalankan tugas audit di Kabupaten
Bondowoso. Hasil dari pilot tes tahap ini telah menunjukkan bahwa 38 item
kuesioner yang digunakan telah valid dan reliabel sehingga layak untuk disebar
kepada auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur Sub Auditorat IV di Kabupaten
Bondowoso dan selebihnya kepada auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur
Sub Auditorat I, II dan III melalui Kantor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur.
Adapun hasil pilot tes tahap pertama dan tahap kedua dapat dilihat secara lengkap
penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah diajukan pada
bab sebelumnya.
yang dapat dipercaya. Informasi yang akurat hanya dapat diperoleh apabila
dilakukan pengujian alat ukur dengan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas
penelitian jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,361 (Rtabel
pada jumlah sampel atau n = 30), jika koefisien validitasnya kurang dari 0,361
Tabel 5.1
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian (setelah eliminasi)
Cronbach Titik
Variabel Indikator Item Rhitung Rtabel Ket Alpha
Ket
Kritis
7 0,921 0,361 Valid
X 11 13 0,880 0,361 Valid 0,884 0,600 Reliabel
Skeptisisme 24 0,903 0,361 Valid
Profesional 3 0,973 0,361 Valid
(X1)
X 12 22 0,973 0,361 Valid 0,969 0,600 Reliabel
27 0,972 0,361 Valid
X 13 4 0,876 0,361 Valid 0,926 0,600 Reliabel
53
54
Cronbach Titik
Variabel Indikator Item Rhitung Rtabel Ket Alpha
Ket
Kritis
8 0,914 0,361 Valid
15 0,850 0,361 Valid
23 0,849 0,361 Valid
28 0,856 0,361 Valid
29 0,784 0,361 Valid
5 0,925 0,361 Valid
14 0,914 0,361 Valid
X 14 0,915 0,600 Reliabel
26 0,873 0,361 Valid
30 0,867 0,361 Valid
1 0,894 0,361 Valid
X 15 18 0,932 0,361 Valid 0,920 0,600 Reliabel
25 0,960 0,361 Valid
2 0,847 0,361 Valid
6 0,830 0,361 Valid
X 16 12 0,856 0,361 Valid 0,901 0,600 Reliabel
17 0,884 0,361 Valid
21 0,819 0,361 Valid
2 0,988 0,361 Valid
X 31 0,976 0,600 Reliabel
3 0,988 0,361 Valid
Independensi 4 0,992 0,361 Valid
X 32 0,985 0,600 Reliabel
(X3) 6 0,992 0,361 Valid
8 0,992 0,361 Valid
X 33 0,985 0,600 Reliabel
9 0,992 0,361 Valid
1 0,950 0,361 Valid
2 0,950 0,361 Valid
Y1 0,949 0,600 Reliabel
3 0,905 0,361 Valid
Kemampuan 0,919 0,361 Valid
4
mendeteksi
fraud (Y) 5 0,935 0,361 Valid
6 0,909 0,361 Valid
Y2 0,944 0,600 Reliabel
7 0,906 0,361 Valid
8 0,955 0,361 Valid
Sumber : data primer diolah
instrumen penelitian memiliki nilai koefisien validitas > 0,361, dengan demikian
dapat dilanjutkan untuk analisis selanjutnya. Hasil output SPSS pengujian validitas
dan reabilitas disajikan pada Lampiran 2 sampai dengan 5. Hasil pengujian validitas
dan reabilitas di atas merupakan hasil pengujian kedua, uji validitas dan reabilitas
yang pertama dilakukan saat peneliti melakukan pilot tes yang mana hasilnya masih
ada 11 item kuesioner yang tidak valid sehingga harus dieliminasi dan diuji kembali
validitas dan reabilitasnya pada pilot tes tahap kedua atau setelah eliminasi.
Pejelasan hasil pilot tes secara lengkap telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Perwakilan Provinsi Jawa Timur yang telah memiliki pengalaman dengan kriteria
telah bekerja lebih dari empat tahun. Berikut merupakan tabel demografi responden
Tabel 5.2
Demografi Responden
auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur, terhitung mulai tanggal 5 Februari
adalah sebanyak 80 kuesioner dan sebelumnya telah dilakukan pilot tes kepada
56
Kabupaten Bondowoso.
