You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN DIAGNOSA MEDIK


DEMAM TYPHOID

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama :Tn.S
Jenis kelamin :Laki laki
Umur :25 Tahun
Alamat :Mutiara Baru,RT 02 RW 11,kec Bojong Gede
Pekerjaan :Karyawan swasta
Status perkawinan :Belum kawin
Agama :Islam
Tanggal masuk RS :02Aapril 2014
Tanggal Pengkajian :03 April 2014
Diagnosa Medis :Demam Thipoid
No. RM :10868105

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama :Tn.A
Jenis kelamin :Laki-laki
Umur :61 Tahun
Pekerjaan :Pedagang
Alamat :Mutiara Baru,RT 02 RW 11,kec Bojong Gede
Hubungan dengan klien :Ayah

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan demam


3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


Sebelum klien di rawat di rumah sakit klien mengatakan mengalami demam, belum
BAB selama 2 hari,tidak nafsu makan, selama 4 hari dan sudah di tangani dengan
obat warung dan keadaan klien Tidak ada perubahan. Pada tanggal 02 april 2014
keluarga klien membawa klien ke rumah sakit RSUD Cibinong dengan keluhan yang
samadengan di rumah, setelah di observasi dokter menyarankan agar klien di rawat
di rumah sakit ini di ruang flamboyan bagian penyakit dalam.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Saat di lakukan pengkajian klien mengatakan tidak mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya, biasanya hanya demam biasa dan sembuh setelah di beri obat warung
dank lien juga mengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa ibunya pernah mempunyai penyakit thypoid dan sempat
di rawat di rumah sakit sentra medika selama 3 hari pada tahun 2012. Kakek klien
meninggal di akibatkan karena kecelakan dan cidera di bagian kepala

GENOGRAM :
KETERANGAN :

: Perempuan

: meninggal
: Klien

: Laki laki : Tinggal serumah

d. Riwayat Psikososial
Klien mengatakan khawatir dan cemas terhadap penyakitnya, klien dapat
bersosialisasi dengan baik dengan keluarga dank lien yang lain. Klien juga dapat
merespon terhadap tim medis yaitu perawat dan dokter.
e. Riwayat Spiritual
Klien beragama islam, sebelum masuk RS klien taat beribadah sholat rajin 5
waktu full, di rumah sakit klien jarang sholat. Klien selalu berdoa agar cepat sembuh.
f. Pola Kebiasaan Sehari-hari
No Pola kebiasaan Di rumah Di rumah sakit
1 Pola nutrisi:
- Makan
- Jenis makan - nasi lauk pauk dan - Nasi tim
sayur mayor

- frekuensi - 3x sehari 1 porsi - 3x sehari, hanya


penuh habis 6 sendok
atau ½ porsi.
- Minum
- Jenis minum - Air putih, teh dan - Air putih
kopi
- Frekuensi - Kurang lebih 1 liter - Kurang lebih 3
gelas aqua 1 gelas
aqua 220 ml
2 Pola eliminasi
- BAB
- Konsistensi - lembek - Tidak bisa BAB

- Warna - kuning dengan bau - Tidak bias BAB


khas
- frekuensi - 1x setiap hari - Selama di rumah
sakit belum pernah
BAB
- BAK
- Warna - Kuning jernih - Kuning jernih
- Frekuensi - 6x sehari - 3x sehari
- Volume - Kurang lebih 850cc - Kurang lebih 425
3 Pola aktivitas - Bekerja - selama di rumah
sakit klien hanya
beristirahat dan
berbaring di
tempat tidur
4 Pola istirahat tidur
- Malam - Klien tidur dari jam - Klien tidur dari
21.00 s/d 05.00 jam 23.00 s/d
05.00
- Siang - Klien tidak pernah - Klien tidur siang
tidur siang. 2 sampai 3 jam
per hari
5 Pola personal hygiene
 Mandi - 2x sehari - 1x sehari
 Keramas - 2x 1 minggu - Belum
 Gunting kuku - 1x 1 minggu - Belum
g. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : sedang
b. Kesadaran : composmetis (CM)
pada saat di kaji GCS klien
 Respon Motorik : 6 (mengikuti perintah)
 Respon Bicara : 5 (orientasi baik)
 Respon Mata : 4 (spontan membuka mata)
+
Jumlah score : 15 (normal)
c. tanda – tanda vital
 Tekanan Darah: 130/90 mmHg
 Nadi :110 x/menit
 Respirasi : 22 x/menit
 Suhu : 38,oC
d. Pemeriksaan antropometri
 BB sblm masuk RS : 67 Kg
 BB saat pengkajian : 64 kg
 TB : 165 Cm
 BB Ideal : ( TB – 100 ) x 90 %
= ( 165 – 100 ) x 90 %
= 65 x
= 58,5 Kg

