You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis telah dan masih menjadi masalah kesehatan di dunia hingga

saat ini. Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi yang berefek pada paru-

paru, kelenjar getah bening, tulang dan persendian, kulit, usus dan organ lainnya.

Salah satu dari jenis tuberkulosis ini adalah tuberkulosis kutis. Tuberkulosis kutis

adalah tuberkulosis pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

dan mikobakteria atipikal. Kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh vaksin

Bacillus Calmette-Guerin (BCG). 1,2

Skrofuloderma merupakan bentuk Tuberkulosis Kutis yang tersering di

indonesia. Sekitar 84% menurut data dari Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo

(RSCM), disusul Tuberkulosis Kutis Verukosa yaitu 13%, sedangkan bentuk

tuberkulosis kutis lainnya jarang ditemukan. Lupus Vulgaris merupakan bentuk

yang paling jarang ditemukan.1,2,3

Meskipun tuberkulosis kutis merupakan bagian kecil dari tuberkulosis

ekstrapulmoner, namun di negara berkembang termasuk Indonesia masih sering

dijumpai, seperti halnya tuberkulosis paru. Manifestasi klinisnya beragam,

bergantung pada cara inokulasinya di kulit yang dapat bersifat internal maupun

eksternal.2 Selanjutnya dalam refarat ini akan dibahas lebih lanjut mengenai

skrofuloderma. Skrofuloderma yang juga dikenal dengan istilah tuberculosis

colliquativa cutis merupakan tuberkulosis reaktif, berasal dari proses tuberculous

pada jaringan subkutan yang membentuk suatu abses dingin (cold abscess) dan

kemudian pecah sehingga mengakibatkan kerusakan struktur kulit di atasnya.

1
Selain manifestasi klinis, pemeriksaan histopatologi yaitu FNAB dan biopsi

eksisional pada limfadenitis TB memegang peranan penting dalam menegakkan

diagnosis penyakit ini.2

1.2 Tujuan Penulisan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari tentang

scrofuloderma, bagaimana gejala klinis, penatalaksanaannya, dan mengatasi

penyakit tersebut.

You might also like