kuesioner yang diterima, 61 kuesioner yang dapat diolah. Jadi kuesioner yang bisa
digunakan untuk analisis data adalah 61 sebagaimana yang terlihat pada tabel 5.2,
berikut ini:
Tabel 5.3
Tingkat Pengembalian Kuesioner
banyaknya jumlah penugasan yang telah dilakukan. Responden dalam penelitian ini
mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 37 auditor atau sebesar 60,66%
Auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur merupakan auditor yang telah
memiliki pengalaman, hal ini ditunjukkan oleh 46% atau sebanyak 28 auditor BPK
Perwakilan Provinsi Jawa Timur telah memiliki pengalaman selama 1-5 tahun. 12
auditor memiliki pengalaman pada rentang 6-10 tahun atau sebesar 20%. Dan
57
sisanya sebanyak 21 auditor memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun atau sebesar
34%. Demografi responden berdasarkan pengalaman kerja dapat dilihat pada Tabel
banyaknya penugasan yang telah dilakukan. Auditor BPK perwakilan Provinsi Jawa
Timur yang telah melakukan penugasan 1-3 kali dalam setahun sebanyak 26
auditor. Sedangkan yang mendapat penugasan 4-7 kali dalam satu tahun sebanyak
dalam satu tahun. Hasil pengujian SPSS demografi responden disajikan pada
Tabel 5.4
Demografi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.5
Demografi Responden berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 5.6
Deskripsi Responden berdasarkan Jumlah Penugasan
maksimum, dan nilai minimum data. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk
Skeptisisme Profesional (X1) disajikan pada Tabel 5.7 (Tabel selengkapnya dapat
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Variabel Skeptisisme Profesional (X1)
profesional berkisar antara 4,56 dan 5,41. Berdasarkan hasil rata-rata untuk variabel
profesional.
60
Pada item pernyataan nomor tujuh yaitu mengenai “Saya sering menolak
suatu pernyataan kecuali saya memiliki bukti bahwa pernyataan tersebut benar”
menunjukkan nilai rata-rata tertinggi, yaitu 5,41. Hal ini menunjukkan bahwa
pernyataan tersebut.
Independensi (X3) disajikan pada Tabel 5.8 (Tabel selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 10) :
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Variabel Independensi (X3)
independensi berkisar antara 4,95 dan 5,31. Berdasarkan hasil rata-rata untuk
variabel independensi secara keseluruhan diperoleh nilai 5,10. Hal ini menunjukkan
Pada item pernyataan ke lima yaitu mengenai “Pelaporan hasil audit bebas
dari bahasa atau istilah-istilah yang menimbulkan multi tafsir” menunjukkan nilai
rata-rata tertinggi, yaitu 5,31. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Mendeteksi Kecurangan (Y)
Kemampuan Mendeteksi Fraud berkisar antara 3,11 dan 3,33. Berdasarkan hasil
diperoleh nilai 3,28 Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab
mendeteksi kecurangan.
nilai rata-rata tertinggi, yaitu 3,33. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung
pernyataan tersebut.
62
pengujian asumsi terlebih dahulu agar model yang terbentuk memberikan estimasi
yang BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator) (Sarjono, 2011; 27). Pengujian
asumsi ini terdiri atas tiga pengujian, yakni Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, dan
Uji Heteroskedastisitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah residual dalam model regresi
mengikuti sebaran normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model dimana
besar dari α yang digunakan yaitu 0,05. Hasil pengujian disajikan sebagai berikut :
Tabel 5.10
Hasil Uji Normalitas
Smirnov pada model sebesar 0,937, yang lebih besar dari α (0.05), maka dapat
normalitas terpenuhi). Dari hasil uji normalitas terhadap kelompok data tersebut di
atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat pelanggaran terhadap asumsi pengujian
parametrik, maka analisis selanjutnya dapat dilakukan. Hasil output SPSS pada
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
ortagonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan
menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut-off yang umum dipakai
adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 (Ghozali, 2001;
23).
Tabel 5.11
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Independen VIF Keterangan
nilai VIF yang tidak lebih dari nilai 10, maka disimpulkan bahwa asumsi non-
multikolinieritas telah terpenuhi. Untuk melihat output hasil pengujian ini dapat dilihat
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji gletjer untuk menguji lebih
nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residualnya lebih dari
0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasl pengujian dengan uji
Tabel 5.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Signifikansi Hasil
Skeptisisme Profesional (X1) 0,936
Tidak terdapat
Pengalaman (X2) 0,961
heteroskedastisitas
Independensi (X3) 0,202
Sumber : data primer diolah
skeptisisme profesional, pengalaman dan independensi lebih dari 0,05. Jadi dapat
nilai variabel lain. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh ringkasan hasil
Tabel 5.13
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Variabel Koefisien t p-value Keterangan
Dependen Independen Regresi
Konstanta -0,272
α = 0,05
R = 0,87
Koefisien Determinasi (R2) = 0,757 (75,7%)
F Hitung = 59,044
Sumber : data primer diolah
lainnya tetap.