e. Pemeriksaan Head to toe


1. Kepala
 Inspeksi : bentuk kepala simetris, warna rambut hitam tampak bersih
tidak Nampak luka atau benjolan
 Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, atau benjolan
2. Wajah
 Inspeksi : wajah tampak pucat.wajah tanpa kemerahan bentuk
wajah oval, warna kulit sawo matang tidak terdapat luka
parut kulit bersih tidak berminyak dan berjerawad
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan atau benjolan
3. Mata
 Inspeksi : bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sclera
berwarna putih dan mata tampak cembung
 Palpasi : tidak teraba nyeri tekan atau benjolan, dan tekanan kedua
mata sama
 Fungsi : mata masih berfungsi dengan baik dapat melihat dan
dapat membaca dalam jarak jauh mau jarak dekat
4. Hidung
 Inspeksi : bentuk hidung simetris, tampak bersih tidak terdapat
Scret dan tidak terdapat benjolan atau luka
 Palpasi : tidak teraba nyari tekan atau benjolan
 Fungsi : indera penciuman masih berfungsi dengan baik tanpa ada
gangguan. Klien dapat membedakan antara bau wangi-
wangian dan bau minyak angin.
5. Telinga
 Inspeksi : bentuk telingan simetris tampak bersih tidak terlihat
serumendi sekitar telingan
 Palpasi : tidak teraba nyeri tekan atau benjolan
 Fungsi : telinga masih berfungsi dengan baik bias mendengar
secara normal tanpa bantuan alat.

6. Mulut
 Inspeksi : mulut tampak bersih, gigi lengkap dengan warna
kekuning kuningan, lidah tampak bersih dengan warna
merah muda.
 Fungsi : pengecapan baik,klien bisa merasakan macam
macam rasa, dan tidak ada gangguan.
7. Leher
 Inspeksi : leher tampak bersih turgor kulit sedang tidak terlihat
pembengkakan di area leher.
 Palpasi : tidak teraba nyeri tekan atau benjolan.Dan tidak ada
pembengkakan di area sekitar leher.

8. Thorax / punggung
 Inspeksi : bentuk thorax simetris, pada saat bernafas pengembangan
paru paru kanan dan kiri sama, respirasi normal 22x/menit
 Palpasi : tekanan vocal fremitussama, tidak terdapat nyeri tekan
pada bagian dada.
 Perkusi : terdapat bunyi hiper sonor
 Auskultasi : suara nafas klien bronchovesikuler (inspirasi sama dengan
ekspirasi) tidak terdapat suara tambahan
9. Abdomen
 Inspeksi : perut klien terlihat buncit, umbilicus tidak menonjol dan
berada di tengah, terlihat adanya massa di perut bagian
bawah dan disentri abdomen (kembung)
 Auskultasi : terdengar bising usus klien dengan frekuensi 9x/ menit
 Palpasi : teraba massa feces dibagian perut bawah kuadran kiri.
 Perkusi : saat di ketuk terdengar bunyi suara tympani
10. Ekstermitas atas
 Inspeksi : kedua tangan dapat di gerakkan tetapi tanagn kiri
terganggu pergerakannya karena terpasang infuse
RL,tampak berkeringat
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan , benjolan
11. Ekstermitas bawah
 Inspeksi : kedua kaki dapat di gerakkan dengan normal tanpa
bantuan alat apapun
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, benjolan
 Fungsi : ekstermitas bawah masih berfungsi dengan baik, tidak ada
gangguan bias berjalan , jongkok, hingga lari.
12. Genetalia
 Tidak ada keluhan atau masalah di daerah genetalia,
13. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Urine
Hasil Laboratorium tanggal 03 April 2014
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
I.Urine
* Urine rutin
-Warna Kuning Kuning
-Kekeruhan Jernih Jernih
-PH 7,0 4,7-7,0
-Glukosa (-) neg (-) neg
-Protein (-) neg (-) neg
-Billirubin (-) neg (-) neg
-Urobilin Normal Normal
-Blood (-) neg (-) neg
-leucocytes (-) neg (-) neg
-Nitrite (-) neg (-) neg
-keton (-) neg (-) neg
-spesific gravity (-) neg (-)neg
* Sendimen 1,010 1.000-1.030
-Eritrosit
-Leukosit 1 0-1 /Lpb
-Eoitel 2 1-3 /Lpb
2 <6 /Lpb
b. Pemeriksaan Darah

