OBAT GENERIK MEMILIKI EFEKTIVITAS YANG SAMA DENGAN
PATEN
Pendahuluan
Industri Farmasi yang mengemangkan obat dengan bahan aktif baru
memiliki hak paten produksi selama 15 hingga 20 tahun dalam waktu tersebut tidak boleh ada industri lain yang memproduksi obat bahan aktif tersebut. Obat tersebut disebut originator. Jika masa paten sudah habis maka industri lain boleh memproduksi obat dengan bahan aktif yang sama dengan originator, obat inilah yang disebut obat copy atau mee too produk jika obat ini diberi merek maka disebut sebagai obat merek dagang sedangkan jika yang tidak diberi nama dagang disebut obat generik. Obat dengan nama generik apabila diberi logo perusahaan disebut obat generik berlogo. Obat merek dagang dan obat generik berlogo pada dasarnya adalah sama dengan obat generik.
Obat generik memiliki keuntungan utama adalah memiliki harga yang
lebih murah dibandingkan dengan produk inovator. Harga tersebut dapat berkali-kali lipat lebih murah dibandingkan dengan obat inovator. Meskipun memiliki harga yang murah untuk menjamin obat generik memiliki efektivitas dan keamanan yang sama dengan inovator BPOM maupun FDA mempersyaratkan untuk dilakukan uji bioekuivalensi in vitro dan /atau in vivo. Jika obat dinyatakan bioekuivalen nilai parameter farmakokinetika yang tidak bermakna secara statistik dengan produk inovator.
Meskipun demikian banyak kalangan baik dari klinisi seperti dokter,
apoteker hingga pasien percaya bahwa obat inovator lebih baik daripada obat generik. Pengembagan obat baru membutuhkan waktu yang cukup lama mulai dari uji preklinik, uji toksisitas hingga uji klinik fase I, fase II, fase III dan fase IV penelitian tersebut sangat mahal sehingga wajar jika obat inovator memiliki harga yang lebih mahal. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua penelitian tersebut dipublikasi sehingga industri yang memproduksi obat generik belum tentu mempunyai data penelitian yang lengkap terutama data formula obat inovator sehingga formula produk inovator lebih unggul dibandingkan obat generik yang data penelitianya tidak lengkap. Selain itu bahan baku produksi juga menentukan khasiatnya meskipun obat generik sudah dilakukan uji bioekuivalensi namun bahan bakunya dapat berbeda dengan obat inovator. Akibat dari perbedaan bahan baku tersebut salah satunya adalah perbedaan kemurniaanya, perlu diketahui bahwa kemurnian bahan baku sangat penting misalnya dekstrometorfan obat antitusif memiliki stereoisomer levometorfan yang bersifat hallusinogen oleh karena itulah obat generik sedikit diragukan karena dapat saja mengandung impuritas yang berbeda khasiat seperti contoh dektrometorfan dan levometorfan.