66
Dari hasil output SPSS yang disajikan pada Lampiran 15 diketahui nilai R
sebesar 0,870 dan nilai R2 adalah 75,7%, maka diperoleh nilai R2 sebesar 75,7%
yang menunjukkan arti bahwa Skeptisisme Profesional (X1), Pengalaman (X2) dan
berpengaruh signifikan jika nilai signifikansi (p-value) < 0,05. Hasil pengujian
Profesional (X1) sebesar 3,415 dan nilai p-value lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar
Berdasarkan tabel 5.12 diperoleh nilai thitung pada variabel Pengalaman (X2)
sebesar 3,594 dan nilai p-value lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,001. Pengujian
Berdasarkan tabel 5.12 diperoleh nilai thitung pada variabel Independensi (X3)
sebesar 2,807 dan nilai p-value lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,007. Pengujian
(Y).
68
dalam model regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y atau untuk
Setalah dilakukan olah data, diperoleh nilai Fhitung sebesar 59,044 dan nilai p-
value lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Sehingga diambil keputusan H0
ditolak pada taraf α = 5%. Hal ini mengartikan bahwa Skeptisisme Profesional (X1),
signifikan terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud (Y). Hasil output SPSS disajikan
menunjukkan bahwa ketiga hipotesis yang ditetapkan dalam bab sebelumnya telah
berbeda. Di bawah ini akan dibahas secara rinci tentang pengaruh antar variabel
Fraud
pemahaman intrapersonal, penentuan diri, dan penilaian diri auditor. Uji hipotesis
yang dimilki oleh auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur berdampak pada
antara auditor yang memiliki tingkat skeptisisme profesional yang tinggi dengan
auditor yang memiliki tingkat skeptisisme profesional yang rendah. Hasil pengujian
dari Pramudyastuti (2014) dan Nasution dan Fitriany (2012) juga menyatakan
pengalaman yang dimilki oleh auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur
70
sekaligus dapat menjelaskan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.
(2012), Nasution dan Fitriany (2012) yang hasilnya menyatakan bahwa pengalaman
Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Singgih dan
terjadinya fraud. Namun sebaliknya, hasil pengujian ini berbeda dengan hasil
pengujian yang dilakukan oleh Ardiansyah (2013) yang menunjukkan tidak adanya
Hasil penelitian ini tentu memiliki perbedaan dengan hasil dari penelitian
terdahulu, oleh sebab itu perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu
akan didiskusikan dalam sub bab ini agar lebih jelas di mana letak perbedaannya.
71
terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan, hasil ini didukung oleh
penelitian terdahulu dari Karim (2012), Nasution dan Fitriany (2012) dan
dan Fitriany (2012) menggunakan auditor akuntan publik sebagai responden dalam
profesional yang dimilki oleh mayoritas auditor baik auditor independen maupun
Gusti dan Ali (2008) ini menggunakan auditor akuntan publik dalam penelitiannya,
Shaub dan Lawrence, namun disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia.
adanya perbedaan hasil penelitian Gusti dan Ali (2008) dengan penelitian ini serta
hasil ini didukung oleh Karim (2012), Nasution dan Fitriany (2012) dan Anggriawan
memiliki perbedaan dengan peneliti terdahulu baik dari responden maupun indikator
pengukurannya, hanya saja hasil ini kembali berbeda dengan hasil penelitian dari
terdahulu yang memiliki hasil pengujian dengan hasil yang sama adalah penelitian
dari Singgih dan Bawono (2010) dan Pramudyastuti (2014). Sedangkan Ardiansyah
Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada
tahun 2007. Di dalam SPKN dijelaskan bahwa auditor eksternal pemerintah dalam
hal ini auditor BPK wajib didasari oleh sikap skeptisisme profesional, penggunaan
melaksanakan tugasnya.
keuangan atau laporan realisasi anggaran bila dalam sektor publik, telah bebas dari
salah saji yang material. Salah saji itu sendiri meliputi dua hal, yaitu salah saji
kesengajaan). Dari penjelasan tugas auditor tersebut dapat dikatakan bahwa auditor
mendeteksi kecurangan. Artinya, apabila auditor taat dan patuh kepada SPKN,
maka auditor akan terbantu saat melaksanakan tugasnya. Hasil penelitian ini
mencerminkan bahwa auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur telah taat pada
yang dimilki auditor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur dapat meningkatkan
Penelitian terdahulu yang peneliti jadikan acuan dalam penelitian ini yaitu
(2012), Singgih dan Bawono (2010) serta Gusti dan Ali (2008). Mayoritas dari
Publik sebagai sampelnya. Oleh sebab itu penelitian ini akan bermanfaat bagi
pemerintah.
menunjukkan manfaat bagi BPK Perwakilan Jawa Timur dalam melakukan penilaian
penilaian kinerja seorang auditor karena ketiga hal tersebut sesuai dengan
peraturan yang diatur dalam SPKN dan terbukti secara empiris berpengaruh
mendeteksi kecurangan.