Hasil Laboratorium pada tanggal 03 April 2014


JenisPemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

1. Haematologi
-Hb 10,9* 12.6 g/dL
-Leuco 6,55 4,5 – 10,5 103sel/uL
-Diff count
-Basofil 0 0–1 %
-Fasinofil 0* 1–3 %
-Batang 0* 2–6 %
-Segmen 55 50 – 70 %
-Limfosit 44* 20 – 40 %
-Monosit 1* 2–8 %
-Hematokrit 33* 36 – 48 %
-Trombosit 212 150 – 400 103sel/uL

2. Kimia darah
-SGPT 18 <36 U/L
-SGOT 19 <35 U/L
-Glukosasewaktu 91,4 70-110 mg/dL
3.Immunulogi seralogi
-Widal test
-H
-AH 1/160* 1/80
-O 1//160* 1/80
-AO 1/80 1/80
1/80 1/80

Therapy klien

1. Therapy oral :
 Paracetamol 2 x 500 mg tab
 Dulcolax susp 5 mg
2. Therapy inject :
 Ceftriaxone 2 x 1 gr melalui intra vena (iv)
 Ondansetron 2 x 4 mg melalui intra vena (iv)
 Ranitidine 2 x 25 mg melalui intra vena (iv)
 Infus RL 500 cc dalam 8 jam, 20 tpm

2) Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Kuman salmonella thypi dan Peningkatan suhu
- Klien mengatakan parathypi masuk ke dalam tubuh (hipertermi)
demam semenjak 4 saluran pencernaan
hari yang lalu
DO : Invasi kuman salmonella
- S : 380C thypi
- Wajah tampak
kemerahan, Sebagian di musnahkan oleh

- klien berkeringat asam lambung

- Hasil pemeriksaan
widal (+) Menyerang vili usus halus
Masuk ke peredaran darah

Respon peradangan oleh


endotoksin

Demam

Peningkatan suhu tubuh


(hipertermi)
2 DS : Kumah salmonella thypi dan Ketidak
- Klien mengatakan parathypi masuk ke dalam seimbangan
mual dan tidak nafsu saluran pencernaan nutrisi kurang dari
makan. kebutuhan
DO : Invasi kuman salmonella
- klien tampak lemas, thypi
konjungtiva anemis,
- klien hanya Sebagian di musnahkan oleh

menghabiskan 6 asam lambung

sendok makan atau ½


porsi Mengekresikan asam
lambung berlebih

Merangsang rasa mual di


medulla oblongata

Anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan

3) Diagnosa Keperawatan Yang Muncul Berdasarkan Prioritas


Setelah merumuskan analisa data di dapatkan diagnose yang muncul berdasarkan masalah klien
adalah :
1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertensi ) berhubungan dengan proses infeksi bakteri salmonella thypi
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat (anoreksia)
4). Rencana asuhan keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Peningkatan suhu tubuh Tujuan umum : - Lakukan - Memberikan rasa
(hipertermi) Setelah di lakukan pendekatan nyaman terhadap
berhubungan dengan perawatan suhu tubuh kepada klien klien serta agar
proses infeksi dapat menurun timbil rasa percaya
salmonella thypi Tujuan khusus : serta keterbukaan
Di tandai dengan : Setelah di lakukan klien terhadap
DS : asuhan keperawatan tenaga kesehatan
- Kaji tingkat
- klien mengatakan selama 1 x 24 jam di - Mengetahui
kesadaran dan
demam semenjak 4 harapkan suhu tubuh keadaan umum
keadaan
hari yang lalu menurun klien sehingga
umum pasien
DO: Dengan kretria hasil : perawat dapat
- klien tampak lemas - Klien tampak menganalisa
- mukosa bibir kering segar adanya penurunan
- kulit kemerahan - Mukosa bibir tingkat kesadaan.
- klien tampak lembab
- Kaji penyebab
berkringat - Kulit tidak - Mengetahui
peningkatan
- TTV : kemerahan penyebab
suhu tubuh.
TD : 130/90 MmHg - Suhu tubuh peningkatan suhu
N : 110 x/ menit dalam batas tubuh
Rr : 22x/menit normal (36– - Beri kompres
0 0
- Mengompres
S : 38 C 37 c) air hangat
dengan air hangat
pada kening.
dapat
Ketiak, dan
menimbulkan
daerah lipatan
vasodilatasi pori
paha.
pori karena dengan
adanya rangsangan
dari luar, saraf
mengirimkan
implus ke
hipotalamus
sehingga
menyebabkan
pelebaran
pembuluh darah di
kulit membuat
lebih banyak darah
mengalir ke area
tersebut dan
menyebabkan
panas terlepas dari
permukaan kulit
sehingga
membantu
menurunkan
demam.