Bagi praktisi, khususnya auditor itu sendiri apabila melihat hasil penelitian ini
dapat pula menimbulkan manfaat bagi mereka. Pertama, auditor selalu mengingat
bahwa dalam melaksanakan tugasnya, mereka diatur oleh SPKN. Kedua, dengan
mereka.
dan saran untuk penelitian selanjutnya. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil uji
dialami oleh peneliti selama melakukan penelitian diuraikan dengan harapan dapat
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang
dilakukan pada bab sebelumnya. Hasil yang didapatkan adalah hasil sebagai
berikut :
76
77
sebagai saran oleh peneliti selanjutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Oleh sebab itu terdapat beberapa item kuesioner yang dirasa kurang sesuai
terdapat dalam diri auditor. Kemungkinan masih terdapat variabel lain yang
kecurangan namun tidak diamati dalam penelitian ini, misalnya yang berasal
yang akan datang. Berikut adalah saran penelitian yang dapat diberikan :
keadaan responden.
2. Faktor eksternal atau di luar diri auditor juga menarik untuk dieksplorasi dan
mendeteksi kecurangan.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ansah, S. O., Moyes, G. D., Oyelere, P. B., Hay, D. 2002. An Empirical Analysis of
the Likelihood of Detecting Fraud in New Zealand. Managerial Auditing
Journal. Vol. 17. No. 4 Hal. 106-111.
Arens, A., dan J.K. Loebbecke. 2000. Auditing An Integrated Approach, Alih Bahasa
Amir Abadi Jusuf. Jakarta : Salemba Empat.
Fullerton, R., & Durtschi, C. 2004. The Effect of Professional Skepticsm on The
Fraud Detection Skills of Internal Auditors. Journal of Utah State University.
Hal.14-23.
Gusti, M., dan Ali, S. 2008. Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor dengan
Pendeteksian Kecurangan oleh Akuntan Publik. Simposium Nasional
Akuntansi IX Hal 147-159.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta
: Salemba Empat.
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
80
Nasution, H dan Fitriany. 2012. Pengaruh beban kerja, pengalaman Audit dan Tipe
Kepribadian Terhadap Skeptisme profesional dan Kemampuan Auditor
Dalam Mendeteksi Kecurangan. Simposium Nasional Akuntansi XV Hal.
166-203.
Suraida, I. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit
terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini
Akuntan Publik. Jurnal Sosiohumaniora Vol. 7 No. 3 Hal. 186-202.
Umar, H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Baru ke-7.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dalam
rangka penelitian saya yang berjudul:
“Pengaruh Skeptisisme Profesional, Pengalaman dan Independensi Auditor
Terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud”
Kuesioner ini terdiri atas sejumlah pernyataan. Perlu Bapak/Ibu ketahui bahwa
keberhasilan penelitian ini sangat tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu dalam menjawab
kuesioner.
Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya.
Hormat Saya,
Peneliti
83
IDENTITAS RESPONDEN
Kuesioner diadopsi dari penelitian sebelumnya, Suraida (2005) ; Nasution dan Fitriany (2012)
1. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
2. Jabatan/posisi di BPK sebagai : ______________
3. Lama bekerja sebagai auditor :
Lebih dari 11 tahun
6 –10 tahun
1 – 5 tahun
4. Rata-rata jumlah penugasan audit yang Saudara kerjakan dalam 1 tahun:
Lebih dari 7 tugas
4 – 7 tugas
1 – 3 tugas
1 2 3 4
Saya Saya Akan Saya Akan Saya Akan
Dugaan-dugaan Kecurangan Sama Sekali Sedikit Banyak Sangat Banyak
No Tidak Akan Mengembangkan Mengembangkan Mengembangkan
(Fraud Symptoms ) Mengembangkan Pencarian Pencarian Pencarian
Pencarian Informasi Informasi Informasi
Informasi
1. Sering terjadinya perebutan
posisi/jabatan pada
departemen atau divisi
tertentu.
2. Beberapa pegawai mengeluh
adanya diskriminasi.
3. Perusahaan sering mengganti
kantor hukumnya.
4. Pergantian kantor akuntan
publik yang tidak diharapkan
atau tidak disangka.
5. Controller membuat banyak
jurnal penyesuaian seminggu
sebelum auditor eksternal tiba
6. Terdapat penyesuaian yang
besar untuk memperbaiki
akun persediaan setelah
perhitungan fisik akhir tahun.
7. Terdapat jumlah yang tidak
biasa dari piutang yang
dihapuskan.
8. Beban administrasi rupa-rupa
(miscellaneous administrative
expense) meningkat sekitar
40 persen..
86
Lampiran 2
Hasil Uji Pilot Tes Tahap Pertama
Cronbach Titik
Variabel Indikator Item Rhitung Rtabel Ket Ket
Alpha Kritis
7 0,921 0,361 Valid
X 11 13 0,880 0,361 Valid 0,884 0,600 Reliabel
24 0,903 0,361 Valid
3 0,810 0,361 Valid
9 0,295 0,361 Tidak Valid
X 12 20 0,292 0,361 Tidak Valid 0,602 0,600 Reliabel
22 0,832 0,361 Valid
27 0,856 0,361 Valid
4 0,876 0,361 Valid
8 0,914 0,361 Valid
15 0,850 0,361 Valid
X 13 0,926 0,600 Reliabel
23 0,849 0,361 Valid
28 0,856 0,361 Valid
29 0,784 0,361 Valid
Skeptisisme 5 0,916 0,361 Valid
Profesional
(X1) 11 0,220 0,361 Tidak Valid
X 14 14 0,852 0,361 Valid 0,743 0,600 Reliabel
26 0,787 0,361 Valid
30 0,834 0,361 Valid
1 0,818 0,361 Valid
10 0,259 0,361 Tidak Valid
16 0,294 0,361 Tidak Valid
X 15 0,606 0,600 Reliabel
18 0,859 0,361 Valid
19 0,327 0,361 Tidak Valid
25 0,888 0,361 Valid
2 0,847 0,361 Valid
6 0,830 0,361 Valid
X 16 12 0,856 0,361 Valid 0,901 0,600 Reliabel
17 0,884 0,361 Valid
21 0,819 0,361 Valid
1 0,343 0,361 Tidak Valid
X 31 2 0,912 0,361 Valid 0,605 0,600 Reliabel
Independensi 3 0,917 0,361 Valid
(X3) 4 0,930 0,361 Valid
X 32 5 0,340 0,361 Tidak Valid 0,633 0,600 Reliabel
6 0,922 0,361 Valid
87
Cronbach Titik
Variabel Indikator Item Rhitung Rtabel Ket Ket
Alpha Kritis
7 0,334 0,361 Tidak Valid
X 33 8 0,926 0,361 Valid 0,615 0,600 Reliabel
9 0,917 0,361 Valid
1 0,950 0,361 Valid
2 0,950 0,361 Valid
Y1 0,949 0,6 Reliabel
3 0,905 0,361 Valid
4 0,919 0,361 Valid
Kemampuan 5 0,836 0,361 Valid
mendeteksi
fraud (Y) 6 0,732 0,361 Valid
7 0,764 0,361 Valid
Y2 0,702 0,6 Reliabel
8 0,837 0,361 Valid
9 0,294 0,361 Tidak Valid
10 0,342 0,361 Tidak Valid
Lampiran 3
Hasil Output SPSS Uji Pilot Tes Tahap Pertama
Validity
Correlations
X11
S7 Pearson Correlation ,921
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S13 Pearson Correlation ,880
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S24 Pearson Correlation ,903
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,884 3
88
Validity
Correlations
X12
S3 Pearson Correlation ,810
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S9 Pearson Correlation ,295
Sig. (2-tailed) ,114
N 30
S20 Pearson Correlation ,292
Sig. (2-tailed) ,117
N 30
S22 Pearson Correlation ,832
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S27 Pearson Correlation ,856
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,602 5
Validity
89
Correlations
X13
S4 Pearson Correlation ,876
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S8 Pearson Correlation ,914
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S15 Pearson Correlation ,850
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S23 Pearson Correlation ,849
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S28 Pearson Correlation ,856
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S29 Pearson Correlation ,784
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,926 6
Validity
90
Correlations
X14
S5 Pearson Correlation ,916
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S11 Pearson Correlation ,220
Sig. (2-tailed) ,244
N 30
S14 Pearson Correlation ,852
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S26 Pearson Correlation ,787
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S30 Pearson Correlation ,834
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,743 5
Validity
91
Correlations
X15
S1 Pearson Correlation ,818
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S10 Pearson Correlation ,259
Sig. (2-tailed) ,167
N 30
S16 Pearson Correlation ,294
Sig. (2-tailed) ,114
N 30
S18 Pearson Correlation ,859
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S19 Pearson Correlation ,327
Sig. (2-tailed) ,078
N 30
S25 Pearson Correlation ,888
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,606 6
Validity
92
Correlations
X16
S2 Pearson Correlation ,847
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S6 Pearson Correlation ,830
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S12 Pearson Correlation ,856
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S17 Pearson Correlation ,884
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S21 Pearson Correlation ,819
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,901 5
Variabel Independensi(X3)
Validity
Correlations
X31
I1 Pearson Correlation ,343
Sig. (2-tailed) ,063
N 30
I2 Pearson Correlation ,912
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
I3 Pearson Correlation ,917
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
93
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,605 3
Validity
Correlations
X32
I4 Pearson Correlation ,930
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
I5 Pearson Correlation ,340
Sig. (2-tailed) ,066
N 30
I6 Pearson Correlation ,922
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,633 3
Validity
94
Correlations
X33
I7 Pearson Correlation ,334
Sig. (2-tailed) ,071
N 30
I8 Pearson Correlation ,926
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
I9 Pearson Correlation ,917
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,615 3
VariabelKemampuanMendeteksi Kecurangan(Y)
Validity
Correlations
Y1
K1 Pearson Correlation ,950
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
K2 Pearson Correlation ,950
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
K3 Pearson Correlation ,905
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
K4 Pearson Correlation ,919
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
95
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,949 4
Indikator 2 (Y2) : catatan keuangan dan praktek akuntansi (financial records and accounting practice)
Validity
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,702 6
96
Lampiran 4
Hasil Uji Pilot Tes Tahap Kedua