- Minum yang
- Anjurkan
banyak dapat
klien minum
membantu
sesuai
menurunkan
kebutuhan
demam dan
dan teratur
mengganti cairan
yang hilang

- Observasi - Mengetahui
tanda tanda keadaan vital
vital klien klien
- Anjurkan - Mengistirahatkan
klien atau
menghindari meminimalisir
aktivitas kerja organ tubuh
berlebih. sehingga
peningkatan panas
dapat di kurangi.

- Kolaborasi - Cairan infus


dengan tim berguna untuk
medis dalam memenuhi
memberikan kebutuhan cairan
cairan infus dalam tubuh.
atau
pariental

- Obat antipiretik
- Kolaborasi
dapat menurunkan
dengan tim
demam dan
medis dalam
antibiotic untuk
pemberian
mengatasi infeksi
obat anti
salmonella thypi
piretik dan
antibiotik
2 Ketidak seimbangan Tujuan umum : - Lakukan - Memberikan rasa
nutrisi kurang dari Setelah di lakukan pendekatan nyaman terhadap
kebutuhan tubuh perawatan nafsu kepada klien klien serta agar
berhubungan dengan makan bertambah timbil rasa percaya
intake yang tidak Tujuan khusus : serta keterbukaan
adekuat (anoreksia) Setelah di lakukan klien terhadap
Di tandai dengan : asuhan keperawatan tenaga kesehatan
selama 1 x 24 jam di
DS : harapkan klien - Kaji keadaan - Mengetahui
- Klien mengatakan menghabiskan 1 porsi umum klien keadaan umum
tidak nafsu makan penuh makanannya. klien
DO : Dengan kriteria hasil :
- Kaji makanan - Dapat
- Klien tampak - Klien tampak segar
yang di sukai mengantisipasi
lemas - Wajah klien tidak
dan tidak di pemberian diit
- Wajah klien pucat
sukai klien kepada pasien agar
tampak pucat - Nafsu makan
pemberian diit dan
- Konjungtiva bertambah
pemasukan nutrisi
anemis - Berat badan naik
dapat maksimal
- Berat badan - Porsi makan dapat di
kecukupan gizi
menurun habiskan
dapat di ketahui
- Klien hanya - Tanda tanda vital
dengan melakukan
menghabiskan 6 dalam rentan
penimbangan
sendok makan atau normah
½ porsinya - Pantau berat - Mengetahui
- Tanda tanda vital badan klien perkembangan
TD : 130/90 MmHg selama 3 hari berat badan klien
N : 110x/menit
- Membangkitkan
Rr : 22x/menit - Anjurkan
S : 380C nafsu makan klien.
klien
memakan
makanannya
selagi hangat

- Mengetahui tanda
- Observasi
tanda vital klien
tanda tanda
vital

- Dapat
- Dorong
makan sedikit mempengaruhi
pilihan diit dan
sedikit tapi mengidentifikasi area
sering pemecahan masalah
untuk meningkatkan
pemasukan/
penggunaan nutrient
- Membantu keluarga
- Jelaskan
klien dapat
pentingnya
mengerti dan
intake nutrisi
semakin
yang adekuat
mendukung intake
untuk
nutrisi lebih
penyembuhan
adekuat
penyakit.

- Berikan terapi - Membantu

cairan infuse menambah cairan


tubuh yang hilang
akibat euaporasi

- Kolborasi - Membantu
dengan tim menambah nafsu
medis untuk makan klien dapat
memberikan mengetahui
therapy obat perkembangan
penambah klien dan
nafsu makan.

- Kolaborasi - memberikan diit


dengan ahli yang sesuai dengan
gizi untuk kebutuhan.Diit
menentukan rendah serat dapat
diit tinggi memudahkan
serat dan proses pencernaan
rendah garan. makanan dan
penyerapan oleh
usus halus sehingga
mengurangi kerja
usus halus

You might also like