Cronbach Titik
Variabel Indikator Item Rhitung Rtabel Ket Ket
Alpha Kritis
7 0,921 0,361 Valid
X 11 13 0,880 0,361 Valid 0,884 0,600 Reliabel
24 0,903 0,361 Valid
3 0,973 0,361 Valid
X 12 22 0,973 0,361 Valid 0,969 0,600 Reliabel
27 0,972 0,361 Valid
4 0,876 0,361 Valid
8 0,914 0,361 Valid
15 0,850 0,361 Valid
X 13 0,849 0,361 Valid 0,926 0,600 Reliabel
23
28 0,856 0,361 Valid
Skeptisisme
Profesional 29 0,784 0,361 Valid
(X1) 5 0,925 0,361 Valid
14 0,914 0,361 Valid
X 14 0,915 0,600 Reliabel
26 0,873 0,361 Valid
30 0,867 0,361 Valid
1 0,894 0,361 Valid
X 15 18 0,932 0,361 Valid 0,920 0,600 Reliabel
25 0,960 0,361 Valid
2 0,847 0,361 Valid
6 0,830 0,361 Valid
X 16 12 0,856 0,361 Valid 0,901 0,600 Reliabel
17 0,884 0,361 Valid
21 0,819 0,361 Valid
2 0,988 0,361 Valid
X 31 0,976 0,600 Reliabel
3 0,988 0,361 Valid
Independensi 4 0,992 0,361 Valid
X 32 0,985 0,600 Reliabel
(X3) 6 0,992 0,361 Valid
8 0,992 0,361 Valid
X 33 0,985 0,600 Reliabel
9 0,992 0,361 Valid
1 0,950 0,361 Valid
2 0,950 0,361 Valid
Y1 0,949 0,600 Reliabel
3 0,905 0,361 Valid
Kemampuan 0,919 0,361 Valid
4
mendeteksi
fraud (Y) 5 0,935 0,361 Valid
6 0,909 0,361 Valid
Y2 0,944 0,600 Reliabel
7 0,906 0,361 Valid
8 0,955 0,361 Valid
97
Lampiran 5
Hasil Output SPSS Uji Pilot Tes Tahap Kedua
Validity
Correlations
X11
S7 Pearson Correlation ,921
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S13 Pearson Correlation ,880
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S24 Pearson Correlation ,903
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,884 3
Validity
Correlations
X12
S3 Pearson Correlation ,973
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S22 Pearson Correlation ,973
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S27 Pearson Correlation ,972
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
98
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,969 3
Validity
Correlations
X13
S4 Pearson Correlation ,876
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S8 Pearson Correlation ,914
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S15 Pearson Correlation ,850
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S23 Pearson Correlation ,849
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S28 Pearson Correlation ,856
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S29 Pearson Correlation ,784
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,926 6
99
Validity
Correlations
X14
S5 Pearson Correlation ,925
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S14 Pearson Correlation ,914
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S26 Pearson Correlation ,873
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S30 Pearson Correlation ,867
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,915 4
Validity
Correlations
X15
S1 Pearson Correlation ,894
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S18 Pearson Correlation ,932
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S25 Pearson Correlation ,960
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
100
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,920 3
Validity
Correlations
X16
S2 Pearson Correlation ,847
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S6 Pearson Correlation ,830
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S12 Pearson Correlation ,856
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S17 Pearson Correlation ,884
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
S21 Pearson Correlation ,819
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,901 5
Validity
Correlations
X31
I2 Pearson Correlation ,988
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
I3 Pearson Correlation ,988
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,976 2
Validity
Correlations
X32
I4 Pearson Correlation ,992
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
I6 Pearson Correlation ,992
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,985 2
Validity
102
Correlations
X33
I8 Pearson Correlation ,992
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
I9 Pearson Correlation ,992
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,985 2
VariabelKemampuanMendeteksi Kecurangan(Y)
Validity
Correlations
Y1
K1 Pearson Correlation ,950
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
K2 Pearson Correlation ,950
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
K3 Pearson Correlation ,905
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
K4 Pearson Correlation ,919
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
103
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,949 4
Indikator 2 (Y2) : catatan keuangan dan praktek akuntansi (financial records and accounting practice)
Validity
Correlations
Y2
K5 Pearson Correlation ,935
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
K6 Pearson Correlation ,909
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
K7 Pearson Correlation ,906
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
K8 Pearson Correlation ,955
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,944 4
Lampiran 6
Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
104
Jenis Kelamin
39%
Laki-laki
61%
Perempuan
Lampiran 7
Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lampiran 8
Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Penugasan
105
Penugasan
11%
43%
1-3 tugas
Lampiran 9
Distribusi Frekuensi Variabel Skeptisisme Profesional (X1)
106
Skeptisisme Profesional
No Pernyataan Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Skor 6 Rata-rata
F % F % F % F % F % F % Indikator
Saya sering menerima
1 penjelasan orang lain tanpa 0 0.00 0 0.00 6 0.10 21 0.34 28 0.46 6 0.10 4.56
pemikiran lebih lanjut.
2 Saya merasa baik-baik saja. 0 0.00 0 0.00 2 0.03 5 0.08 24 0.39 30 0.49 5.34
Dalam memutuskan suatu
masalah, saya menunggu
3 0 0.00 0 0.00 2 0.03 13 0.21 21 0.34 25 0.41 5.13
sampai bisa mendapatkan
lebih banyak informasi.
Prospek dari belajar menarik
4 0 0.00 0 0.00 4 0.07 7 0.11 20 0.33 30 0.49 5.25
minat saya.
Saya tertarik dengan apa
yang menyebabkan
5 0 0.00 0 0.00 4 0.07 4 0.07 26 0.43 27 0.44 5.25
seseorang berperilaku
tertentu.
Saya yakin atas kemampuan
6 0 0.00 0 0.00 2 0.03 11 0.18 19 0.31 29 0.48 5.23
saya.
Saya sering menolak suatu
pernyataan kecuali saya
7 0 0.00 0 0.00 4 0.07 2 0.03 20 0.33 35 0.57 5.41
memiliki bukti bahwa
pernyataan tersebut benar.
Menemukan informasi baru
8 adalah sesuatu yang 0 0.00 0 0.00 5 0.08 5 0.08 33 0.54 18 0.30 5.05
menyenangkan.
Saya adalah orang yang
9 0 0.00 0 0.00 2 0.03 6 0.10 24 0.39 29 0.48 5.31
yakin pada diri sendiri.
Teman-teman saya
memberitahukan bahwa
10 saya sering 0 0.00 0 0.00 1 0.02 9 0.15 19 0.31 32 0.52 5.34
mempertanyakan hal-hal
yang saya lihat atau dengar.
Saya senang memahami
11 0 0.00 0 0.00 1 0.02 7 0.11 33 0.54 20 0.33 5.18
alasan perilaku orang lain.
Menurut saya belajar adalah
12 0 0.00 0 0.00 3 0.05 5 0.08 41 0.67 12 0.20 5.02
suatu hal yang menarik.
Saya tidak merasa yakin
13 1 0.02 0 0.00 3 0.05 18 0.30 27 0.44 12 0.20 4.74
dengan diri saya.
Saya biasanya
memperhatikan adanya
14 0 0.00 0 0.00 4 0.07 10 0.16 19 0.31 28 0.46 5.16
ketidakkonsistenan dalam
suatu penjelasan.
Saya memiliki kepercayaan
15 0 0.00 0 0.00 4 0.07 9 0.15 24 0.39 24 0.39 5.11
diri.
Saya tidak suka memutuskan
sebelum saya melihat semua
16 0 0.00 0 0.00 4 0.07 5 0.08 19 0.31 33 0.54 5.33
informasi yang tersedia dan
siap digunakan.
Saya senang mencari
17 0 0.00 0 0.00 5 0.08 7 0.11 25 0.41 24 0.39 5.11
pengetahuan.
107
Skeptisisme Profesional
No Pernyataan Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Skor 6 Rata-rata
F % F % F % F % F % F % Indikator
Saya seringkali
18 mempertanyakan hal-hal 0 0.00 0 0.00 1 0.02 15 0.25 34 0.56 11 0.18 4.90
yang saya lihat atau dengar.
Mudah bagi orang lain untuk
19 1 0.02 0 0.00 3 0.05 9 0.15 34 0.56 14 0.23 4.92
meyakinkan saya.
Saya jarang
20 mempertimbangkan alasan 0 0.00 1 0.02 3 0.05 9 0.15 38 0.62 10 0.16 4.87
perilaku seseorang.
Saya suka memastikan
bahwa saya telah
mempertimbangkan
21 sebagian besar informasi 0 0.00 0 0.00 2 0.03 6 0.10 21 0.34 32 0.52 5.36
yang tersedia sebelum
membuat sebuah
keputusan.
Saya suka berusaha untuk
menentukan jika hal yang
22 0 0.00 0 0.00 4 0.07 6 0.10 22 0.36 29 0.48 5.25
saya baca atau dengar itu
benar.
23 Saya menikmati belajar. 0 0.00 0 0.00 3 0.05 8 0.13 13 0.21 37 0.61 5.38
Tindakan-tindakan yang
dilakukan orang dan alasan-
24 alasan dari tindakan 0 0.00 0 0.00 3 0.05 7 0.11 28 0.46 23 0.38 5.16
tersebut sangat menarik
perhatian.
Rata-rata Skeptisisme Profesional 5.14
Lampiran 10
Distribusi Frekuensi Variabel Independensi (X3)
Independensi
No Pernyataan Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Skor 6 Rata-rata
F % F % F % F % F % F % Indikator
2. Penyusunan
program audit
bebas dari
0 0.00 0 0.00 3 0.05 19 0.31 17 0.28 22 0.36 4.95
intervensi pimpinan
tentang prosedur
yang dipilih auditor.
3. Penyusunan
program audit
bebas dari usaha-
usaha pihak lain 0 0.00 0 0.00 1 0.02 11 0.18 33 0.54 16 0.26 5.05
untuk menentukan
subyek pekerjaan
pemeriksaan.
108
Independensi
No Pernyataan Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Skor 6 Rata-rata
F % F % F % F % F % F % Indikator
4. Pemeriksaan bebas
dari usaha-usaha
auditee untuk
0 0.00 0 0.00 2 0.03 8 0.13 32 0.52 19 0.31 5.11
menentukan atau
menunjuk kegiatan
yang diperiksa.
6. Pemeriksaan bebas
dari kepentingan
pribadi maupun
pihak lain untuk 0 0.00 0 0.00 2 0.03 12 0.20 33 0.54 14 0.23 4.97
membatasi segala
kegiatan
pemeriksaan.
8. Pelaporan hasil
audit bebas dari
bahasa atau istilah-
0 0.00 0 0.00 1 0.02 8 0.13 23 0.38 29 0.48 5.31
istilah yang
menimbulkan multi
tafsir.
9. Pelaporan bebas
dari usaha pihak
tertentu untuk
mempengaruhi
pertimbangan 0 0.00 0 0.00 2 0.03 7 0.11 28 0.46 24 0.39 5.21
pemeriksa terhadap
isi dan dampak
laporan
pemeriksaan.
Rata-rata Independensi 5.10
Lampiran 11
Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Mendeteksi Kecurangan (Y)
Kemampuan Mendeteksi Fraud
No Pernyataan Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Rata-rata
F % F % F % F % Indikator
1 Sering terjadinya
perebutan posisi/jabatan
0 0.00 9 0.15 24 0.39 28 0.46 3.31
pada departemen atau
divisi tertentu.
2 Beberapa pegawai
mengeluh adanya 0 0.00 8 0.13 27 0.44 26 0.43 3.30
diskriminasi.
109
Lampiran 12
Output SPSS Hasil Pengujian Normalitas
Unstandardiz
ed Residual
N 61
Normal Parameters a,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,24075079
Most Extreme Absolute ,068
Differences Positive ,068
Negative -,068
Kolmogorov-Smirnov Z ,535
Asymp. Sig. (2-tailed) ,937
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 13
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -,272 ,342 -,796 ,429
Skeptisisme
Profesional (X1) ,351 ,103 ,386 3,415 ,001 ,334 2,997
Pengalaman (X2) ,155 ,043 ,285 3,594 ,001 ,681 1,468
Independensi (X3) ,284 ,101 ,325 2,807 ,007 ,318 3,146
a. Dependent Variable: Kemampuan Mendeteksi Fraud (Y)
111
Lampiran 14
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,558 ,201 2,781 ,007
Skeptisisme
Profesional (X1) ,005 ,060 ,018 ,081 ,936
Pengalaman (X2) -,001 ,025 -,008 -,050 ,961
Independensi (X3) -,077 ,059 -,291 -1,291 ,202
a. Dependent Variable: AbRes
Lampiran 15
Model Summaryb
Lampiran 16
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,807 3 3,602 59,044 ,000a
Residual 3,478 57 ,061
Total 14,285 60
a. Predictors: (Constant), Independensi (X3), Pengalaman (X2), Skeptisisme
Profesional (X1)
b. Dependent Variable: Kemampuan Mendeteksi Fraud (Y)